BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sejak lahir, seorang manusia telah mengenal kelompok sosialnya, yaitu keluarga. Ada perbedaan penting antara anak manusia dengan hewan. Anak hewan seperti ayam begitu menetas mereka berusaha mencari makan sendiri, akan tetapi anak manusia memerlukan pertolongan dan bimbingan dari manusia lain terutama orang tua dan saudara dekat di keluarganya.
Kelompok sosial di luar keluarga akan memengaruhi cara berpikir, sikap, dan berperilaku seseorang setelah bersosialisasi dengan orang lain. Kelompok sosial akan memengaruhi perkembangan kepribadian dan memainkan peranan penting dalam proses sosialisasi seseorang. Kelompok-kelompok sosial timbul karena manusia dengan sesamanya mengadakan hubungan yang langgeng untuk suatu tujuan atau kepentingan bersama. Karena kehidupan bersama manusia mendapat perwujudannya dalam kelompok-kelompok yang beraneka ragam dan tidak terhitung jumlahnya. Maka dari itu, dalam sosiologi mempelajari kelompok sosial dalam arti bentuk-bentuk kehidupan bersama atau bermasyarakat sangatlah penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok sosial dalam kehidupan masyarakat ? 2. Sebutkan faktor pembentukan kelompok sosial ?
3. Apa saja tipe-tipe kelompok sosial.. ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial, dan tipe-tipe kelompok sosial yang terdapat di dalam masyarakat. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan siswa dapat semakin luas wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
A. Kelompok Sosial dalam Kehidupan
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun mengapa manusia harus hidup bermasyrakat? Seperti diketahui manusia pertama, Adam, telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia lain, yaitu istrinya yang bernama Hawa. Banyak cerita tentang manusia yang hidup menyendiri seperti Robinson Crusoe. Akan tetapi, pengarangnya tak dapat membuat suatu penyelesaian tentang hidup seorang diri tadi karena kalau dia mati berarti riwayatnya akan habis pula. Maka, kemudian muncullah tokoh “Friday” sebagai teman Robinson. Walaupun temannya seorang pria juga, hal itu membuktikan bahwa pengarang sudah mempunyai perasaan tentang kehidupan bersama antarmanusia. Begitu pula tokoh Tarzan di dalam film. Ia diberi pasangan seorang wanita sebagai teman hidupnya, yang kemudian berketurunan pula, dan seterusnya. Apabila kita membaca cerita-cerita dari dunia watyang, tokoh-tokoh seperti Arjuna yang sering bertapa dan menyendiri akhirnya kembali pada saudara-saudaranya. Bertapa dan menyendiri hanyalah untuk sementara dan bersifat temporer.
Memang apabila manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya seperti hewan, dia tak akan dapat hidup sendiri. Seekor anak ayam, walaupun tanpa induk, mampu mencari makan sendiri; demikian pula hewan-hewan lain seperti kucing, anjing, harimau, gajah dan sebagainya. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya, harus diajar makan, berjalan, bermain- main dan lain sebagainya. Jadi sejak lahir, manusia berhubungan dengan manusia lainnya.
Lagipula, manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri. Harimau, misalnya, diberi kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri. Burung diberi sayap untuk dapat terbang jauh;
katak diberi alat-alat khusus untuk dapat hidup di darat maupun di air. Akan tetapi manusia tidak demikian, alat-alat fisiknya tak sekuat hewan, tapi ia diberi alat yang sangat ampuh dan istimewa, jauh lebih sempurna daripada alat-alat fisik
hewan, yaitu pikiran. Pikiran tadi tak dapat digunakan langsung sebagai alat hidup, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mencari akat-alat materiil yang diperlukan untuk kehidupan.
Hewan-hewan seperti sapi, keledai, kuda, sanggup hidup di udara dingin tanpa pakaian. Manusia tidak mungkin seperti itu, tetapi dengan daya pikirnya, ia menciptakan pakaian untuk melindungi terhadap terik matahari, hujan, dan udara dingin. Dalam menghadapi alam sekeliling, manusia harus hidup berkawan dengan manusia-manusia lain dan pergaulan tadi mndatangkan kepuasan bagi jiwanya. Apabila manusia hidup sendirian, misalnya dalam keadaan terkurung dalam sebuah ruangan yang tertutup sehingga dia tak dapat melihat atau mendengarkan suara orang lain, maka akan terjadi gangguan dalam perkembangan kejiwaannya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia disebut juga sebagai social animal (hewan sosial); hewan yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama.
Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, agaknya yang paling penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan tadi.
Reaksi tersebutlah yang menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas. Misalnya, kalau seseorang menyanyi, dia memerlukan reaksi, entah berwujud pujian atau celaan yang kemudian merupakan dorongan bagi tindakan- tindakan selanjutnya. Di dalam memberikan reaksi tersebut, ada suatu kecenderungan manusia untuk memberikan keserasian-keserasian dengan tindakan orang lain. Mengapa? Karena sejak lahir, manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat)
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
a. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok merupakan salah satu konsep yang penting dalam sosiologi.
Kelompok atau group adalah kumpulan individu yang berinteraksi satu sama lain ,pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjan ,untuk meningkatkan hubungan antar individu ,atau bisa saja untuk keduanya.
Alasan seseorang bergabung atau berinteraksi dalam kelompok tentunya berhubungan dengan kebutuhan –kebutuhan kita untuk merasa aman, memperoleh status,harga diri, afiliasi, kekuatan, dan pencapaian tujuan.dengan demikian keberadaan suatu kelompok dalam kehidupan manusia itu sangat penting . pentingnya kelompok bagi kehidupan manusia bertumpu pada kenyataan bahwa manusia adalaah makhlik social . artinya, secara alamiah manusia tidak dapat hidup sendirian .dari detik –detik kehidupanya ,manusia dalam kelompok ,dia adalah anggota keluarga.dalam perjuangan hiduonya ,guna memenuhi kebuituhan hidup,manusia tidak terlepas dari interaksinya dengan manusia lain di sekelilingnya.
Akan tetapi timbul suatu pernyataan, apakah setiap himpunan manusia dapat dinamakan kelompok sosial? Untuk itu, diperlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain:
1. Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan
2. Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya
3. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sendiri dan didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok
4. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama misalnya, dapat pula menjadi faktor pengikat/pemersatu
5. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku 6. Bersistem dan berproses
Istilah kelompok sosial dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu social yang berarti sosial/kemasyarakatan dan groups yang berarti kelompok/golongan. 1
Ada banyak definisi dari para ahli tentang kelompok sosial, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur (Giddens, 1944:185)
Kelompok yang didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang yang saling berinteraksi dengan cara-cara yang terpola, dan dikenali sebagai sebuah kelompok oleh mereka sendiri dan oleh orang lain (Johnson, 1986:93)
Kelompok sosial adalah sebuah kelompok yang mencakup dua atau lebih orang yang memelihara pola-pola hubungan yang stabil/tetap selama rentang waktu tertentu (Stark, 1987:8)
Kelompok adalah kesatuan orang yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki beberapa landasan interaksi (Stewart, 1985:41)
Kelompok adalah sejumlah orang yang sama memiliki kesadaran tentang keanggotaan bersama dan interaksi antarmereka (Horton & Hunt, 1984:186)
Kelompok adalah sejumlah orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan (Merton, 1965:285)
1 Saptono dan Bambang Suteng S: Sosiologi SMA Jilid 2 (Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama, 2007), hlm. 118.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan ciri-ciri suatu kelompok sosial yang merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan anara kelompok satu dan lainnya, mempunyai struktur sosial yang masing-masing anggotanya memiliki status dan peran tertentu, mempunyai nilai-nilai dan harapan-harapan tertentu yang dengan sengaja dan teratur saling berinteraksi/berkomunikasi sesuai norma-norma antar anggotanya.
b. Syarat dan Karakteristik Terbentuknya Kelompok Sosial
Pada dasarnya kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Meskipun esensi dari kelompok sosial itu adalah himpunan manusia, tetapi tidak semua manusia yang berkumpul merupakan suatu kelompok sosial. Schein mensyaratkan adanya tiga tiga kondisi sehingga sejumlah orang dapat disebut sebagai suatu kelompok sosial, yaitu
Orang-orang yang ada itu harus saling berinteraksi satu sama lain.
Orang-orang itu secara psikologis sadar akan keberadaan orang lain.
Orang-orang itu merasa sebagai bagian dari kelom pok tersebut.
Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa terdapat beberapa syarat himpunan atau kumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompok sosial.
Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut.
Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
Ada hubugan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama dan sebagainya.
Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
Bersistem dan berproses.
Kelompok sosial memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari karakteristik anggota kelompok tersebut secara perorangan. Beberapa
karakteristik kelompok sosial itu adalah sebagai berikut.
a) Nilai-Nilai Kelompok
Individu anggota kelompok membawa nilai dan sikapnya ke dalam kelompok, tetapi pada saat yang sama, individu anggota kelompok itu juga belajar nilai-nilai dari kelompok tersebut. Nilai kelompok memberikan pedoman mengenai apa yang penting dan apa yang tidak penting, apa yang baik atau apa yang buruk bagi anggota kelompok.
b) Norma-Norma Kelompok
Norma kelompok menunjuk pada harapan perilaku yang dijadikan pedoman bagi anggota dalam bertindak. Norma merupakan suatu aturan dan ukuran yang mengatur perilaku anggota kelompok.
c) Peran dan Posisi
Norma memberikan suatu bentuk perilaku yang seharusnya ditunjukkan oleh anggota kelompok. Rangkaian perilaku dalam interaksi yang dilakukan seseorang dengan orang lain menunjukkan pada suatu peran tertentu dari seseorang itu. Dalam kelompok, seseorang individu dapat berinteraksi dengan banyak orang.
d) Status
Status menunjuk pada suatu tatanan hierarkis dari peran yang dimiliki seseorang dalam kelompok sehingga suatu peran dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah dari orang lain. Seseorang dalam berbagai peran yang dimilikinya dapat dikatakan berstatus tinggi atau rendah berkaitan dengan berbagai hal. Misalnya, seseorang berada dalam suatu profesi khusus, seperti menjadi dokter spesialis, ataupun guru besar.
e) Ikatan Kelompok
Ikatan kelompok merupakan kemampuan kelompok untuk mempertahankan keutuhan dirinya, atau menjaga keberadaannya, terhadap ancaman dan tekanan.
c. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
a) Kedekatan
Faktor pertama pembentukan kelompok sosial adalah kedekatan. Semakin dekat jarak geografis antar dua individu, semakin mungkin mereka saling berkomunikasi dan bersosialisasi. Kedekatan fisik meningkatkan interaksi dan peluang melakukan kegiatan bersama sehingga memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
b) Kesamaan
Faktor kesamaan di antara anggota artinya bahwa sudah menjadi kebiasaan ketika orang lain senang berhubungan dengan individu lain yang punya kesamaan dengan dirinya: entah itu dalam hal minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat kecerdasan, sampai karakter personal lainnya.
d. Tipe Kelompok Sosial
Kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau beberapa ukuran. Dalam kajian ini, tidak semua tipe kelompok akan dibicarakan, tetapi hanya dibatasi pada beberapa konsep sosiologis tentang kelompok yang terpenting dan berkaitan dengan kajian tentang organisasi.
a) In-group dan Out-group
Konsep in-group merupakn konsep yang dikemukakan oleh seorang sosiolog W.G. Sumner dalam karyanya berjudul Folkways. In group merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu- individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Out group out merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in group jelasnya kelompok sosial diluar anggotanya disebut out group. Perasaan in group atau out group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibandingkan dengan kelompok lainya.
b) Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kelompok primer adalah kelompok kecil yang berinteraksi secara langsung dan sering dengan individu-individu di dalamnya. Kelompok ini umumnya terdiri dari anggota keluarga dan teman dekat. Kelompok primer memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian dan nilai-nilai seseorang.
Sementara itu, kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar dan cenderung tidak terlalu akrab. Kelompok sekunder terdiri dari anggota yang berinteraksi dalam konteks yang lebih formal dan kurang
sering. Contohnya adalah rekan kerja, anggota organisasi, dan kelompok agama.
c) Kelompok Formal dan Kelompok Informal
Kelompok formal adalah kelompok yang dibentuk oleh manajemen suatu organisasi untuk menyelesaikan suatu tugas, sedangkan kelompok informal merupakan kelompok yang dibentuk oleh anggotanya itu sendiri yang sesuai dengan kesukaan dan minat mereka.
d) Kelompok Persahabatan atau Persaudaraan
Hubungan persahabatan atau hubungan-hubungan persaudaraan (kekerabatan) antara anggota-anggota dalam suatu organisasi merupakan salah satu bentuk kelompok informal. Kelompok informal ini muncul karena para anggotanya telah saling kenal dengan baik sebelumnya.
Dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
Klik (Clique)
Subklik (Sub-Clique)
e) Paguyuban dan Patembayan
Paguyuban merujuk pada perkumpulan yang bersifat kekeluargaan, di mana hubungan antaranggota cenderung erat dan berdasarkan ikatan emosional yang kuat. Di sisi lain, patembayan merupakan perkumpulan yang bersifat lebih sementara dan formal.
f) Membership dan Reference Group
Berdasarkan pengertiannya, dapat dipahami bahwa membership group merupakan kelompok yang secara fisik setiap orang adalah bagian dari kelompoknya, sedangkan reference group merupakan kelompok acuan bagi orang yang bukan kelompoknya.
g) Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Kelompok volunter adalah orang yang mempunyai kepentingan yang sama, namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat.
h) Kelompok-Kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur
Kelompok sosial tidak teratur adalah kelompok yang mempunyai tujuan yang sama, namun tidak memiliki hubungan jangka panjang serta aturan yang mengikat. Ada 3 jenis kelompok sosial tidak teratur, yaitu Kerumunan, Publik, dan Massa. Masing-masing mempunyai ciri dan dasar pembentuk yang berbeda
.
e. Pendekatan Sosiologis Terhadap Kelompok-Kelompok Sosial
B. Dinamika kelompok sosial
a. Pengertian Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok.Dinamika berarti intraksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain,sedangkan kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Jadi,dinamika kelompok adalah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang, dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
a) Komunikasi Kelompok
Komunikasi berperan pada dinamika kelompok karena di dalam komunikasi akan terjadi perpindahan ide atau gagasan yang di ubah menjadi simbol oleh seorang komunikator kepada komunikan melalui media.
b) Konflik dalam Kelompok
Konflik adalah suatu proses sosial di mana individu-individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengaqn ancaman kekerasan. Konflik dalam kelompok, bisa terjadi akibat ketentuan norma yang berlaku tidak sesuai dengan norma pribadi individu selaku anggota kelompok.
c) Kekuatan dalam Kelompok
Kekuatan tercermin pada kemampuan seseorang untuk membuat orang lain bertingkah laku tertentu. Jadi kekuatan itu adalah pengaruh.
d) Kohesi Kelompok
Kohesi merupakan faktor utama keberadaan kelompok. Kohesi kelompok merupakan sejumlah faktor yang memengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.
e) Pengambilan Keputusan
Kelompok yang efektif dapat menghasilkan keputusan dengan kualitas baik.
f) Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan fokus utama dari keterampilan kelompok. Masalah adalah pertentangan atau perbedaan antara yang seharusnya terjadi dengan yang sesungguhnya.
b. Fungsi dan Tujuan Dinamika Kelompok Sosial Adapun fungsi dari dinamika kelompok, antara lain
Membentuk kerja sama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
Memudahkan pekerjaan.
Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan
menguragi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien.
Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain
Membangkitkan kepekaandiri seorang anggota kelompok terhadap kelompok lain,sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai.
Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain.
Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok.
Menimbulkan adanya iktikad yang baik antara sesama anggota kelompok.
c. Contoh Perkembangan Kelompok Sosial di Masyarakat
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa kelompok sosial bukanlah kelompok yang statis, namun kelompok yang mengalami perkembangan atau dinamika. Berikut ini beberapa perkembangan kelompok sosial di masyarakat.
a) Keluarga
keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat di mana-mana di dunia ini.
b) Kelompok Kekerabatan
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri atas beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.
Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
c) Kelompok Okupasional
Kelompok Okupasional adalah kelompok yang terdiri atas kalangan professional yang memiliki etika profesi. Misalnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Serikat Buruh, Parfi, dan sebagainya.
d) Kelompok Volunter
Kelompok Volunter adalah kegiatan yang dilakukan oleh satu atau lebih orang dengan tujuan amal bersama. Kelompok Volunter terdiri atas individu yang memiliki kepentingan yang sama, tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkaunya.
e) Masyarakat Desa (Rural Community)
Masyarakat perdesaan atau rural community merupakan masyarakat yang pada umumnya memiliki mata pencaharian bertani, berkebun, berladang. System kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan mempunyai hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya.
f) Masyarakat Kota (Urban Community)
Masyarakat perkotaan atau rural community merupakan kelompok sosial yang mendiami wilayah yang luas, sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor industri, jasa, dan perdagangan. Keanggotaan masyarakat kota tidak saling mengenal, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.
C. Tinjauan Sosiologi dalam Kajian Kelompok Sosial dalam Masyarakat
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial diciptakan oleh anggota masyarakat untuk masyarakat itu sendiri dengan berbagai jenis atau tipe sesuai tujuan atau keperluan diciptakannya kelompok itu sendiri. Dimana kelompok sosial berperan dalam membentuk kepribadian dan memengaruhi perilaku para anggotanya.
B. Kritik dan Saran
Sekian makalah yang kami buat, tentunya dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Maka, saling belajar dan evaluasi adalah proses yang paling baik dalam pembelajaran. Semoga Bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Dwi & Qosim, Rizal. Sosiologi 3. Solo: PT. Wangsa Jatra Lestari, 2016 Mulyono, Dwi. Sosiologi. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2018
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012 Wiranata, I Gede A.B. Antropologi Budaya. Bandung: PT. Citra Adhya Bhakti, 2011
Suteng, Bambang & Saptono. Sosiologi SMA Jilid 2. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama, 2007
Aryani, Nugraheni. Kupas Tuntas 1001 Soal Sosiologi SMA. Jakarta: Pustaka Widyatama, 2012
Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2004