• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH RESIKO BISNIS KEL 10

N/A
N/A
Adi Jaya

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH RESIKO BISNIS KEL 10"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

RESIKO NILAI TUKAR MATA UANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Manajemen Resiko Bisnis Syari’ah”

Dosen Pengampu :

Dhony Manggala Putra, SE.,M.M

Disusun Oleh Kelompok 10 :

1. Adi Jaya (12405193013)

2. Gilang Permata (12405193016) 3. Mufidatun Nur Laila (12405193031)

SEMESTER 6

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

MEI 2022

(2)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kami panjatkan ke atas hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang

“Resiko Nilai Tukar Mata Uang” ini dengan baik meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya. Atas terselesaikannya makalah ini ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada :

1. Bapak Prof Dr. Maftukhin,M.Ag., Selaku rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

2. Bapak Dr. Dede Nurrohman,M.Ag , Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Bapak Refki Rusyadi, S.S., M.Pd.I , Selaku Koorprodi Manajemen Bisnis Syariah

4. Bapak Dhony Manggala Putra, S.E., M.M , Selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Resiko Bisnis Syariah yang telah memberikan tugas serta pengarahan bagi penyusunan makalah ini.

5. Teman-teman khususnya prodi Manajemen Bisnis Syariah Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan bagi penyusun dan bagi pembaca. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dan pengembangan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Tulungagung 15 Mei 2022

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Risiko nilai tukar adalah risiko yang terjadi pada hubungan mata uang dalam negeri dan mata uang asing akibat adanya fluktuasi perusahaan dalam ekonomi makro. Oleh karena itu risiko nilai tukar sering disebut risiko valuta asing. Apabila terjadi fluktuasi kecil, maka nilai ketidakpastiannya relatif masih rendah dan wajar.

Namun, apabila pergerakannya tidak terkontrol bisa mengakibatkan ketidakpastian ketika pengambilan keputusan ekonomi bagi bisnis. Dampak lainnya stabilitas keuangan perusahaan akan terganggu.

Nilai tukar mampu memberikan informasi mengenai seluruh aspek yang ada dalam bisnis, mulai dari pendapatan, pembiayaan, operasional, hingga investasi.

Apabila pergerakan mengarah kepada hal yang merugikan nilai tukar akan menghambat untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan, juga berdampak dalam pergerakan arus kas dan nilai perusahaan. Hal yang mengakibatkan risiko nilai tukar, salah satunya fundamental dari pernawaran dan permintaan di pasar valuta asing.

Risiko nilai tukar memang tidak bisa dihindari, perusahaan harus memiliki kesiapan bila sewaktu-waktu terjadi. Hal ini dikarenakan nilai tukar bersifat fluktuatif. Dampak dari pergerakan tersebut bisa menimbulkan risiko nilai tukar dan beberapa dampak lainnya. Pertama, depresiasi merupakan nilai suatu mata uang mengalami penurunan terhadap nilai mata uang asing dalam sistem nilai nilai tukar.

Kedua, apresiasi merupakan naiknya nilai mata uang terhadap nilai mata uang asing dalam sistem nilai tukar. Ketiga, devaluasi merupakan kebijakan yang dibuat oleh suatu negara untuk menurunkan nilai mata uang terhadap mata uang asing. Keempat, revaluasi merupakan kebijakan yang dibuat oleh suatu negara agar menaikkan nilai mata uang terhadap mata uang asing.

Risiko nilai tukar terjadi akibat peranan beberapa pihak di antaranya, investor yang melakukan investasi pasar modal. Pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan setelah investasi akan dipengaruhi oleh nilai tukar. Selain itu, aktivitas ekspor dan impor. Harga produk yang berasal dari pasar luar negeri akan berpengaruh

(5)

terhadap kegiatan ekspor. Harga barang yang berasal dari luar negeri dan masuk ke pasar domestik akan mempengaruhi kegiatan impor. Perusahaan yang mendapatkan pinjaman dana dari luar negeri juga akan berpengaruh terhadap risiko nilai tukar.

Apabila nilai tukar tersebut berubah, maka pengembalian utang dan pembayaran bunga akan mengikuti nilai pada waktu pelunasan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Resiko Nilai Tukar Mata Uang ?

2. Bagaimana Sistem Informasi Resiko Nilai Tukar Mata Uang?

3. Bagaimana Pengendalian Resiko Nilai Tukar Mata Uang?

4. Bagaimana Mengukur Resiko Nilai Tukar Mata Uang?

5. Bagaimana Dampak Resiko Nilai Tukar Mata Uang?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Pengertian Resiko Nilai Tukar Mata Uang 2. Untuk Mengetahui Sistem Informasi Resiko Nilai Tukar Mata Uang 3. Untuk Mengetahui Pengendalian Resiko Nilai Tukar Mata Uang 4. Untuk Mengetahui Pengukuran Resiko Nilai Tukar Mata Uang 5. Untuk Mengetahui Dampak Resiko Nilai Tukar Mata Uang

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN RESIKO NILAI TUKAR MATA UANG

Menurut Chrouhy, Galai dan Mark (2001) yang dimaksud Nilai Tukar Mata Uang adalah resiko yang bersumber dari kolerasi yang tidak sempurna antara pergerakan nilai tukar dan tingkat suku bunga internasional. Resiko Nilai Tukar Mata Uang dapat terjadi karena adanya kerelasi yang tidak sempurna yang dapat saling meng offset.

Menurut Bramantyo Djhohanputro (2004) Resiko Nilai Tukar Mata Uang berkaitan dengan transaksi atau investasi yang melibatkan mata uang atau valuta asing.

Yaitu misalnya revenue yang diterima dalam mata uang asing sedangkan mayoritas biaya dalam mata uang domestik, pinjaman dalam denominasi asing atau adanya asset – asset offshare1

Risiko Nilai Tukar terdiri dari tiga jenis risiko:

1. Risiko Transaksi

Merupakan potensi naik turunnya arus kas perusahaan (berkaitan dengan valuta asing) akibat nilai tukar.

Risiko transaksi nilai tukar berlaku untuk:

(1) Transaksi Masukan adalah transaksi yang menyebabkan masuknya uang perusahaan. Contoh; penjualan & investasi sekuritas.

(2) Transaksi Keluaran adalah transaksi yang menyebabkan perusahaan berkewajiban membayar. Contoh; pembayaran impor bahan baku & pembayaran kewajiban.

2. Risiko Akuntansi ( Risiko transaksi atau risiko konsolidasi) Merupakan potensi fluktuasi laba perusahaan.

Perusahaan yang bisa terkena risiko akuntansi ada dua macam:

1 Nuning Septi Wahyuningtyas, Tesis: “Pengukuran Value Risk Nilai Tukar” (Jakarta: Universitas Indonesia, 2011), Hal. 12

(7)

(1) Perusahaan jenis pertama adalah mereka yang memiliki pinjaman/ asets dalam mata uang asing.

(2) Perusahaan jenis kedua yang terkena risiko akuntansi adalah mereka yang memiliki cabang/ anak perusahaan di luar negeri.

3. Risiko Ekonomi

Risiko ekonomi merupakan potensi fluktuasi nilai perusahaan atau kekayaan pemegang saham akibat perubahan nilai tukar. Dengan kata lain, risiko ekonomi berkaitan dengan potensi fluktuasi pada eksposur korporat. Eksposur korporat berupa nilai perusahaan atau kekayaan pemegang saham. Bagi perusahaan yang telah go public, eksposur korporat tercermin pada harga saham. Karena harga saham merupakan objek yang perlu dikukur, dimonitor, dan dikendalikan terhadap resiko dan objek tersebut mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

B. SISTEM INFORMASI RESIKO NILAI TUKAR MATA UANG

Sistem informasi harus dapat memantau perubahan nilai tukar secara harian serta pengaruh dari perubahan tersebut terhadap pendapatan dan permodalan Bank. Bagi Bank yang aktif melakukan kegiatan derivatif dan perdagangan instrumen keuangan lainnya khususnya dalam denominasi mata uang asing, sekurang-kurangnya memiliki sistem yang mampu memantau eksposur risiko nilai tukar dan pergerakan nilai tukar secara harian, serta mengembangkan sistem tersebut sehingga pergerakan dimaksud dapat dipantau secara real time basis. Satuan Kerja Manajemen Risiko bertanggung jawab menyusun dan mendistribusikan laporan secara akurat dan tepat waktu, mengenai:

a. keuntungan dan kerugian dari eksposur risiko nilai tukar;

b. sensitivitas eksposur terhadap kerugian sebagai dampak dari perubahan nilai tukar di pasar

c. potensi kerugian yang dapat terjadi karena perubahan nilai tukar di pasar.

Satuan Kerja Manajemen Risiko harus mengkaji secara berkala kecenderungan perubahan nilai tukar atau kemungkinan terjadinya tekanan pasar. Hasil kajian tersebut selanjutnya disampaikan kepada Komite Manajemen Risiko dan Direksi sebagai bahan

(8)

evaluasi untuk meninjau kembali eksposur risiko nilai tukar yang ada dan limit yang ditetapkan.2

C. PENGENDALIAN RESIKO NILAI TUKAR MATA UANG

1). Bank harus melaksanakan pengendalian risiko nilai tukar yang bertujuan untuk:

a. melindungi nilai keuntungan dalam denominasi FX dan atau biaya dan kerugian dalam denominasi FX terhadap pergerakan yang berlawanan dari FX currency rates;

b. mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan pemilihan strategi lindung nilai yang tepat terhadap penyediaan dana dan transaksi yang mencakup eksposur risiko kredit dalam FX currencies; memprioritaskan pembentukan provisi dalam FX currencies yang ekuivalen dalam jumlah mata uang domestik.

2) Aktivitas fungsional atau satuan kerja Bank yang tidak memiliki limit posisi FX currency tidak diperkenankan untuk melakukan transaksi dengan risiko FX currency, sehingga posisi yang tidak memiliki otorisasi dapat segera diidentifikasi dan diatasi permasalahannya.

3) Pengendalian risiko nilai tukar yang tepat harus ditetapkan dan diterapkan secara efektif dalam rangka memenuhi batasan dan persyaratan yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.3

D. MENGUKUR RESIKO NILAI TUKAR MATA UANG

Dalam menilai eksposur risiko nilai tukar yang melekat pada beberapa aktivitas fungsional, Bank sekurang-kurangnya dapat mengukur beberapa parameter, antara lain:

1. coverage potential loss karena fluktuasi nilai tukar, dari sisi penanaman dana termasuk transaksi rekening administratif;

2. potential loss karena fluktuasi nilai tukar, dari sisi penghimpunan dana termasuk komitmen pada transaksi rekening administratif.

2 Anggia Widya Dewi, https://www.academia.edu/9198657/Risiko_Nilai_Tukar Diakses pkl 8.35 tgl 02/06/2022 3 Anggia Widya Dewi, https://www.academia.edu/9198657/Risiko_Nilai_Tukar Diakses pkl 18.55 tgl 01/06/2022

(9)

Disamping parameter tersebut di atas, dalam pengukuran risiko nilai tukar maka Bank harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Faktor Struktural, yang meliputi:

tingkat permodalan Bank yang memperhitungkan risiko nilai tukar sebagaimana yang diwajibkan oleh ketentuan yang berlaku;

a. potensi volatilitas rasio permodalan Bank berdasarkan perhitungan nilai tukar terhadap rekening/posisi dalam denominasi mata uang asing;

b. eksposur risiko nilai tukar, seperti:

a. volume dan stabilitas portofolio yang mengandung risiko nilai tukar;

b. pos pendapatan dan biaya dalam denominasi mata uang asing;

c. mismatching antara asset dan liabilities dalam mata uang asing.

2. Faktor Strategik

a. efektivitas lindung nilai untuk mengendalikan eksposur risiko nilai tukar, seperti matching arus kas, lindung nilai pendapatan yang diproyeksikan, dan penggunaan kontrak finansial, seperti futures dan options ;

b. volume dan jangka waktu posisi yang berdenominasi mata uang asing;

c. volume dan jangka waktu cross currency mismatches;

d. dampak perubahan strategi usaha Bank.

3. Faktor Eksternal,

seperti dampak dari kondisi ekonomi , perubahan ketentuan, dan persaingan pasar terhadap eksposur risiko nilai tukar.

Ada tiga cara pengukuran eksposur yaitu:

1. Translation exposure

Merupakan eksposur laporan rugi/laba dan Neraca MNC terhadap perubahan- perubahan nilai tukar nominal. MNC harus mengkonsolidasi rekeningnya ke dalam mata uang lokal melalui cash flow-nya yang didenominasi mata uang asing ke dalam mata uang lokal. Sebagai contoh jika perusahaan memiliki rekening dalam mata uang asing

(10)

pada bank luar negeri, ukuran/jumlah deposit dalam mata uang asing tidak terpengaruh, tetapi jumlah deposit yang dilaporkan dalam laporan keuangan (dalam mata uang domestic) akan berpengaruh pada statements konsolidasi dari subsidiary asing kepada perusahaan induknya, nilai dari beberapa pos-posnya akan bervariasi dari waktu ke waktu terhadap kurs valas. Translaction exposure secara sederhananya merupakan perbedaan antar exposed assets dan exposed liabilities. Exposed berarti bahwa nilai dari aset yang dihitung dalam reporting currency (mata uang negara asal) turun akibat devaluasi functional currency.

2. Transaction exposure

Adalah eksposur valas perusahaan dalam transaksi-transaksinya dengan negara lain dimana transaksi tersebut terjadi pada saat ini namun pembayarannya dilakukan pada masa datang, pada saat jatuh tempo/penyelesaian transaksi-transaksi tersebut menaikkan keuntungan-keuntungan atau kerugian mata uang. Dengan kata lain, selama periode komitmen-komitmen pembayaran atau penerimaan tersebut belum jatuh tempo, kurs nominal dapat berubah dan membuat nilai transaksi ada dalam risiko. Contohnya adalah piutang dan hutang dalam valas.

3. Economic exposure

Adalah eksposur valas cash flows perusahaan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar riil (mengukur perubahan-perubahan nilai tukar yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dalam ekspektasi cash flows masa datang). Eksposur yang didasarkan pada nilai-nilai pasar mengasumsikan bahwa tujuan financial perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham.4

E. DAMPAK RESIKO NILAI TUKAR MATA UANG

Dampak nilai tukar mirip dengan dampak suku bunga. Nilai tukar dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dari sisi arus kas, asset, maupun kewajiban.

Perusahaan mengalami kerugian pada sisi asset dan arus kas masuk bila mata uang asing melemah terhadap Rupiah. Dan juga sebaliknya. Kondisi sebaliknya terjadi pada sisi

4 Anggia Widya Dewi, https://www.academia.edu/9198657/Risiko_Nilai_Tukar Diakses pkl 18.55 tgl 01/06/2022

(11)

kewajiban dan arus kas keluar. Perusahaan mendapat keuntungan bila valuta asing melemah terhadap Rupiah. Dan sebaliknya.5

Risiko nilai tukar memang tidak bisa dihindari, perusahaan harus memiliki kesiapan bila sewaktu-waktu terjadi. Hal ini dikarenakan nilai tukar bersifat fluktuatif.

Dampak dari pergerakan tersebut bisa menimbulkan risiko nilai tukar dan beberapa dampak lainnya. Pertama, depresiasi merupakan nilai suatu mata uang mengalami penurunan terhadap nilai mata uang asing dalam sistem nilai nilai tukar. Kedua, apresiasi merupakan naiknya nilai mata uang terhadap nilai mata uang asing dalam sistem nilai tukar. Ketiga, devaluasi merupakan kebijakan yang dibuat oleh suatu negara untuk menurunkan nilai mata uang terhadap mata uang asing. Keempat, revaluasi merupakan kebijakan yang dibuat oleh suatu negara agar menaikkan nilai mata uang terhadap mata uang asing.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

5 Anggia Widya Dewi, https://www.academia.edu/9198657/Risiko_Nilai_Tukar Diakses pkl 09.55 tgl 02/06/2022

(12)

B. SARAN

Mengingat dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya besar harapan kami agar pembaca melengkapi dengan bacaan dari berbagai sumber lain sehingga menemukan konsep yang tepat. Selain itu untuk pembuat makalah selanjutnya semoga makalah ini dapat dijadikan referensi untuk pembahasan dan pengkajian lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model

4. Mengevaluasi hasil kegiatan bimbingan, pelatihan, dan pembinaan guru dan kepala sekolah. Memantau pelaksanaan standar kompetensi lulusan, isi, proses, penilaian, dan

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan-peraturan dalam Bapepam-LK Peraturan Nomor VIII.G.11 tentang

Bank syariah yang telah menjajaki kerja sama dengan induk antara lain PT Bank Syariah Mandiri, anak usaha Bank Mandiri (BMRI), PT Bank BNI Syariah, anak usaha Bank

[r]

Penelitian ini dilaksanakan di 5 kecamatan di Kota Metro, yaitu Metro Pusat, Metro Barat, Metro Timur, Metro Utara, dan Metro Selatan. Jenis data dan informasi yang

Untuk mengetahui formulasi terbaik sediaan losion repelan minyak bunga lavender (Lavandula angustifolia) (2.5%, 5%, dan 7.5%) dan minyak kulit buah jeruk nipis (Citrus