• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KEL.10 PSI BELAJAR

N/A
N/A
Nanda Ridwan Setiyaji

Academic year: 2024

Membagikan " MAKALAH KEL.10 PSI BELAJAR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGUKURAN DAN PENILAIAN

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Psikologi Belajar

Dosen Pengampu: Dr. Hikmah Rahmawati, M.Si

Disusun Oleh:

SRI AYU LESTARI (2207016065) NANDA RIDWAN SETIYAJI (2207016075) SANIA QOTRUN NADA (2207016080)

Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Kesehatan

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

2023

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian dengan lancar dan tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah kami yaitu “Pengukuran dan Penilaian”

Tak lupa ucapan terimakasih kami haturkan kepada dosen penganpu mata kuliah Psikologi Belajar yaituIbu Dr. Hikmah Rahmawati, M.Si yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Serta tak lupa pula ucapan terimakasih banyak terucap kepada tim yang telah menyelesaikan makalah ini dengan sabar dan semangat.

Tak ada gading yang tak retak, maka kami menyadari bahwa makalah ini tentunya memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu saran dari berbagai pihak sangat kami butuhkan guna menjadi evaluasi kami agar nantinya dapat lebih baik lagi dalam membuat karya tulis selanjutnya.

5 November 2023

Penulis

(3)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

A. Latar Belakang ... 4

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Pembahasan ... 4

BAB II ... 6

PEMBAHASAN ... 6

A. Pentingnya Asesmen dan Evaluasi ... 6

B. Efek Asesmen Pada Motivasi dan Pembelajaran Siswa ... 7

C. Kelemahan Tes yang Mengacu pada Kelemahan dan Penilaian ... 8

D. Mendiagnosis Pengetahuan Sebelumnya ... 9

E. Memberikan Umpan Balik Korektif ... 9

F. Menggunakan Informasi Asesmen untuk Mendiagnosis Siswa-Siswa dengan Berbagai Disabilitas ... 10

BAB III ... 14

PENUTUP ... 14

Kesimpulan... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak semua orang menyadari bahwa pekerjaan evaluasi selalu terjadi setiap saat. Kita mengukur dan menilai dalam beberapa kegiatan sehari-hari. Ini dapat dilihat dari hal-hal kecil. Misalnya, ketika kita berpakaian, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah penampilan kita sudah sesuai atau belum. Kita sudah menemukan tiga kata, yaitu evaluasi, pengukuran, dan penilaian, dari kalimat tersebut. Meskipun orang biasanya menganggap ketiga kata tersebut memiliki arti yang sama, cara mereka digunakan tergantung pada kata mana yang akan diucapkan.

Pendidik harus berusaha untuk mengetahui hasil dari setiap pembelajaran. Hasil dapat berupa baik atau tidak baik, bermanfaat atau tidak bermanfaat, dan sebagainya.

Jika hasilnya baik, pendidik dianggap berhasil dalam proses pembelajaran, dan sebaliknya.

Salah satu cara pendidik dapat menilai kemajuan mereka dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Jenis evaluasi yang dapat dilakukan oleh pendidik ini termasuk evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Dalam makalah ini, penyusun hanya membahas evaluasi hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana pentingnya asesmen dan evaluasi?

2. Bagaimana efek asesmen pada motivasi dan pembelajaran siswa?

3. Bagaimana kelemahan tes yang mengacu pada pembelajaran siswa?

4. Bagaiamana mendiagnosis pengetahuan sebelumnya?

5. Bagaimana memberikan umpan balik korektif?

6. Bagaimana menggunakan informasi asesmen untuk mendiagnosis siswa-siswa dengan berbagai disabilitas?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pentingnya asesmen dan evaluasi

2. Mengetahui efek asesmen pada motivasi dan pembelajaran siswa 3. Mengetahui kelemahan tes yang mengacu pada pembelajaran siswa 4. Mengetahui mendiagnosis pengetahuan sebelumnya

(5)

5 5. Mengetahui memberikan umpan balik korektif

6. menggunakan informasi asesmen untuk mendiagnosis siswa-siswa dengan berbagai disabilitas

(6)

6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pentingnya Asesmen dan Evaluasi

Wiggins (1984) berpendapat bahwa asemesn adalah alat yang membantu guru mencatat siswa secara kronologis. Dalam hal ini, Marzano dkk. (1994) berpendapat bahwa dalam mengungkapkan penguasaan konsep siswa, penilaian mengungkapkan tidak hanya konsep yang dicapai, tetapi juga proses perkembangan perolehan konsep.

Definisi evaluasi menurut para ahli Zainul dan Nasution (2001) berpendapat bahwa penilaian dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dengan mengukur hasil belajar baik melalui instrumen tes maupun non tes. Secara umum, penilaian adalah tindakan memberikan nilai pada kualitas sesuatu. Selain itu, evaluasi juga dapat dilihat sebagai suatu proses perencanaan, perolehan dan pemberian informasi yang diperlukan untuk mengambil alternatif keputusan. Oleh karena itu penilaian adalah suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat penilaian tentang sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pengajaran.

Asesmen dan evaluasi adalah dua komponen kunci dalam dunia pendidikan, bisnis, kesehatan, dan berbagai bidang lainnya. Keduanya memiliki peran penting dalam mengukur, memahami, dan meningkatkan kinerja, hasil, atau pencapaian suatu program, proyek, atau individu. Berikut adalah beberapa poin penting tentang pentingnya asesmen dan evaluasi:

1. Pengukuran kinerja: Asesmen dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja, apakah itu kinerja siswa, karyawan, produk, atau proyek. Ini membantu mengidentifikasi sejauh mana suatu entitas mencapai tujuan dan standar yang ditetapkan.

2. Peningkatan Kualitas: Asesmen dan evaluasi memberikan wawasan tentang kekuatan dan kelemahan. Dengan informasi ini, perbaikan dapat diidentifikasi dan diterapkan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas sesuatu.

3. Pengambilan Keputusan: Hasil asesmen dan evaluasi memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang baik. Ini dapat membantu

(7)

7 dalam pemilihan strategi, alokasi sumber daya, atau keputusan bisnis yang lebih baik.

4. Akuntabilitas: Asesmen dan evaluasi membantu menciptakan akuntabilitas. Dalam dunia pendidikan, contohnya, evaluasi membantu menilai apakah sekolah atau universitas telah memberikan pendidikan yang memadai.

5. Pengembangan Individu: Dalam konteks pendidikan dan karier, asesmen individu membantu siswa dan profesional dalam mengidentifikasi potensi dan kebutuhan pengembangan pribadi mereka.

B. Efek Asesmen Pada Motivasi dan Pembelajaran Siswa

Guru harus mengetahui kemajuan belajar siswa agar siswa dapat merasakan pembelajaran dengan benar. Gambaran kemajuan pembelajaran diperlukan pada keseluruhan proses pembelajaran, sehingga evaluasi tidak dilakukan pada akhir periode, melainkan pada akhir periode. Mengukur dan memperkirakan hasil pengukuran adalah bagian dari asesmen (Thoha, 1994).

Penilaian belajar dapat memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa apabila siswa memahami pentingnya belajar dan perbaikan diri dalam proses pembelajaran. Lain halnya jika siswa belum memahami bahwa penilaian merupakan informasi tentang tingkat perkembangan kemampuan belajarnya. Informasi mengenai perkembangan hasil belajar dalam evaluasi bahkan dapat menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa. Guru harus mempertimbangkan hal-hal tersebut dalam proses dan kegiatan pembelajaran. Berikut beberapa efek asesmen pada motivasi siswa

1. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Asesmen dapat memengaruhi motivasi siswa. Siswa mungkin merasa lebih termotivasi jika mereka memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dalam asesmen dan jika mereka melihat asesmen sebagai kesempatan untuk mengukur kemajuan individu.

2. Self-Efficacy

Hasil asesmen dapat memengaruhi tingkat keyakinan diri siswa.

Ketika siswa meraih hasil positif dalam asesmen, mereka cenderung merasa lebih percaya diri dalam kemampuan mereka untuk belajar dan berhasil di masa depan

3. Orientasi Belajar

(8)

8 Jenis asesmen tertentu, seperti pengukuran prestasi atau asesmen formatif, dapat mempengaruhi orientasi tujuan siswa. Asesmen formatif yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dapat mendorong orientasi tujuan pembelajaran

Terdapat juga efek asesmen pada pembelajaran siswa meliputi:

1. Umpan balik pembelajaran

Asesmen formatif memberikan umpan balik yang berharga kepada siswa tentang area di mana mereka perlu meningkatkan pemahaman mereka. Ini memungkinkan siswa untuk mengarahkan upaya mereka ke perbaikan yang lebih besar.

2. Pengukuran pencapaian pembelajaran

Asesmen digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini membantu guru dalam menilai efektivitas pengajaran mereka dan mengidentifikasi area di mana siswa memerlukan dukungan tambahan.

3. Pengembangan Keterampilan Kognitif

Asesmen yang direncanakan dengan baik dapat membantu siswa belajar keterampilan kognitif seperti pemecahan masalah, analisis, dan sintesis, dan mendorong mereka untuk belajar lebih dalam.

C. Kelemahan Tes yang Mengacu pada Kelemahan dan Penilaian

Pengukuran dan penilaian psikologi belajar dapat dilakukan dengan berbagai jenis tes, namun ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut:

1. Kesalahan pada penilaian dan pengukuran

Berbagai sumber dapat menyebabkan kesalahan ini seperti instruksi yang tidak jelas, ketidakcocokan antara tes dan materi yang diukur, atau subjektivitas penilai.

2. Ketidak jujuran siswa

Siswa dapat tidak jujur dalam menjawab tes yang dapat mengaburkan hasil diagnosis dan interpretasinya

3. Keterbatasan jenis tes

Tidak semua aspek psikologi belajar dapat diukur dengan tes tertentu. Misalnya seperti tes tertulis mungkin hal ini tidak dapat mengukur kemampuan yang verbal terhadap seseorang secara yang menyerluruh

(9)

9 4. Ketergantungan pada hasil tes

Hasil tes tidak selalu menunjukkan kemampuan sebenarnya seseorang karena dapat dipengaruhi oleh hal-hal lain, seperti kondisi fisik atau emosional saat tes.

5. Kurangnya konteks

Tes tertulis seringkali tidak memberikan konteks yang cukup untuk memahami hasilnya. Misalnya, mereka mungkin tidak dapat menggambarkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

D. Mendiagnosis Pengetahuan Sebelumnya

Tes diagnostik adalah ujian yang digunakan untuk mengukur pengetahuan atau kemampuan siswa sebelum pelajaran dimulai. Tes ini dapat membantu guru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, sehingga mereka dapat menyesuaikan pelajaran dengan kebutuhan mereka. Tes diagnostik juga dapat membantu dalam diagnosis masalah belajar siswa dan menawarkan informasi tentang strategi pengajaran atau instruksi yang lebih baik. Tes diagnostik digunakan dalam pengukuran dan penilaian psikologi belajar untuk memahami konteks (fisik, psikologi, dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah belajar.

E. Memberikan Umpan Balik Korektif

Umpan balik korektif merupakan suatu informasi yang dikomunikasikan kepada pelajar, mengubah pemikiran atau perilakunya dan tujuannya untuk meningkatkan pembelajaran.

Bentuk Umpan Balik Korektif

1. Umpan balik jawaban yang benar, Melibatkan pemberian jawaban yang benar kepada siswa.

2. Penandaan kesalahan, Melihat kesalahan yang terjadi pada respons siswa ketika banyak komponen, seperti pembelajaran kimia.

3. Elaborasi/penjelasan, Memberikan informasi tambahan seperti petunjuk dan memberikan umpan balik jawaban yang benar atau salah.

Siswa Merespon Selama Umpan Balik Korektif.

Bagaimana siswa merespons umpan balik korektif. Salah satu pilihannya adalah tidak meminta tanggapan. Guru memberikan kritik yang

(10)

10 bersifat korektif, tetapi siswa tidak perlu menjawab. Active Student Responding (ASR), meminta siswa mengulangi jawaban yang benar setelah guru memberikannya.

Waktu Umpan Balik

Dampak dari pemberian umpan balik segera versus setelah penundaan telah lama menjadi subjek penyelidikan; namun, hasilnya tidak konsisten.

Mode pengiriman umpan balik

Guru tidak selalu memberikan umpan balik secara cepat, namun hal ini disampaikan melalui berbagai cara selain dari guru.

1. Umpan Balik Terkomputerisasi

Kemajuan teknologi pembelajaran yang canggih, sistem pengajaran ini secara otomatis dapat mengevaluasi respons siswa dan memberikan umpan balik tanpa mediasi dari guru.

2. Umpan Balik Reka

Siswa juga bisa memberikan umpan balik korektif dengan temannya 3. Evaluasi diri

Meminta siswa untuk mengevaluasi pekerjaannya agar umpan balik korektif menjadi efisien.

F. Menggunakan Informasi Asesmen untuk Mendiagnosis Siswa-Siswa dengan Berbagai Disabilitas

1. Pengertian Asesmen

Asesmen adalah proses mendapatkan informasi yang relevan untuk membantu disabilitas dalam membuat keputusan pendidikannya. Karena aktivitasnya terus menerus dan berlanjut, maka disebut sebagai proses. Asesmen diartikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi dalam banyak bidang, terutama dalam pendidikan.

Dalam bidang ilmu pendidikan anak berkebutuhan khusus, lebih difokuskan pada proses pencarian informasi yang relevan untuk membuat keputusan pendidikan, yang mencakup sasaran dan tujuan, strategi pembelajaran, program penempatan, dan proses pencarian informasi lainnya (Taylor, 2000).

2. Jenis Asesmen Siswa Berkebutuhan Khusus

(11)

11 Ada perbedaan mendasar antara dua jenis asesmen yang digunakan pada siswa berkebutuhan khusus, namun keduanya berfungsi untuk mendapatkan informasi.

Oleh karena itu, keduanya dapat digunakan untuk menghasilkan hasil yang akurat.

Kedua jenis asesmen siswa berkebutuhan khusus adalah, a. Asesmen formal

Asesmen formal adalah jenis asesmen yang diatur dengan instruksi khusus untuk pengadimistrasian, nilai atau penskoran, dan analisis hasil atau interpretasi. Contohnya adalah, tes intelegensi dan pencapaian hasil belajar b. Asesmen Informal

Asesmen informal adalah jenis penilaian yang dilakukan oleh guru saat mengajar di kelas. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengumpulkan informasi selama proses pembelajaran. Informasi ini akan digunakan untuk menentukan kemampuan siswa dan tingkat kinerja mereka dalam pembelajaran. Instrumen penilaian ini dibuat oleh guru sebagai pendidik, sehingga tidak terstruktur seperti tes formal biasa.

karena tidak ada standar yang ditetapkan untuk manajemen, memberi skor, dan menganalisis hasilnya. Namun, asesmen informal ini berkaitan erat dengan proses pembelajaran siswa, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang mereka pelajari. Alat asesmen informal ini bervariasi dalam jenisnya tergantung pada faktor apa yang akan diukur. Beberapa faktor yang dapat diukur yaitu kinerja siswa secara langsung dalam kelas, lingkungan pembelajaran yang baik yang melibatkan siswa secara langsung, dan lingkungan evaluasi yang melibatkan orang lain seperti orang tua, kerabat, dan guru.

3. Metode Asesmen Siswa Berkebutuhan Khusus

Asesmen dilaksanakan dengan beberapa metode, berikut metode yang digunakan dalam asesmen siswa berkebutuhan khusus,

a. Observasi

Metode ini dilakukan untuk mengamati siswa. Pengamatan dilakukan terhadap cara siswa belajar, tingkah laku yang mereka tunjukkan saat belajar, dan aspek lainnya. Perilaku di kelas, interaksi dengan teman sebaya, guru, dan orang tua dapat diketahui melalui observasi. Ini biasanya digunakan untuk mengetahui keterampilan sosial siswa. Instrumen yang digunakan berbeda- beda tergantung pada elemen apa yang akan dilihat siswa.

(12)

12 Hasil observasi ini biasanya menunjukkan ciri-ciri dan karakteristik masalah perilaku di kelas. Hasil dapat dikomunikasikan secara langsung mengenai indikasi bahwa siswa mengalami gangguan intelektual dan seberapa kompleks masalah yang mereka hadapi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk menyusun tujuan dan sasaran pembelajaran.

b. Tes atau evaluasi hasil belajar

Hasil tes biasanya menunjukkan kemampuan akademik siswa, guru dapat menganalisis data hasil tes dengan membandingkan hasil tes masing- masing siswa. Hasil tes dinyatakan dalam bentuk penguasaan materi atau keterampilan tertentu. Selain itu, skor biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan kuantitas seseorang.

c. Wawancara

Hasil dari wawancara ini berupa data deksriptif dan kualitasnya sangat tergantung pada pengetahuan orang yang diinterview tentang keadaan siswa untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, wawancara dilakukan kepada orang yang memiliki informasi yang lengkap seperti orang tua, keluarga, siswa dan sebagainya. Keuntungan dari teknik ini jika informasi diperoleh dari orang yang benar-benar mengenali siswa dan secara spontan mengatakan apa yang ia ketahui atau bahkan rasakan.

d. Penilaian klinis

Teknik ini dilakukan oleh tenaga medis untuk mengukur kemampuan fisik disabilitas, seperti kemampuan penglihatan, pendengaran dan lainnya

4. Jenis Asesmen

a. Asesmen Tunanetra b. Asesmen Tunarungu c. Asesmen Tunagrahita d. Asesmen Tunadaksa e. Asesmen Tunalaras

(13)

13

(14)

14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Dalam konteks pendidikan dan evaluasi kinerja, pengukuran, penilaian, asesmen, dan evaluasi memiliki peran penting dalam mengukur, memahami, dan meningkatkan prestasi individu atau entitas. Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang bertujuan untuk memberikan gambaran objektif tentang apa yang diamati. Penilaian merupakan proses interpretasi dan pemberian makna terhadap data yang telah dikumpulkan melalui pengukuran, sehingga memberikan pemahaman lebih mendalam tentang kinerja atau hasil. Asesmen, pada gilirannya, mengacu pada pengumpulan data dan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan tentang kemajuan atau pencapaian seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran atau kinerja. Evaluasi merupakan tahap yang lebih luas, di mana data dari berbagai asesmen dan penilaian digunakan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang lebih besar dalam upaya perbaikan dan peningkatan.

Kesimpulannya, pengukuran, penilaian, asesmen, dan evaluasi adalah alat penting dalam mengelola dan meningkatkan kinerja individu, organisasi, dan program. Melalui proses ini, kita dapat mengidentifikasi area-area kelemahan, memotivasi perkembangan yang lebih baik, dan membuat keputusan yang berdasarkan bukti. Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini membantu guru dalam merancang pengajaran yang lebih efektif, sementara dalam bisnis dan pemerintahan, hal ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan alokasi sumber daya yang lebih efisien. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep ini dan cara mengintegrasikannya dalam praktik yang relevan adalah kunci untuk mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, D. P. (2018). Asesmen sebagai upaya tindak lanjut kegiatan identifikasi terhadap anak berkebutuhan khusus. Wahana, 70(1), 17-24.

Guinness, K., Detrich, R., Keyworth, R. & States, J. (2020). Ikhtisar Umpan Balik Korektif.

Oakland, CA: Institut Sayap. https://www.winginstitute.org/instructional-delivery- feedback

Marzano,R.J, Pickering,D.J, & McTighe,J. 1994. Assesing student Outcomes: Performance assesment using the dimensions of learning model. Association for supervision and curriculum development, Alexandria, Virginia USA

Taylor, Ronald L. 2000. Assessment of Exceptional Children: Educational and Psychological Prosedures. Fifth Edition. United States of America: Allyn and Bacon.

Thoha, C. (1994). Teknik evaluasi pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Wiggins, G. P. (1993). Assessing student performance: Exploring the purpose and limits of testing. San Francisco: Jossey-Bass.

Zainul & Nasution, 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Referensi

Dokumen terkait