• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONSEP DASAR K3 DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (Somatic, Perilaku, Lingkungan Ergonomic, Pengorganisasian Pekerjaan, Dan Budaya Kerja)

N/A
N/A
indah ayuu

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH KONSEP DASAR K3 DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (Somatic, Perilaku, Lingkungan Ergonomic, Pengorganisasian Pekerjaan, Dan Budaya Kerja)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KONSEP DASAR K3 DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (Somatic, Perilaku, Lingkungan Ergonomic, Pengorganisasian Pekerjaan,

Dan Budaya Kerja)

Oleh : Kelompok 2

ERMAWATI DEWI (1130122012)

ACHRISA AZA’IS N (1130122022)

TYAS ARTANTI (1130122026)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN LINTAS JALUR FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2022-2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar K3 Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan (Somatic, Perilaku, Lingkungan Ergonomic, Pengorganisasian, Pekerjaan Dan Budaya Kerja)”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Dalam makalah ini mengulas tentang Konsep dasar K3 baik sehat, kesehatan kerja, risiko dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan (somatic, perilaku, lingkungan ergonomic, pengorganisasian, pekerjaan dan budaya kerja).

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Surabaya, 10 Oktober 2022 Kelompok 2

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I LATAR BELAKANG...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

1.4 Manfaat...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian...3

2.2 Konsep Dasar K3 Dalam Asuhan Keperawatan...4

BAB III KESIMPULAN……….….11

3.1 Kesimpulan...11

3.2 Saran...11

DAFTAR PUSTAKA...12

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat ini pasien mendapatkan terapi dan perawatan sampai sembuh. Rumah sakit juga merupakan depot dari berbagai macam penyakit yang berasal dari pasien, perawat, dokter, dan pengunjung yang berstatus karier.

Menurut pedoman Manjamen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit, Depkes (2006), dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan minimal 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal tersebut, maka jelaslah bahwa rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung rumah sakit. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola rumah sakit menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di rumah sakit.

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya perawat berisiko mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka para pihak diharapkan tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman serta mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Ada sekitar dua puluh tindakan keperawatan, delegasi, dan mandat yang dilakukan dan yang mempunyai potensi bahaya biologis, mekanik, ergonomik, dan fisik terutama pada pekerjaan mengangkat pasien, melakukan injeksi,

(5)

menjahit luka, pemasangan infus, mengambil sampel darah, dan memasang kateter.

Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi, sehat, kesehatan kerja, risiko dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan (somatik, perilaku, lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud sehat, kesehatan kerja, resiko, dan hazard ?

2. Bagaimana konsep dasar K3 : sehat, kesehatan kerja, resiko, dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan (somatik, perilaku, lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, dan budaya kerja) ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian sehat, kesehatan kerja, resiko, dan hazard.

2. Mengetahui konsep dasar K3 : sehat, kesehatan kerja, resiko, dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan (somatik, perilaku, lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, dan budaya kerja).

1.4 Manfaat

a. Menambah wawasan serta pengetahuan bagi mahasiswa dan dosen terkait tentang konsep dasar K3 baik sehat, kesehatan kerja, risiko dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan (somatic, perilaku, lingkungan ergonomic, pengorganisasian, pekerjaan dan budaya kerja).

b. Menjadi referensi dan media pembelajaran pada mata kuliah keselamatan dan kesehatan kerja.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

3.1 Pengertian

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah ilmu terapan yang bersifat multi disiplin, bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Menurut America Society Of Safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

Menurut undang-undang No. 1 tahun 1970 (1), K3 adalah upaya dan pemikiran dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani manusia pada umumnya dan pekerja pada khususnya serta hasil karya budaya dalam rangka menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.

Dasar-dasar keselamatan dan kesehatan meliputi sehat, kesehatan kerja, risiko dan hazard dalam pemberian asuhan kesehatan (somatik, perilaku, lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja).

2.1.1 Sehat

Menurut UU Kesehatan RI No. 23 Tahun1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu

“suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat ”.

2.1.2 Kesehatan Kerja

Menurut WHO tahun 1950, kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi semua pekerja pada semua pekerjaan dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi dan

(7)

diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan manusia dan setiap manusia terhadap pekerjaan.

2.1.3 Risiko

Risiko menurut KBBI adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan membahayakan) dari suatu perbuatan atau Tindakan.

Risiko (risk) yaitu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu (Tarwaka,2008).

2.1.4 Hazard atau Bahaya

Bahaya adalah suatu sumber yang berpotensi menimbulkan kerusakan misalnya cidera, sakit, kerusakan properti, lingkungan atau gabungan dari semuanya. Bahaya merupakan suatu karakteristik yang menjadi satu atau melekat pada suatu bahan, kondisi, sistem dan peralatan. Penting untuk memahami konsep bahaya. Pemahaman yang keliru mengenai konsep bahaya akan mengakibatkan bentuk pengendalian bahaya yang tidak efektif. Bahaya juga berkaitan dengan keberadaan energi. Supaya dapat menimbulkan kecelakaan, maka harus terjadi kontak dengan energi atau substansi.

2.2 Konsep Dasar K3 Dalam Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan yang berkualitas yang diberikan oleh perawat perlu dilindungi oleh undang-undang. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 164 ayat (1) menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan.

2.3.1 Sehat

Kesehatan menjadi modal utama untuk bekerja sehingga pemeliharaan kesehatan perawat akan membuat mereka mempunyai ketahanan bekerja atau stamina cukup untuk bekerja yang dapat menjadi dasar kualitas hidup seorang perawat dalam bekerja.

Seorang perawat rumah sakit harus mempunyai status kesehatan prima dengan dilandasi oleh faktor genetik yang dapat

(8)

direpresentasikan oleh sejarah kesehatan keluarga. Menjaga dan meningkatkan status kesehatan perawat dilakukan dengan cara memperbaiki lingkungan kehidupan dan melakukan proses kehatian- hatian dalam menyeleksi perawat terkait dengan sejarah kesehatan keluarga

Keempat variabel ini secara sendiri dan bersama-sama berpengaruh pada status kesehatan individu melalui derajat perasaan sehat fisik dan psikis, penghargaan diri, pengetahuan, dan sikap tentang sehat-sakit.

Secara langsung, hal tersebut berpengaruh kepada kualitas kehidupan kerja seorang perawat yang meliputi pendapatan, kesempatan pengembangan diri, keamanan, keadilan, kebanggaan, dan keyakinan dalam pilihan kerja.

2.3.2 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari gangguan secara fisik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Risiko kesehatan dapat terjadi karena adanya faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang menimbulkan stress atau gangguan fisik. Risiko keselamatan dapat terjadi karena aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, sengatan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, serta kerusakan anggota tubuh, penglihatan dan pendengaran. (Megginson dalam Mangkunegara,2000). Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari ganguan secara fisik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan dapat terjadi karena adanya faktor – faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang menimbulkan stres atau gangguan fisik, M Yani (2012).

Menurut Atika Puspita Sari (2012) Wolf Kristen ( 2008 ) mengemukakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan kondisi kerja yang lebih sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan– kegiatan tersebut,

(9)

terutama bagi organisasi–organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.

2.3.3 Risiko

Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling besar jumlahnya dan paling lama kontak dengan pasien, sehingga sangat berisiko dengan pekerjaannya, namun banyak perawat tidak menyadari terhadap risiko yang mengancam dirinya, melupakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) adalah sebagai berikut:

a. Golongan Fisik

1) Kebisingan dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran sampai dengan Non-induced hearing loss.

2) Radiasi (sinar radio aktif) dapat mengakibatkan kelainan darah dan kulit.

3) Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan heat stroke, heat cramps, atau hyperpyrexia. Sedangkan suhu udara yang rendah dapat mengakibatkan frostbite, trenchfoot atau hypothermia.

4) Tekanan udara yang tinggi dapat mengakibatkan caison disease.

5) Pencahayaan yang tidak cukup dapat mengakibatkan kelahan mata. Pencahayaan yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan.

b. Golongan Kimia

1) Debu dapat mengakibatkan pneumoconiosis.

2) Uap dapat mengakibatkan metal fume fever, dermatitis dan keracunan.

3) Gas dapat mengakibatkan keracunan CO dan H2S.

4) Larutan dapat mengakibatkan dermatitis.

5) Insektisida dapat mengakibatkan keracunan.

c. Golongan Biologi

Kejadian penyakit infeksi di rumah sakit dianggap sebagai suatu masalah serius karena mengancam kesehatan dan

(10)

kesejahteraan pasien dan petugas kesehatan secara global (Luo, et all, 2010). Penelitian menunjukan bahwa rata-rata risiko transmisi virus melalui Blood-borne pada kecelakaan tertusuk jarum yaitu 30% untuk virus Hepatitis B, virus Hepatitis C yaitu 3% dan kurang lebih 0,3% untuk virus HIC (Weston, 2008). WHO (2002) mengestimasikan bahwa sekitar 2,5% petugas kesehatan diseluruh dunia menghadapi pajanan HIV dan sekitar 40% menghadapi pajanan virus Hepatitis B dan Hepatitis C (Sadoh, et. all, 2006) dan 90% dari infeksi yang dihasilkan dari pajanan tersebut berada di negara berkembang (Reda, et.all, 2010).

d. Golongan Fisiologis

Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan yang kurang baik, salah cara melakukan suatu pekerjaan yang dapat mengakibatkan kelelahan fisik bahkan lambat laun dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh pekerja.

e. Golongan Psikologi

Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan pekerjaan yang monoton yang menyebabkan kebosanan.

2.3.4 Hazard

Banyak perawat yang terpapar bahaya ketika melakukan pekerjaannya. Bahaya di rumah sakit akan berdampak pada kesehatan, keselamatan perawat, dan selanjutnya pada kualitas pelayanan di rumah sakit. Hal ini perlu mendapat perhatian baik dari perawat maupun rumah sakit. Jika keselamatan dan kesehatan perawat tidak diperhatikan akan terjadi peningkatan absensi, ketidakpuasan bekerja, produktifitas menurun, hilangnya kepercayaan diri, kreatifitas dan konsentrasi perawat dalam bekerja.

Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian. Berikut jenis faktor-faktor yang mengakibatkan potensi terjadinya bahaya.

a. Bahaya factor kimia (debu, uap logam, uap)

(11)

b. Bahaya faktor biologi (penyakit dan gangguan oleh virus, bakteri, binatang dsb.)

c. Bahaya faktor fisik (bising, penerangan, getaran, iklim kerja, jatuh)

d. Bahaya factor biomekanik (posisi bangku kerja, pekerjaan berulang-ulang, jam kerja yang lama)

e. Bahaya faktor sosial psikologis (seperti: stress, kekerasan, dll)

Menurut Ndejjo (2015) bahaya secara luas diklasifikasikan sebagai biologis dan biologis diantaranya :

1. Bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan luka, laserasi, terkena benda tajam, kontak langsung dengan spesimen yang terkontaminasi, bioterorisme, penyakit infeksi, dan kontaminasi silang dari material kotor.

2. Bahaya non biologis Didefinisikan termasuk fisik, psikososial, dan ergonomis bahaya.

Jenis dan sumber hazard di tempat kerja meliputi :

1. Hazard Somatik, yaitu hazard yang sudah ada pada tubuh pekerja, lazim disebut faktor resiko seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, Obesitas, Dyslipidemia, Asthma.

2. Hazard Perilaku, seperti kebiasaan merokok, pola makan, minum- minuman beralkohol, dapat berefek pada kesehatan seperti PJK, DM, dan stroke.

3. Hazard Lingkungan Kerja (Fisik, Kimia, Biologi)

 Hazard fisik : bising, suhu, pencahayaan, sinar radiasi.

 Hazard kimia : debu, uap logam, gas karbon monoksida.

 Hazard biologi : penyakit dan gangguan dari jamur, virus, bakteri

4. Hazard Ergonomik , meliputi cara kerja, posisi kerja, postur tubuh yang tidak sesuai saat melakukan pekerjaan.

5. Hazard Pengorganisasian Pekerjaan, meliputi :

(12)

 Waktu : long work hours (shift kerja) , career planning (jalur karir, kenaikan pangkat dan jabatan), central planning (otonomi, partisipasi karyawan).

 Beban pekerjaan : jumlah dan jenis pekerjaan, karyawan tidak dibebani pekerjaan yang dia tidak bisa, fasilitas yang memadai, reward yang sesuai.

6. Hazard Budaya Kerja, meliputi :

- Suasana kerja/iklim sepeti keterbukaan (friendly) atau tertutup.

- Kerja dalam team work. Karyawan yang individualistis akan sulit bekerja dalam tim. Adanya dukungan atasan dan rekan kerja tim.

Identifikasi Hazard merupakan langkah awal dalam mengembangkan manajemen risiko K3 titik mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Dengan mengetahui sifat dan karakteristik bahaya, maka dapat lebih berhati-hati dan waspada untuk melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan.

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya perawat berisiko mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Perawat adalah salah satu tenaga pelayanan kesehatan yang berinteraksi dengan pasien yang intensitasnya paling tinggi dibandingkan komponen lainnya. Perawat sebagai anggota inti tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar di rumah sakit (40- 60%) dan di mana pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Rumah Sakit (Depkes, 2007).

(13)

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Secara Umum :

a. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pengendalian bahaya yang di tempat kerja yaitu dengan pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman di tempat kerja.

b. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pembinaan dan pengawasan pelatihan dan pendidikan,konseling dan konsultasi,pengembangan sumber daya atau teknologi terhadap tenaga kerja tentang penerapan K3.

c. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui sistem manajemen prosedur dan aturan K3, penyediaan sarana dan prasarana K3 dan pendukungnya, penghargaan dan sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja

Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada asuhan keperawatan:

a. Perawat diwajibkan untuk menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik seperti mencuci tangan, memakai APD lengkap, menjaga kebersihan maupun kesterilan setiap alat yang akan digunakan.

b. Mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit serta tidak terburu- buru dalam melakukan tindakan.

c. Perawat sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan juga sehat serta menerapkan pola hidup yang sehat pula.

d. Menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang tinggi, dan ketenangan saat bekerja terutama saat melakukan tindakan yang berisiko kepada pasien.

e. Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi risiko cedera baik bagi klien maupun bagi perawat sendiri.

Tiga prinsip pedoman asuhan keperawatan : a. Mempertahankan keamanan klien b. Memberikan asuhan yang efektif

(14)

c. Memberikan asuhan yang seefisien mungkin

(15)

BAB III KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman serta mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya perawat berisiko mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Oleh karena itu, perlunya pemahaman mengenai dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja.

Dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi, sehat, kesehatan kerja, risiko dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan (somatik, perilaku, lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja).

3.2 SARAN

Perlunya menyadari kembali pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja yang dimana itu suatu prioritas pentig dalam bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Jagalah keselamatan anda dalam kondisi yang aman dan patuhilah pada peraturan rambu lalu lintas agar tidak terjadi kecelakaan dan mengurangi risiko kecelakaan dalam bekerja.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, Adisty Olyvia. 2020. “Konsep Dasar dan Keselamatan”, https://osf.io/4bdne, diakses tanggal 07 Oktober 2022 Pukul 13.00 WIB Ashalina, Synthia. 2014. “Makalah Konsep Dasar K3, Hazard, dan

Pengendaliannya”,https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep _Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya, diakses tanggal 09 Oktober 2022.

Luthfiyani, Melly. 2012. “Hazard Di Tempat Kerja”, hazard di tempat kerja (slideshare.net), diakses pada 10 Oktober 2022.

Referensi

Dokumen terkait