• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah KLP.2 PENGANTAR PENDIDIKAN

N/A
N/A
Harmin Armin

Academic year: 2023

Membagikan "Makalah KLP.2 PENGANTAR PENDIDIKAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

“Sisitem Pendidikan Nasional”

Dosen Pengampuh:

Abrina Mulidnawati Jumrah, S.pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. AL HUSNAH MUTMAINAH (22082014016)

2. HARMIN (22082014018)

3. MUFIDAH ISLAMIYAH (22082014020) 4. SAMSINAR SUEDI (22082014036)

5. SELFIA (22082014022)

6. HAMRA AMELIA (22082014030) 7. KOMEN TATROMAN (22082014024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Sistem pendidikan nasional merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Melalui sistem ini, generasi muda diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka, memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dalam kata pengantar ini, kita akan menjelaskan pentingnya sistem pendidikan nasional, tujuan yang ingin dicapai, serta harapan dan tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan sistem pendidikan yang efektif.

Dalam kata pengantar ini, kita mengharapkan agar sistem pendidikan nasional menjadi instrumen yang efektif dalam mewujudkan potensi setiap individu, mempersiapkan mereka untuk tantangan global, serta mempromosikan nilai-nilai kesetaraan, inklusi, dan keadilan. Melalui peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan guru, dukungan kebijakan yang baik, dan partisipasi aktif dari semua pihak terkait, kita dapat membangun sistem pendidikan nasional yang kuat dan berdaya saing, serta mendorong kemajuan dan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat dan negara kita.

Makassar,18 Mei 2023

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sistem pendidikan nasional mengacu pada struktur, kebijakan, dan proses yang mengatur pendidikan di suatu negara. Tujuan utama dari sistem pendidikan nasional adalah menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh warga negara, mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang produktif, mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang diperlukan dalam masyarakat.

Komponen utama yang membentuk sistem pendidikan nasional meliputi:

1. Pendidikan Pra-sekolah: Tahap awal pendidikan yang menyediakan pengalaman belajar bagi anak-anak sebelum memasuki sekolah dasar.

Fokusnya adalah pada perkembangan sosial, emosional, fisik, dan kognitif anak-anak.

2. Pendidikan Dasar: Tahap pendidikan yang mencakup sekolah dasar atau rendah, biasanya berlangsung selama enam hingga delapan tahun. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan dasar pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dasar kepada siswa.

3. Pendidikan Menengah: Tahap pendidikan setelah pendidikan dasar, yang mencakup sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Pendidikan menengah bertujuan untuk melanjutkan pembelajaran akademik siswa, serta memberikan kesempatan untuk memilih bidang studi atau program yang lebih spesifik.

4. Pendidikan Tinggi: Tahap pendidikan setelah pendidikan menengah, yang melibatkan perguruan tinggi, universitas, institut, dan sekolah tinggi lainnya.

Pendidikan tinggi memberikan kesempatan untuk studi lebih mendalam dan khusus dalam berbagai bidang akademik dan profesional.

Selain komponen-komponen tersebut, sistem pendidikan nasional juga mencakup elemen-elemen berikut:

(5)

1. Kurikulum: Kerangka pembelajaran yang mencakup subjek dan topik yang diajarkan dalam setiap tingkat pendidikan. Kurikulum dapat mencakup mata pelajaran seperti matematika, bahasa, sains, sejarah, seni, dan pendidikan jasmani.

2. Metode Pengajaran: Pendekatan dan strategi yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Ini termasuk penggunaan ceramah, diskusi, proyek, demonstrasi, dan teknologi pendidikan.

3. Evaluasi dan Penilaian: Proses untuk mengukur kemajuan dan pencapaian siswa dalam belajar. Evaluasi ini dapat melibatkan tes, tugas, presentasi, dan penilaian lainnya yang membantu mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

4. Pengelolaan Pendidikan: Sistem pengelolaan dan administrasi yang mengatur kegiatan harian sekolah, termasuk kebijakan, penganggaran, penempatan guru, dan fasilitas pendidikan.

5. Kebijakan Pendidikan: Panduan dan keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau otoritas pendidikan untuk mengatur sistem pendidikan nasional.

Kebijakan ini mencakup standar pendidikan, program B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Dasar,Fungsi,Tujuan,dan Prinsip Pendidikan Nasional?

2. Bagaimana Hak,Kewajiban,dan Peran serta warga negara, Orang tua,

Masyarakat,Pemerintah,dan Peserta didik dalam system Pendidikan nasional?

3. Bagaimana Jalur,Jenjang, dan Jenis sisitem Pendidikan Nasional?

4. Apa yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Dasar,Fungsi,Tujuan,dan Prinsip Pendidikan Nasional

2. Untuk menjelaskan Hak,Kewajiban,dan Peran serta warga negara, Orang tua, Masyarakat,Pemerintah,dan Peserta didik dalam system Pendidikan nasional 3. Untuk menjelaskan Jalur,Jenjang, dan Jenis sisitem Pendidikan Nasional 4. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Dasar,Fungsi,Tujuan,Dan Prinsip Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional merupakan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh suatu negara untuk mengatur dan menyediakan pendidikan kepada warganya.

Fungsi, tujuan, dan prinsip pendidikan nasional dapat bervariasi antara negara- negara yang berbeda. Di bawah ini adalah gambaran umum mengenai fungsi, tujuan, dan prinsip pendidikan nasional beserta beberapa referensi yang dapat dijadikan daftar pustaka.

Fungsi Pendidikan Nasional: meliputi berbagai aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Berikut ini adalah beberapa fungsi penting dari pendidikan nasional secara lengkap:

1. Pembentukan Warga Negara yang Berkualitas: Pendidikan nasional berperan dalam membentuk warga negara yang berkualitas dengan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan berperan aktif.

2. Pengembangan Potensi Individu: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi individu secara menyeluruh, baik dalam hal kecerdasan intelektual, keterampilan sosial, kreativitas, maupun bakat-bakat khusus lainnya.

3. Peningkatan Daya Saing Bangsa: Pendidikan nasional berperan penting dalam meningkatkan daya saing bangsa di kancah global. Dengan pendidikan yang

(7)

berkualitas, sumber daya manusia akan menjadi lebih kompeten dan mampu bersaing di pasar kerja yang semakin kompleks.

4. Penyeimbang Sosial: Pendidikan nasional berfungsi sebagai penyeimbang sosial dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk mendapatkan pendidikan, tanpa memandang latar belakang ekonomi, suku, agama, jenis kelamin, atau status sosial.

5. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: Pendidikan nasional memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan yang baik, individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencari pekerjaan yang layak dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi negara.

6. Pembangunan Sumber Daya Manusia: Pendidikan nasional berperan penting dalam pembangunan sumber daya manusia suatu negara. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, negara dapat menghasilkan tenaga kerja yang terampil, inovatif, dan siap menghadapi tantangan pembangunan di berbagai sektor.

7. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Pendidikan nasional berfungsi sebagai penggerak utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan yang baik, individu dapat berkontribusi dalam menciptakan penemuan-penemuan baru dan inovasi yang membawa kemajuan bagi masyarakat.

8. Pemertahanan Budaya dan Identitas Nasional: Pendidikan nasional juga memiliki peran dalam pemertahanan budaya dan identitas nasional suatu negara. Melalui pendidikan, generasi muda dapat memahami dan menghargai warisan budaya serta membangun rasa cinta terhadap tanah airnya.

9. Mendorong Perubahan Sosial: Pendidikan nasional dapat menjadi agen perubahan sosial yang positif dengan mengajarkan nilai-nilai keadilan,

(8)

toleransi, kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan nilai-nilai lain yang mendorong terciptanya masyarakat yang lebih baik.

Tujuan pendidikan nasional meliputi berbagai aspek yang diharapkan dicapai melalui sistem pendidikan suatu negara. Berikut ini adalah beberapa tujuan pendidikan nasional secara lengkap:

1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Tujuan utama pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang baik akan membantu mengembangkan potensi individu sehingga mereka dapat berkontribusi secara optimal dalam pembangunan negara.

2. Peningkatan Akses dan Kesetaraan: Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi semua warga negara tanpa memandang latar belakang ekonomi, suku, agama, jenis kelamin, atau status sosial. Selain itu, pendidikan nasional juga bertujuan untuk mencapai kesetaraan pendidikan, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.

3. Pemberdayaan Individu: Pendidikan nasional bertujuan untuk memberdayakan individu melalui pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk hidup mandiri, berpikir kritis, berinovasi, dan beradaptasi dengan perubahan.

4. Pembentukan Karakter dan Moral: Pendidikan nasional bertujuan untuk membentuk karakter dan moral individu sebagai landasan perilaku yang baik.

Melalui pendidikan, nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, kerjasama, etika, dan empati diajarkan kepada peserta didik.

5. Pengembangan Kreativitas dan Inovasi: Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kreativitas dan kemampuan inovasi individu. Pendidikan yang merangsang kreativitas akan mendorong kemampuan berpikir kritis,

(9)

problem-solving, serta kemampuan untuk menciptakan solusi baru bagi berbagai permasalahan yang dihadapi.

6. Penguasaan Pengetahuan dan Keterampilan: Pendidikan nasional bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi peserta didik untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat dan dunia kerja.

Hal ini mencakup penguasaan mata pelajaran akademik, keterampilan sosial, keterampilan teknis, dan keterampilan kehidupan sehari-hari.

7. Pemertahanan Budaya dan Identitas Nasional: Pendidikan nasional bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan penghargaan terhadap budaya dan identitas nasional. Hal ini melibatkan pengajaran sejarah, kebudayaan, bahasa, dan tradisi lokal sebagai bagian dari kurikulum pendidikan.

8. Peningkatan Kemajuan Ekonomi dan Pembangunan Negara: Pendidikan nasional bertujuan untuk mendukung kemajuan ekonomi dan pembangunan negara. Melalui pendidikan yang berkualitas, individu akan memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya.

Prinsip-prinsip pendidikan nasional mengacu pada nilai-nilai dan pedoman yang mendasari penyelenggaraan pendidikan dalam suatu negara.

Berikut ini adalah beberapa prinsip pendidikan nasional secara lengkap:

1. Kesetaraan:Prinsip kesetaraan menekankan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas tanpa diskriminasi, termasuk hak atas akses, kesempatan, dan perlakuan yang adil.

2. Keadilan: Prinsip keadilan menekankan pentingnya memperlakukan setiap individu dengan adil dan merata, serta memperhatikan kebutuhan dan hak- hak mereka. Prinsip ini mencakup kesetaraan peluang pendidikan bagi

(10)

semua peserta didik, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya mereka.

3. Relevansi: Prinsip relevansi menekankan pentingnya pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Pendidikan harus memberikan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang sesuai dengan perkembangan teknologi, ekonomi, sosial, dan budaya.

4. Holistik: Prinsip holistik menekankan pentingnya pendekatan pendidikan yang menyeluruh terhadap pengembangan seluruh aspek individu, termasuk kecerdasan intelektual, emosional, sosial, fisik, dan spiritual.

Pendidikan harus mendorong perkembangan yang seimbang di semua dimensi kehidupan peserta didik.

5. Kemandirian: Prinsip kemandirian menekankan pentingnya membantu peserta didik untuk menjadi individu yang mandiri, memiliki inisiatif, dan mampu belajar sepanjang hayat. Pendidikan harus mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan untuk mengambil tanggung jawab atas diri sendiri.

6. Kebebasan: Prinsip kebebasan menekankan pentingnya memberikan kebebasan kepada individu dalam memperoleh dan menyampaikan pengetahuan serta menerapkan kebebasan akademik. Prinsip ini melibatkan kebebasan berpikir, berpendapat, dan berekspresi yang didukung dalam lingkungan pendidikan.

7. Pembelajaran Seumur Hidup: Prinsip pembelajaran seumur hidup menekankan pentingnya pendidikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan sepanjang hidup. Pendidikan tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga melibatkan pembelajaran di lingkungan masyarakat, tempat kerja, dan melalui pengalaman sehari-hari.

(11)

8. Keberagaman: Prinsip keberagaman menekankan pentingnya menghargai dan memperkaya keragaman individu, budaya, suku, agama, dan latar belakang lainnya dalam pendidikan. Prinsip ini mendorong penghormatan terhadap perbedaan, dialog antarbudaya, dan pemahaman yang lebih luas tentang dunia.

B. Hak,Kewajiban,Dan Peran Serta Warga Negara,Orang Tua, Masyarakat, Pemerintah, Dan Peserta Didik Dalam Sistem Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk warga negara, orang tua, masyarakat, pemerintah, dan peserta didik.

Masing-masing memiliki hak, kewajiban, dan peran tertentu yang mendukung perkembangan pendidikan di negara tersebut. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang hak, kewajiban, dan peran setiap pemangku kepentingan dalam sistem pendidikan nasional:

1. Warga Negara:

 Hak: Warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, bebas dari diskriminasi, serta memiliki akses yang setara ke lembaga pendidikan. Mereka juga memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan pendidikan.

 Kewajiban: Warga negara memiliki kewajiban untuk mematuhi undang- undang pendidikan, mendukung pendidikan anak-anak mereka, serta memperjuangkan dan mempromosikan akses pendidikan yang merata bagi semua.

 Peran: Warga negara berperan sebagai pengawas dan pemantau terhadap penyelenggaraan pendidikan, serta berkontribusi dalam pengembangan program pendidikan melalui partisipasi dalam komite sekolah atau organisasi pendidikan di tingkat lokal.

2. Orang Tua:

(12)

 Hak: Orang tua memiliki hak untuk memilih pendidikan yang sesuai untuk anak-anak mereka, serta mendapatkan informasi yang jelas dan akurat tentang perkembangan pendidikan anak-anak mereka.

 Kewajiban: Orang tua memiliki kewajiban untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka, melibatkan diri dalam kegiatan pendidikan, dan bekerja sama dengan sekolah dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka.

 Peran: Orang tua berperan sebagai mitra pendidikan yang aktif dengan sekolah, mendukung pembelajaran di rumah, mengawasi tugas sekolah, serta memberikan bimbingan dan dorongan kepada anak-anak mereka.

3. Masyarakat:

 Hak: Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang sistem pendidikan, serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan di tingkat lokal.

 Kewajiban: Masyarakat memiliki kewajiban untuk mendukung pendidikan di komunitas mereka, memberikan saran dan dukungan kepada lembaga pendidikan, serta menghormati dan menghargai perbedaan dalam sistem pendidikan.

 Peran: Masyarakat berperan dalam mendukung lembaga pendidikan, mempromosikan kebijakan pendidikan yang berkualitas, serta memberikan dukungan moral dan materi kepada siswa dan pendidik di lingkungan mereka.

4. Pemerintah:

 Perancangan Kebijakan Pendidikan: Pemerintah memiliki peran utama dalam merancang kebijakan pendidikan yang mencakup penetapan kurikulum, standar pendidikan, dan pedoman pengembangan lembaga pendidikan.

 Pendanaan Pendidikan: Pemerintah bertanggung jawab dalam menyediakan dana untuk pendidikan nasional, baik melalui anggaran negara maupun

(13)

sumber pendapatan lainnya. Pemerintah juga bertugas untuk memastikan alokasi dana yang memadai untuk mendukung pendidikan yang merata dan berkualitas.

 Pengawasan dan Evaluasi: Pemerintah memiliki peran dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap lembaga-lembaga pendidikan untuk memastikan kualitas pendidikan yang diberikan. Hal ini termasuk pengawasan terhadap kurikulum, metode pengajaran, dan kualifikasi guru.

 Pengembangan Sumber Daya Manusia: Pemerintah bertanggung jawab dalam mengembangkan sumber daya manusia di bidang pendidikan, seperti melalui pelatihan guru, pengembangan kurikulum, dan peningkatan kualitas lembaga pendidikan.

 Pemberian Bantuan dan Fasilitas: Pemerintah juga memiliki peran dalam memberikan bantuan dan fasilitas pendidikan kepada peserta didik yang membutuhkan, seperti beasiswa, bantuan transportasi, dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

Peran Peserta Didik dalam Sistem Pendidikan Nasional:

1. Mengikuti Pendidikan dengan Sungguh-sungguh: Peserta didik memiliki tanggung jawab untuk mengikuti pendidikan dengan sungguh-sungguh, mengikuti aturan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan, serta memanfaatkan kesempatan belajar yang diberikan.

2. Menghargai Hak dan Kewajiban: Peserta didik harus menghormati hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku di lembaga pendidikan. Mereka diharapkan untuk menghargai hak teman sekelas, guru, dan seluruh warga negara lainnya.

3. Berpartisipasi Aktif: Peserta didik diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan di dalam dan di luar kelas. Ini mencakup

(14)

diskusi, proyek kelompok, kegiatan ekstrakurikuler, serta kegiatan sosial dan kemanusiaan.

4. Menghormati Guru dan Staf Pendidikan: Peserta didik diharapkan untuk menghormati guru dan staf pendidikan, menghargai pengetahuan dan pengalaman mereka, serta melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh mereka.

5. Mematuhi Aturan dan Disiplin: Peserta didik harus mematuhi aturan dan disiplin yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan. Hal ini meliputi ketepatan waktu, tata tertib, penampilan yang baik, dan etika dalam berinteraksi.

C. Jalur,Jenjang,Dan Jenis SistemPendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional di suatu negara meliputi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang tersedia bagi siswa dari tingkat awal hingga pendidikan tinggi. Berikut adalah penjelasan tentang jalur, jenjang, dan jenis sistem pendidikan nasional secara umum:

1. Jalur Pendidikan:

a. Jalur Formal: Merupakan jalur utama dalam sistem pendidikan yang diatur oleh pemerintah dan biasanya terstruktur dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Jalur formal terdiri dari tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.

b. Jalur Nonformal: Merupakan jalur pendidikan yang tidak berada di bawah pengawasan pemerintah dan memiliki kurikulum yang lebih fleksibel.

Jalur ini melibatkan kegiatan pendidikan di luar lembaga formal, seperti kursus dan pelatihan di bidang tertentu.

2. Jenjang Pendidikan:

a. Pendidikan Pra-sekolah: Merupakan tahap pendidikan awal sebelum memasuki pendidikan dasar. Pendidikan pra-sekolah berfokus pada

(15)

pengembangan keterampilan motorik, sosial, dan kognitif anak-anak usia dini melalui kegiatan bermain dan eksplorasi.

b. Pendidikan Dasar: Merupakan tahap pendidikan yang mencakup pendidikan sekolah dasar atau rendah. Biasanya berlangsung selama enam hingga delapan tahun dan memberikan dasar pengetahuan dan keterampilan dasar kepada siswa.

c. Pendidikan Menengah: Merupakan tahap pendidikan setelah pendidikan dasar, yang terdiri dari pendidikan menengah pertama (SMP) dan pendidikan menengah atas (SMA). Pendidikan menengah bertujuan untuk melanjutkan pembelajaran akademik siswa dan memberikan kesempatan untuk memilih bidang studi yang lebih spesifik.

d. Pendidikan Tinggi: Merupakan tahap pendidikan setelah pendidikan menengah, yang melibatkan perguruan tinggi, universitas, institut, atau sekolah tinggi lainnya. Pendidikan tinggi menawarkan program sarjana, pascasarjana, dan doktoral dalam berbagai bidang studi.

3. Jenis Pendidikan:

Berikut ini adalah beberapa jenis pendidikan yang umumnya ada dalam sistem pendidikan nasional:

 Pendidikan Formal:

a. Pendidikan Pra-sekolah: Pendidikan awal yang diberikan kepada anak-anak usia dini sebelum memasuki pendidikan dasar.

b. Pendidikan Dasar: Tahap awal pendidikan formal yang mencakup sekolah dasar atau rendah.

c. Pendidikan Menengah: Tahap lanjutan pendidikan formal yang meliputi pendidikan menengah pertama (SMP) dan pendidikan menengah atas (SMA).

d. Pendidikan Tinggi: Pendidikan setelah pendidikan menengah yang melibatkan perguruan tinggi, universitas, atau institusi pendidikan tinggi lainnya.

 Pendidikan Non-Formal:

(16)

a. Kursus dan Pelatihan: Program pendidikan yang diselenggarakan di luar lingkungan pendidikan formal, biasanya berfokus pada pengembangan keterampilan khusus atau pemenuhan minat pribadi.

b. Program Pendidikan Kesetaraan: Program yang dirancang untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi mereka yang tidak mengikuti jalur pendidikan formal atau ingin memperoleh sertifikat kesetaraan pendidikan.

 Pendidikan Berbasis Profesi:

a. Pendidikan Vokasional: Pendidikan yang menekankan pada pengembangan keterampilan teknis dan praktis dalam bidang tertentu, seperti otomotif, listrik, tata rias, atau desain.

b. Pendidikan Profesional: Pendidikan yang berfokus pada persiapan siswa untuk memasuki profesi tertentu, seperti hukum, kedokteran, teknik, atau keuangan.

 Pendidikan Kejuruan:

a. Pendidikan Pertanian: Pendidikan yang berfokus pada pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pertanian dan peternakan.

b. Pendidikan Teknik: Pendidikan yang menekankan pada pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang teknik dan teknologi.

c. Pendidikan Kesehatan: Pendidikan yang berfokus pada pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kesehatan, seperti perawat, bidan, atau paramedis.

 Pendidikan Khusus:

a. Pendidikan Inklusif: Pendidikan yang menyediakan akses dan pendidikan yang setara bagi individu dengan kebutuhan khusus, termasuk anak-anak dengan disabilitas.

b. Pendidikan Bahasa Asing: Pendidikan yang fokus pada pengajaran bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, atau bahasa Spanyol.

(17)

Penting untuk dicatat bahwa jenis pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan nasional dapat bervariasi antara negara-negara dan sistem pendidikan yang berbeda.

Jalur pendidikan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Dan tidak ada penekanan yang serius pada pasal-pasal tentang ini.

Pembahasan selanjutnya mengarah pada jenjang pendidikan formal dan jenis pendidikan. Pendidikan formal dirumuskan dalam ketentuan umum sebagai berikut; pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Dalam RUU Sisdiknas disebutkan jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pembelajaran informal. Definisi pendidikan formal dalam RUU ini adalah pendidikan yang dirancang penuh waktu dan diselenggarakan dengan alur yang berkelanjutan.

Penting memberikan batasan pendidikan formal tersebut karena ketika dihubungkan dengan regulasi lainnya akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan. Misalkan kata ‘formal’ berkaitan erat dengan pengertian guru dan kedudukannya sebagaimana tertulis pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen: Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kemudian dijelaskan dalam RUU bahwa pendidikan formal terdiri atas subjalur: pra persekolahan, persekolahan, dan persekolahan mandiri. Pengertian jalur pendidikan dalam RUU Sisdiknas lebih bisa memberikan arahan dalam memahami regulasi pendidikan ini.

Yang menarik dari RUU ini adalah munculnya jalur baru yang merupakan subjalur dari pendidikan formal, yaitu persekolahan mandiri.

Disebutkan bahwa Persekolahan mandiri bertujuan untuk menghasilkan inovasi

(18)

penyelenggaraan persekolahan dalam rangka mengembangkan kompetensi dan karakter pelajar.

Dalam menghasilkan inovasi, persekolahan mandiri menetapkan standar input dan standar proses masing-masing sesuai dengan konteks dan kebutuhan pembelajarannya. Persekolahan mandiri wajib memenuhi standar capaian dalam Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Beberapa pernyataan ini memberikan peluang bagi penyelenggara pendidikan untuk secara otonom berinovasi, termasuk di dalamnya menentukan standar pendidikan yang dilaksanakannya. Standar input, proses, output, serta outcome yang bisa dikembangkan secara lebih mandiri dan boleh jadi lebih maju dari apa yang dirancang pemerintah. Rumah baru ini sangat bisa mewadahi penyelenggara pendidikan yang tidak atau tampak tidak berpedoman pada regulasi yang ada, namun pada dasarnya merupakan pewujudan dari semangat untuk berinovasi dalam Pendidikan.

D. Standar Nasional Pendidikan

Standar nasional pendidikan (SNP) adalah kumpulan pedoman dan acuan yang digunakan untuk mengukur, mengevaluasi, dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. SNP mencakup berbagai aspek, seperti kurikulum, penilaian, tenaga pendidik, sarana dan prasarana, serta manajemen pendidikan.

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai Standar Nasional Pendidikan:

1. Kurikulum:

SNP mengatur tentang kurikulum yang harus diadopsi oleh lembaga pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini meliputi tujuan pendidikan, struktur kurikulum, materi pembelajaran, dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik di setiap jenjang pendidikan.

2. Penilaian:

SNP menetapkan prinsip dan pedoman untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Ini mencakup berbagai jenis penilaian, seperti penilaian formatif, sumatif, dan penilaian berbasis kompetensi. SNP juga mengatur mengenai penggunaan instrumen penilaian yang adil dan valid.

3. Tenaga Pendidik:

(19)

SNP memberikan standar terkait dengan kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, termasuk guru dan tenaga kependidikan lainnya. Hal ini meliputi persyaratan pendidikan, kemampuan mengajar, pemahaman terhadap kurikulum, dan kompetensi profesional.

4. Sarana dan Prasarana:

SNP mengatur tentang sarana dan prasarana yang harus tersedia di lembaga pendidikan. Ini meliputi ketersediaan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, fasilitas olahraga, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta kualitas lingkungan belajar.

5. Manajemen Pendidikan:

SNP memberikan pedoman mengenai manajemen pendidikan yang efektif. Ini termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses pembelajaran, manajemen organisasi pendidikan, kepemimpinan, dan pengelolaan sumber daya manusia.

SNP dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai acuan bagi semua lembaga pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun non-formal. SNP bertujuan untuk memastikan keseragaman, kualitas, dan kesetaraan pendidikan di seluruh Indonesia.

(20)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Direktur Pascasarjana pada PTN/ PTS di seluruh Indonesia Dengan hormat kami sampaikan bahwa Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan