MAKALAH
MAKALAH
“KELOMPOK DAN TIM
“KELOMPOK DAN TIM ORGANISASI”
ORGANISASI”
Tugas Pengantar ManajemenTugas Pengantar Manajemen
Disusun Oleh : Disusun Oleh : Kelompok 4 Kelompok 4
K
Kuurrnniia a RRaahhmmaawwaattii 12121100111122110077 L
Laarraassaatti i LLaarriissssaa 11221100111122110088 A
Ahhmmaad d FFaauuzzii 11221100111122111144 M
Meeiilliinndda a NNuurruulllliittaa 11221100111122114466
PROGRAM STUDI PENGANTAR MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENGANTAR MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAKARTA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAKARTA
JAKARTA
JAKARTA
2012
2012
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada
karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada
baginda
baginda Nabi Nabi Besar Besar Muhammad Muhammad SAW SAW yang yang telah telah membawakan membawakan kita kita suatu suatu ajaranajaran
ya
yang ng bebenanar r yayaititu u agagamama a IsIslalam, m, sesehihinggngga a kamkami i dadapat pat memenynyelelesaesaikikan an mamakakalalahh
Pengantar Manajemen yang berjudul
Pengantar Manajemen yang berjudul“Kelompo“Kelompok dan k dan Tim Organisasi”Tim Organisasi” ini denganini dengan
lancar.
lancar.
Makalah Pengantar Manajemen mengenai Kelompok dan Tim Organisasi ini Makalah Pengantar Manajemen mengenai Kelompok dan Tim Organisasi ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen yang diberikan kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen yang diberikan oleh IBU Bernadin selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen.
oleh IBU Bernadin selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada IBU bernadin selaku dosen mata Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada IBU bernadin selaku dosen mata kulia
kuliah h PengantPengantar ar ManajeManajemen yang men yang telah memberitelah memberikan kan pengajapengajaran kepada ran kepada kamikami, , sertaserta kepada teman-teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
kepada teman-teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Namun,
Namun, makalah makalah Pengantar Pengantar Manajemen Manajemen tentang tentang Kelompok Kelompok dan dan TimTim Organisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan Organisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
adanya kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Jakarta, 06 Desember 2012 Jakarta, 06 Desember 2012
Penulis Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……… i DAFTAR ISI……… ii BAB I PENDAHULUAN………... 1 1.1Latar Belakang……….….. 1 1.2 Rumusan Masalah……….. 1 1.3 Tujuan………. 1 BAB II PEMBAHASAN………... 3 2.1 Pengertian Kelompok………. 32.2 Tipe – Tipe Kelompok………4
2.2.1 Fungsi – Fungsi Kelompok………. 5
2.2.2 Ciri – Ciri Utama Kelompok……….. 6
2.2.3 Manfaat Kelompok bagi Organisasi………... 7
2.3 Syarat Pembentukann Kelompok………... 7
2.3.1 Alasan Mengapa Orang Membentuk Kelompok……… 8
2.4 Sumber Kelompok………. 9
2.5 Pengertian Kerjasama TIM………13
2.6 JENIS TIM……… 14 2.7 KAREKTERISTIK TIM………..17
2.9 Perbedaan Kelompok dan Tim……….. 19
BAB III KESIMPULAN……… 12
3.1 Kesimpulan……… 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan.
Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekadar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya
individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kelompok ? 2. Apa sajakah tipe – tipe kelompok ?
3. Apa sajakah syarat terbentuknya kelompok ? 4. Dari manakah sumber kelompok berasal ? 5. Apakah perbedaan kelompok dan tim ?
1.3 Tujuan
1. Mampu untuk memahami apa yang dimaksud dengan kelompok 2. Mampu untuk memahami tipe – tipe kelompok
4. Mampu untuk memahami sumber kelompok
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelompok
Kelompok (group ) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara Gibson (1995)
memandang kelompok dari empat kelompok prespektif, diantaranya :
1. Dari sisi persepsi , kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima kesan atau persepsi dari anggota lain.
2. Dari sisi organisasi , kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.
3. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi dalam bentuk interpedensi.
Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena tindakan manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan kelompok kerja untuk melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan. Kelompok juga berfungsi dan berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing
mengembangkan satu set karakteristik yang unik termasuk struktur , kepaduan peran, norma-norma dan proses. Kelompok juga menciptakan sendiri kultur mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau bersaing dengan kelompok lain dan perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.
2.2 Tipe – Tipe Kelompok
Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal.
1. Kelompok Formal
Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas – tugas. Kebutuhan dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang berbeda – beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, diantaranya :
Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor tertentu. Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan supervisor, atau antara seorang perawat senior dan bawahannya, merupakan kelompok komado.
Kelompok tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus dilaksanakan.
2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang – orang dalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan perkataan lain, kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan sengaja, tetapi muncul
secara wajar. Orang mengenal dua macam kelompok informal khusus diantaranya:
Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando atau kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi manajemen untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari kelompok kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam itu tidak berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi tiap – tiap kelompok.
Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.
Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas bahwa mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering bersamaan. Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikassi kelompok yang luar : kelompok formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa kelompok formal ( kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan kelompok informal (kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah penting untuk keperluan mereka sendiri ( artinya, mereka memenuhi kebutuhan pokok akan berkelompok).
2.2.1 Fungsi – Fungsi Kelompok
Pada dasarnya fungsi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, fungsi organisasi formal dan fungsi kebutuhan individual. Fungsi kelompok formal sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas yang kompleks yang saling berkaitan dan terlalu
sukar untuk dikerjakan oleh siapapun, sebagai sarana untuk mencetuskan gagasan-gagasan yang baru atau pemecahan masalah yang memerlukan kreativitas tertentu, dan sebagai wahana sosialisasi serta pelaksanaan keputusan yang rumit.
Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa setiap individu memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan yang meliputi pemenuhan kebutuhan persahabatan, dukungan, dan kasih sayang, sebagai sarana untuk mengembangkan, meningkatkan, dan menegaskan rasa identitas dan memelihara harga diri, sebagai sarana untuk menguji kenyataan sosial melalui diskusi dengan orang lain, pengembangan perspektif, dan konsensus bersama yang dapat mengurangi keragu-raguan dalam lingkungan sosial sehingga dapat diambil sebuah keputusan.
2.2.2 Ciri – Ciri Utama Kelompok
Penelitian mendalam mengenai sifat-sifat dan hasil-hasil interaksi dalam kehidupan (empat) cirri kelompok yaitu :
1. Terdapat dorongan (motif) yang sama pada individu-individu yang menyebabkan terjadinya interaksi di antaranya ke arah tujuan yang sama. 2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu-individu
yang satu dari yang lain berdasarkan reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan-kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karea itu, lambat laun mulai terbentuk pembagian tugas serta struktur tugas-tugas tertentu dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan yang sama itu. Di sisi lain, terbentuk pula norma-norma yang kkhas Dalam interaksi kelompok kearah tujuannya sehinggga mulai terbentuk kelompok sosial dengan cirri-ciri yang khas.
3. Pembentukan dan penegasan strukutr (organisasi) kelompok yang jelas dan terdiri atas peranan-peranan dan kedudukan hierarkis yang lambat laun berkembang dengan sendirinya dalam usaha pencapaian tujuan. Terjadi
pembatasan yang jelas antara usaha-usaha dan orang yang termasuk ingroup serta usaha-usaha dan orang outgroup.
4. Terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok. Norma-norma dan pedoman tingkah laku ini sebagaiman juga struktur pembagian tugas anggotanya merupakan norma dan struktur yang khas bagi kelompoknya itu.
2.2.3 Manfaat Kelompok bagi Organisasi
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari adanya kelompok baik di dalam maupun di luar satuan organisasi, antara lain:
1. Kelompok merupakan alat perjuangan bagi anggotanya.
2. Kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas.
3. Kelompok lebih baik daripada perorangan dalam pengambilan keputusan yang mengangkut orang banyak
4. Anggota kelompok dapat memperoleh keuntungan dari pelaksanaan pengambilan keputusan.
5. Kelompok dapat mengendalikan dan mendisiplinkan anggotanya dibanding dengan mereka yang tidak masuk dalam kelompok
6. Kelompok membantu menangkis pengaruh – pengaruh negative dari meningkatnya organisasi yang semakin besar.
7. Kelompok adalah fenomena alami di dalam organisasi. Perkembangannya yang spontan tidak dapat dihalangi, dan dibutuhkan oleh para anggota sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2.3 Syarat Pembentukan Kelompok
Kumpulan individu-individu yang mempunyai hubungan tertentu yang membuat mereka saling bergantung satu sama lain dalam ukuran-ukuran yang bermakna atau dengan kata lain memiliki hubungan tertentu yang bermakna.
Sekumpulan individu dikatakan sebagai kelompok apabila memiliki syarat - syarat sebagai berikut :
1. Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi melalui nama atau identitas lainya. 2. Adanya kesadaran kelompok sebagai anggota, (memiliki kesatuan persepsi). 3. Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan atau sasaran.
4. Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan untuk mencapai tujuan.
5. Saling interaksi, berkomunikasi untuk bereaksi terhadap anggota lainnya. 6. Merupakan satu kesatuan organisasi yang tunggal dalam mencapai tujuan
kelompok dengan terbentuk struktur kelompok.
2.3.1 Alasan Mengapa Orang Membentuk Kelompok
Menurut (Gibson dkk, 1989, 205-207, Marvin E.Shaw, 1981, 81-97) 1. Pemuasan Kebutuhan
Hasrat untuk mendapatkan kepuasan dari terpenuhinya kebutuhan dapat merupakan daya motivasi yang kuat dalam pembentukan kelompok.
Keamanan
Individu yang berada dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena sendirian. Individu akan merasa lebih kuat, percaya diri, dan tahan terhadap ancaman.
Sosial
Keinginan untuk termasuk dalam kelompok dan menjadi anggota kelompok menunjukkan kebutuhan sosial semua orang.
Penghargaan
Dalam lingkungan tertentu, suatu kelompok yang bergengsi tinggi karena berbagai macam alasan (missal; keahlian, teknis, kegiatan di luar, dsb).
2. Kedekatan dan Daya Tarik
Kedekatan adalah jarak fisik antara para karyawan yang melaksanakan pekerjaan , sedangkan daya tarik adalah menunjukkan daya tarik orang yang satu dengan lainnya karena mereka mempunyai kesamaan persepsi,sikap,hasil karya atau motivasi.
3. Tujuan Kelompok
Untuk mencapai tujuan kelompok dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu atau dua orang. Ada kebutuhan mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk menyelesaikan pekerjaan.
4. Alasan Ekonomi
Motif ekonomis menyebabkan terbentuknya kelompok, karena mereka menganggap akan memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih besar dari pekerjaan mereka, jika mereka membentuk kelompok.
2.4 Sumber Kelompok
Tingkat prestasi potensial sebuah kelompok sebagian besar tergantung pada sumber daya yang dibawa anggota – anggotanya secara pribadi kedalam kelompok.
Kemampuan
Menetapkan parameter bagi apa yang dapat dilakukan anggota dan bagaimana efektifnya mereka akan dalam sebuah kelompok.
Ciri – Ciri Kepribadian
Besarnya pengaruh setiap satu ciri adalah kecil, tetapi menggabungkan cirri – cirri kepribadian, akibatnya bagi para pelaku kelompok sangat berarti.
2.5 Pengertian Kerjasama TIM
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu.
Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
2.6 JENIS TIM a. Tim Formal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan tim horizontal.
b. Tim Vertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam rantai komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim komando. Setiap tim diciptakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu lewat aktifitas dan interaksi bersama para anggota.
c. Tim Horizontal
Tim horizontal terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarkis yang hamper sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis
tim horizontal yang paling umum adalah angkatan tugas dan komite.
1. Angkatan tugas adalah kelompok karyawan dari departemen – departemen berbeda yang dibentuk untuk menangani aktifitas tertentu dan hanya bertahan sampai tugas itu selesai.
2. Komite biasanya berumur panjang dan mungkin merupakan bagian permanen dari struktur organisasi. Komite memberikan keuntugan yaitu: memungkinkan para anggota organisasi untuk bertukar informasi,
menghasilkan saran – saran untuk mengoordinasi unit – unit
organisasional yang diwakilkan, mengembangkan berbagai ide dan solusi baru untuk masalah – masalah organisasional yang ada, dan membantu
perkembangan berbagai praktik dan kebijaksanaan organisasional yang baru.
Tim dengan tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi formal untuk mengerjakan proyek kepentingan atau kreatifitas khusus. Tim dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi formal dan memiliki struktur laporannya sendiri.
e. Tim dengan Kepemimpinan Mandiri
Tim yang dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya adalah karyawan untuk mendiskusikan cara-cara peningkatan kualitas, efisiensi dll.
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri atas 5 sampai 12 karyawan per jam dari departemen yang sama yang dengan sukarela bertemu untuk
mendiskusikan cara – cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan
lingkungan kerja. Tim pemecahan masalah biasanya merupakan langkah pertama dalam langkah perusahaan menuju partisipasi karyawan yang lebih besar. Seiring dengan bertambah dewasanya perusahaan, tim
pemecahan masalah berangsur – angsur berkembang menjadi tim dengan kepemimpinan mandiri.
Kepemimpinan mandiri biasanya terdiri dari 5 sampai 20 pekerja dengan lebih dari satu keterampilan yang menggilir pekerjaan untuk
menghasilkan produk atau layanan yang menyeluruh atau setidaknya satu aspek menyeluruh atau bagian dari sebuah produk atau layanan. Ide
pokoknya adalah bahwa tim – tim itu sendiri, dan bukan para manajer atau supervisor, bertanggung jawab atas pekerjaan mereka, membuat keputusan, mengawasi kinerja mereka sendiri, dan mengubah perilaku kerja mereka seperti yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah,
mencapai tujuan, dan menyusuaikan diri terhadap kondisi – kondisi yang berubah.
Tim dengan kepemimpinan mandiri merupakan tim permanen yang secara khusus meliputi elemen – elemen berikut ini :
Tim mencakup para karyawan yang memiliki
yang dikombinasikan sudah cukup untuk mengerjakan tugas organisasional yang besar.
Tim diberi akses menuju sumber – sumber daya seperti informasi, peralatan, mesin dan persediaan yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh tugas.
Tim diberi kekuasaan dengan otoritas pembuatan
keputusan yang berarti bahwa para anggota memiliki kebebasan untuk memilih anggota baru, memecahkan masalah, menghabiskan uang, mengawasi hasil, dan merencanakan masa depan.
f. Tim di Lingkungan Kerja yang Baru
Dua jenis tim yang semakin sering digunakan adalah tim virtual/maya dan tim global
1. Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis dan organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan
teknologi informasi dan telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota organisasi rekanan, pelanggan, pemasok,
konsultan, atau pihak – pihak luar lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan
kelompok orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang strategis tertentu.
2. Tim global adalah tim kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota – anggota dengan kebangsaan yang berbeda yang aktifitasnya menjangkau banyak Negara. Tim global dapat dibagi dalam dua kategori yaitu tim
interkultiral yang para anggotanya berasl dari berbagai negara atau budaya yang berbeda dan bertemu dengan berhadapan secara langsung,
dan tim global virtual yang para anggotanya tinggal di lokasi yang terpisah di seluruh penjuru dunia dan melaksanakan pekerjaan mereka dengan bantuan teknologi elektronik.
2.7 KAREKTERISTIK TIM a. Ukuran
Secara umum, ketika ukuran tim meningkat, akan lebih sulit bagi setiap anggota untuk dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Ukuran kelompok mengusulkan hal hal berikut ini :
1. Tim kecil ( 2 sampai 4 anggota ) menunjukan lebih banyak persetujuan, mengajukan lebih banyak pertanyaan, dan bertukar lebih banyak opini. Merek cenderung bersikap informaldan tidak banyak menuntut pemimpin.
2. Tim besar cenderung memiliki lebih banyak perselisihan pendapat dan perbedaan opini. Karena kurangnya kepuasan dihubungkan dengan tugas yang dispesialisasikan serta komunikasi yang buruk, para anggota tim memiliki sedikit kesempatan untuk berpatisipasi dan merasakan keakraban kelompok.
b. Peran Anggota
Dalam tim – tim yang sukses syarat kinerja tugas dan kepuasan social dipenuhi oleh munculnya dua jenis peran yaitu spesialis tugas dan sosioemosional.
Orang – orang yang memainkan peran spesialis tugas menghabiskan waktu dan energi untuk membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
Memprakarsai ide Memberikan opini
Mencari informasi
Meringkas
Memberi semangat
Orang – orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung kebutuhan emosional para anggota tim dan membantu menguatkan kesatuan social. Mereka memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
Mendorong Berpadu
Mengurangi Ketegangan Mengikuti
2.8 PROSES TIM
a. Tingkat Perkembangan Tim
Pembentukan. Tingkat pembentukan adalah periode orientasi dan perkenalan. Selama tigkat pembentukan ini, pemimpin tim harus
memberikan waktu bgi para anggota untuk mengenal satu sama lain dan mendorong mereka terlibat dalam diskusi informal dan social.
Prahara. Selam tingkat prahara kepribadian individual muncul. Tingkat
ini ditandai oleh konflik dan perselisihan pendapat.
Penetuan norma. Selama tingkat penentuan norma, konflik konflik
diselesaikan, dan keharmonisan serta kesatuan tim muncul. konsensus terwujud pada siapa yang memiliki kekuasaan, siapa pemimpinnya, dan peran – perab para anggota.
Pelaksanaan. Selama tingkat pelaksanaan, penekanan utama ada pada pemecahan masalah dan penyelesaian tugas yang diberikan. Selama tingkat ini pemimpin harus berkonsentrasi terhadap pelaksanaan kinerja tugas yang tinggi. Spesialis sosioemosional dan spesialis tugas harus memberikan
kontribusi.
Pembubaran. Tingkat pembubaran muncul dalam komite, angkatan
tugas, dan tim yang memiliki tugas yang terbatas untuk dikerjakan dan dibubarkan setelahnya. Pada saat ini, pemimpin mungkin berharap untuk memberitahukan pembubaran tim dengan suatu ritual atau upacara,
barangkali memberikan piagam dan penghargaan untuk menandakan penutupan dan kelengkapan.
b. Kekompakan Tim
Kekompakan tim didefinisikan sebagai sejauh mana para anggota tertarik pada tim dan termotivasi untuk tinggal didalamnya. Faktor – faktor yang menentukan kekompakan tim :
1. Interaksi tim. Hubungan yang lebih baik antara anggota tim dan semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama, semakin kompak tim tersebut.
2. Konsep tujuan yang sama. Anggota tim sepakat dengan tujuan dan menjadikan lebih kompak
3. ketertarikan pribadi terhadap tim. Para anggota memiliki sikap dan nilai yang serupa dan senang berkumpul.
c. Norma Tim
Norma tim adalah standar perilaku yang sama – sama dimiliki oleh para anggota tim dan membimbing perilaku mereka. Norma bersifat informal. Norma juga tidak tertulis, seperti halnya peraturan dan prosedur.
Norma mengidentifikasikan nilai – nilai utama, mengklarifikasi harapan –
harapan peran, dan memudahkan kelangsungan hidup tim. Norma yang relevan dengan perilaku sehari – hari dan hasil kerja serta kinerja karyawan secara berangsur –angsur berkembang. Empat cara berkembangnya norma tim yang
lazim untuk mengendalikan dan mengarahkan perilaku yaitu :
1. Peristiwa penting. Peristiwa penting dalam sejarah tim membangun teladan yang penting.
2. Keunggulan. Keunggulan berarti bahwa perilaku pertama yang muncul dalam tim sering kali menentukan teladan untuk harapan – harapan tim nantinya.
3. Perilaku pembawaan. Perilaku pembawaan menghadirkan norma – norma ke dalam tim dari luar.
4. Pernyataan yang eksplisit . Dengan pernyataan yang eksplisit, para pemimpin atau para anggota tim dapat memprakarsai norma–norma dengan
mengungkapkannya pada tim.
2.9 Perbedaan Kelompok dan Tim
Stephen P. Robbins melakukan pembedaan antara Kelompok Kerja dengan Tim Kerja berdasarkan 4 variabel yaitu: Sasaran, Sinergi, Akuntabilitas, dan Keahlian.
1. Sasaran
a. Kelompok : Berbagi informasi, saling membantu membuat keputusan kinerja masing-masing.
b. Tim : Kebutuhan kerja kolektif, saling membantu demi usaha bersama.
2. Sinergi
a. Kelompok : Netral (kadang negatif)
b. Tim : Positif melaui usaha yang terkoordinasi. 3. Akuntabilitas
a. Kelompok : Individu tidak saling melengkapi. b. Tim : Individual dan saling melengkapi. 4. Keahlian
a. Kelompok : Acak dan jarang b. Tim : Saling mengganti
Kelompok dan tim bukan merupakan hal yang sama persis, ada perbedaan antara kelompok kerja dengan tim kerja. Kelompok kerja berinteraksi untuk berbagi informasi dan saling membantu membuat keputusan kinerja masing-masing bukan dalam rangka kebutuhan kinerja kolektif dalam usaha bersama, juga tidak ada sinergi positif kecuali semata-mata merupakan sajian akhir dari kontribusi individu dari anggota kelompok tersebut.
Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha individu memberikan tingkat kinerja lebih besar daripada jumlah individu tersebut. Tim dibentuk manajemen untuk mencari sinergi positif yang membuat mereka meningkatkan kerja. Penggunaan tim yang ektensif menciptakan potensi bagi organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar tanpa peningkatan dalam input.
Contoh perbedaan kelompok dan tim, sebagai berikut:
• Anggota beranggapan
pengelompokan hanya sekedar administrasi.
• Pendekatan hanya sebagai tenaga
bayaran.
• Mengerjakan tugas bagian
masing-masing masih harus diperintah.
• Dalam penyampaian saran harus
berhati-hati, karena dapat dianggap sebagai upaya untuk memecah belah.
• Dalam penerapan hasil kerja
sangat dibatasi oleh pemimpin.
• Anggota tidak berperan aktif
terhadap pengambilan keputusan.
• Anggota menyadari
ketergantungan satu sama lain,dan tidak mencari keuntungan pribadi.
• Adanya komitmen terhadap
sasaran yang akan dicapai.
• Rasa peka, atau sadar diri
terhadap tugas masing-masing, yang dapat dikontribusikan untuk keberhasilan.
• Bekerja dalam suasana
saling percaya, saran dapat diterima dengan terbuka.
• Penerapan hasil kerja sangat
didukung oleh tim.
• Anggota berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok ( group) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara menurut Gibson, memandang berdasarkan 4 kelompok perspektif, yaitu:(1). Dari sisi persepsi, yang mengutamakan interaksi. (2). Dari sisi organisasi, yang menganggap kelompok adalah sistem organisasi. (3). Dari sisi motivasi, setiap individu wajib menghargai satu sama lain. (4). Dari sisi interaksi, penekanan pada interaksi personal yaitu komunikasi dengan cara tatp muka. Melalui beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi
anggota yang lainnya.
Pembentukan kelompok dalam sebuah organisasi baik sengaja ataupun tidak sengaja, diperlukan bagi organisasi. Kelompok yang sengaja dibentuk oleh organisasi contonya adalah kelompok formal. Kelompok formal terbentuk karena adanya struktur organisasi. Organisasi mempunyai persyaratan teknis yang timbul dari tujuannya, pencapaian tujuan tersebut memerlukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Akibatnya pembentukan anggota kelompok didasarkan posisi mereka dalam organisasi. Sedangkan pembentukan kelompok secara tidak sengaja adalah kelompok informal. Di dalam organisasi kelompok informal muncul melalui interaksi para anggota organisasi. Perkembangan kelompok ini berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri. Tipe-tipe kelompok formal adalah (1). Kelompok Komando (commando group); (2). Kelompok Tugas (task group). Tidak hanya kelompok formal yang memiliki tipe kelompok, kelompok informal juga terdiri dari: (1). Kelompok kepentingan (interest group); (2) kelompok persahabatan (friendship group).
Fungsi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, fungsi organisasi formal dan fungsi kebutuhan individual. Fungsi kelompok formal sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas. Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa setiap
individu memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan sosial bermasyarakat. Cirri-ciri utama yang ada pada kelompok, yaitu: (1)Terdapat dorongan (motif); (2). Terdapat timbal balik terhadap interaksi; (3). Pembentukan dan penegasan struktur organisasi; (4). Terjadinya penegasan terhadap norma-norma berperilaku sebgai pedoman.
Beberapa individu yang berkumpul, bisa dikatakan sebagai kelompok bila memiliki syarat-syarat terbentuknya kelompok. Syarat-syaratt ini antara lain: keanggotaan yang jelas, sadar sebagai anggota kelompok, memiliki satu kesaamaan tujuan, saling ketergantungan antar anggota lainnya, terjadinya interaksi dalam kelompok, kelompok yang muncul berada dalam satu kesatuan tunggal organisasi. Adapun alasan mengapa individu membentuk suatu kelompok, yaitu untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial ini antara lain: keamanan, sosial, penghargaan. Kelompok belum tentu merupakan tim, namun tim pasti merupakan suatu kelompok. Robbins membedakan 4 variabel perbedaan antara kelompok dan tim, dilihat dari sisi pandang sudut pekerjaan, yaitu: 1. Sasaran; 2. Sinergi; 3. Akuntabilitas; 4. Keahlian.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1997. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses Jilid 1 dan 2. Binarupa Aksara: Jakarta.
Amirullah, dkk. 2000. Perilaku Organisasi. Bayumedia: Malang. Seta Basri. 2011. Kelompok dan Tim dalam Organisasi. (Online),
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html diakses tanggal 09 Mei 2012