• Tidak ada hasil yang ditemukan

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA

N/A
N/A
Ja'cinta Holanda ndu ufi

Academic year: 2023

Membagikan "URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA

Intan obella1, Iranda2 , Ja’cinta holanda3, Jatmiko4, Kartika agustina5, Kessha amanda prasti6, Khomalia saputri7, Khusnul khotimah8

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG T.A 2023

ABSTRAK

Pendidikan karakter merupakan upaya yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan dan sangat penting dalam membentuk generasi muda yang berkualitas dan memiliki moral yang baik. Salah satu nilai yang sangat penting dalam pendidikan karakter adalah nilai-nilai Pancasila, tujuan Artikel ini disusun untuk mengkaji Pancasila sebagai dasar negara juga memiliki peran dalam pembentukan karakter bangsa. Indonesia bisa dikatakan sedang mengalami

krisis moral dan akhlak, karena sering terjadi kasus yang menimpa masyarakat dan justru banyak pelaku dari kasus tersebut masih memiliki usia di bawah umur. Hal ini tentu sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh karena jika dibiarkan terus menerus akan menyebabkan hilangnya karakter yang baik pada generasi bangsa.

pendidikan karakter dalam nilai pancasila yaitu memperkuat pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa, agar generasi muda dapat mengembangkan karakter manusia dalam pemikiran, sikap, atau tindakan, dengan menerapkan pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, diharapkan dapat membentuk generasi bangsa yang memiliki kepribadian luhur dan mampu menjaga nilai-nilai moral serta karakter bangsa Indonesia.

Kata kunci: pancasila, pendidikan karakter, pendidikan pancasila.

ABSTRACT

Character education is the most important effort to shape a person's personality through education and is very important in forming a young generation who is qualified and has good morals. One of the most important values in character education is the values of Pancasila. The aim of this article is to examine Pancasila as the basis of the state and also has a role in forming national character. Indonesia can be said to be experiencing

moral and moral crisis, because cases often occur in society and in fact many of the perpetrators of these cases are still underage. This is certainly something that cannot be taken lightly because if it is allowed to continue it will cause the loss of good character in the nation's generation. character education in

Pancasila values, namely strengthening Pancasila as the basis of state philosophy and national ideology, so that the younger generation can develop human character in thoughts, attitudes or actions, by implementing character education based on Pancasila values, it is hoped that it can form a generation of the nation that has noble personality and able to maintain the moral values and character of the Indonesian nation.

Key words: Pancasila, character education, Pancasila education.

PENDAHULUAN

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai- nilai Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam

(2)

penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral setiap warga nya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam panacasila tersebut. Walapun Sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap Pancasila sebagai dasar negara atau idegologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai nilai makna yang terkandung dalam Pancasila sangat berguna dan bermanfaat (Nurgiansah, 2020) . pada dasarnya pendidikan karakter akan nampak pada sikap dan perilaku seseorang.

Karakter yang baik sangat penting dimiliki oleh semua orang, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Namun pada kenyataannya masih banyak orang yang mempunyai karakter yang belum terbentuk.

Sebagai bangsa Indonesia tentu saja kita harus mempunyai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang mempunyai nilai-nilai yang relevan untuk dijadikan pedoman dalam membentuk karakter seseorang . Para pendiri bangsa ini merumuskan Pancasila dengan memasukkan unsur-unsur nilai yang lengkap didalamnya. Diantaranya adalah nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.

Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman

budaya. Dan menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya dengan yang lain.

Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi.

ISI

Pendidikan Karakter Istilah dari bahasa Yunani, charassein, yang berarti to engrave(mengukir). Dengan demikian, membentuk karakter diibaratkan seperti mengukir di atas batu yang pelaksanaannya tidak mudah.

Dari makna asal tersebut kemudian pengertian karakter berkembang menjadi tanda khusus atau pola perilaku (an individual’s pattern of behavior his moral contitution). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai tabiat; sifat-sifat Karen E. Bohlin, Deborah Farmer, Kevin Ryan, Building Character in School Resource Guide (San Fransisco: Jossey Bass, 2001), kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak.3 Pengertian tidak jauh berbeda ditemukan dalam Oxford Dictionary, yang mendefinisikan karakter sebagai the mental and moral qualities distinctive to an individual (kualitas mental dan moral yang khas pada seseorang); the distinctive nature of something (sifat khas sesuatu); the quality of being individual in an interesting or unusual way (kualitas individu dalam pandangan yang menarik atau tidak biasa); strength and originality in a person's nature (kekuatan dan

(3)

orisinalitas dalam diri seseorang); a person's good reputation (reputasi yang baik seseorang). Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandangberpikir, bersikap, dan bertindak. Atau karakter dapat pula dinyatakan sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.6 Dengan demikian, karakter berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi

‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’.

pendidikan menjadi berita yang menghiasi media setiap saat. Thomas Lickona, seorang pendidik karakter dari Cortland University yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Karakter Amerika, mengungkapkan bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran, jika memiliki sepuluh tanda-tanda zaman, yaitu, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; membudayanya ketidak jujuran; berkembangnya sikap fanatik terhadap kelompok (peer group); semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; semakin kaburnya moral baik dan buruk; penggunaan bahasa yang memburuk; meningkatnya perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas; rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara; menurunnya etos kerja; dan adanya rasa saling curiga dan kurangnya kepedulian di antara sesama. Apa yang diungkap Lickona tersebut dapat dengan mudah ditemukan dalam masyarakat di Indonesia akhir-akhir ini. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter di sekolah yang selama ini dikembangkan melalui pendidikan agama dan pendidikan kewargaan, telah gagal membentuk peserta didik yang berkarakter. Mengapa gagal? Karena pendidkan agama dan kewargaan hanya menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilainilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendidikan agama dan kewargaan lebih menekankan aspek kognitif dan cenderung mengabaikan aspek afektif.

Lingkungan Sosial Budaya

https://jurnalpembumianpancasila.id/index.php/jpp/article/download/36/32

Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. Tujuan pendidikan karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara yang memiliki nilai- nilai budaya dan karakter bangsa

2) Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa

4) Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan

5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

(4)

Pendidikan karakter atau pendidikan watak sejak awal munculnya pendidikan oleh para ahli dianggap sebagai suatu hal yang niscaya.John Sewey, misalnya, pada tahun 1916 yang mengatakan bahwa sudah merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan bahwa pembentukan watak merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti di sekolah. Karakter merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau apakah perbuatan itu bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah. Sebaliknya, etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk, berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan akhlak tatanannya lebih

menekankan bahwa pada hakikatnya dalam diri manusia itu telah tertanam keyakinan di mana keduanya (baik dan buruk) itu ada. Karenanya, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. Berikut adalah nilai-nilai pembentuk karakter yang perlu ditanamkan pada peserta didik:

1) agama 2) kejujurnya 3) Toleransi 4) Disiplin 5) Kerja keras 6) Kreatif 7) Mandiri 8) Demokratis 9) Rasa ingin tahu 10) Semangat 11) kebangsaan 12) Cinta tanah air 13) Menghargai prestasi 14) Bersahabat/komunikatif 15) Cinta damai

16) Gemar membaca 17) Peduli lingkungan 18) Peduli sosial

19) Rasa bertanggung jawab

Pancasila merupakan salah satu sumber nilai-nilai pembentuk karakter yang perlu ditanamkan pada peserta didik. Penerapan nilai-nilai Pancasila pada pendidikan karakter sangat penting karena Pancasila memiliki nilai-nilai yang berkaitan erat dengan karakter, yang mencerminkan jati diri masyarakat Indonesia, dan memiliki ciri khas dan kekhasan pribadi bangsa. Oleh karena itu, Pancasila harus diterapkan pada karakter pendidikan karena jika salah satunya tidak diterapkan, kesinambungan dalam penerapan Pancasila pada pendidikan akan terjadinya generasi muda yang akan rentan terhadap SARA, lemahnya teladan diri yang berujung pada korupsi, serta kebebasan berekspresi tanpa etika dan aturan.

Pendidikan karakter pancasila menurut Suwarno (dalam Nurhadianto, 2014) merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia guna menumbuhkan karakter yang berdasarkan pada setiap sila-sila Pancasila. Pendidikan karakter Pancasila sesungguhnya telah diberikan selama seseorang menempuh program pemerintah wajib belajar 12 tahun akan tetapi, Pancasila setelah selesai dari program tersebut tentunya memberikan sumbangsih terhadap degradasi moral. Maka daripada itu penting adanya penguatan pendidikan karakter pancasila Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya pada pendidikan karakter, nilai nilai Pancasila hendaknya diresapi dan diimplementasikan secara nyata. Setiap sila yang terkandung dalam Pancasila merupakan modal dasar

(5)

pendidikan karakter. Nilai-nilai yang dapat diambil dari Pancasila untuk menguatkan pendidikan karakter adalah:

A. Pada sila ke-1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”, ada nilai toleransi beragama dalam pendidikan karakter peserta didik.

B. Pada sila ke-2“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, yaitu nilai memahami dan menghargai sesama manusia sehingga membentuk karakter yang beradab.

C. Pada sila ke-3“Persatuan Indonesia”dapat memahami nilai persatuan dan cinta tanah air sehingga pendidikan selalu mengutamakan keragaman budaya di Indonesia.

D. Pada sila ke-4 “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dalam Kebijaksanaan, Permusyawaratan,

Perwakilan”, menjadi nilai penting untuk memahami kehidupan demokrasi yang sesuai dengan hati nurani, serta adanya keharusan taat pada hukum sehingga menjadi pribadi yang disiplin.

E. Pada sila ke-5 “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, mengandung nilai memperjuangkan kepentingan bersama dalam kehidupan bersosialisasi, sehingga keadilan sosial selalu ada dalam kehidupan seharihari. Kemudian, kebijakan pemerintah.

Pendidikan karakter memiliki manfaat yang sangat penting dalam membentuk generasi yang berkualitas dan memiliki moral yang baik. Berikut adalah beberapa manfaat dari pendidikan karakter:

1. Membentuk nilai moral yang kuat 2. Meningkatkan kualitas hubungan sosial 3. Membantu mengatasi konflik

4. Meningkatkan kinerja akademik 5. Meningkatkan kualitas kepemimpinan

6. Meningkatkan rasa memiliki terhadap mesyarakat

Sistem Pendidikan Nasional, sangatlah ideal yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Diakui atau tidak, fakta memperlihatkan bahwa dalam duapuluh tahun terakhir ini perilaku warga masyarakat banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur. Misalnya, sikap mementingkan diri sendiri; menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan, termasuk dengan cara-cara yang melanggar hukum seperti korupsi dan memeras warga masyarakat; budaya memilih jalan pintas; budaya konflik dan saling curiga; saling mencela/menjatuhkan;

budaya menge-rahkan otot (massa); dan budaya tidak tahu malu. Khusus dunia pendidikan, perilaku menyimpang di kalangan pemuda/pelajar semakin meningkat. Misalnya, banyak dari mereka yang terjerat narkoba, pergaulan bebas, tawuran dan premanisme. Di samping itu, sejak kebijakan ujian nasional diterapkan sebagai standar kelulusan, perilaku tidak jujur/ngrepek saat ujian telah dilakukan secara berjamaah oleh guru, siswa dan pihak terkait. Demikian pula, penyelewengan dan penyimpangan penggunaan anggaran pendidikan di tingkat satuan.

Pendidikan merupakan suatu system yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya

perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalamberfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri (Sudirman, 1992:4).

-pendidikan karakter

(6)

https://images.app.goo.gl/p4dLxLBqVGBHhUSJ9 https://images.app.goo.gl/4soQyGgwuEVBNoPR8 Pendidikan Karater Merupakan Suatu Proses Kegiatan Yang Menjurus Pada Peningkatan Kualitas Pendidikan Dan Bagaimana Pengembangan Budi Pekerti Seorang Peserta Didik Dan Dalam Pendidikan Itu Selalu Mengajarkan, Membimbing Serta Membina Setiap Manusia Untuk Memiliki Kompetensi Intelektual, Karakter Dan Keterampilan Yang Menarik Minatnya, Khan (2010)Selanjutnya (Karmedi Et Al., 2021). Dengan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pendidikan Karakter Maka Sikap Dan Perilaku Yang Menyimpang Akan Menjadi Lebih Baik. Dan Bentuk Penyimpangan-Penyimpangan Tidak Akan Terjadi Pada Individu Yang Memiliki Karakter Dan Jiwa Yang Nasionalis Dan Patriotis.

Berikut pentingnya penerapan nilai pancasila pada kehidupan: Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Menumbuhkan rasa cinta kepada anggota keluarga. Menumbuhkan rasa cinta dan hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua. Mengembangkan

sikap adil terhadap sesama. Menumbuhkan rasa dan sikap toleransi. Menumbuhkan rasa dan sikap gotong royong dan bekerja sama. Menumbuhkan sikap tenggang rasa. menumbuhkan rasa cinta kepada setiap manusia dan tidak membeda-bedakan. Menumbuhkan rasa cinta bermusyawarah untuk mufakat.

Menumbuhkan rasa cinta dan suka membantu orang lain yang susah. Meningkatkan rasa persaudaraan.

Berorientasi ke masa depan dan menghargai perubahan dan kemajuan (the change and progres). Demokratis dan mewujudkan “civil society”.

Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang sangat penting karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa ini dan sangat relevan untuk dijadikan dasar dalam pembentukan karakter bangsa. Pancasila memuat nilai karakter yang baik dan bisa dijadikan rujukan untuk pembentukan karakter seseorang . dari kelima sila Pancasila, dalam masing-masing sila terdapat nilai karakter yang saling melengkapi antara nilai yang satu dengan nilai yang lain yaitu:

1. Nilai karakter Pancasila sebagai fokus kebijakan Pendidikan Karakter - Religiusitas

- Nasionalisme - Kemandirian - Gotong royong - Integritas

2. Strategi untuk menanamkan pendidikan karakter Pancasila berbasis budaya sekolah - Penerapan dalam intrakurikuler

- Penerapan dalam bidang kokurikuler - Penerapan dalam ekstrakurikuler - Penerapan dalam lingkungan sekolah

3. Pentingnya pendidikan karakter Pancasila bagi generasi muda dalam mengatasi degradasi moral

- Penguatan pendidikan karakter Pancasila sebagai upaya aktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

- Pendidikan karakter Pancasila dapat membentuk perilaku dan pembawaan diri yang mencerminkan nilai- nilai etik seperti keadilan, kebajikan sebagai warga negara, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain

4. Urgensi pendidikan karakter dalam mengatasi krisis karakter siswa

- Pendidikan karakter melalui budaya sekolah dapat melatih dan membentuk sikap anak ke arah yang lebih baik dan positif

(7)

- Tantangan bagi semua pendidik adalah harus membantu siswa agar tumbuh sebagai makhluk yang bermoral dan untuk melengkapi mereka dengan sumber daya internal agar dapat menjadi panutan bagi peserta didik lain

5. Penguatan nilai-nilai Pancasila dalam membentuk karakter peserta didik melalui budaya sekolah - Pembiasaan serta keteladanan dalam membentuk karakter siswa

- Kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas

6. Karakteristik pendidikan karakter berbasis Pancasila

- Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Ada lima unsur yang menjadi bagian dari beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia ini, yaitu:

1) akhlak beragama 2) akhlak pribadi,

3) akhlak kepada manusia;

4) akhlak kepada alam 5) akhlak kepada negara.

Fenomena krisis multidimensi dan lemahnya pendidikan agama dan kewargaan tersebut mengindikasikan bahwa penguatan pendidikan karakter menjadi mutlak dilakukan agar generasi muda penerus kepemimpinan bangsa bisa diselamatkan dari kerusakan moral dan krisis multidimensi. Landasan dan Sumber Pendidikan Karakter Landasan dan sumber pendidikan karakter bangsa yang hendak dikembangkan melalui lembaga pendidikan digali dari nilai-nilai yang selama ini menjadi karakter bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai agama, Pancasila, budaya bangsa, dan tujuan pendidikan nasional.

1. Agama; masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai nilai pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

2. Pancasila; negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsipprinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.

3. Budaya; sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan karakter bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional; sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

- Berkebinekaan Global

(8)

https://images.app.goo.gl/NPJ7kKmcrRV1hUHH6

Kebhinekaan global adalah bentuk dari saling menghargai terhadap keberagaman dari bangsa Indonesia dan bersikap toleran dengan perbedaan yang ada. Penerapan berbhineka global ini tidak hanya sebatas ranah Indonesia saja tapi juga antar negara. Hal kunci yang menjadi bentuk kebhinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya komunikasi dan interaksi antar budaya serta refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.

- Bergotong royong

https://images.app.goo.gl/PyRd6TdAMKe3EAwZ9 https://images.app.goo.gl/ritSUqcJXeN2Eyfd

Bergotong Royong Adalah Bentuk Kerja Sama Antara Banyak Orang Untuk Mencapai Tujuan Bersama Dan Merupakan Bagian Penting Dari Filosofi Dan Budaya Indonesia. Bergotong Royong Dapat Terjadi Dalam Berbagai Kegiatan Sosial Seperti Kerja Bakti Atau Kerja Bakti Tradisional (Koperasi Buruh) Untuk Membersihkan Lingkungan Di Lingkungan Sekitar.

- Mandiri

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F

%2F2.bp.blogspot.com%2F-L2OGS6UV15o%2FVqIgFWjfDrI%2FAAAAAAAAEHE%2FAfdlEoBgUFs

%2Fs1600%2FKemandirian%252BBelajar.jpg&tbnid=Q4WM65gRE0RFOM&vet=1&imgrefurl=https%3A

%2F%2Fainamulyana.blogspot.com%2F2016%2F01%2Fpengertian-kemandirian-belajar- dan.html&docid=qdidzG1QYLc48M&w=320&h=240&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim

%2Fm1%2F4&shem=uvafe2

Mandiri adalah suatu kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Kemandirian juga merupakan kemampuan mengatur tingkah laku yang ditandai kebebasan,

(9)

inisiatif, rasa percaya diri, kontrol diri, ketegasan diri, serta tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.

- Bernalar kritis

https://images.app.goo.gl/bJ6SUutRxccdH48Q8 https://images.app.goo.gl/RAuEUFREkjE1yULo8 kemampuan yang wajib dimiliki setiap orang, tidak terkecuali mahasiswa dan pekerja

merupakan kemampuan berpikir logis dan sistematis ketika mengambil keputusan atau memecahkan masalah

- Kreatif

https://images.app.goo.gl/RfQnSv2979NuPJNZ9 https://images.app.goo.gl/1WLtXau3cqwYCoZYA

merupakan indikator yang terakhir dari profil pelajar pancasila. Sebagai seorang pelajar pancasila, peserta didik Indonesia diharapkan dapat memaknai indikator kreatif ini dengan baik. Peserta didik yang kreatif adalah peserta didik yang mampu memberikan modifikasi, menciptakan pembaharuan dan menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya demi meningkatkan kemampuan. Ide utama dari indikator kreatif ini adalah menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang original, Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak hanya semata-mata untuk mengurusi individu-individu, tetapi bagaimana membuat hubungan antar individu tersebut dapat terjalin secara rasional dengan berbagai pihak baik itu lembaga pendidikan, masyarakat dan berbagai pihak yang memiliki peran dalam pencapaian tujuan pendidikan karakter itu sendiri, (Sukatin & Shoffa. Saifillah, n.d.)

METODE

(10)

Metode Penelitian Metode yang di pakai adalah studi Pustaka dengan cara mengumpulkan sumber-sumber kepustakaan yang berkaitan dengan pentingnya Penerapan Pancasila kepada Pendidikan karakter.

KESIMPULAN

Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang telah tertanam dalam diri bangsa indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka. Nilai-nilai ini berpedoman sebagai pandangan hidup bangsa dalam menjalani kehidupannya. Pentingnya bagi Indonesia dalam memahami, mempelajari, memaknai, dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kerakter bangsa Indonesia agar tebentuknya bangsa yang dapat menghargai sesama, bangsa yang damai dan bermoral serta bangsa yang dapat bersaing dalam mewujudkan kemajuan Indonesia. Bangsa Indonesia diharapkan bukan hanya sekedar memahami dan memaknai nilai-nilai pancasila namun juga menerapkan dalam karakter kehidupan sehari-hari. Penerapan pendidikn karakter harus sejak dini agar kelak nilai pancasila akan melekat dan terciptanya bangsa Indonesia yang damai.

DAFTAR PUSTAKA Agam,S.(2018).Kegiatan-kegiatanPendidikanKarakter.Diakses

dari http://indonesiabaik.id/infografis/kegiatan-kegiatan-pendidikan-karakter

Bem Rema Upi. (2019). Fakta Dibalik Anak Indonesia: Indonesia Gawat Darurat Pendidikan Karakter.

Diaksesdari http://bem.rema.upi.edu/fakta-dibalik-anak-indonesia-indonesia-gawat-darurat- pendidikan-karakter/

Daryono, B. & Lestariningsih, E.D. (2017). Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah. Bangun Rekaprima, 3, 33-42.

Dewantara, K. H. Pendidikan. Jogjakarta: Taman Siswa, 1962.

Eliasa, Eva Imania. Peran Bimbingan Konseling dalam Pendidikan Karakter Siswa (Kajian Psikologis Berdasarkan Teori Sistem Ekologis). Yogyakarta: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta, tanpa tahun.

Goble, G Frank. 1991. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius Husaini, Adian. “Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab.”

Dalam Pendidikan Karakter Membangun Bangsa Beradab, 24-

33. Bandung: Prodi PU SPs UPI, 2010 Kalderanews. (2020). Begini 6 Profil Pelajar Pancasila Menurut Mendikbud Nadiem Makarim kalderanews.com/2020/05/begini-6-profil-pelajar- pancasila-menurut-mendikbud-nadiem-makarim/

Kemdiknas. Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta, 2010.

(11)

Kemdiknas. Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta, 2010.

Kemdiknas. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta, 2011.

Kementrian pendidikan Nasional. (2019). Desain induk pendidikan karakter. Kementrian pendidikan Nasional Laksono, Danang Tunjung. “Pemahaman Pancasila sebagai PandanganHidup dan Intensitas Bimbingan Moral

oleh Orang Tua Pengaruhnya terhadap Kesadaran Bahaya Perilaku Menyimpang pada Remaja di Kabayanan II Desa Mulur Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008.” Skripsi.

Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah , 2008. 1-8.

Lickona, T. (1992). Educating For Character; How Our School Can Teach Respect and Responsibiliy. Bantam Books.

Maksum, Muhammad. 2014. Menjadi Guru Idola. Klaten: Cable Book.

Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta: Indonesia Heritage Fondation.

Muin, Fachtul. 2011. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik. Yogyakarta: Arr-ruzz Media Novera, E., Daharnis, D., Yeni, E., & Ahmad, F. (2021). Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Sebuah

Orientasi Baru Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia. Jurnal Basicedu, 5(6), 6349_6356. Nugraha, D. W. P., Firman, & Rusdinal. (2021). Pembentukan Karakter Siswa Dalam pembelajaran Sejarah Melalui Nilai Kearifan Lokal Tradisi Kenduri SKO Kabupaten Kerinci. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 92–94

Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi,dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.

Snyder, F. J., Vuchinich, S., Acock, A., Washburn, I. J., & Flay, B. R. (2012). mproving elementary school quality through the use of a social emotonal and character development program: A matched pair, cluster randomized, controlled trial in Hawai’i. Journal of School Health, 82(1), 11–20.

Sukatn, & Shoffa.Saifillah. (n.d.). Pendidikan Karakter (C. B. Utama (ed.)).

Sulastri, Sulastri, Gisttuat, N., Neviyarni, S., & Aimon, H. (2018). The Leadership Competency of Higher Educaton Administratve Leaders. Applied Science and Technology, 2(1).

Suyanto. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. DIKTI.

Tirtosudarmo, R. (2011). Nasionalisme dan Ketahanan Budaya: Beberapa Catatan dari Perspektf Demografis dalam Kumpulan Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Indonesia: Sebuah Tantangan.Jakarta: LIPI Press.

Widisuseno, I. dkk. (2005). Pendidikan Pancasila. Semarang; Universitas Diponegoro.

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan. Kencana.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: (1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar falsafah dan Ideologi negara yang diharapkan menjadi pendangan hidup bangsa Indonesia

Pancasila secara terminologis menurut Asmoro Achmadi ialah lima sila/ aturan yang menjadi ideologi bangsa dan negara, pedoman bermasyarakat, dan pandangan

Membekali mahasiswa agar lebih paham tentang Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar falsafah negara.. Pancasila sebagai Ideologi

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa

Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi

Keywords: Pancasila, Education, Learners, Educators, Characteristic Abstrak: Pancasila bukan hanya sebagai landasan negara tetapi juga pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila di

3 BAB I PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah