MAKALAH
ILMU KOMUNIKASI
KELOMPOK DAN ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. We can’t not communicate. Pun halnya saat kita berkelompok ataupun berorganisasi, komunikasi seakan menjadi ruh dalam jasad sebuah kelompok maupun organisasi.
Salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi sukses atau gagalnya suatu kelompok/organisasi bergantung pada komunikasinya. Seberapa intens dan efektif suatu komunikasi dapat dibangun. Dalam komunikasi kelompok dan organisai sering kali ada kegiatan penting yang sangat menunjang keberhasilan kelompok tersebut. Kegiatan tersebut adalah kegiatan diskusi kelompok atau rapat kerja organisasi.
Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi di kalangan sebuah kelompok maupun organisasi dan inti masalahnya adalah kurangnya komunikasi. Permasalahan komunikasi yang terjadi pun tak hanya intern saja tapi juga eksternalnya.
BAB II sama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).1
Dalam Ilmu Sosiologi, kelompok pada umumnya didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang memiliki suatu identitas dan yang berinteraksi secara reguler. Apapun bentuknya, kelompok sosial terdiri dari orang-orang yang memiliki kesadaran keanggotaan yang sama yang didasarkan pada pengalaman, loyalitas, dan kepentingan yang sama. Singkatnya, mereka memiliki kesadaran akan individualitas mereka, sebagai anggota kelompok sosial yang secara spesifik disadari sebagai “kita”.
Namun, apakah keberadaan orang-orang yang bersatu dan berkumpul dapat disebut kelompok? Diperlukan persyaratan-persyaratan apakah suatu kumpulan individu-individu disebut sebagai kelompok, diantaranya adalah :
a. Adanya kesadaran dari anggota bahwa ia merupakan bagian dari kelompok tempat ia bersama;
b. Adanya hubungan timbal balik antara individu-individu yang menjadi bagian dari kelompok itu;
c. Ada faktor yang dimiliki secara bersama oleh individu-individu anggota kelompok itu, yang menjadi pengikat antara mereka.
1 Achmad Nashrudin, Kapita Selekta Komunikasi, (Banten: Dinas
d. Berstruktur, berkaidah, dan memiliki pola prilaku;
Ada beberapa definisi kelompok yang dibuat oleh para sosiologi, antara lain:
a. Kelompok ialah suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat difahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan (Joseph S.Roucek);
b. Kelompok sosial adalah suatu grup, yaitu sejumlah orang yang memiliki hubungan satu sama lain dan hubungan itu bersifat sebagai sebuah struktur (Mayor Polak);
c. Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi (Wila Huky).
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok menurut Ilmu Sosiologi adalah kumpulan manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan terjadi hubungan timbal balik yang setiap anggotanya memiliki kesadaran akan keanggotaannya.2
Adapun apa bila istilah kelompok digabungkan dengan istilah komunikasi, maka akan menimbulkan pengertian yakni sebagai suatu komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).3
Umumnya, disepakati bahwa jika jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cendrung dianggap komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok saja. Sedangkan komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik atau
2 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2010), hlm. 173-174.
komunikasi massa. Besar kecilnya jumlah manusia pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, tidak ditentukan secara matematis, tetapi tergantung pada ikatan emosional antar anggotanya. Dalam komunikasi kelompok, komunikator relatif mengenal komunikan, dan demikian pula sebaliknya.4
2. Bentuk-bentuk Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok, yakni sebagai berikut:5
a. Kelopok Primer dan Sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengemukakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanyaberhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludi Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikuit:
1) Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.
2) Komunikasi dalam kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder bersifat nonpersonal. 3) Komunikasi primer lebih menekankan aspek hubungan
hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
4) Komunikasi kelompok primer cendrung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
5) Komunikasi kelompok perimer cendrung bersifat nonformal, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
b. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Theodor Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: (1) fungsi komparatif, yaitu pungsi yang digunakan sebagai alat ukur dalam menilai diri; (2) fungsi normatif, yaitu fungsi yang digunakan sebagai alat ukur dalam menilai diri yang berkaitan dengan norma-norma dan sejumlah sikap; (3) fungsi prespektif, yaitu fungsi yang digunakan sebagai alat bagi kita untuk memberikan pemahaman, pandangan, dan penafsiran terhadap berbagai objek, peristiwa, atau orang lain.
c. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Prespektif
Kelompok deskriptif adalah suatu jenis kelompok yang menunjukan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi. Adapun yang dimaksud dengan kelompok prespektif adalah suatu jenis kelompok yang mengacu pad langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok.
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mecapai tujuan yaitu tujuan untuk melaksanakan tugas kelompok dan tujuan untuk memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama dapat diukur dari hasil kerja anggota-anggotanya, sedangkan tujuan kedua dapat diukur dari tingkat kepuasan dan prilaku anggota-anggotanya.
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu: 6
Istilah “organisasi” dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa Inggris bersumber pada bahasa Latin yakni organization yang berasal dari kata kerja organizare, yang berarti to form as or into a whole consisting of interdefendent or cordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi).7
Sedangkan menurut istilah, organisasi adalah “suatu kumpulan (atau sistem) individu yang bersama-sama, melalui suatu hierarki pangkat dan pembagian kerja, serta berusaha mencapai tujuan tertentu”.8
2. Unsur-unsur dalam Organisasi
6 Achmad Nashrudin, Kapita Selekta Komunikasi, hlm. 86-87.
7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 12, hlm. 114.
8 Steward L. Tubbs, Sylvia Moss, Konteks-konteks Komunikasi, terj. Deddy
Dari batasan tersebut, dapat digambarkan bahwa organisasi memiliki unsur-unsur dasar yang membentuk keberadaannya, antara lain sebagai berikut:9
1) Anggota organisasi, yaitu orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi, membentuk organisasi, serta terlibat dalam kegiatan pokok.
2) Pekerjaan dalam organisasi, yang terdiri dari tugas-tugas formal dan nonformal.
3) Praktik-praktik pengelolaan (management), yaitu bahwa tujuan primer pegawai manajerial adalah menyelesaikan pekerjaan melalui usaha orang lain.
4) Struktur organisasi, yaitu merujuk pada hubungan-hubungan antara tugas-tugas yang dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi.
5) Pedoman organisasi, yaitu serangkaian pernyataan yang mempengaruhi, mengendalikan dan memberikan arahan bagi anggota organisasi dalam mengambil keputusan dan tindakan.
3. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Sandjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:10
1) Fungsi informatif, yaitu suatu bentuk fungsi yang bertujuan untuk memberikan iformasi-informasi yang berguna kepada setiap anggota organisasi sehingga memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan tugasnya secara lebih pasti.
2) Fungsi regulatif, yaitu suatu bentuk fungsi yang berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
3) Fungsi persuasif, yakni suatu jenis fungsi dalam komunikasi organisasi yang bertujuan untuk memudahkan seorang manager dalam mengajak anggota organisasinya untuk melaksanakan tugas dengan baik.
4) Fungsi integratif, yaitu suatu jenis fungsi yang bertujuan untuk memberikan saluran atau sarana bagi setiap anggota organisasi dalam melaksanakan tugas secara lebih baik.
4. Sifat Aliran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi organisasi memiliki aliran informasi yang mungkin berbeda dengan aliran informasi yang terjadi dalam komunikasi pada bentuk lainnya. Menurut Guetzkow (1964), aliran informasi (penyebaran pesan) dalam organisasi dapat terjadi dalam tiga cara, yaitu sebagai berikut:11
1) Serentak, yaitu suatu bentuk aliran komunikasi yang disampaikan secara bersamaan dalam suatu waktu dengan objek atau sasaran yang banyak (lebih dari satu orang).
2) Berurutan, yaitu suatu bentuk aliran komunikasi yang bersifat diadik (bentuk komunikasi yang utama), dengan pola “siapa berbicara kepada siapa”. Informasi tersebut disampaikan dari satu orang kepada orang yang lain secara tidak bersamaan. 3) Serentak-berurutan, yaitu suatu bentuk aliran komunikasi yang
mengkombinasaikan antara aliran informasi serentak dengan aliran informasi berurutan.
5. Arah Aliran Komunikasi dalam Organisasi
Sedangkan arah aliran komunikasi dalam organisasi ialah sebagai berikut:12
1) Komunikasi ke bawah (downward), yaitu suatu jenis informasi yang mengalir dari jabatan yang memiliki otoritas yang lebih tinggi ke jabatan yang memiliki ototritas yang lebih rendah. 2) Komunikasi ke Atas (Upward), yaitu suatu jenis informasi yang
merupakan kebalikan dari komunikasi ke bawah (downward), diamana pihak-pihak yang memiliki otoritas yang lebih rendah memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memiliki otoritas yang lebih itnggi.
3) Komunikasi setara (Horizontal), yaitu suatu jenis komunikasi yang dilakukan antara orang-orang yang berada dalam posisi yang sama.
6. Teori Manajemen Klasikal dalam Organisasi
Griffin (2003) dalam a first look at Communication Theory, membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasikal, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efesiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori klasikal tersebut yakni sebagai berikut:13
1) Kesatuan komando, artinya yakni suatu karyawan ayau anggota hanya menerima pesan dari satu atasan.
2) Rantai skalar, yakni garis otoritas dari atas kebawah.
3) Divisi pekerjaan, yakni pembagian tugas dalam management organisasi yang disesuaikan dengan spesialisasi kemampuan anggota organisasi.
4) Tanggung jawab dan otoritas, artinya bahwa dalam setiap peran dan tugas pasti ada tanggung jawab yang harus diemban oleh setiap anggota dalam suatu organisasi.
5) Disiplin dan ketaatan, yakni setiap anggota dalam organisasi harus senantiasa memiliki sikap disiplin dan ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik-praktik pengelolaan;(d) Struktur organisasi;(e) Pedoman organisasi; (8) Fungsi komunikasi kelompok : (a) Fungsi informatif;(b) Fungsi regulatif;(c) Fungsi persuasif;(d) Fungsi integratif; (9) Sifat aliran komunikasi organisasi: (a) Serentak;(b) Berurutan;(c) Serentak-berurutan; (10) Arah aliran Komunikasi organisasi; (a) Komunikasi ke bawah;(b) Komunikasi ke Atas;(c) Komunikasi setara;(d) Kesatuan komando; (11) Teori klasikal dalam organisasi: (a) Rantai skalar;(b) Divisi pekerjaan;(c) Tanggung jawab dan otoritas;(d) Disiplin dan ketaatan;(e) Mengutamakan kepentingan kelompok daripada kepentingan individu
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999)
L.Tubbs , Steward, Sylvia Moss, Konteks-konteks Komunikasi, terj. Deddy Mulyana, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005)
Nashrudin, Achmad , Kapita Selekta Komunikasi, (Banten: Dinas Pendidikan Provinsi Banten, 2011)