• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

N/A
N/A
EKA APRILIANTO

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampu : Ibu Erna Yuliandri S.H. M.A

Disusun oleh :

Eka Aprilianto ( K3223021)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA” dengan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini kami mengucapakan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa malah ini masih jauh dari kata sempurna, hambatan dari rintangan pasti terdapat dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selaku saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta , 23 Oktober 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar...i

Daftar isi...ii

Bab I Pendahuluan...1

1.1 Latar belakang...1

1.2 Rumusan masalah...2

1.3 Tujuan Pembahasan...2

Bab II Pembahasan...3

2.1 Pancasila dan Pembukaan UUD 1945...3

2.2 Mengapa bangsa kita perlu mengambil pancasila dan UUD sebagai landasan negara?...3

2.3 Korelasi pancasila dengan pembukaan UUD...4

2.4 Mengapa kita perlu menanamkan sikap "Pancasila" dalam menentukan pandangan hidup?...6

2.5 Nilai-nilai pancasila yang terdapat pada tubuh UUD...7

2.6 Implementasi pancasila dalam membuat kebijakan negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam...8

2.7 Ideologi pancasila masih relevan dengan kehidupan berbangsa pada saat ini, bahkan 10,20 tahun yang akan mendatang...13

Bab III Penutup...14

3.1 Kesimpulan...14

3.2 Saran...15

Daftar Pustaka...16

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi nasional, hal ini membawa konsekuensi logis bahwa nilai nilai pancasila dijadikan sebagai landasan pokok, dan landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia.

Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Pancasila juga dapat di artikan sebagai ideologi dari negara Indonesia atau sering di sebut rumusan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penerapan pancasila sebagai dasar negara memberikan pengertian bahwa negara indonesia merupakan negara pancasila. Negara pancasila merupakan suatu negara yang didirikan dan dipertahankan serta dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak hak semua warga negara indonesia, agar semua rakyat dapat hidup layak sebagai manusia, menggembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya sebaik mungkin, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).

Implementasi pancasila dapat menjadi media dan sarana interaksi yang efektif, guna merumuskan konsep sosialisasi dan implementasi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sasaran dan metodologi menjadi begitu penting mengingat realisasi dan dinamika kehidupan yang ada saat ini sangat diwarnai oleh berkembangnya nilai nilai demokrasi dalam proses demokratisasi yang terus berkelanjutakan.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pancasila dan pembukaan UUD 1945?

2. Mengapa bangsa kita perlu mengambil pancasila dan UUD sebagai landasan negara?

3. Apa saja korelasi pancasila dengan pembukaan UUD?

4. Mengapa kita perlu menanamkan sikap "Pancasila" dalam menentukn pandangan hidup?

5. Apa saja nilai nilai pancasila yang terdapat pada tubuh UUD

6. Apa saja implementasi pancasila dalam membuat kebijakan negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam?

7. Apakah ideologi pancasila masih relevan dengan kehidupan berbangsa pada saat ini, bahkan 10-20 tahun yang akan mendatang?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui apa itu pancasila dan pembukaan UUD 1945

2. Mengetahui mengapa bangsa kita perlu mengambil pancasila dan uud sebagai landasan negara

3. Mengetahui apa saja korelasi pancasila dengan pembukaan UUD 4. Mengetahui mengapa kita perlu menanamkan sikap "pancasila" dalam

menentukn pandangan hidup

5. Mengetahui apa saja nilai nilai pancasila yang terdapat pada tubuh UUD 6. Mengatahui apa saja implementasi pancasila dalam membuat kebijakan

negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam

7. Mengetahui ideologi pancasila masih relevan dengan kehidupan berbangsa pada saat ini, bahkan 10-20 tahun yang akan mendatang

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pancasila dan Pembukaan UUD 1945

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, kedudukan pancasila sebagai dasar negara bersifat kuat tetap dan tidak dapat diubah karena terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat. Walaupun tidak disebutkan secara eksplisit sedengan Pembukaan UUD 1945 adalah pokok kaidah yang dijadikan landasan serta peraturan hukum tertinggi bagi bentuk hukum lainnya, termasuk hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. UUD 1945 merupakan dasar konstitusi negara Indonesia.

Pancasila mengandung nilai-nilai yang hendaknya dapat diterapkan masyarakat. Sedangkan UUD 1945 memuat dasar hukum yang bentuknya tertulis. Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian pembukaan, sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya.

2.2 Mengapa bangsa kita perlu mengambil pancasila dan UUD sebagai landasan negara?

Landasan penyelenggaraan Pemerintahan Indonesia terdiri dari:

landasan ideal (Pancasila), dan landasan konstitusional (UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945).

Pancasila merupakan landasan ideal bangsa Indonesia. Ini artinya, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Dengan ditetapkannya Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila menjadi ideologi negara. Artinya, Pancasila merupakan etika sosial, yaitu seperangkat nilai yang secara terpadu harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada hakikatnya Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan kekeluargaan kebersamaan dan kearifan dalam membina kehidupan nasional. Perpaduan nilai-nilai tersebut mampu mewadahi kebhinekaan seluruh aspirasi bangsa Indonesia. Pancasila

(7)

merupakan sumber motivasi bagi perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam tekadnya untuk menata kehidupan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berdaulat dan mandiri. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para penyelenggara negara, para pimpinan pemerintahan dan seluruh rakyat Indonesia

UUD 1945 sebagai konstitusi nasional merupakan sumber hukum tertinggi yang menjadi patokan dan pedoman bagi peraturan hukum lainnya. UUD 1945 menuangkan mengenai penjaminan HAM pada pasal 28A hingga 28J dengan jelas dan mendeskripsikan mengenai HAM yang dimiliki oleh manusia tanpa adanya pembagian berdasarkan jenis kelamin, jabatan, dan status sosial. Dalam kata lain, konstitusi ini secara struktural telah mengatur mengenai HAM yang juga mencakup pembagian hak warga negara sebagai seorang manusia tanpa adanya embel-embel tertentu untuk dipenuhi terlebih dahulu(Amin, & Sari, 2023). Kedudukan konstitusi sangatlah penting bagi suatu negara, hal ini disebabkan konstitusi memiliki peran atau fungsi yang sangat penting yaitu untuk mengatur dan membatasi kekuasaan dalam suatu negara. Sebagai negara hukum, Indonesia berkewajiban menjamin dan melindungi hak- hak warga negaranya. Dalam UUD 1945 secara tegas memuat hak-hak dasar warga negara yang selanjutnya disebut hak konstitusional.

Karena dicantumkan dalam konstitusi atau undang-undang dasar maka ia menjadi bagian dari konstitusi atau undang-undang dasar sehingga seluruh cabang kekuasaan Negarawajib menghormatinya. Hak-hak yang diatur dalam konstitusi merupakan batas yang tidak bisa dilanggar oleh penyelenggara negara dalam menjalankan kekuasaan negara, baik sebagai hak warga negara atau hak asasi

2.3 Korelasi pancasila dengan pembukaan UUD

Korelasi Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek formal dan aspek material.

Aspek formal adalah aspek yang berkaitan dengan kedudukan, perumusan, dan pengesahan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 sebagai

(8)

dasar negara dan konstitusi Indonesia. Dari aspek formal ini, hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

 Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, termasuk UUD 1945. Oleh karena itu, Pancasila memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada UUD 1945.

 Pancasila dirumuskan terlebih dahulu oleh BPUPKI sebelum UUD 1945 disusun oleh PPKI. Oleh karena itu, Pancasila menjadi acuan bagi penyusunan UUD 1945.

 Pancasila dimuat secara eksplisit dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila menjadi bagian integral dari UUD 1945.

 Pancasila disetujui secara bulat oleh BPUPKI dan PPKI sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Oleh karena itu, Pancasila memiliki legitimasi yang kuat dari rakyat Indonesia.

Aspek material adalah aspek yang berkaitan dengan isi, makna, dan implikasi Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar negara dan konstitusi Indonesia. Dari aspek material ini, hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

 Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 memiliki kesesuaian dan konsistensi dalam hal nilai, norma, dan cita-cita yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, juga tercermin dalam pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945, seperti kemerdekaan, perdamaian, kesejahteraan, dan kecerdasan.

 Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 memiliki keterkaitan dan ketergantungan dalam hal penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa. Pancasila menjadi landasan ideologis, etis, dan moral bagi negara dan bangsa Indonesia, sedangkan Pembukaan UUD 1945 menjadi landasan yuridis, politis, dan historis bagi negara dan bangsa Indonesia.

Keduanya harus dijadikan pedoman dalam membuat dan melaksanakan peraturan perundang-undangan, kebijakan publik, serta hak dan kewajiban warga negara.

(9)

 Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 memiliki pengaruh dan dampak dalam hal pembangunan nasional dan internasional. Pancasila menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi bangsa Indonesia dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang, sedangkan Pembukaan UUD 1945 menjadi sumber komitmen, tanggung jawab, dan kontribusi bagi bangsa Indonesia dalam menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal. Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah.

Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material. Artinya UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib hukum Indonesia.

2.4 Mengapa kita perlu menanamkan sikap "Pancasila" dalam menentukan pandangan hidup?

Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia (Way of Life) karena mengandung makna bahwa semua kehidupan bangsa Indonesia harus sesuai dengan sila-sila Pancasila. Mulai dari menciptakan kerukunan di lingkungan sekitar hingga lingkup lebih luas, seperti antar suku, pulau, dan negara Pancasila merupakan sistem nilai yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan pada masa kerajaan telah berkembang nilai-nilai dasar yang merupakan karakter masyarakat. Bukti bahwa nilai-nilai tersebut berkembang adalah adanya tulisan dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Prapanca pada jaman kerajaan Majapahit. Bukti lain adalah adanya prasasti dan candi-candi yang dipercaya sebagai bukti tumbuh berkembangnya kepercayaan terhadap Tuhan, budaya musyawarah dan gotong royong juga terlihat dalam setiap relief candi. Nilai-nilai itu kemudian digali dan dirumuskan menjadi suatu

(10)

tatanan norma dan nilai yang kita sebut dengan Pancasila. Perumusan Pancasila sendiri mempunyai sejarah yang cukup panjang sampai pada akhirnya dijadikan sebagai akta pendirian Negara Indonesia dengan sebutan staat fundamental norm.

2.5 Nilai-nilai pancasila yang terdapat pada tubuh UUD 1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya tuhan sebagai pencipta alam semesta. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan, penyelenggaraan dan pembangunan negara untuk menciptakan kesejahteraan rakyat bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi 'warga negara harus dengan memenuhi perintah tuhan dan menjiwai nilai–nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

2)

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai- nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Dalam kehidupan bersama dalam negara, nilai kemanusiaan harus dijiwai karena untuk saling menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena hal itu merupakan suatu kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama sehingga negara kita akan kuat persatuan dan kesatuannya" nilai kemanusiaan juga menjunjung tinggi untuk berbuat adil. Adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama.

(11)

3)

Sila Persatuan Indonesia

Negara Indonesia adalah negara yang beraneka ragam tetapi harus tetap satu, seperti semboyang negara kita Bhineka Tunggal Ika.

Perbedaan bukan alasan untuk diruncingkan menjadi suatu konflik dan permusuhan, melainkan diarahkan untuk menghasilkan suatu yang menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Bangsa ini bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

4) Sila Kerakyatan yang DIpimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem perwakilan dari keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya.

5) Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima ini berarti bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam segala bidang. Nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama, yaitu :

a. Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya

b. Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara

c. Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik.

2.6 Implementasi pancasila dalam membuat kebijakan negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam

Istilah implementasi sering disebut juga dengan pelaksanaan atau tindakan, atau mekanisme dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Sebab dalam implementasi terdapat tindakan atau

(12)

pelaksanaan mengenai suatu hal atau objek. Adapun pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dirinci dalam berbagai bidang POLEKSOSBUDHANKAM sebagai berikut:

1. Bidang Politik

Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mengilhamkan dasar ontologis manusia. Sebab secara kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara, Karenanya kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini mencerminkan kepada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dan esensianya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus segara diakhiri.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik dituangkan dalam pasal 26, 27 ayat (1), dan pasal 28(2). Pasal-pasal tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan kemanusiaan yang adil dan beradap yang masing-masing merupakan pancaran dari sila ke-4 dan ke-2 pancasila[3]. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi kehidupan nasional bidang politik di Negara Republik Indonesia.

a) PASAL 26 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

b) PASAL 27 (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

(13)

c) PASAL 28A – 28J ini membahas tentang hak asasi manusia mulai dari hak hidup, hak berkreasi dan hak hak lainnya secara umum.

2. Bidang Ekonomi

Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuatlah yang menang, sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas, (Mubyarto.1999). pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia berdasarkan atas azas kekeluargaan seluruh bangsa.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33 dan pasal 34(2). Pasal-pasal tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan keadilan sosial yang masingmasing merupakan pancaran dari sila ke 4 dan sila ke-5 pancasila. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan sistem ekonomi pancasila dan kehidupan ekonomi nasional.

a) PASAL 27 (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

b) PASAL 33 (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

c) PASAL 34 (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

(14)

3. Bidang Sosial dan Budaya

Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya disesuaikan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang kehidupan. Sebagai anti-klimaks proses reformasi yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat, sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia terjadi berbagai gejolak yang sangat meresahkan dan memprihatikan seperti amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya adalah masalah politik. Oleh karena itu dalam pengembangan nilai sosial budaya di era reformasi dewasa ini semua pihak turut ambil bagian mengangkat kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Dalam prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila berlandasan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik dituangkan dalam pasal , 29, pasal 31, dan pasal 32(1). Pasal-pasal tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, dan persatuan yang massing-masing merupakan pancaran dari sila pertama, kedua, dan ketiga pancasila. Ketiga pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang kehidupan keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan nasional.

a) PASAL 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

b) PASAL 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

(15)

c) PASAL 32 (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

4. Bidang Hankam (Pertahanan dan Keamanan)

Negara pada hakikatnya merupakan suatu masyarakat hukum.

Demi tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan baik dalam rangka mengatur ketertiban warga negara maupun dalam rangka melindungi hak-hak warga Negara Pancasila sebagai dasar Negara senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.

Pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai- nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Sehingga ungkapan yang menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara berdasarkan atas hukum, bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka dapat terwujud adanya.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik dituangkan dalam pasal 27 ayat (3) dan pasal 30 (1) Pasal-pasal tersebut merupakan penjabaran dari pokok pikiran persatuan yang merupakan pancaran dari sila pertama pancasila.

Pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang pertahanan dan keamanan nasional. Maka implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara pada bidang pertahanan dan keamanan harus diawali dengan kesadaran bahwa indonesia adalah negara hukum.

a). PASAL 27 (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

(16)

b). PASAL 30 (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara

2.7 Ideologi pancasila masih relevan dengan kehidupan berbangsa pada saat ini, bahkan 10,20 tahun yang akan mendatang

Pancasila adalah ideologi yang dikembangkan dari waktu ke waktu oleh masyarakat Indonesia, dan itu didasarkan pada adat istiadat, nilai budaya, dan nilai agama mereka. Ideologi bersifat dinamis karena terbuka terhadap perubahan berdasarkan aspirasi masyarakat, dan bersifat antisipatif dalam arti mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Hal ini menjadikan Pancasila sebagai ideologi realistis yang dapat membantu bangsa dan negara mencapai tujuannya. Pancasila sebagai ideologi terbuka berarti dapat menerima dan mengembangkan ide-ide baru dari luar, dapat berinteraksi dengan perkembangan/perubahan waktu dan lingkungannya, demokratis dalam arti terbuka terhadap masuknya budaya asing dan dapat menyerap pengaruh.

Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan pada penerapannya dalam bentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern.

Kita mengetahui bahwa ada tiga tingkatan nilai yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa pelaksanaan yang sebenarnya.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Pancasila tetap relevan sebagai pedoman ideologi bangsa dan negara Indonesia, karena memberikan landasan yang kuat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai dan harmonis, serta mampu mempersatukan masyarakat Indonesia yang majemuk. Pancasila juga telah mengalami perubahan dan penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan bangsa yang selalu berubah, sehingga tetap menjadi alat yang ampuh untuk membantu menjamin kelangsungan pembangunan dan kemajuan nasional.

(17)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

1. Pada hakikatnya Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan kekeluargaan kebersamaan dan kearifan dalam membina kehidupan nasional.

Perpaduan nilai-nilai tersebut mampu mewadahi kebhinekaan seluruh aspirasi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sumber motivasi bagi perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam tekadnya untuk menata kehidupan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berdaulat dan mandiri. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para penyelenggara negara, para pimpinan pemerintahan dan seluruh rakyat Indonesia.

2. Korelasi Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :

a). Aspek formal

 Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, termasuk UUD 1945. Oleh karena itu, Pancasila memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada UUD 1945.

 Pancasila dirumuskan terlebih dahulu oleh BPUPKI sebelum UUD 1945 disusun oleh PPKI. Oleh karena itu, Pancasila menjadi acuan bagi penyusunan UUD 1945.

(18)

 Pancasila dimuat secara eksplisit dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila menjadi bagian integral dari UUD 1945.

b). Aspek material

 Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 memiliki kesesuaian dan konsistensi dalam hal nilai, norma, dan cita-cita yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, juga tercermin dalam pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945, seperti kemerdekaan, perdamaian, kesejahteraan, dan kecerdasan.

 Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 memiliki keterkaitan dan ketergantungan dalam hal penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa.

Pancasila menjadi landasan ideologis, etis, dan moral bagi negara dan bangsa Indonesia, sedangkan Pembukaan UUD 1945 menjadi landasan yuridis, politis, dan historis bagi negara dan bangsa Indonesia.

3.2 Saran

Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat .

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Pajar, A., Maulana, A., Farhansyah, A., & Fajar, C. M. (2023). SEBAGAI DASAR NEGARA PANCASILA. Advanced In Social Humanities Research, 1(4), 273-278.

Rahayu, T. Makalah Arti & Makna Pancasila. Arti & Makna Pancasila.

https://repository.lib.pcr.ac.id/id/eprint/22/1/Arti&Makna

%20Pancasila_Kelompok1_3SIC.pdf.

Rahma, D. K. M., Hasan, S., IP, S., & MRS, M. (2018). Studi Geopolitik Indonesia (Wawasan Nusantara) Dalam Landasan Idiil Pancasila Dan UUD 1945. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, (1), 1-10.

Pelokilla, J. (2023). UUD 1945 Sebagai Landasan Konstitusional Terhadap Perlindungan Hak Warga Negara Indonesia. JOCER: Journal of Civic Education Research, 1(1), 24-28.

(2023). Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945. Universitas An Nur Lampung. https://an-nur.ac.id/blog/hubungan-pancasila-dengan- pembukaan-uud-1945.html.

Teniwu, M. (2023). Pengertian Pancasila Sebagai Landasan Ideall Bangsa Indonesia. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/politik-dan- hukum/566996/pengertian-pancasila-sebagai-landasan-ideall-bangsa-indonesia.

Abaska, S. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PERUMUSAN

KEBIJAKAN. AKBP STIE “KBP”.

https://files.osf.io/v1/resources/9wmqu/providers/osfstorage/60150c6bc5784b03c 8d044aa?action=download&direct&version=1.

(20)

Pusdatin. (2021). Begini Hubungan Pancasila dan UUD 1945. Badan

Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia.

https://bpip.go.id/artikel/begini-hubungan-pancasila-dan-uud-1945.

Referensi

Dokumen terkait

Pancasila sebagai dasar Negara, pandanga hidup bangsa Indonesia, dan sebagai ideologi bangsa, menurut Suko Wiyono 2013, 95-96 memuat nilainilai/karakter bangsa Indonesia yang tercermin

Pendidikan Pancasila Pancasila menganalisis cara pandang para pendiri negara tentang Rumusan Pancasila sebagai dasar negara  menganalisis fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar