MAKALAH
"SUMBER DAYA PENDUKUNG MANAJEMEN KURIKULUM"
Dosen Pengampuh: Rahmawati M. S.Pd.,M.Pd Di Susun Oleh :
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KENDARI
2023 Saharudin
Winda rahma yuningsih Teguh saputra Nurul rahmi Rhizma destriani
22211007 22211031 22211028 22211019 22211010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang maha esa, karena dengan rahmatnya karunia dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah "Sumber Daya pendukung manajemen kurikulum".
Adapun pembuatan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah manajemen kurikulum dan program pendidikan. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembacanya dan dapat digunakan sebagai wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekurangan, oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran yang membangun dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami siapapun yang membacanya. Sekirahnya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami berbagai penyusun maupun orang yang membacanya.
Kendari, 10 oktober 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah C.Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian dan komponen sumber daya pendukung kurikulum B. Manajemen sekolah
C. Pemanfaatan sumber belajar D. Kinerja dan kompotensi guru
BAB III PENUTUP A.Kesimpulan
B.Saran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan.
Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal mungkin. Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam upaya–upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan.
Kurikulum dan pembelajaran merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang membutuhkan pengelolaan (manajemen) untuk tercapainya tujuan pendidikan
nasional. Manajemen kurikulum dan pembelajaran yang baik, diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Kurikulum dan pembelajaran merupakan komponen pendidikan yang sangat strategis karena merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Keberhasilan pengimplementasian kurikulum memerlukan manajemen yang baik.
Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum 2013, ada beberapa aspek
manajemen yang penting sebagai strategi untuk memperkuat pelaksanaannya. Aspek- aspek tersebut meliputi perencanaan implementasi, sumber daya utama dan
pendukung, proses pembelajaran di sekolah, dan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Komponen sekolah terdiri atas guru, kepala sekolah, fasilitas, budaya, lingkungan.
Semua komponen tersebut memiliki peran masing-masing dalam penerapan kurikulum baru. Dengan demikian, semua potensi dan sumber daya yang ada perlu dikelola secara menyeluruh dan terpadu agar bermanfaat dalam manajemen
implementasi kurikulum.
Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Hakikatnya setiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakat. setiap kurikulum, bagaimanapun polanya, selalu memiliki komponen-komponen tertentu, yakni pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar dan mengajar, dan akhirnya evaluasi hasil belajar. Perbedaan kurikulum terletak pada penekanan pada unsur-unsur tertentu. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum di sekolah tidak terlepas dari beberapa sumber daya pendukung, sumber daya pendukung keberhasilan
pelaksanaan kurikulum di antaranya adalah: manajemen sekolah, pemanfaatan sumber belajar, penggunaan media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan komponen sumber daya?
2. Pentingnya manajemen Sekolah?
3. Apa saja pemanfaatan sumber belajar?
4. Apa saja Kinerja dan kompotensi guru sebagai pendukung manajemen kurikulum?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui komponen sumber daya kurikulum, manajemen sekolah, pemanfaatan sumber-sumber belajar,dan kinerja kompetensi guru sebagai sumber daya pendukung manajemen kurikulum
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan komponen sumber daya pendukung kurikulum
Kata kurikulum dalam pemahaman klasik, dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah
kurikulum. Abdul Rahman Shaleh mengatakan,kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum berfungsi sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai kemampuan dan hasil belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu sendiri merupakan muara dari keseluruhan proses penyelenggaraan kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam melaksanakan pengajaran pada semua jenis dan tingkatan pendidikan.Secara Etimologi kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curic yang artinya tempat berlari dan curere yang berati tempat berpacu.Menurut Hamdani hamid, pengunaan istilah kurikulum telah ada sekitar tahun 1820.
B. Manajemen sekolah
Manajemen sekolah dapat difinisikan sebagai suatu proses kerja komunitas sekolah dengan cara menerapkan kaidah-kaidah otonomi, akuntabilitas, partisipasi, dan
sustainabilitas untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara bermutu.
Dalam konteks pendidikan, manajemen sangat penting dalam pengelolaan pendidikan karena beberapa alasan berikut: Mengoptimalkan penggunaan sumber daya: Dalam pengelolaan pendidikan, sumber daya yang tersedia harus dioptimalkan agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif.
Menurut Supriono Subakir tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan meningkatkan relevansi pendidikan di sekolah, dengan adanya wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk mengelola urusannya sendiri.
Dalam konteks pendidikan, manajemen pendidikan merupakan “keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan sumber personel dan material yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.”( Satori, 1980) . Sebagai sumber daya pendukung manajemen kurikulum dalam manajemen pendidikan, Empat fungsi manajemen dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, khusus dalam implementasi kurikulum. Artinya satuan pendidikan melakukan keempat tahapan tersebut.
1. Perencanaan yaitu menentukan tujuan impementasi kurikulum, merumuskan kondisi sekolah/madrasah , mengindetifikasi kemudahan dan hambatan dalam implementasi kurikulum, dan mengembangan rencana kegiatan yang mendukung implementasi kurikulum.
2. Pengorganisaian yaitu merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan kurikulum, membagi beban pekerjaan total menjadi kegiatan-
kegiatan yang mendukung implementasi kurikulum, serta mengembangkan suatu mekanisme untuk mengkooridinasikan pekerjaan anggotanya menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
3. Pelaksanaan yaitu berupaya menjadikan perencanaan implementasi kurikulum menjadi kenyataan dengan memperhatikan bahwa guru mampu mengerjakanya, memberikan manfaat bagi dirinya, tidak sedang terbebani masalah pribadi, merasa sebagai bentuk kepercayaan, dan hubungan antarteman yang harmonis.
4. Pengawasan yaitu mengendalikan agar implementasi kurikulum berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan kurikulum tercapai. Cara pengawasan implementasi kurikulum yaitu menetapkan standar pelaksanaan, menentukan
pengukuran pelaksanaan kegiatan, mengukur pelaksanaan kegiatan, membandingkan pelaksanaan dengan standar serta menganalisisnya, dan mengambil tindakan koreksi Keempat fungsi manajeman tersebut diterapkan bidang-bidang yang ada di sekolah. Menurut buku Panduan Manajemen Sekolah yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas tahun 1999, meliputi manajemen kurikulum; personalia; manajemen kesiswaan; manajemen keuangan; dan manajemen perawatan preventif sarana-sarana sekolah. Pemanfaatan Sumber Belajar.
C. Pemanfaatan sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sumber yang dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber untuk kegiatan belajar dan dapat meningkatkan kualitas belajarnya. Sumber belajar bukan hanya alat dan materi yang dipergunakan dalam pembelajaran, tetapi juga meliputi orang, anggaran, dan fasilitas.
Pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.Berikut adalah beberapa cara pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran:
1. Mengenalkan dan menyajikan sumber-sumber belajar.
2. Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam proses pembelajaran.
3. Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku.
4. Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber.
5. Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.
6. Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pengajarannya.
7. Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran sangat memerlukan kesadaran bagi para peserta didik dan pendidik.Selain itu, faktor-faktor eksternal seperti ketersediaan sumber belajar yang beragam, kuantitas sumber belajar, kemudahan akses ke sumber belajar, ruang belajar, sumber daya manusia, serta tradisi dan sistem yang diterapkan di lembaga pendidikan juga mempengaruhi pemanfaatan sumber belajar.
D. Kinerja dan kompotensi guru
a.Kinerja guru
Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik dalam merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran dan
mengevaluasi hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan latihan terhadap peserta didik, serta komitmennya dalam melaksanakan tugas. Baik tidaknya kinerja guru dapat dilihat dari pelaksanaan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru disamping memiliki kualifikasi akademik. Peningkatan kinerja guru terus dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai upaya, baik melalui program sertifikasi guru, melakukan pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. kinerja guru yang berkualitas akan berpengaruh pada mutu
pembelajaran, mutu lulusan, mutu pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan.
Menurut Sagala (2007:179) kata kinerja dalam bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris “Performance” yang berarti :
1. pekerjaan, perbuatan.
2. penampilan, pertunjukan.
Selanjutnya Rivai (2005:13) mengemukakan performance/kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.
Menurut Gibson (1990:15) mengemukakan bahwa kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan artinya kinerja dikatakan baik atau sukses jika tujuan yang diinginkaaan dapat tercapai dengan baik.
Selanjutnya Wahyu Sumijo (2007) mengartikan kinerja secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.
Pencapaian kinerja yang baik atau buruk bukan hanya dilihat dari hasil fisiknya saja, tetapi juga faktor non fisik seperti kesetiaan, disiplin, hubungan kerja sama, inisiatif,
kepemimpinan, dan hal-hal khusus lain yang diperlukan yang berkaitan dengan tingkat pekerjaan yang dilakukan. Sejalan dengan asumsi tersebut, Mittchell (1982) menyatakan bahwa “kinerja merujuk pada hasil perilaku”. Lebih rinci lagi dinyatakan bahwa “perbedaan kinerja terjadi karena adanya perbedaan individu dalam sifat-sifat kepribadian kemampuan, dan keterampilan”. Kesimpulan dari pendapat tersebut dalam implikasi pengukuran kinerja didasarkan pada dua criteria, yaitu
1. menyelesaikan pekerjaan atas dasar syarat-syarat tertentu yang sudah ditetapkan.
2. mencapai sasaran tujuan pekerjaan dengan menunjukkan perilaku yang benar.
Menurut Usman (1984) menyatakan bahwa untuk dapat menunjukkan kinerja yang baik, individu harus memiliki kemampuan untuk bekerja, motivasi tinggi, dan juga kapasitas atau kecakapan (capacity) untuk berkinerja. Adapun kapasitas yang dimaksud antara lain
mencakup kemampuan, bakat, keterampilan, latihan, peralatan dan tegnologi yang dapat digunakan untuk berkinerja.
Sementara Mitrani, Daiziel, dan Fitt (1992) menyatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu :
1. sumber motivasi individual 2. penetapan pekerjaan 3. gaya manajemen 4. iklim organisasi.
Hal ini juga senada dengan pendapat Gannon (1979) yang menyatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu :
1. motivasi kerja
2. kemampuan dan keterampilan kerja 3. kejelasan dan penerimaan tugas 4. kesempatan untuk berkinerja.
b.Kompetensi Guru
Kompetensi guru disebut juga kemampuan guru. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut :
1. kompetensi pedagogik 2. kompetensi kepribadian 3. kompetensi sosial
4. kompetensi profesional (Sagala, 2009:31).
Menurut Slamet PH (2006) yang mengatakan kompetensi pedagogik terdiri dari Sub-Kompetensi
1. berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan matapelajaran yang diajarkan
2. mengembangkan silabus matapelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
3. merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah dikembangkan
4. merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas
5. melaksanakan pembelajaran yang pro-perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif dan menyenangkan
6. menilai hasil belajar peserta didik secara otentik
7. membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya: pelajaran, kepribadian bakat, minat, dan karir
8. mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru (Sagala, 2009 : 31).
Dari pandangan tersebut dapat ditegaskan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi:
1. pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsatat pendidikan
2. guru memahaman potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing- masing peserta didik
3. guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar
4. guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
5. mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif.Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan
6. mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan dan
7. mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Sagala, 2009 : 32).
Kepribadian menurut Zakiah Daradjat (1980) disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atsarnya saja. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Apabila nilai kepribadian seseorang naik, maka akan naik pula kewibawaan orang tersebut. Tentu dasarnya adalah ilmu pengetahuan dan moral yang dimilikinya.
Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya (Sagala, 2009 : 33).
Dilihat dari aspek psikologi kompetensi kepribadian guru menunjukkan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian (1) mantap dan stabil yaitu
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku; (2) dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai guru; (3) arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak; (4) berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik; dan (5) memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan suka menolong. Nilai kompetensi kepribadian dapat digunakan sebagai sumber kekuatan, inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi peserta didiknya.
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi menurut Slamet PH (2006) terdiri dari Sub- Kompetensi : (1) memahami matapelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar; (2) memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); (3) memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar; (4) memahami hubungan konsep antar matapelajaran terkait; dan (5) menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran guru yang digugu dan ditiru adalah suatu profesi yang mengutamakan intelektualitas, kepandaian kecerdasan, keahlian
berkomunikasi, kebijaksanaan dan kesabaran tinggi. Tidak semua orang dapat menekuni profesi guru dengan baik. Karena jika seseorang tampak pandai dan cerdas bukan penentu keberhasilan orang tersebut menjadi guru.
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan Profesional, dan profesional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hoby belaka. Profesi berarti menyatakan secara publik dan dalam bahasa latin di sebut
“profession” yang digunakan untuk menunjukkan pernyataan publik yang di buat oleh seseorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan publik. Guru yang terjamin kualitasnya diyakini mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Penjaminan mutu guru perlu dilakukan dan waktu ke waktu demi terselenggaranya layanan pembelajaran yang berkualitas (Sagala, 2009 : 40).
BAB IIl PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam upaya–upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan. Adapun sumber daya pendukung
manajemen kurikulum tersebut diantaranya manajemen sekolah, pemanfaatan sumber belajar,dan kinerja dan kompotensi guru,sebagai salah satu sumber daya pendukung utama yang akan membawa banyak perubahan dengan adanya pengelolaan
manajemen yang baik.
B.Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang takluput dari kesalahan dan kami sangat mengharapkan saran dan keritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat di terima di hatindan kami ucapkan banyak terimakasih.
Daftar pustaka
Wahyu Bagja Sulfemi.(2019). Manajemen kurikulum di sekolah.INA-Rxiv, 2019 Teguh Triwiyanto.Bumi Aksara.(2022)Manajemen kurikulum dan pembelajaran Deitje A Katuuk.(2013).Manajemen implementasi kurikulum: strategi penguatan implementasi kurikulum.UNY, 2014
Maimunah Maimunah.(2014).Sumber Daya Pendukung Keberhasilan Pelaksanaan Kurikulum.Al-Afkar: Jurnal keislaman dan peradaban 2 (2).
Yunedi(2018) implementasi kurikulum.
http://etheses.iainkediri.ac.id/594/3/92100412006-bab2.pdf etheses.iainkediri.ac.id(2018)
Pengertian Fungsi dan Bidang Garapan Manajemen Sekolah
Kiki Zakiyah(2019)Pengertian Fungsi dan Bidang Garapan Manajemen Sekolah.INA-Rxiv, 2019
Lailatussaadah Lailatussaadah.(2015). upaya peningkatan kinerja guru.intelektualita,3(1).
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/jc/article/download/170/144