• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah: Menjadi Guru Profesional Mahipal

N/A
N/A
Yal fita

Academic year: 2023

Membagikan "Makalah: Menjadi Guru Profesional Mahipal"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MENJADI GURU PROFESIONAL

MAKALAH

oleh

Kelompok 1/ Offering C

Destik Widiyawati (120341411959) Eka Budiarti Nengseh

(120341421946) Shabrina Hibatul Wafi(120341421948)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI

September 2014

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru memiliki peran strategis dalam bidang pendidikan, bahkan sumber daya pendidikan lain yang memadai sering kali kurang berarti apabila tidak didukung oleh guru yang berkualitas, dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain, guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Dalam berbagai kasus, kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan dengan kualitas guru (Kartowagiran, 2011: 463). Namun, pada kenyataannya kualitas guru di Indonesia masih terbilang cukup rendah, karena masih banyak guru yang belum memiliki kriteria menjadi guru yang berkualitas.

Penilaian merupakan salah satu dari tugas profesionalisme pendidik dan menjadi ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional harus selalu mendapatkan umpan balik dari proses pembelajaran yang telah dilakukannya yang dapat menjadi tolok ukur keberhasilan dan perbaikan proses pembelajaran (Sukoco, 2012). Untuk memperoleh hasil penilaian yang sesuai dengan tujuannya, yakni menilai pencapaian kompetensi peserta didik, memperoleh bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran, diperlukan standar penilaian pendidikan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berke- sinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar untuk memantau proses dan hasil pembelajaran menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes, atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kompetensi setiap kelompok mata pelajaran (Sukoco, 2012). Adanya penilaian hasil belajar oleh seorang pendidik nantinya akan membuat pendidik bisa mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa seorang pendidik yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam pendidikan di Indonesia. Untuk

(3)

menambah wawasan mengenai bagaimana cara untuk menjadi guru yang profesional maka disusunlah makalah yang berjudul “Menjadi Guru Profesional”.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah ciri-ciri profesi keguruan?

b. Apakah yang dimaksud dengan guru profesional?

c. Bagaimanakah kinerja guru profesional?

d. Bagaimanakah ukuran kualitas guru profesional?

e. Bagaimanakah kriteria kualitas kinerja guru?

f. Bagaimana kompetensi profesional guru?

g. Bagaimana indikator kinerja guru?

h. Bagaimana penilaian kinerja guru?

i. Bagaimana indikator penilaian kinerja guru?

j. Bagaimana format penilaian kinerja guru?

k. Bagaimana memantau kegitan pembelajaran?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui ciri-ciri profesi keguruan.

b. Untuk mengetahui pengertian guru professional.

c. Untuk mengetahui kinerja guru professional.

d. Untuk mengetahui ukuran kualitas guru profesional.

e. Untuk mengetahui kriteria kualitas kinerja guru.

f. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru.

g. Untuk mengetahui indikator kinerja guru.

h. Untuk mengetahui penilaian kinerja guru.

i. Untuk mengetahui indikator penilaian kinerja guru.

j. Untuk mengetahui format penilaian kinerja guru.

k. Untuk mengetahui cara memantau kegiatan pembelajaran.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri Profesi Keguruan

Setiap profesi di dunia ini memiliki karakteristik yang bermacam- macam, begitu juga dengan profesi keguruan. Menurut Djumiran (Tanpa Tahun), ciri-ciri profesi keguruan, yaitu sebagai berikut.

a. Bahwa para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.

b. Bahwa para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai

persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.

c. Bahwa para guru dituntut untuk memiliki pemahaman serta ketrampilan yang tinggi dalam hal bahan ajar, metode, anak didik dan landasan kependidikan..

d. Bahwa para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi profesional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.

e. Bahwa para guru selalu diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan.

f. Bahwa para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup.

g. Bahwa para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun secara lokal.

National Education Association (NEA) juga mengutarakan ciri-ciri profesi keguruan, yaitu seperti berikut.

a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (bandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).

d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

e. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.

f. Jabatan yang menentukan baku (standarnya sendiri).

g. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.

(5)

h. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

2.2 Pengertian Guru Profesional

Guru profesional merupakan guru yang memenuhi 4 kompetensi yang meliputi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Guru profesional ialah guru yang dapat mengajar dengan baik, tepat, cermat, dan efektif. Guru profesional ialah guru yang memiliki pendidikan tinggi dan mampu membawa perilaku siswanya menjadi lebih baik. Jadi, guru profesional ialah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran.

2.3 Kinerja Guru Profesional

Kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar yang diukur dengan standar kinerja guru (Darkuni, 2014).

Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru mampu mengelola kelas sehingga pembelajaran menjadi efektif. Dalam menjalankan proses pembelajaran harus disesuaikan dengan RPP dan silabus yang teah dirancang sebelumnya. Dalam membuat RPP dan silabus guru profesional sebaiknya mengatur waktu dengan tepat, agar pembelajaran mencapai efektifitas. Setelah melakukan proses pembelajaran, guru perlu melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja guru professional adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang meliputi merencanakan pembelajran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

2.4 Ukuran Kualitas Guru Profesional

a. Dapat diukur dari penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.

(6)

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

2.5 Kriteria Kualitas Kinerja Guru

Atika dkk (2013) semua informasi dari berbagai metode ini akhirnya diperoleh kriteria kinerja guru dengan mengacu pada kriteria atau faktor kinerja menurut Standar Utama Kompetensi Guru dan kompetensi, yaitu sebagai berikut.

1. Quantity work (kuantitas kerja), yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.

2. Quality of work (kualitas kerja), yaitu kualitas kerja berdasarkan syarat- syarat kesesuaian dan kesiapannya. Yang dipecah menjadi:

a) kesiapan terhadap kegiatan belajar mengajar b) kesesuaian materi pembelajaran dengan kurikulum

3.Job knowledge (pengetahuan), yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilannya, yang dipecah menjadi:

a) pengetahuan mengenai tugas b) kemauan untuk terus belajar

4. Creativeness (kreativitas), yaitu keaslian gagasan-gasan yang

dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan- persoalan yang timbul.

5. Cooperation (kerja sama), yaitu kesetiaan untuk bekerjasama dengan orang lain.

6.Dependability (keandalan), yaitu kesadaran dan kepercayaan dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja, yang dipecah menjadi:

a) kepercayaan dan kesungguhan dalam penyelesaian tugas, b) ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas,

c) kehadiran.

7.Initiative (inisiatif), yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

(7)

8.Personal qualities (kualitas Personal), yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan integritas pribadi, yang dipecah menjadi:

a) keteladanan, dan b) integritas pribadi.

2.6 Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi profesional guru menurut Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Kartowagiran (2011), yaitu:

a. kualifikasi akademik, b. pendidikan dan pelatihan, c. pengalaman mengajar,

d. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, e. penilaian dari atasan dan pengawas,

f. prestasi akademik,

g. karya pengembangan profesi, h. keikutsertaan dalam forum ilmiah,

i. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan j. penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

(8)

2.7 Indikator Kinerja Guru

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru.

Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi:

a. rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),

b. prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan c. hubungan antar pribadi (interpersonal skill).

Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu sebagai berikut.

1. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Unsur atau komponen yang ada dalam silabus terdiri dari:

a. identitas silabus

b. stándar kompetensi (SK) c. kompetensi dasar (KD) d. materi pembelajaran e. kegiatan pembelajaran f. indikator

g. alokasi waktu

h. sumber pembelajaran

Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan istilah RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus, ditandai oleh adanya komponen-komponen:

a. identitas RPP,

b. stándar kompetensi (SK),

(9)

c. kompetensi dasar (KD), d. indikator,

e. tujuan pembelajaran, f. materi pembelajaran, g. metode pembelajaran, h. langkah-langkah kegiatan, i. sumber pembelajaran, dan j. penilaian.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal

dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.

a. Pengelolaan Kelas

Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa. Kemampuan lainnya dalam pengelolaan kelas adalah pengaturan ruang/ setting tempat duduk siswa yang dilakukan pergantian, tujuannya memberikan kesempatan belajar secara merata kepada siswa.

b. Penggunaan Media dan Sumber Belajar

Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu dikuasi guru di samping pengelolaan kelas adalah menggunakan media dan sumber belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan menguasai sumber belajar di samping mengerti dan

(10)

memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan membaca buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan kemampuan terutama untuk keperluan perluasan dan pendalaman materi, dan pengayaan dalam proses pembelajaran.

Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio, dan media audio visual. Tatapi kemampuan guru di sini lebih ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya.

Dalam kenyataan di lapangan guru dapat memanfaatkan media yang sudah ada (by utilization) seperti globe, peta, gambar dan sebagainya, atau guru dapat mendesain media untuk kepentingan pembelajaran (by design) seperti membuat media foto, film, pembelajaran berbasis komputer, dan sebagainya.

c. Penggunaan Metode Pembelajaran

Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai.

Karena siswa memiliki interes yang sangat heterogen idealnya seorang guru harus menggunakan multi metode, yaitu memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa, dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.

3. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pem- belajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

(11)

2.8 Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (Permennegpan & RB No.16/2009). Dilakukan setiap tahun di sekolah oleh kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah, atau pengawas untuk menilai kepala sekolah (telah memahami proses PK GURU).

Penilaian kinerja guru dilakukan 2 kali dalam setahun (formatif dan sumatif) menggunakan instrumen. Penilaian seorang guru profesional dapat dilihat dari cara kerjanya, partisipasi guru tersebut dalam kegiatan yang berhubungan dengan sekolah baik di dalam lingkup sekolah ataupun luar sekolah, dan pengembangan kemampuan profesinya. Selain itu, penilaian kinerja guru yang pertama dapat dilihat dari pendidikan terakhir yang dimiliki guru pada waktu pertama diangkat. Selanjutnya pendidikan terakhir pada saat ini, ketiga upaya yang pernah dilakukan guru untuk mengembangkan pendidikan, dan keempat diklat yang pernah diikuti oleh guru. Setiap butir kegiatan tugas guru yang perlu dinilai kinerjanya, yaitu:

a. Penilaian RPP, meliputi pertama tujuan pembelajaran yang disampaikan sesuai atau tidak dengan kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, ranah tujuan. Kedua bahan belajar atau materi pelajaran. Ketiga strategi/ metode pembelajaran.

b. Pelaksanaan pembelajaran, meliputi:

1. Kemampuan membuka pelajaran.

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran.

3. Penguasaan bahan belajar/ materi ajar.

4. Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran).

5. Kemampuan menggunakan media pembelajaran.

6. Evaluasi pembelajaran.

7. Kemampuan menutup kegiatan pelajaran.

8. Tindak lanjut/ follow up.

(12)

2.9 Indikator Penilaian Kinerja Guru

Menurut Syahza (2012) ada 4 ranah indikator penilaian kinerja guru, yaitu sebagai berikut.

a. Profesional

1. harus memiliki kemampuan khusus dalam bidangnya, 2. menguasai berbagai metodologi dan strategi pembelajaran, 3. penguasaan media pembelajaran,

4. menguasai landasan pendidikan dengan baik, dan

5. mampu menerapkan kemampuan pedagogik dengan benar.

b. Pedagogik

1. mampu mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi, yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

2. mampu membuat rancangan belajar dan mamu melaksanakannya dalam proses pembelajaran, dan

3. mampu mengevaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

c. Kepribadian

1. empati terhadap masalah.

2. menunjukkan sikap perilaku keteladanan.

3. tanggap (responsif) dan membantu terhadap masalah yang dihadapi, 4. berperilaku disiplin, jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam setiap

tindakan,

5. menunjukkan kemandirian dalam setiap mengerjakan tugasnya, dan 6. tidak menyalahi norma agama.

d. Sosial

1. dapat menerima kritik dan saran dari pihak lain, serta melakukan evaluasi diri,

2. berdiskusi dengan santun, empatik, dan efektif, dan 3. memanfaatkan teknologi dalam menyelesaikan tugasnya.

2.10 Format Penilaian Kinerja Guru Terlampir

(13)

2.11 Cara Memantau Kegiatan Pembelajaran

Pemantauan mempunyai tujuan, yaitu menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, mendorong diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran bersama para guru, dan merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan, menyumbang pada

“akuntabilitas”, menyediakan sumber informasi kemajuan/ prestasi utama bagi para pengambil keputusan, dan memberi masukan terhadap pengambilan keputusan. Pemantauan harus memperhatikan “apa yang harus dilakukan guru di kelas” dan melihat “apa sebenarnya yang dilakukan guru di kelas”.

Kerangka kegiatan pemantauan pelaksanaan pembelajaran, terdiri dari:

a. menyediakan sebuah basis konseptual dan metodologi bagi pelaksanaan pemantauan,

b. bermanfaat bagi pengawas satuan pendidikan, kepala sekolah, dan guru agar pembelajaran lebih terkontrol dan efektif, dan

c. menunjukkan indikator-indikator kualitas pembelajaran.

Menurut Darkuni (2014) indikator kualitas pembelajaran (monitoring pembelajaran), meliputi kompetensi, pelaksanaan pembelajaran, penilaian prestasi siswa, dan pelaksanaan tindak lanjut.

Dalam memantau sebuah kegiatan pembelajaran itu berhasil atau tidak dalam mencapai tujuan pembelajran tersebut, dapat dipantau dari:

1. faktor guru,

2. ketersediaan sarana dan prasarana, 3. sistem penilaian yang digunakan, 4. buku sebagai sumber belajar,

5. perangkat pembelajaran berupa silabus, dan

6. pemberdayaan peran serta masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pendidikan.

(14)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Ciri-ciri profesi keguruan ada 7, yaitu meberikan pelayanan kemanusiaan yang utama, berlisensi mengajar, harus memiliki keterampilan dalam pembelajaran, dalam organisasi profesional, harus mengikuti kegiatan seminar dan sejenisnya, diakui sebagai karier hidup, serta memiliki nilai dan etika secara lokal ataupun nasional.

b. Guru profesional ialah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran.

c. Menjadi guru profesional dapat dilihat dari kualitas kinerjanya, kompetensi, dan indikator guru profesional.

d. Penilaian kinerja guru dilakukan 2 kali dalam setahun (formatif dan sumatif) menggunakan instrument, yang harus memenuhi 4 kompetensi, yaitu professional, pedagogik, kepribadian, dan sosial.

e. Ukuran kualitas guru professional dapat diukur dari penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir, keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai SK dan KD dari mata pelajaran yang diampu, berkembang dan kreatif, melakukan refleksi, menggunakan TIK.

f. Kriteria kualitas kinerja guru mencakup quantity work, quality of work, job knowledge, creativeness, cooperation, dependability, initiative, dan personal qualities.

g. Kompetensi profesional guru diatur dalam Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru.

h. Indikator kinerja guru dapat dilihat pada tiga kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu perencanaan program kegiatan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi/ penilaian pembelajaran.

i. Penilaian kinerja guru meliputi penilaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran.

j. Indikator penilaian kinerja guru meliputi 4 indikator, yaitu profesional, pedagogik, keterampilan, dan sosial.

(15)

k. Format penilaian guru mencakup 14 kompetensi.

l. Pemantauan kinerja guru harus memperhatikan “apa yang harus dilakukan guru di kelas” dan melihat “apa sebenarnya yang dilakukan guru di kelas”.

(16)

DAFTAR RUJUKAN

Atika, Nasir Widha Setyanto, Ceria Farela Mada Tantrika. 2013. Perancangan Penilaian Kinerja Guru Berdasarkan Standar Kualifikasi Akademik Kompetensi Guru dan Kompetensi Gomes sebagai Acuan Pemberian Insentif, (Online),

(http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/view/53/87), diakses 28 Agustus 2014.

Darkuni, M. Noviar. 2014. Etika Profesi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Djumiran. Tanpa Tahun. Hakikat Profesi Keguaruan, (Online),

(http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%2 0Awal/Profesi%20Keguruan/BAC/Unit_1_2.pdf), diakses 31 Agustus 2014.

Kartowagiran, Badrun. 2011. Kinerja Guru Profesional (Guru Pasca Sertifikasi. Cakrawala Pendidikan, 30 (3): 463-473.

Sukoco, Pamuji. 2012. Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Standar Penilaian di Provinsi Lampung, (Online),

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-pamuji-sukoco- mpd/laporan-kegiatan-monitoring-dan-evaluasi-standar-penilaian-di- provinsi-lampung.pdf), diakses 31 Agustus 2014.

Syahza, Almasdi. 2012. Penilaian Kinerja Guru dan Simulasinya, (Online), (http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/2012/06/PKG- Simulasinya.pdf), diakses 31 Agustus 2014.

Referensi