Pendidikan Pancasila Merupakan Pendidikan Pembangunan Karakter
Oleh:
Nama : Ni Made Candra Primandini NIM : 2007531054
Universitas Udayana 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara terletak pada kualitas bangsa itu sendiri. Eksistensi bangsa ditentukan oleh karakter masyarakatnya agar mampu diakui sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh negara lain. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan karakter bagi masyarakat Indonesia sesuai dengan pedoman bangsa Indonesia yakni Pancasila.
Pemgembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam proses pendidikan yang berkaitan dengan lingkungan sosial, masyarakat, dan bangsa. Karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral dan norma yang dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik.
Pancasila bukan hanya menjadi dasar negara Indonesia. tetapi juga berfungsi sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa. Fungsi Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup, yakni memberi arah dan landasan bagi pembangunan karakter bangsa. Hal ini juga mengartikan bahwa Pancasila juga berperan sebagai jiwa dan sekaligus kepribadian bangsa Indonesia. Pengembangan karakter melalui Pancasila dapat diwujudkan apabila individu-individu masyarakat Indonesia aktif sebagai pendukung utama peradaban bangsa Indonesia yang memiliki karakter yang luhur.
Indonesia dikenal sebagai negara yang beradab, berbudaya, beretika, dan bangsa yang religius yang selanjutnya dapat disebut sebagai karakter bangsa. ini berarti bahwa seorang warga Indonesia dianggap memiliki karakter bangsa jika dalam kehidupan kesehariannya menerapkan nilai moralitas, religiusitas, dan nilai-nilai luhur lainnya. Pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu. Namun, dikarenakan manusia hidup dalam lingkungan sosial budaya tertentu, maka pengembangan karakter hanya dapat dilakukan melalui lingkungan sosial budaya bersangkutan. Dalam hal ini, pengembangan karakter hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Karakter
Pembangunan karakter merupakan pembangunan “jiwa” bangsa Indonesia.
pendidikan karakter juga sebagai implementasi amanat dalam Pancasila dan UUD 1945. Selain itu pendidikan karakter juga merupakan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 megenai Sistem Pendidikan Nasiona, yang menyatakan bahwa
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan upaya secara sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik baik dalam tingkat dasar, menengah, maupun tinggi secara optimal. Dengan demikian, pendidikan adalah suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai dan sikapnya, serta keterampilannya. Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berperilaku baik atau penuh kebajikan, yakni berperilaku baik terhadap pihak lain dan diri sendiri.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral. Berdasarkan tiga komponen ini dapat dikatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan kebaikan, keinginan berbuat baik, dan melakukan perbuatan baik.
Menurut Alwisol (2006) karakter merupakan gambaran tingkah laku yang menonjolkannilai benar-salah, baik buruk, baik secara ekspllisit maupun implisit. Oleh karena itu, orang yang berperilaku tidak jujur, kejam, dan rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sedangkan orang yang jujur, suka menolong, dikatakan orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan kepribadian seeorang. Seseorang dapat disebut sebagai orang yang berkarakter apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral.
Berdasarkan Program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter (2010), ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemmapuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Dengan demikian pendidikan karakter adalah upaya dan proses yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik mampu berperilaku yang mulia.
B. Penerapan Pancasila Sebagai Karakter Bangsa Indonesia
Karakter bangsa dapat dibangun melalui budaya yang ada di masyarakat Indonesia.
budaya-budaya tersebut akan melahirkan suatu pandangan hidup bersama yang dikenal dengan Pancasila. Penerapan nilai-nilai Pancasila pada karakter bangsa Indonesia bertujuan agar masyarakat bangsa Indonesia mampu berpikir, bersikap dan bertingkah laku dengan sepatutnya sehingga mampu mengantar bangsa Indonesia menuju kesuksesan hidup sesuai dengan cita- cita bangsa.
Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi dasar atau fondasi utama bagi pengembangan karakter bangsa Indonesia. Individu yang telah menjiwai nilai-nilai Pancasila akan memiliki karakter yang bersumber dari olah hati, olah pikir, orah raga, serta olah rasa dan karsa. Karakter yang bersumber dari olah hati antara lain beriman dan bertakwa, jujur, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berani, berempati, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. Karakter yang bersumber dari olah pikir meliputi cerdas, kreatif, kritis, inovatif, produktif, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta reflektif. Karakter yang bersumber dari olah raga meliputi bersih, sehat, sportif, andal, tangguh, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, kompetitif, ceria, dan gigih. karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa meliputi kemanusiaan, menghargai, tolong menolong, gotong royong, kebersamaan, toleransi, nasionalis, peduli, mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air, dinamis, dan kerja keras
C. Pendidikan Pancasila dalam Pendidikan Pengembangan Karakter Bangsa Indonesia Karakter bangsa Indoensia yang dalam penerapannya dimaknai sebagai kepribadian yang relatif tetap, cara pikir, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan nilai luhur budaya Indonesia yakni Pancasila. Pendidikan Pancasila sebagai sarana membangun karakter bangsa Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yakni Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan, Kerakyatan, dan keadilan sosial yang dimaksudkan untuk mencegah radikalisme yang membahayakan negara, dan bertujuan agar rakyat Indonesia dapat mengamalkan nilai- nilai Pancasila dalam kehudupan sehari-hari.
Pengembangan karakter bangsa Indoensia berlandaskan pendidikan Pancasila khususnya di masa perguruan tinggi dapat meningkatkan ketekunan dalam beribadah dengan menjalankan ajaran agama, menumbuhkan sikap kerja keras, nasionalis, cinta tanah air, kitir, kreatif, bertanggung jawab, adil, dan bijaksana, menumbukan mental pemberani berwawasan kebangsaan dan global, membentuk karakter yang ramah, saling menghargai, spotif, serta menumbuhkan sikap mengutamakan musyawarah untuk mencapai keadilan. Nilai-nilai
Pancasila bersifat universal yang artinya dapat diterima siapaun dan kapanpun karena terbentuk dari kristalisasi nilai hidup dalam realitas sosial, keagamaan, serta adat kebudayaan bangsa Indonesia.
Nilai Pancasila yang pertama adalah ketuhanan yang merupakan nilai tertinggi karena bersifat mutlak. Suatu perbuatan akan dikatakan baik dan mulai apabila tidak bertentangan dengan nilai, dan kaidah hukum Tuhan. Nilai Pancasila kedua yakni kemanusiaan. Dalam hal ini keadilan dan keadaban manusia sangat penting untuk dilakukan.
Keadilan berarti adanya keseimbangan anatar lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial. Sedangkan keadaban merupakan keunggulan manusia dibaanding dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, sehingga lebih mampu membedakan pikiran, perkataan maupun perbuatan yang baik dan buruk. Nilai yang ketiga yakni persatuaan. Suatu pemikiran san perbuatan dikatan baik apabila mampu mencitakan rasa persatuan dan kesatuan. Nilai keempat merupakan nilai kerakyatan. Sebagai masyarakat Indonesia yang demokratis sudah seharusnya mengutamakan musyawarah serta menghagari segala pendapat orang lain. Ini dikarena Indonesia merupakan negara yang beraneka ragam budaya, maka sudah sepantasnya untuk saling mengahragai antar sesama manusia. Nilai keliam yakni keadilan yang dalam konteksnya merupakan keadilan sosial. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat luas.
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang mendasar, realistis, dan aplikatif.
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada kepribadian moral yang dapat diwujudkan sehari-hari. Pendidikan Pancasila sebagai pengembangan karakter Bangsa Indonesia mampu membentuk karakter-karakter yang unggul sebagai kepribadian bangsa Indonesia dan dapat mengubah karakter masyarakat yang sebelumnya buruk menjadi mulia. Hal ini selanjutnya dapat membentuk masyarakat Indonesia yang cerdas, maju, dan berdaya saing dalam kehidupan global saat ini
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan karakter adalah upaya dan proses yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik mampu berperilaku yang mulia. Karakter bangsa dapat dibangun melalui budaya yang ada di masyarakat Indonesia, yakni Pancasila. Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi dasar atau fondasi utama bagi pengembangan karakter bangsa Indonesia. Pancasila juga berperan sebagai jiwa dan sekaligus kepribadian bangsa Indonesia.
Individu yang telah menjiwai nilai-nilai Pancasila akan memiliki karakter yang bersumber dari olah hati, olah pikir, orah raga, serta olah rasa dan karsa. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang mendasar, realistis, dan aplikatif. Pendidikan Pancasila sebagai pengembangan karakter Bangsa Indonesia mampu membentuk karakter-karakter yang unggul sebagai kepribadian bangsa Indonesia dan dapat mengubah karakter masyarakat yang sebelumnya buruk menjadi mulia, sehingga membentuk masyarakat Indonesia yang cerdas dan berdaya saing dalam kehidupan global. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila juga merupakan pendidikan karakter, karena bertujuan untuk membentuk jati diri jiwa bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Budiywono, E., 2015. Kontribusi Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa. Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi, dan Pemikiran Hukum Islam , VI(2), pp. 110-124.
Sulistyarini, 2015. Pengembangan Karakter Berbasis Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Bhineka Tunggal Ika, II(1), pp. 1-5.