MAKALAH
PENGANTAR ADMINISTRASI PUBLIK Dosen Pengampu : Drs. Yoserizal, M.Si
PROSPEK DAN TANTANGAN ADMINISTRASI PUBLIK
Oleh :
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS 2022
1. Bayu Fadillah : 2210841025
2. Khairani Yusandi : 2210842027
3. Navila Rahmatia : 2210843025
4. Pratiwi Febri Sabira : 2210841021
5. Rian Maulana Pratama : 2210843031
6. Wahyu Fitri Handayani : 2210842023
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Prospek dan Tantangan Administrasi Publik” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Administrasi Publik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi prospek dan tantangan dalam administrasi publik bagi para pembaca dan juga bagi tim penulis.
Kami menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Padang, 28 November 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB IPENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 2
A. Prospek Administrasi Publik ... 2
B. Tantangan Administrasi Publik ... 2
C. Strategi dalam Menghadapi Tantangan Administrasi Publik...11
BAB III PENUTUP...17
A. Kesimpulan ... 17
B. Saran ... 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari kegiatan kerja sama dalam institusi atau organisasi yang bersifat publik. Sebagai cabang ilmu administrasi, administrasi publik menggunakan semua teori, konsep, dan analisis yang berlaku dalam ilmu administrasi. Pada saat yang sama administrasi publik juga memanfaatkan teori dan konsep yang berlaku dalam beberapa cabang dari ilmu sosial, seperti ilmu politik, ekonomi, psikologi, antropologi budaya, dan sosiologi.
Menyadari bahwa persoalan-persoalan publik makin lama makin kompleks, terutama dalam era globalisasi, maka diperlukan penguasaan atas pengetahuan ilmiah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dan proses yang berlangsung dalam institusi atau organisasi publik.
Administrasi publik di masa-masa yang akan datang sangat tergantung bagaimana kemampuan ilmuan dibidang ini untuk mengembangkan konsep-konsep baru dalam mewujudkan tata kepemerintahan. Dengan itu perlu diketahui bagaimana prospek administrasi publik untuk masa mendatang dan tantangan yang ada di dalam administrasi publik ini serta strategi apa yang digunakan untuk melewati tantangan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya, yaitu antara lain :
1. Bagaimana prospek dalam administrasi publik?
2. Apa saja bentuk tantangan dalam administrasi publik?
3. Bagaimana strategi untuk menghadapi tantangan dalam administrasi publik?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya : 1. Dapat mengetahui prospek administrasi publik di masa mendatang;
2. Dapat menjelaskan tantangan yang ada dalam administrasi publik;
3. Dapat mengetahui strategi untuk mengahadapi tantangan administrasi publik.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prospek Administrasi Publik
Sarjana ilmu administrasi publik tentu harus mengetahui prospeknya di masa depan. Sebelum itu, akan diingat lagi apa itu administrasi publik atau negara. Thoha (Anggara, 2019: 134) mengemukakan bahwa ilmu administrasi negara diturunkan dari ibu administrasi dan ayah politik yang dalam penerapan pengetahuannya berhubungan dengan kegiatan politik, negara atau pemerintahan. Menurut Dimock dan Dimock (dalam Anggara, 2019: 134) admnistrasi negara adalah ilmu yang mempelajari apa yang dikehendaki rakyat melalui pemerintah, dan cara mereka memperolehnya.
Dispilin Ilmu administrasi publik itu putting the ideas into practice (istilah yang diungkapkan oleh Peter Senge, 1990). Diketahui bahwa ilmu administrasi negara lebih berkonsentrasi pada pelaksanaan suatu konstitusi ketimbang upaya membuatnya, dapat dikatakan administrasi negara ini berperan besar dalam pelayanan kepada masyarakat.
Sehingga, administrasi publik sangat perhatian terhadap terwujudnya kepemerintahan yang demokratis dan amanah. Hal ini dapat terwujud tergantung pada kemampuan para ilmuan bidang ini untuk mengembangkan konsep-konsep baru dengan pandangan jauh ke masa depan (Thoha, 2008: 69-70).
Prospek lulusan administrasi publik umumnya akan terjun ke instansi-instansi pemerintahan pusat maupun daerah baik dalam golongan PNS maupun Non-PNS karena konsentrasi departemen administrasi publik adalah pemerintahan daerah, administrasi pembangunan, dan kebijakan publik. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi sarjananya untuk bekerja di instansi non pemerintahan yang bergerak di bidang pelayanan publik dan sosial, serta instansi yang bergerak di bidang ekonomi pembangunan. Prospek kerja administrasi publik sangat luas, beberapa contoh profesi lulusan administrasi publik sebagai berikut.
1) Konsultan Pemerintahan
Dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan yang muncul di pemerintahan karena diharapkan mampu untuk memberikan jalan keluar atau solusi atas permasalahan yang terjadi.
3 2) Aparat Pemerintahan
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa lulusan administrasi publik berpeluang besar menjadi PNS, berbagai posisi aparat pemerintahan pusat maupun daerah menunggu sarjana administrasi publik yang kompeten.
3) Petugas Hakim Hukum Administrasi, Juri, dan Sidang
Mengadakan sidang untuk merekomendasikan atau membuat keputusan terkait program oemerintahan atau hal-hal lain yang berhubungan dengan perintahan. Menentukan kewajiban, sanksi, atau penalti serta merekomendasikan penerimaan/penolakan klaim dan penyelesaian.
4) Manager atau Pimpinan Regulasi
Bertugas merrencanakan, mengarahkan, atau mengkoordinasi suatu organisasi untuk memastikan kesesuaian denan peraturan dan standar tata cara pelaksanaan. Manager regulasi juga harus menyampaikan informasi regulasi kepada departemen yang ada untuk memastikan informasi tersebut diterima dengan benar.
5) General Affairs
Merencanakan, memberi arahan , atau berkoordinasi dengan satu atau lebih pelayanan administrasi dari sebuah organisasi seperti bagian pencatatan dan informasi.
6) Staf Administrasi
Salah satu unit yang memberikan dukungan terhadap kegiatan operational organisasi. Tugas utamanya ada menyangkut hal-hal korespondensi, termasuk dokumen yang dibutuhkan unit untuk laporan kepada manajemen.
7) Staf legislatif
Salah satu bidang yang dipelajari dalam administrasi publik adalah mengatur dan menerapkan kebijakan kepada masyrakat, tidak jauh bedanya dengan tugas staf legislatif. Maka dari itu, lulusan administrsai publik dapat menggeluti profesi tersebut.
8) Dosen
Bagi yang tertarik dalam dunia pendidikan prosepek kerja sangat memungkinkan adalah menjadi dosen, namun diharuskan terlebih dahulu untuk menumpuh pendidikan megister (S2)
4
B. Tantangan Administrasi Publik
Dalam administrasi publik diidentifikasi terdapat 21 tantangan terhadap administrasi publik yaitu sebagai berikut.
1) Globalisasi Ekonomi
Titik tolak yang dianggap paling tepat untuk memahami fenomena globalisasi ekonomi dewasa ini dan di masa yang akan datang ialah bahwa sepertiga penduduk dunia masih hidup dalam kemiskinan. Masalah kemisikinan adalah masalah yang sudah mendunia sifatnya dan bahwa tidak ada satu negara bangsa manapun yang secara sendirian memiliki kemampuan untuk menghapuskan kemiskinan tersebut. Oleh karena itu, mutlak diperlukan kerjasama, baik yang sifatnya multilateral, regional, dan bilateral untuk mengatasinya. Dalam praktek, mewujudkan kerja sama tersebut sungguh merupakan hal yang sangat sulit dengan adanya kemauan dan keputusan politik sekalipun.
2) Pendidikan
Di masa depan perubahan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya, pendidikan sangat penting untuk mengelola tantangan di depan.
Indikator pendidikan menjadi penting dalam konteks pembahasan Administrasi Negara, sebab pada dasarnya Pendidikan merupakan instrumen penting dalam kerangka administrasi suatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan yang bagus, suatu bangsa tidak akan bisa mengelola dengan baik dirinya sendiri.
3) Masalah Pengangguran
Masalah pengangguran sungguh merupakan masalah yang sangat rumit.Jika masalah pengangguran tidak ditangani secara efektif, berbagai implikasi yang dapat diamati antara lain ialah :
a. Makin melebarnya kesenjangan ekonomi antara para warga masyarakat yang mampu dan yang tidak mampu yang dapat “meningkat” menjadi kecemburuan sosial dan keresahan sosial;
b. Gangguan keamanan dan ketertiban umum;
c. Menjamurnya perumahan kumuh serta urbanisasi yang tidak terkendali.
5 4) Tanggung Jawab Sosial
Semakin besar sebuah negara semakin besar pula tanggung jawab administrasi nya, oleh karena itu, demi kepentingan organisasi sendiri, harus terdapat kesediaan untuk memikul tanggung jawab sosial tertentu yang dituntut daripadanya. Dua hal yang menonjol dalam kaitan ini ialah jangan sampai organisasi dan anggotanya bersikap eksklusif dan jangan sampai organisasi menampilkan arogansi institusional dalam menghadapi lingkungannya. Setiap organisasi dituntut untuk menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi.
5) Pelestarian Lingkungan Hidup
Kata-kata mutiara yang tepat diangkat ke permukaan mengenai pentingnya pelestarian lingkungan hidup ialah bahwa “tanah air milik suatu masyarakat bangsa bukannya merupakan warisan dari nenek moyang melainkan dipinjam dari generasi ke generasi”. Tidak ada yang salah apabila generasi yang hidup sekarang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena administrasi publik memang menuntut pemanfaatan tersebut.
6) Peningkatan Mutu Hidup
Peningkatan mutu hidup merupakan tantangan sentral yang berkisar pada pengakuan atas harkat dan martabat manusia sebagai insan politik, insan ekonomi, makhluk sosial, dan sebagai individu yang mempunyai jati diri yang khas.
Sebagai insan politik, salah satu kebutuhan manusia yang bersifat mendasar ialah pemberdayaannya untuk menentukan jalan hidupnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai insan ekonomi, pada dasarnya berkisar pada peningkatan taraf hidup. Sebagai insan makhluk sosial, pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, hal ini terjadi ketika manusia tersebut masih dalam bentuk janin hingga mati. Sebagai insan individual, pada dasarnya hal ini sangat berkaitan erat dengan peningkatan kemampuan seseorang untuk mempertahankan jati dirinya tersebut karena menyangkut harga diri dan martabatnya.
7) Penerapan Norma-Norma Moral dan Etika
Yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya ialah daya pikir, akal, dan nalarnya. Manusia dalam aksi dan interaksinya dengan manusia lain,
6
terikat kepada norma-norma moral dan etika. Keterkaitan tersebut berlaku dalam semua tindakan yang dilakukannya. Perwujudannya pun sungguh beraneka ragam, tujuh diantaranya yaitu :
a. Dalam upaya mencapai tujuan;
b. Loyalitas;
c. Kejujuran;
d. Etos Kerja;
e. Iklim Keterbukaan;
f. Pemberdayaan SDM;
g. Ketaatan pada peraturan perundang-undangan.
8) Keanekaragaman Tenaga Kerja
Manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai macam keanekaragaman yang menyangkut jenis kelamin, agama, suku, ras dan lain-lain. Hal tersebut menjadi pertimbangan untuk kedepannya dengan diharapkan agar tidak terjadi suatu diskriminiasi yang membuat pihak pihak tertentu tidak dapat bekerja di suatu lembaga ataupun tidak dapat bergabung ke dalam organisasi yang telah diwadahi pemerintah.
9) Pergeseran Konfigurasi Demografi
Konfigurasi demografi menyangkut akan tiga hal, yakni; a. Penduduk yang belum waktunya memasuki lapangan pekerjaan (anak-anak yang masih dalam batasan umur belum boleh bekerja) b. Penduduk yang tergolong pada angkatan kerja, dan c. Penduduk yang tergolong purnakarya. Tantangan nya adalah, bagaimana untuk ke depannya administrasi publik atau organisasi harus mampu melihat akan hal ini di mana penduduk yang tergolong pada angkatan kerja/produktif harus menopang kehidupan penduduk yang masih belum waktunya memasuki lapangan pekerjaan sdan penduduk yang sudah tidak produktif lagi (lanjut usia). Salah satu solusinya adalah meningkatkan system kompensasi kepada penduduk angkatan kerja tersebut.
10) Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Administrasi publik merupakan kegiatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Administrator berperan sebagai pelaksana kebijakan dan memberikan berbagi macam pelayanan yang baik kepada masyarakat. Pelayanan
7
publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas baik dalam bentuk pengaturan maupun pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utilitas dan lainnya. Seiring berkembangnya zaman, para administrator harus mampu menguasai dan memanfaatkan perkembangan IPTEK agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
11) Tantangan di Bidang Politik
Dalam menjalankan suatu negara atau pembangunan, biasanya kental akan campur tangan politik dalam menentukan prioritas dan kebijakan. Bidang politik tentunya tidak saja hanya menyangkut partai politik, tetapi bagai mana menjalankan Negara ini kedepannya juga termasuk kajian politik. Hal ini tentunya dapat dicontohkan seperti pengaturan angkatan bersenjata dalam menjaga stabilitas ekonomi dan bahkan di beberapa Negara dimanfaatkan untuk membantu keamanan pembangunan suatu Negara.
12) Bencana Alam
Administrasi publik bertugas memberikan berbagai macam pelayanan kepada masyarakat termasuk saat terjadinya bencana alam. Bencana alam dapat menjadi tantangan bagi administrasi publik karena administrator harus memberikan pelayanan yang lebih ekstra, misalnya dalam hal pendataan masyarakat yang terdampak bencana alam. Selain itu bencana alam juga dapat menghambat pembangunan negara dimana proses berlangsungnya administrasi tidak dapat berlangsung dengan baik.
13) Pemanasan Global
Pemanasan global yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan kerusakan seperti gangguan cuaca, perubahan hasil panen, gangguan kesehatan manusia dan lain-lain. Pemanasan global banyak memberikan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan. Semakin parahnya pemanasan global pemerintah harus dapat memberikan kebijakan yang tepat untuk mengatasi hal tersebut dan Administrator harus dapat mengimplementasikan kebijakan yang telah dicanangkan agar berjalan sebagaimana mestinya.
8 14) Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial merupakan kondisi dimana adanya perbedaan kelas yang terlihat sangat mencolok dan timpang yang ada di dalam masyarakat. Semakin hari kesenjangan sosial yang ada pada masyarakat semakin terlihat. Meskipun demikian Administrasi publik sebagai pemberi pelayanan dari fasilitas yang diberikan oleh pemerintah harus dapat memberikan pelayanannya dengan adil dan tanpa pandang bulu. Adminitrator harus dapat memberikan pelayanan terbaik kepada semua kalangan, baik masyarakat kaya ataupun masyarakat kurang mampu.
15) Manajemen Multikultural
Kemajemukan atau multikultural sudah lama ada di negara ini, bahkan sebelun negara Indonesia terbentuk, para pendiri bangsa menyadari bahwa keberagaman merupakan realita sosial yang tidak dapat dihindari. Mereka menyadari keberagaman budaya merupakan kekuatan dalam mempertahankam NKRI.
Namun, jika multikultural tidak dikelola dengam baik dan bijaksana, maka berpotensi terjadi konflik, sehingga dapat merusak keutuhan bangsa Indonesia, dan jika keberagaman budaya dikelola dengan baik, maka keberagaman budaya menjadi aset kekayaan bangsa Indonesia. Karena masyarakat multikultural menganggap perbedaan merupakan sesuatu hal yang alamiah, dan tidak dapat dihindari.
16) Birokrasi Paperless
Birokrasi adalah pihak yang paling aktif dalam kegiatan pengelolaan kekuasaan negara sehari- hari, berperan sebagai pelaksana keputusan yg dirumuskan pemimpin politik. Paperless adalah sebuah sistem yang diciptakan untuk mengelola administrasi dengan pengurangan atau peniadaan penggunaan kertas dan beralih ke dokumen digital.
Istilah Paperless Office pertama kali dibuat pada tahun 1975, idenya adalah bahwa otomatisasi kantor akan membuat penggunaan kertas menjadi berlebihan untuk tugas tugas rutin seperti sebagai pencatatan dan pembukuan, dan hal itu akan berubah seiring pengenalan komputer pribadi. Implementasipaperless office banyak dipahami sebagai upaya menggantikan dokumen dalam bentuk kertas yang ada di perkantoran tradisional dengan dokumen dalam format elektronik seperti doc, pdf, dan sebagainya.
9
Sistem-sistem paperless office menggantikan proses manual pencarian dokumen dengan proses search pada koleksi dokumen elektronik. Sistem-sistem semacam ini belum memanfaatkan secara maksimal potensi yang ditawarkan teknologi informasi dan komunikasi seperti kolaborasi jarak jauh dan sebagainya.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa birokrasi paperless adalah kebijakan yang ada pada organisasi pemerintahan untuk menggantikan dokumen dalam bentuk kertas yang ada di perkantoran tradisional dengan dokumen dalam format elektronik. Hal ini menjadi salah satu tantangan dalam administrasi publik karena peralihan dari dokumen manual ke dokumen elektronik.
17) Persaingan Global
Isu peran yang dimainkan negara atau pemerintah menjadi salah satu tema sentral dalam perdebatan seputar globalisasi. Hal ini karena sebagai pihak yang diserahkan tanggungjawab pengelolaan negara, pemerintah sebagai manifestasi negara seharusnya berperan aktif dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi rakyatnya.
Peran dimaksud mewujudkan diri dalam kebijakan-kebijakan publik yang dimaknai oleh Steven A. Peterson sebagai tindakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi beragam masalah. Begitu pula kebijakan publik yang dipahami oleh Leo Agustino sebagai sebuah tindakan yang dilakukan pihak oleh berwenang, memiliki maksud atau tujuan tertentu, tidak bersifat acak atau terencana, memiliki sasaran dan berorientasi pada tujuan, serta berlandaskan pada aturan yang berlaku.
Globalisasi dengan segala dampaknya perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah agar ekses positifnya dapat dimanfaatkan dengan baik dan ekses negatifnya dapat dihindari oleh rakyat.
18) Masalah Loyalitas Pelanggan
Menurut Swastha (2009), definisi loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan untuk terus menggunakan produk yang sama dari suatu perusahaan.
Dalam bahasan ilmu administrasi publik loyalitas pelanggan dapat kita artikan sebagai kesetiaan publik untuk menggunakan jasa yang sama dari suatu organisasi pemerintahan.
Menurut Dharmmesta (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah faktor harga, pelayanan, kualitas produk dan promosi. Loyalitas pelanggan juga menjadi salah satu tantangan dalam administrasi publik, dimana kualitas
10
pelayanan menjadi salah satu permasalahan utamanya, kemampuan organisasi pemerintahan melayani publik dengan baik akan meningkatkan loyalitas pelanggan.
19) Ekonomi Berbasis Pengetahuan
Ekonomi berbasis pengetahuan adalah sistem ekonomi di mana produksi barang dan jasa didasarkan terutama pada kegiatan intensif pengetahuan yang berkontribusi pada kemajuan inovasi teknis dan ilmiah. Ekonomi berbasis pengetahuan bergantung pada peran penting aset tidak berwujud dalam pengaturan organisasi dalam memfasilitasi pertumbuhan ekonomi modern.
Dalam ekonomi berbasis pengetahuan, pekerjaan yang sangat terampil membutuhkan keterampilan teknis dan keterampilan relasional yang sangat baik, seperti pemecahan masalah , fleksibilitas untuk berinteraksi dengan berbagai bidang disiplin serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan. Tantangan administrasi publik dalam ekonomi berbasis pengetahuan adalah bagaimana organisasi pemerintahan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan, serta lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan.
20) Time To Market
Banyak hal dari marketing dapat diterapkan dalam sektor publik. Saat ini, semua aktivitas dalam sektor publik maupun swasta diambil untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan stakeholders (yang berkepentingan) melalui penawaran produk maupun jasa yang memberikan value serta kepuasan baik dari segi biaya, manfaat, etika, maupun perilaku sosial.
Oleh karena itu, saat ini, pelayan publik harus benar-benar mampu memuaskan keinginan para stakeholder. Untuk itu, hambatan penerapan marketing dalam sektor publik dapat dikurangi antara lain, para pelayan publik harus memahami tipe marketing mana yang mungkin diterapkan.
21) Kualitas Kepemimpinan
Kualitas kepemimpinan adalah salah satu hal yang penting dalam sebuah organisasi publik. Pemimpin bertugas mewadahi dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anggota yang dipimpinnya. Karena pemimpin dalam sebuah lembaga adalah orang yang memiliki wewenang dalam membuat kebijakan dalam upaya peningkatan kualitas dari sebuah pelayanan publik.
11
Beberapa kriteria kualitas kepemimpinan yang baik antara lain, memiliki komitmen organisasional yang kuat, visionary, disiplin diri yang tinggi, antusias, berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang tinggi, manajemen waktu, mampu menangani setiap tekanan, mampu sebagai pendidik bagi bawahannya, empati, dan berpikir positif.
C. Strategi dalam Menghadapi Tantangan Administrasi Publik
Strategi para administrator dari administrasi publik untuk menghadapi dinamika dan tantangan administrasi publik saat ini, di antaranya sebagai berikut.
1) Strategi Menghadapi Globalisasi
Globalisasi telah membawa kita semua tidak saja pada sebuah kesempatan tetapi juga persoalan yang begitu kompleks, baik itu pada politik, sosial, teknologi dan kelembagaan. Dalam pandangan yang negatif, pengaruh globalisasi memberikan dampak terhadap kehancuran politik, ketidakamanan kronis karena adanya perbedaan yang nyata antara masyarakat kontemporer dan perekonomian muncul jauh dari kapasitas pemerintah nasional dalam mengarahkan, mengatur, dan menangani perbedaan.
Globalisasi juga menciptakan kekuatan-kekuatan baru dan keputusan- keputusan yang diambil oleh kekuatan-kekuatan tersebut yang berakibat pada kehidupan jutaan orang diseluruh dunia. Permasalahannya kekuatan-kekuatan tersebut tidak dapat dilihat dan hanya sedikit yang mengetahui apa dan siapa mereka. Contohnya adalah pada tahun 1998 krisis keuangan Asia dampaknya bagi Indonesia adalah buruknya perekonomian Indonesia, jutaan rumah tangga mengalami kemiskinan, gizi buruk dan kekurangan pangan. Yang kedua krisis tahun 2008, dan berakibat runtuhnya perekonomian negara-negara Eropa.
Memulihkan momentum pertumbuhan kita dan mengurangi kemiskinan menjadi tantangan bagi: politikus, pemerintah, dan msyarakat pada umumnya. Kita harus membebaskan diri dari mudah puas terhadap diri sendiri untuk mendapatkan kesempatan dalam mencapai ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi bagi kemajuan dunia dan masyarakat dunia. Di sini kita memerlukan arsitektur keuangan internasional yang baru dan pemerintahan dunia yang menuntun negara-negara di dunia dan masyarakatnya untuk mendapatkan kesejahteraan. Dan ini juga menjadi
12
tantangan kami sebagai mahasiswa administrasi publik untuk dapat memberikan langkah nyata bagi pemerintah.
2) Strategi Menghadapi Kesenjangan Demokrasi
Banyak pendapat cendekiawan yang mengatakan bahwa tantangan paling penting dan mendesak dalam pemerintahan modern adalah bagaimana menyatukan keinginan demokrasi dengan kepentingan birokrasi. Demokrasi tidak dapat bertahan tanpa adanya sebuah layanan publik yang kuat, memiliki kemampuan teknis, efisien dan responsif. Tantangan bagi masyarakat demokratis adalah menciptakan kondisi dimana layanan publik berfungsi sebagaimana mestinya dalam demokrasi. Untuk memastikan hal ini, penting memiliki ketrampilan dan kemampuan yang memenuhi prinsip dan nilai demokrasi yang baik.
Sebaliknya, politisi yang terpilih dari partai yang berkuasa tidak mencampuri dan mempolitisir administrasi publik dan layanan publik yang akan menghalangi kapasitas dan kemampuan mereka untuk menjalankan tugas secara efektif dan efisien. Pemerintah demokrasi diharapkan dapat menghasilkan output positif untuk membangun legitimasi politik. Kemampuan demokrasi dalam menjalankan pemerintahan yang bersih, layak dan terbuka menjadi output kebijakan penting dalam kondisi demokrasi.
Dalam sistem keadilan sosial yang terjadi di Indonesia, demokrasi hanyalah sebuah prosedur dan bukan merupakan substansi. Kesejahteraan masyarakat tidak lebih baik dibandingkan dengan masa orde baru, pelaksanaan demokrasi di warnai dengan nepotisme politik dan politik uang, demokrasi tidak memberikan panduan kenegaraan yang memberikan arah pada tujuan negara dan bahkan telah kehilangan tujuannya. Kehadiran multi partai tidak memberikan jaminan pada kepentingan masyarakat, keputusan politik hanya melayani partai dan yang memiliki partai merupakan figur-figur pemilik kekuasaan dalam partai. Selain itu kebebasan berekspresi telah membawa peningkatan konflik keagamaan dan pencemaran nama baik perorangan dalam pers.
Pemerintah yang demokratis ditantang untuk mengubah kekecewaan masyarakat dengan cara menegakkan kebijakan-kebijakan yang dibuat secara hati- hati dan baik. Pemerintah seharusnya lebih mendengarkan aspirasi masyarakat secara umum bukannya terhadap kepentingan partai yang dangkal. Masyarakat sipil memainkan peran penting sebagai penyeimbang antara organisasi politik dan pemerintah. Di sinilah peran penting administrasi publik, seperti yang disampaikan
13
Hamilton (2007), “Administrasi publik menjalankan demokrasi yang berarti menegakkan nilai-nilai demokrasi dan memastikan bahwa masyarakat mendapatkan hak-hak mereka sesuai dengan nilai-nilai demokrasi yaitu kebebasan, keadilan, kesetaraan, dan persamaan.”
3) Mempertahankan Budaya
Dalam sudut pandang administrasi publik, para cendekiawan mendefinisikan budaya dalam tiga tingkatan, yaitu: masyarakat, politik, dan administrasi. Nilai umum dalam masyarakat akan mempengaruhi perilaku yang bekerja dalam organisasi formal sama halnya dengan sikap organisasi-organisasi yang di atur dan di tata. Budaya politik mempengaruhi hubungan antara elit politik dan elit birokrasi serta masyarakat dan birokrasi. Orientasi masyarakat terhadap manajemen dan kewenangan personal dalam organisasi formal juga akan berdampak pada perilaku pejabat public (Peter, 2010).
Keragaman budaya tidak membedakan masyarakat satu dengan masyarakat lainnya terutama dalam negara kesatuan seperti Indonesia. Multikulturalisme berimbas pada administrasi publik yaitu ranah organisasi publik dan ranah masyarakat yang lebih luas (Arkady Ibid), mengatur pekerja yang berasal dari multi budaya merupakan tantangan yang besar yang dihadapi oleh organisai publik, sebaliknya organisasi publik ditantang untuk melayani dan menjadi tanggap terhadap masyarakat multi budaya, demikian juga dengan konsep birokrasi yang mewakili yang telah berlangsung.
Apabila tujuan administrasi publik harus menempatkan strategi tambahan pada birokrasi perwakilan dengan strategi yang lebih sensitif terhadap relativitas budaya. Hal ini bukan berarti birokrasi perwakilan tidak penting, tetapi birokrasi perwakilan merupakan dasar dan landasan tanggapan terhadap kekurangan dan ketidakpedulian dari bagian masyarakat. Misalnya perwakilan perempuan dan minoritas. Birokrasi perwakilan adalah lantai dan bukan atap dari apa yang seharusnya diharapkan dari sebuah administrasi publik yang demokratis dalam masyarakat multibudaya (Alkadry). Hal ini dapat dipastikan, bahwa manusia dan pembangunan kemampuan masyarakatlah yang menjadi dominan utama dari administrasi publik.
14
4) Menerapkan dan Memaksimalkan Desentralisasi
Di dalam negara yang luas secara geografis dan beragam masyarakatnya, kecenderungan yang diambil adalah arah berkurangnya kendali dari pusat dan lebih kearah desentralisasi. Desentralisasi adalah pelimpahan tanggung jawab dan sumber daya alam melalui dekonsentrasi, delegasi atau pelimpahan wewenang dari pusat ke daerah (Cheema dan Roodinelli, 2007).
Indonesia memiliki banyak pengalaman dengan desentralisasi, fakta bahwa Indonesia adalah negara multi etnis dan multi budaya menjadi tugas yang besar dan sulit dalam menjaga keutuhan negara. Meskipun elemen sparatis digerakkan oleh beberapa opurtunis politik, namun sebagian besar muncul akibat adanya perasaan ketidakadilan. Seperti ketidakadilan dalam bidang ekonomi di Aceh dan Papua, sumberdaya alam yang melimpah tetapi menjadi daerah yang terbelakang dan masyarakatnya tersisih dan terusir dari tanah leluhur mereka sendiri akibat adanya perumahan dan pembukaan industri baru di tanah mereka (Kartasasmita, 2004).
Desentralisasi diharapkan dapat memperbaiki pemerintahan dan dapat mempertahankan kesatuan negara, namun hal ini belum terbukti dengan jelas, bahkan sekarang yang terbukti adalah terjadinya penyelewengan di berbagai tingkat birokrasi di provinsi dalam memainkan dana untuk berbisnis di daerahnya sendiri, baik bagi pengusaha lokal maupun internasional, dan seiring dengan birokrasi yang menjadi desentralisasi maka korupsi pun merajalela. Diperlukan perbaikan hasil- hasil dari desentralisasi dalam hal peningkatan kapasitas dan akuntabilitas dari pemerintahan daerah. Akuntabilitas pemerintah daerah terhadap para pemilih sangat penting untuk menunjang suksesnya otonomi daerah saat ini. Sistem pemerintah yang kridibel akan menciptakan transparasi, menarik investor dan menjadi sebuah basis sistem berdasarkan kinerja dan kebutuhan.
5) Meningkatkan Penggunaan Teknologi
Berbagai macam hubungan antara pemerintah dan masyarakat sudah dipengaruhi teknologi informasi, di sisi lain masyarakat sudah dapat berhubungan langsung dengan para pejabat daerah maupun mengakses informasi politik dalam hal sosial, ekonomi, politik atau administrasi. Kemajuan tersebut akan meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap layanan publik yang disediakan oleh pemerintah.
Munculnya “e-goverment” merupakan penyampaian layanan dan informasi melalui internet atau digital lainnya yang sangat bermanfaat untuk mengurangi
15
tingkat korupsi di pemerintah. Hal tersebut dikarenakan sistem ini menyampaikan segala informasi yang tersedia secara langsung dan transparan, yang akan mempersulit para pegawai dan politisi untuk melakukan korupsi. Masyarakat dapat memonitor dan mengawasi semua yang terjadi di pemerintahan secara langsung.
Dalam perkembangannya, terjadi kesenjangan dikalangan yang tidak mampu, orang tua, dan kelompok lainnya. Teknologi sendiri netral dan tidak bisa disalahkan.
Disinilah harusnya pemerintah menyediakan layanan sebuah teknologi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Di sisi lain juga terjadi kekhawatiran bahwa teknologi membuat pemerintah menjadi mekanis dan kehilangan rasa kemanusiaan. Kekhawatiran bahwa kemajuan teknologi harus di sikapi dengan bijaksana, efisiensi akan di dapat secara maksimal. Kecenderungan teknologi dapat menciptakan kesenjangan sosial yang sangat tajam menjadi tantangan bagi administrasi publik untuk menyediakan teknologi informasi secara efisien yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
6) Mengembangkan Inovasi
Inovasi dalam pemerintahan umumnya dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas diukur dengan ukuran, seperti pemerataan, efisisensi, pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia, keadilan, stabilitas, partisipasi dan sebagainya (Osborne, 2010). Di kalangan profesional, inovasi adalah menacari metode untuk meningkatkan kinerja pemerintah dan meningkatkan legitimasi pemerintah dengan warga.
Perkembangan dalam sistem pemerintahan yang demokratis, tata pemerintahan yang partisipatif, peraturan pemerintahan, suara pemerintah, kolaborasi pemerintah, delibeatif pemerintah, yang semuanya merupakan kunci dari semua konsep yang menolak bentuk-bentuk tradisional otoriter, pemerintah birokrasi ditandai oleh pengambilan keputusan dan implementasi. Dengan filosofi baru yang memperluas keterlibatan masyarakat sipil dan organisasi non pemerintah.
Pemerintah partisipasif merupakan alternatif pendekatan berbasis pasar untuk mengelola sektor publik. Pendekatan berbasis pasar mengasumsikan akar prinsip masalah pemerintah adalah monopoli sektor publik atas berbagai barang dan jasa.
Dan masalah utamanya pada hirarki. Konsep keterlibatan warga atau pemberdayaan, ide utamanya adalah klien organisai publik harus diberdayakan untuk memiliki pengaruh yang lebih besar atau lebih banyak kontrol langsung terhadap program-
16
program pemerintah. Pemerintah harus lebih terbuka untuk berbagai kepentingan sosial dan bukan struktural hirarkis yang kaku.
7) Penerapan Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan, berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat, apakah sistem ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam sebuah komunitas yang menyediakan kehidupan yang sehat, produktif dan bermakna bagi seluruh warga masyarakat, sekarang dan masa yang akan datang. Dalam pembangunan berkelanjutan, tema utama yang menjadi kunci adalah peran kepemimpinan, yang mencakup kemampuan dan sejarah komitmennya untuk efisiensi, efektifitas, kesetaraan dan partisipasi warga negara. Pengukuran dan penilaian merupakan komponen penting dari suara pengambilan keputusan dalam pembangunan, kolaborasi antara pemerintah, lembaga nirlaba, swasta dan masyarakat akan menjadi perencana pembangunan berkelanjutan yang lebih baik, terintegrasi dan lebih efektif.
Konsep pembangunan berkelanjutan tidak hanya pada fisik saja tetapi juga pada konteks politik sosial. Transformasi menuju pemerintahan baru harus bersaing dengan trasformasi kepemimpinan di sektor publik. Pada saat ini kita memerlukan pemimpin yang berfikir strategis, mengambil pandangan jangka panjang dan lebih luas, kemampuan untuk melakukan inovasi, pemimpin yang berfikir keluar dari kotak dan mencoba hal yang baru untuk memecahkan masalah pada saat ini dan tantangan-tantangan ke depan (Morse, Buss dan Kinghorn, 2007).
17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, dapat diambil kesimpulan bahwa Administrasi publik di masa yang akan datang sangat tergantung pada ilmuan untuk mengembangkan konsep-konsep baru dalam mewujudkan tata kepemerintahan. Prospek di dalam administrasi publik sangat beragam seperti Konsultan Pemerintahan, Aparat Pemerintahan, Petugas Hakim Hukum Administrasi, Manager atau Pimpinan Regulasi, General Affairs, Staf Administrasi, Staf legislatif, dan Dosen.
Kemudian pada administrasi publik juga terdapat suatu tantangan-tantangan yang ada di dalamnya seperti, globalisasi ekonomi, pendidikan, masalah pengangguran, tanggung jawab sosial, pelestarian lingkungan hidup, peningkatan mutu hidup, penerapan norma-norma moral dan ketika keanekaragaman tenaga kerja, pergeseran konfigurasi demografi, penguasaan dan pemanfaatan IPTEK, tantangan di bidang politik, bencana alam, pemanasan global, kesenjangan sosial, manajemen multikultural, birokrasi paperless, persaingan global, masalah loyalitas pelanggan, ekonomi berbasis pengetahuan, time to market dan kualitas kepemimpinan. Disamping tantangan tersebut, terdapat strategi untuk menghadapi tantangan administrasi public yakni; strategi menghadapi globalisasi, strategi menghadapi kesenjangan demokrasi, mempertahankan budaya, menerapkan dan memaksimalkan desentralisasi, meningkatkan penggunaan teknologi, mengembangkan inovasi dan penerapan konsep pembangunan berkelanjutan.
B. Saran
Menyadari penyusunan makalah ini masih belum sempurna dan masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Baik dari penulisan atau pembahasan yang disampaikan, hal ini dikarenakan masih belum fasih dalam menyusun makalah.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang diberikan pembaca sangat diharapkan agar penulis dapat mengevaluasi untuk kedepannya. Sehingga untuk kemudian hari tidak mengulangi kesalahan yang sama dan makalah dapat bermanfaat bagi banyak orang.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anggara S. 2014. Ilmu Administrasi Negara: Kajian Konsep, Teori, dan Fakta dalam Menciptakan Good Governace. CV Pustaka Setia. Bandung
Kartasasmita, Ginandjar. 2010. Public Administration Facing New Dynamics in Working Paper, Discussed. Bali, Indonesia
Nugroho, Riant. 2013. Change Managemen untuk Birokrasi Strategi Revitalisasi Birokrasi.
PT. Elex Media Computindo. Jakarta
Rencanamu. (2022). “ Jurusan Administrasi Publik (Administrasi Negara)”
https://rencanamu.id/cari-jurusan/humaniora/administrasi-publik-administrasi negara-, diakses pada 28 November 2022.
Sedarmayanti.2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan. PT. Refika Aditama. Bandung
Sumargono, Ahmad. 2009. Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan yang Bersih, Pusat Kajian Strategis Politik dan Pemeritahan (PKSPP). Jakarta
Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Kencana Prenada Media Group.
Jakarta
Thoha, Miftah. 2012. Birokrasi & Politik di Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.