MAKALAH KELOMPOK
" KARIER GURU DAN TANTANGAN GURU ABAD 21"
Mata Kuliah : Profesi Guru
Dosen : Dr. H.Nano Sukmana., Drs.,M.Pd Sri Rohartati S.Pd.SD.,M.Pd
Disusun oleh : Kelompok 5
Syilvia Rachman 41154030200003 Intan Nuraini 41154030200004 Cita Ghaida Mutmainah. 41154030200020
Kelas : A01/4
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah profesi pendidikan yang berjudul “ Karir Guru Dan Tantangan di Abad 21” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan sebagai media pembelajaran, khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Bandung, 1 Mei 2022
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.………...……….1
DAFTAR ISI ………...2
BAB 1 PENDAHULUAN ………....3
1.1. Latar Belakang..……….…...3
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan ... 4
1.4. Manfaat ………4
BAB 2 PEMBAHASAN PERMASALAHAN...5
2.1. Pengertian karir guru ... 5
2.2. Jenis karir guru ... 7
2.3. Faktor - faktor yang mempengaruhi karier guru... 10
2.4. Manfaat sistem jenjang karier guru ………. 2.5. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi guru ……… 2.6. Kompetensi manusia abad 21 ……… BAB 3 PENUTUP ... 16
A. Kesimpulan ... 16
B. Saran ……… Daftar Pustaka ... 17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pengembangan karir merupakan hal yang penting bagi seorang guru dan konselor karena hal ini sangat berpengaruh setidaknya terhadap kepuasan kerja dan peningkatan penghasilan.
Dengan kata lain, jika karir seorang guru/konselor meningkat maka tentu saja pengakuan lembaga yang menaunginya juga meningkat yang salah satunya dibuktikan dengan peningkatan gaji yang ia terima dan tentunya hal ini akan membuat ia lebih merasa senang dan nyaman bekerja.
Untuk mencapai hal itu, idealnya seorang guru/konselor harus mengetahui tentang tingkatan- tingkatan karir dan konsekuensi dari tingkatan karir tersebut bagi dirinya baik berupa tanggung jawab/kewajiban maupun ganjaran yang akan ia peroleh. Selain itu, guru/konselor juga harus mengetahui upaya-upaya yang dapat ia lakukan untuk dapat meniti karir ke tingkatan yang lebih tinggi tersebut. Dengan memahami hal-hal seputar tingkatan karir dan upaya pencapaiannya, seorang guru/konselor memiliki arah yang jelas dalam menjalani karir dan profesinya itu.
Bangsa Indonesia memiliki sumber daya alam(natural resources) yang serba melimpah.
Dengan kekayaan laut yang berlebih, kekayaan bumi yang melimpah, kekayaan hutan yang membanggakan dan kekayaan alam lainnya yang serba memadai merupakan bukti dimilikinya keunggulan komparatif secara optimal. Di sisi lain, ternyata dimilikinya keunggulan komparatif yang optimal itu tidak diimbangi dengan keunggulan kompetitif yang handal hingga perjalanan bangsa Indonesia untuk mencapai kemajuan pada berbagai bidang kehidupan banyak mengalami kendala. Itulah sebabnya, bangsa Indonesia ditantang dapat meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (human resources) yang dimilikinya.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka metode yang paling efektifserta pilihan yang paling tepat ialah meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dalam hal ini guru menjadi tumpuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Hanya dengan guru yang profesional maka pelaksanaan pendidikan nasional dapat ditingkatkan mutunya, dan hanya dengan pelaksanaan pendidikan nasional yang bermutu maka kualitas manusia dapat
ditingkatkan. Dengan manusia yang berkualitas inilah bangsa Indonesia akan mempunyai daya saing yang memadai di abad 21.
Pada abad 21 nanti tantangan guru tidak ringan, akan tetapi semakin berat. Di sisi lain tugas guru tidak sederhana tetapi semakin kompleks. Untuk menghadapi tantangan yang semakinberat dan tugas yang semakin kompleks itulah maka profesionalisme guru harus dapat ditingkatkan dari yang sudah ada selama ini.
Secara umum, selama ini kesejahteraan guru di Indonesia yang relatif rendah kalau
dibanding dengan kesejahteraan kaum profesional lain diperkirakan telah menjadi kendala paling mendasar dalam upaya riil peningkatan profesionalisme guru. Relatif rendahnya kesejahteraan guru diperkirakan telah berpengaruh pada aktivitas guru baik di dalam kelas, di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Relatif rendahnya kesejahteraan guru telah menjadikan aktivitasnya kurang optimal dan produktif.
Peranan guru sangat penting dan merupakan salah satu kunci utama keberhasilan
pembangunan pendidikan. Sejalan dengan era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat cepat dan makin canggih, dengan peran yang makin luas maka diperlukan guru yang mempunyai karakter. Berawal dari proses pendidikan guru, yang nantinya akan menghasilkan tenaga guru yang profesional dan berkarakter.
Pada abad 21 nanti, ketika profesionalisme guru menjadi prasyarat utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional maka hal-hal yang berkait dengan upaya peningkatan kualitas guru harus sudah bisa diklarifikasi. Dengan kata lain pada abad 21 sistem kesejahteraan guru di Indonesia haruslah dapat ditangani secara lebih baik sehingga benar-benar sebanding dengan beratnya tantangan serta kompleksnya tugas, begitu pula sistem pengadaan,
pengelolaan,dan pengembangan karir guru harus ditangani secara baik pula sehingga dapat memotivasi guruuntuk berperilaku secara profesional demi mewujudkan para guru abad 21.
Makalah ini berupaya untuk menjelaskan beberapa hal berkenaan dengan pengembangan karir yang mencakup: pengertian karir guru, jenis karir guru, faktor faktor yang mempengaruhi karier guru, Manfaat Sistem Jenjang Karier Guru, Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Guru, Kompetensi Manusia Abad 21.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Pengertian karir guru?
2. Jenis karier guru ?
3. Faktor - faktor yang mempengaruhi karier guru?
4. Manfaat sistem jenjang karier guru?
5. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi guru?
6. Kompetensi manusia abad 21?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi karir guru 2. Untuk mengetahui jenis-jenis karir guru
3. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi karier guru 4. Untuk mengetahui manfaat sistem jenjang karier guru
5. Untuk mengetahui kemajuan ilmu pengetahuan dan Teknologi bagi guru 6. Untuk mengetahui kompetensi manusia abad 21
1.4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun para pembaca mengenai pengembangan karir guru.
BAB II
PEMBAHASAN PERMASALAHAN 2.1. Pengertian Karir
Karir dalam bahasa Belanda, carriere yang artinya adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Kata ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu.
Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemajuan kerjanya. Karir merupakan istilah yang didefinisikan oleh kamus bahasa indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji maupun uang. Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada dalam kecakapan khusus, jabatan, dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang diasosiasikan dengan masa kehidupan kerja diasosiasikan dengan masa kehidupan kerja seorang individu.
Istilah yang dikedepankan dalam pendefinisian karir ini adalah aktivitas dan posisi seseorang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang.
Pandangan yang lebih luas dari pada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan perilaku yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang. Jika seseorang beraktivitas atau menduduki suatu posisi dalam suatu lingkungan sosial, sementara untuk melakukan hal itu ia harus memiliki kecakapan khusus, mengerjakan tugas-tugas tertentu dan menjabat, maka bisa dikatakan bahwa orang tersebut berkarir. Demikian juga, jika seseorang dalam suatu rentang masa bekerja untuk memperoleh nafkah bagi kehidupan diri dan keluarganya, maka dikatakan bahwa orang tersebut memiliki karir. Konsep baru tentang karir adalah protean career yaitu karir yang senantiasa berubah seiring berubahnya minat,
kemampuan, nilai dan lingkungan kerja seseorang.
2.2. Jenis Karir Guru
Karir guru/konselor di sekolah meliputi dua hal, yaitu:
1. Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan seseorang di dalam struktur organisasi tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali Kelas, Wakasek, Kepala Sekolah, dan lain- lain. Karir ini memiliki tuntutan tanggung jawab tertentu bagi seorang guru, sehingga
wawasan/pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang guru/konselor harus ditingkatkan untuk menjawab tuntutan yang dimaksud.
2. Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian formal seseorang di dalam profesi yang ia geluti, contohnya guru madya, guru dewasa, guru pembina, guru professional.
Agar dapat mengalami kenaikan karir, seorang guru/konselor perlu mengerjakan sejumlah tugas-tugas profesional yang memiliki nilai kredit tertentu dan dibuktikan dengan dokumen-dokumen legal. Akumulasi nilai kredit yang dimaksud harus dapat memenuhi jumlah nilai tertentu yang ditetapkan pemerintah.
Kedua jenis karir guru/konselor di sekolah tersebut dapat dicapai tentunya dengan sejumlah pemerolehan kompetensi-kompetensi guru/konselor yang tinggi.
2.3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Karier Guru
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi profesionalismenya seorang guru diantaranya yaitu kualifikasi standar guru dan relevansi antara bidang keahlian guru dengan tugas mengajar, abilitas dan motivasi, tingkat pendidikan guru, pengalaman kerja, penguasaan kompetensi social, pedagogic dan keterampilan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah kecakapan, kemampuan, motivasi , sikap, persepsi inovatif, kemampuan mengadopsi peraturan yang berlaku, termasuk usia dan masa kerja. Sedangkan faktor eksternal yang perlu diperhatikan para guru adalah bobot dan banyaknya beban mengajar guru untuk sekolah tertentu.
2.4. Manfaat Sistem Jenjang Karir Guru
Pengembangan karir guru mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut : a. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap guru.
b. Memperluas wawasan kompetensi guru-guru sehingga lebih memahami tujuan tujuan pendidikan dan pengajaran, memilih dan menggunakan bahan, alat / media dan metode belajar mengajar yang tepat dalam KBM.
c. Meningkatkan ketrampilan mengelola kegiatan belajar mengajar, memahami problem- problem murid dan kemampuan memecahkan problem problem tersebut dengan cara yang efektif.
d. Sanggup mengorganisir, membimbing, mendorong dan menilai proses dan hasil-hasil belajar murid-murid di sekolah.
e. Terjadinya perubahan sikap yang positif yang dapat memberikan peluang untuk mencapai produktivitas dan efektivitas secara evisiensi (kuantitas dan kualitas) hasil belajar yang lebih baik.
f. Menumbuhkan kegairahan dan semangat kerja guru-guru dalam pelaksanaan tugas pengabdiannya sebagai prajurit, dan pioneer (pelopor) di bidang pendidikan umumnya dan pengajaran khususnya.
g. Menumbuhkan kepercayaan pada diri guru-guru, kemampuan dan tanggungjawab, inisiatif dan kreativitas yang lebih besar dan bermanfaat dalam melaksanakan tugasnya.
h. Menumbuhkan kemampuan guru-guru dalam jabatannya sehingga. Mereka tidak hanya mampu mengajar dengan baik saja, tetapi juga mampu mengajarkan bagaimana belajar dengan baik bagi murid muridnya. Artinya guru yang baik tidak hanya memiliki kemampuan menyampaikan bahan pelajaran yang baik, tetapi ia harus mampu
membelajarkan murid-murid bagaimana mereka dapat belajar dan mempelajari bahan dengan baik sehingga pada saatnya nanti mereka sanggup berdiri sendiri dan
bertanggungjawab sendiri atas kemampuan sendiri di dalam masyarakat.
2.5. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Guru
Dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, mengembangkan kesehatan dan akhlak mulia dari peserta didik. Selanjutnya membentuk peserta didik yang terampil, kreatif dan mandiri.
Melihat peran guru yang sangat penting dan strategis ini, guru harus professional dan menguasai teknologi sesuai tugas dan tanggung jawabnya seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru adalah tenaga pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai serta mengevaluasi peserta didik.
Dalam Undang-Undang ini juga menyebutkan guru dan dosen adalah jabatan
professional. Jabatan profesional adalah jabatan yang memerlukan kemampuan dan kompetensi serta latar belakang pendidikan tertentu.
Oleh karenanya, MGMP St. Gregorius melaksanakan kegiatan pada kesempatan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru itu sendiri.
2.6. Kompetensi Manusia Abad 21
Mereka banyak mendiskusikan apa yang mereka namakan, "The 21st century competencies".Menjawab kebutuhan tentang kompetensi abad 21, para pakar pendidikan menekankan kemampuan yang beragam dan berbeda-beda.
Eleanor Drago, misalnya, menekankan kemampuan dalam penguasaan teknologi (IT) dan kemampuan komunikasi lintas budaya, cross cultural communication. (Eleanor Drago, Becoming Adult Learner: 2004).
Sharon dan Ken Kay memperkenalkan empat kompetensi yang kini sangat populer (4 Cs), yaitu: berpikir kritis (critical thinking), komunikasi (communication), kolaborasi
(collaboration), serta berpikir kreatif dan inovatif (creative and innovate thinking). (Sharon dan Ken Key, 21st Century Knowledge and Skills in Educator Preparation: 2010).
Pakar yang lain merekomendasikan peningkatan standar mutu pembelajaran dan
transformasi untuk memastikan semua peserta didik mampu berpikir kritis, berkomunikasi, dan berkolaborasi secara global sesuai dinamika dan perkembangan zaman. (Laura Grensteen, Assessing 21st Century Skills: 2012).Penting dicatat di sini, selain penguasaan IT (IT literacy), semua pakar menekankan kemampuan berpikir sebagai kompetensi paling penting di abad 21.
Mengapa? Jawabannya, karena pendidikan sejatinya berkaitan dengan urusan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Manusia sebagai individu maupun bangsa tidak mungkin dan hampir mustahil menjadi cerdas, bila ia tidak memiliki kemampuan dan kecakapan berpikir level tinggi (high level thinking) yang mengejawantah dalam bentuk-bentuk pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan pemikiran kreatif dan inovatif seperti disinggung di atas.Disadari atau tidak, para founding fathers kita telah merumuskan dengan tepat konsep pendidikan sebagai ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menjadi layanan pokok negara untuk rakyat, seperti termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Sayangnya, pendidikan kita mulai tingkat dasar dan menengah hingga pendidikan tinggi dirasakan kurang menekankan kemampuan berpikir seperti yang kini menjadi tuntutan
kompetensi pendidikan abad global.
Faktanya, pendidikan kita memang lebih menekankan aspek mengingat, menghafal, dan menunjukkan apa yang diingat.Jadi, dalam praktiknya, proses pembelajaran yang terjadi dalam pendidikan kita memang bukan berpikir, bukan membaca, dan meneliti yang dalam Alquran dinamakan iqra (QS Al-Alaq: 1-5), bukan observasi dan eksperimentasi (QS Yunus: 101), dan bukan pula dialog pengayaan intelektual, intellectual enrichment, untuk menghilangkan keraguan dan menemukan kebenaran sejati, seperti pernah dilakukan Nabi Ibrahim dan Ismail AS (QS As Shaffat: 102).
Selain itu, berbeda dengan abad sebelumnya, kompetensi abad 21 mesti memenuhi tiga unsur pokok yang menjadi tuntutan abad ini, yaitu competition (mampu bersaing pada tingkat nasional, regional, dan global), compatible (sesuai dan cocok dengan kebutuhan dan tuntutan dunia kerja), dan multiliteracy (kemampuan dalam banyak bidang yang merupakan hasil dari perpaduan banyak ranah pendidikan, tak hanya taxonomy bloom, tetapi juga taxonomy of
thinking, multiple intelligences, serta habit of mind atau karakter (Dede Rosyada, Guru Abad 21:
2017).
Untuk mencapai kompetensi abad 21 seperti dikemukakan tersebut, paradigma pendidikan yang dianut haruslah bergeser dari sekadar mencari pengetahuan (knowledge seeking) ke menciptakan dan mengembangkan ilmu (knowledge creation and
development).Paradigma ini sudah semestinya diimplementasikan.Pada era revolusi digital ketika informasi melimpah, pendidikan tidak boleh hanya untuk mencari tahu.Kalau hanya untuk mencari tahu atau mengumpulkan pengetahuan, orang tidak perlu sekolah atau kuliah secara formal. Sebab, dengan ponsel pintar di tangannya, ia bisa mengakses apa saja yang perlu diketahui. Untuk itu, pendidikan tidak lagi bermakna belajar untuk tahu, learning to know, seperti dalam paradigma lama, tetapi belajar untuk berpikir, learning to think, belajar untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan, learning to solve problem and make decision.
Sumber belajar dan bahan ajar pun tidak lagi berasal dari buku teks semata, tetapi dari pengalaman dan realitas yang hidup dan berkembang di masyarakat. Setiap orang pada abad baru ini mesti up-date dan up-great serta wajib menghubungkan diri dengan berbagai pemikiran baru dan kearifan yang hidup, bukan dengan pengetahuan yang sudah mati (dead knowledge), yang harus dieja dan dihafal saban hari. (Philip E Johnson, Fifty Nifty Ways to Help Your Child Become a Better Learner: 2004).
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Permasalahan guru harus diselesaikan secara komperhensif yang menyangkut dengan semua aspek yang terkait, yaitu aspek kualifikasi, kualitas, pembinaan, training profesi, perlindungan profesi, dan tersedianya fasilitas yang memadai.
Sungguh berat tugas guru, tetapi penghargaan pada profesi guru kurang optimal.
Perlu ada perhatian yang serius kepada para guru, yaitu mereka harus selalu mendapatkan pelatihan dalam bidang pengetahuan dan keterampilan baru yang diperlukan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perlu ada sistem peningkatan pengetahuan bagi guru secara tersistem dan berkelanjutan atau ada inservice training yang baik bagi para guru.
Para guru harus siap untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerjanya agar memiliki kompetensi yang optimal dalam usaha membimbing siswa agar siap
mengahdapi kenyataan hidup dan bahkan mampu memberikan contoh tauladan bagi siswa, memiliki pribadi dan penampilan yang menarik, mengesankan dan menjadi dambaan setia orang.
Semua tantangan tersebut menuntut adanya SDM yang berkualitas dan beerdaya asing dibidang-bidang tersebut secara komperatif yang berwawasan keunggulan, keahlian profesional, berpandangan jauh kedepan, rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi serta memiliki keterampilan yang memadai sesuai kebutuhan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://m.mediaindonesia.com/opini/126180/menyoal-kompetensi-abad-21 http://yosintachrisma.blogspot.com/2013/01/pengertian-karier-guru.html?m=1
https://kimiacakep.blogspot.com/2016/12/makalah-pengembangan-karir-guru.html?m=1 https://mazdarwan66.wordpress.com/artikel-pendidikan/artikel-pendidikan/
https://azharb48.blogspot.com/2018/06/pengertian-jenjang-karir-upaya.html?m=1