• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MAKALAH BENTUK DAN MAKNA KATA

N/A
N/A
Aisya Alna

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH MAKALAH BENTUK DAN MAKNA KATA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH BENTUK DAN MAKNA KATA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK : 3 (TIGA)

ANGGOTA : AISYA MUHALNA INDAH P. 2010233027 MARDIAH DWI ANNISA

DELLA FITRIA

SALSABILA AMANDA ALYA JUNITA SARI RAYHAN ALQINDA

IBNU HABIL

2210213070 2210212048 2210211016 2310251009 2310712026 2310232032

KELAS : BAHASA INDONESIA 16

DOSEN PENJAB : Dr. Aslinda, M.Hum

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2023

(2)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkan hidayat serta taufik-Nya karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Sejarah Kedudukan Dan Fungsi Peran Dan Ragam Bahasa Indonesia ” selesai tepat pada waktunya. Tujuan dari pendidikan tinggi adalah mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa. Terkait dengan tujuan tersebut, mata kuliah Bahasa Indonesia perlu dikembangkan untuk tujuan yang lebih khusus. Yang dimaksud tujuan khusus ini adalah mampu mengarahkan pada mahasiswa untuk memiliki rasa kebangsaan dan bela negara yang tinggi. Hal tersebut dilakukan sebab banyak ditemukan turunnnya rasa nasionalisme mahasiswa dengan mulai ditinggalkannya nilai-nilai kebangsaan dan bela negara.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 05 2023

Kelompok 3

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ...2

C. Tujuan ...2

BAB II. PEMBAHASAN ...3

A. Bentuk Kata...3

B. Makna Kata...5

BAB III. PENUTUP...8

A. Kesimpulan...8

B. Saran...8

DAFTAR PUSTAKA ...9

(4)

1

BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Melayu. Bahasa tersebut digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan, di hampir seluruh wilayah Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia dikumandangkan secara resmi pada tanggal 28 Oktober 1928 yang bertepatan dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Peresmian nama bahasa Indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang sekaligus bertindak sebagai perencana bahasa untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Peresmian nama itu juga menunjukan bahwa sebelum peristiwa Sumpah Pemuda itu nama bahasa Indonesia sudah ada. Fakta sejarah menunjukkan bahwa sebelum tahun 1928 telah ada gerakan kebangsaan yang menggunakan nama “Indonesia” dan dengan sendirinya pada mereka telah ada suatu konsep tentang bahasa Indonesia.

Alasan yang kuat sehingga bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa kebangsaan adalah (1) bahasa Indonesia sudah merupakan lingua franca, yakni bahasa perhubungan antaretnis di Indonesia, (2) walaupun jumlah penutur aslinya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa, Sunda, atau bahasa Madura, bahasa Melayu memiliki daerah penyebaran yang sangat luas dan yang melampaui batas-batas wilayah bahasa lain, (3) Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lain sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing lagi, (4) Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana sehingga relatif mudah dipelajari, (5) faktor psikologis, yaitu adanya kerelaan dan keinsafan dari penutur bahasa Jawa dan Sunda, serta penutur bahasa-bahasa lain, untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, (6) bahasa Melayu memiliki sesanggupan untuk dapat dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

(5)

2 1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:

1. Bagaimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia?

2. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia

(6)

3

BAB II. PEMBAHASAN

2. Pengertian Bentuk Kata

Morfologi atau ilmu bentuk kata adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dapat pula dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik.

2.1 BENTUK KATA 2.1.2 FONEM

Fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau mirip kedengarannya. Ejaan merupakan lambang bunyi yang diklasifikasikan dalam konsonan, vokal, dan diftong.

Dalam ilmu bahasa fonem itu ditulis di antara dua garis miring: /.../. /p/ dan /b/

adalah dua fonem karena kedua bunyi itu membedakan arti.

Contoh:

pola — /pola/ : bola — /bola/

parang — /paraŋ/ : barang — /baraŋ/

peras — /peras/ : beras — /beras/

Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fonem /p/

itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Maka kita dapat berkata bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/ mempunyai dua alofon, yakni [p] dan [p>].Bunyi-bunyi yang dapat dikatakan mirip secara fonetis adalah sebagai berikut :a) bunyi-bunyi yng lafalnya mirip dan seartikulasi.

(7)

4 2.1.3 MORFEM

Kata dan Morfem adalah dua pengertian yang berbeda, perhatikan contoh berikut :1. Rumah itu bermandikan cahaya (4 kata)2. Rumah-itu-ber-mandi-kan- cahaya (6 morfem)Jadi Kata merupakan unsur terkecil yang dapat berdiri sendiri dan berbentuk bebas, dan dapat terdiri dari 1, 2 atau lebih morfem, sedangkan Morfem adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa yang masih memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi. Pembagian morfem berdasarkan posisi, yakni penempatannya terdiri atas morfem prefiks (awalan), morfem infiks (sisipan), morfem Sufiks (Akhiran), morfem gabungan dan morfem Konfiks

2.1.4 KATA

Pembagian Kata Berdasarkan Bentuknya Kata Dasar yaitu kata yang belum mendapatkan imbuhan, kata Jadian yaitu kata yang sudah mendapatkan imbuhan.kata ulang yaitu kata dasar atau jadian yang mengalami perulangan.

kata berklitika yaitu kata yang terdapat diawal atau diakhir kata dan kata majemuk yaitu gabungan dua kata atau lebih yang menyatakan makna khusus atau mempunyai arti baru. Pembagian menurut kebutuhan bahasa Indonesia yaitu:

2.1.4.1 Kata Benda

• kongkret ; nama diri, nama jenis, nama zat, nama kumpulan

• abstrak ; nama keadaan, nama pekerjaan, nama sifat, nama ukuran, nama pengertian.

2.1.4.2 Kata Kerja

Bentuknya : dasar, berimbuhan, ulang, majemuk; jalan, jalan-jalan, berjalan, mencampur aduk.

2.1.4.3 Kata Sifat

Bentuknya : dasar,, ulang, terbentuk dari frasa, dari kata serapan; baik, baik- baik, baik hati, produktif.

2.1.4.4 Kata Keterangan ; menerangkan kata yang bukan kata benda

Pembagiannya kata keterangan : waktu, tempat, modalitas(cara), tekanan, sifat dan jumlah, dan bilangan.

(8)

5

2.1.4.5 Kata Ganti ; kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.

2.1.5 FRASA

Frase atau kelompok kata adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk kesatuan dan merupakan unsur-unsur pembentuk kalimat.

Frase terbagi atas frase bertingkat (endosentrik) ; memiliki pola inti, pola DM atau MD dan frase setara (eksesentrik) ; tidak memiliki inti frase, unsur-unsurnya merupakan kelompok kata yang setara.

2.1.5.1 Penggolongan frase berdasarkan ;

a) Frase Nominal ; distribusinya sama dengan kata benda ; rumah mewah b) Frase Verbal ; distribusinya sama dengan kata kerja ; belum pergic.

c) Frase Sifat; distribusinya sama dengan kata sifat; jujur sekalid.

d) Frase bilangan ; distribusinya sama dengan kata bilangan ; tujuh helaie.

e) Frase Depan ; frase yang diawali kata depan dan diikuti dengan kata benda, kerja, bilangan dan keterangan ; dari terminalf.

f) Frase keterangan ; distribusinya sama dengan kata keterangan ; minggu depan

2.2 MAKNA KATA

2.2.1. Pengertian Makna Kata

Makna adalah pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan (KBBI). Jenis Makna Kata ada Makna Denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.

Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.

Makna denotative sering juga disebut makna konseptual. Misalnya kata makan, bermakna memasukkan ke dalam mulut, dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti itu adalah makna denotatif. Makna denotatif ialah arti harfiah kebutuhan pemakaian bahasa. Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada suatu makna yang menyertainya sedangkan makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makan konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.

(9)

6

Makna konotatif tidak tetap, berbeda dari zaman ke zaman. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini kita kadang-kadang lupa apakah makna denotatif atau konotatif. Makna-makna konotatif sifatnya lebih professional dan operasional daripada makna denotatif. Dengan kata lain, makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu. Misalnya: dibuat (dirakit, disulap) Makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikiran, peranan dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.

Perubahan makna adalah gejala pergantian rujukan dari symbol bunyi yang sama. Ini berarti dalam konsep perubahan makna terjadi pergantian rujukan yang berbeda dengan rujukan semula. Rujukan yang lama diganti dengan rujukan yang baru. Misalnya, kata canggih bahasa Indonesia pernah bermakna “suka mengganggu (rebut, bawel, dsb)”

(KUBI 1976, 183), sedangkan dewasa ini kata canggih mendapat makna atau rujukan baru “sangat rumit dan ruwet dalam bidang teknologis karena keterkaitan antarkomponen atau unsur”. Makna rujukan awal dan makna baru tidak berada dalam satu medan makna, apalagi makna awal tidak pernah hidup lagi dalam pemakaian bahasa Indonesia kontemporer.

2.2.2 Macam-macam Pergeseran Makna 1. Perluasan Arti

Yang dimaksud dengan perluasan arti adalah suatu proses perubahan makna yang dialami sebuah kata yang tadinya mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas sehingga melingkupi sebuah kelas makna yang lebih umum. Kata berlayar dulu dipakai dengan pengertian: bergerak di laut dengan menggunakan layar.

Sekarang semua tindakan mengarungi lautan atau perairan dengan mempergunakan alat apa saja disebut berlayar. Dulu kata bapak dan saudara hanya dipakai dalam hubungan biologis, sekarang semua orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya disebut bapak, dan lain-

(10)

7

lainnya dengan saudara. Demikian pula halnya dengan kata putra dan putri; dahulu hanya dipakai untuk anak-anak raja, sekarang semua anak laki-laki dan wanita disebut putra dan putri. Laksamana pada mulanya nama orang, saudara Rama; kemudian dipadkai untuk pangkat yang tertinggi dalm kerajaan Melayu. Dalam pemerintahan Republik Indonesia mula-mula dipakai untuk jenjang kepangkatan yang tertinggi pada angkatan laut dan angkatan udara, terakhir hanya untu angkatan laut. Kata buah pada beberapa bahasa daerah berarti ‘pinang’. Pinang adalah suatu buah yang sangat penting dalam kehidupan adat-istiadat bangsa Indonesia. Dalam Bahasa Melayu kemudian semua jenis buah- buahan disebut juga buah.

Sering pula nama-nama orang dipergunakan untuk menyatakan tingkah-lakunya yang terkenal atau menyebut hasi ciptaan tingkah- lakunya atau hasil ciptaannya. Kaisar sebagai nama jabatan tadinya adalah nama seorang penguasa Romawi terkenal Julius Caesar. Nama- nama lain yang sekarang sudah diabadikan dalam istilah-istila yang umum adalah: mujair, watt, volt, diesel, boikot dan sebagainya. Di samping itu, nama-nama perusahaan sering pula dipakai untuk menyebut barang-barang yang dihasilkannya: fridger, selofan, philips, dan lain-lain

2. Penyempitan Arti

Penyempitan arti sebuah kata adalah sebuah proses yang dialami sebuah kata di mana makna yang lama mebih luas cakupannya dari makna yang baru. Kata pala tadinya berarti buah pada umumnya, sekarang hanya dipakai untuk menyebutkan jenis buah tertentu. Kata sarjana dulu dipakai untuk menyebutkan semua orang cendikiawan.

Sekarang dipakai untuk gelar universiter. Pendeta dulu berarti orang berilmu. Sekarang dipakai untuk menyebut guru agama Kristen atau domine. Kata bau tadinya mengandung pengertian yang lebih luas untuk menyebut segala macam gas yang dapat diserap oleh indra penciuman.

Sekarang kata bau selalu diartikan busuk (bau busuk).

(11)

8

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata adalah satuan bentuk terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna sedangkan frasa adalah gabungan antara dua kata atau lebih yang bersifat non predikatif dan bermakna laksikal. Adapun bentuk dan makna kata yaitu bentuk kata yang memiliki konsep dalam linguistik yang merujuk kepada variasi kata yang terjadi dalam bahasa untuk mengekspresikan perbedaan dalam hal seperti waktu, jumlah, kasus, jenis kelamin, orang, aspek, dan suasana hati maupun kedaan emosi seseorang sedangkan makna adalah hubungan anatara bentuk bahasa dengan objek atau suatu hal yang di acunya.

. Hubungan antara bentuk dan makna dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang: satu sama lainnya saling melengkapi. Karena bentuk yang tidak bermakna atau tidak dapat mempengaruhi makna tidak terdapat dalam tata satuan bentuk bahasa.

B. Saran

Dengan adanya pembelajaran bentuk dan makna kata bahasa yang baik kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi yang lebih baik untuk menyampaikan pikiran kepada pihak lain

(12)

9

DAFTAR PUSTAKA

Awalludin. (2017). Pengantar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.

Yogyakarta : Deepublish

Hudaa, Syihaabul. 2018. Estetika Berbahasa: Mengapresiasi Bahasa Indonesia. Jawa Barat: Jejak

Kushartanti, Untung Yuwono dan Multamia RMT Lauder (Penyunting). 2007. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suhariati, Titik. (2020). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Tangerang : Indocamp

Suyatno,et.al..2017.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.In Media.Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Abstracts of a health research article seem simple, but it is often found that the abstracts written turned out to not be able to represent the contents of the paper as a whole..