• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL

N/A
N/A
Sonya Hariska

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL

Dosen pembimbing :

Chori Elsera, S.Kep.,Ns.,M.Kep Disusun Oleh :

1. Aan Alfizan (1602001)

2. Endah Wahyu Ningsih (1602014)

3. Ninandita khanza (1602027)

4. Winda Nur ‘aini R (1602040)

DIII KEPERAWATAN / II A

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2017/2018

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah mengenai pemeriksaan pada ibu hamil

Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan Maternitas di Stikes Muhammadiyah Klaten. Disusunnya makalah ini tidak lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak dan sumber. Karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.

Kiranya amal baik serta budi luhur secara ikhlas yang telah diberikan kepada kami dari beliau di atas yang dapat maupun belum dapat kami sebutkan, mendapatkan imbalan yang semestinya dari Allah SWT.

Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Pemakalah berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Klaten, 08 September 2017

Pemakalah,

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan adalah sebuah proses yang dialami setiap wanita yang telah Allah tentukan untuk bisa mempunyai anak serta buah hati. Berbagai macam cara seringkali dilakukan oleh pasangan suami istri yang belum dikarunia anak setelah sekian lama menikah.Bagi wanita pada umumnya yang tidak mengalami kesulitan mempunyai keturunan tentunya juga harus banyak bersyukur atas nikmat sehat tersebut. Dan salah satu cara mensyukuri nikmat sehat bagi ibu hamil adalah dengan memeriksakan kehamilannya secara rutin. Karena manfaat pemeriksaan kehamilan itu sendiri banyak baik itu untuk sang ibu hamil itu sendiri atau pun janin yang sedang dalam kandungannya.

Bagi tiap ibu hamil yang menginginkan kehamilan sehat maka pemeriksaan kehamilan ini adalah salah satu point pentingnya.Pentingnya pemeriksaan kehamilan itu sendiri adalah karena dalam proses pemeriksaan kehamilan itu sendiri akan bisa memonitoring secara keseluruhan keadaan kesehatan, kondisi ibu hamil dan juga janinnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini.Pemeriksaan kehamilan juga bermanfaat untuk mengetahui asupan gizi yang dibutuhkan oleh bayi agar semua kebutuhan nutrisinya selama dalam kandungan bisa tercukupi dengan baik dan optimal. Pemeriksaan kehamilan juga berfungi untuk bisa mendeteksi adanya berbagai masalah yang berkaitan dengan masa kehamilan yang sering muncul selama masa kehamilan, dan juga untuk bisa menghindari kehamilan resiko tinggi.Lantas macam pemeriksaan kehamilan apa saja yang biasanya dilakukan pada seorang ibu hamil, atau jenis pemeriksaan kehamilan apa saja yang dilakukan tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan atau tenaga kesehatan yang kompeten dalam bidang obstetri dan ginekologi.

Selain itu Pemeriksaan fisik juga perlu dilakukan pada ibu hamil, Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.

B. RUMUSAN MASALAH

1.Mengetahui macam – macam pemriksaan pada ibu hamil dan definisi pemeriksaan fisik 2.Memahami tujuan pemeriksaan pada ibu hamil

3.Mengetahui metode dan langkah pemeriksaan – pemeriksaan pada ibu hamil 4.Mengetahui tentang pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan lainnya C. MANFAT

(5)

1. Sebagai data untuk membantu perawat/bidan dalam menegakkan diagnose keperawatan.

2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.

3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat

4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan

BAB II

Pentingnya pemeriksaan kehamilan itu sendiri adalah karena dalam proses pemeriksaan kehamilan itu sendiri akan bisa memonitoring secara keseluruhan keadaan kesehatan, kondisi ibu hamil dan juga janinnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini.Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi) (Raylene M Rospond,2009; Terj D. Lyrawati,2009). Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai indera penglihatan,

(6)

pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.Untuk pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995). Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien.

Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya ketika klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak.

B.TUJUAN PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL

Secara umum pemeriksaan pada ibu hamil bertujuan untuk:

Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.

b.Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan.Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.

Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan.Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

2. Hal– hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik pada ibu hamil :

Selalu meminta kesediaan atau ijin pada pasien untuk setiap pemeriksaan.menjaga privasi pasien.Pemeriksaan harus seksama dan sistimatis.Jelaskan apa yang akan dilakukan sebelum pemeriksaan (tujuan, kegunaan, cara dan bagian yang akan diperiksa).Beri instruksi spesifik yang jelas.Berbicaralah yang komunikatif.Ajaklah pasien untuk bekerja sama dalam pemeriksaan

C. METODE DAN LANGKAH PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL

Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan melihat langsung seluruh tubuh pasien atau hanya bagian tertentu yang diperlukan. Metode ini berupaya melihat kondisi klien dengan menggunakan „sense of sign‟ baik melalui mata telanjang atau alat bantu penerangan (lampu).

Inspeksi adalah kegiatan aktif, proses ketika perawat harus mengetahui apa yang dilihatnya dan dimana lokasinya. Metode inspeksi ini digunakan untuk mengkaji warna kulit, bentuk, posisi, ukuran dan lainnya dari tubuh pasien. Pemeriksa menggunakan indera penglihatan berkonsentrasi untuk melihat pasien secara seksama, persistem dan tidak terburu-buru sejak pertama bertemu dengan cara memperoleh riwayat pasien dan terutama sepanjang pemeriksaan fisik dilakukan. Inspeksi juga menggunakan indera pendengaran dan penciuman untuk mengetahui lebih lanjut, lebih jelas dan lebih memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan dikaitkan dengan suara atau bau dari pasien. Pemeriksa kemudian akan mengumpulkan dan menggolongkan informasi yang diterima oleh semua indera tersebut yang akan membantu dalam membuat keputusan diagnosis atau terapi.

Cara pemeriksaan :

Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri.Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka (diupayakan pasien membuka sendiri pakaiannya. Sebaiknya pakaian tidak dibuka sekaligus, namun dibuka seperlunya untuk pemeriksaan sedangkan bagian lain ditutupi selimut).

Bandingkan bagian tubuh yang berlawanan (kesimetrisan) dan abnormalitas.Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan(sianosis), dan lain-lain.Catat hasilnya.

(7)

Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan „sense of touch‟

Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya metode palpasi ini dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh(temperatur), adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh.

Teknik palpasi dibagi menjadi dua:

a.Palpasi ringan

Caranya : ujung-ujung jari pada satu/dua tangan digunakan secara simultan. Tangan diletakkan pada area yang dipalpasi, jari-jari ditekan kebawah perlahan-lahan sampai ada hasil.

b.Palpasi dalam (bimanual)

Caranya : untuk merasakan isi abdomen, dilakukan dua tangan. Satu tangan untuk merasakan bagian yang dipalpasi, tangan lainnya untuk menekan ke bawah. Dengan Posisi rileks, jari-jari tangan kedua diletakkan melekat pd jari2 pertama.

Cara pemeriksaan :

Posisi pasien bisa tidur, duduk atau berdiri .Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman.Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.Lakukan Palpasi dengan sentuhan perlahan-lahan dengan tekanan ringan.Palpasi daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan kelainan.Lakukan Palpasi secara hati-hati apabila diduga adanya fraktur tulang.Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah.Rasakan dengan seksama kelainan organ/jaringan, adanya nodul, tumor bergerak/tidak dengan konsistensi padat/kenyal, bersifat kasar/lembut, ukurannya dan ada/tidaknya getaran/ trill, serta rasa nyeri raba / tekan.Catatlah hasil pemeriksaan yang didapat.

3. PERKUSI

Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/

gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa.

Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan getaran/ gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan, semakin lemah hantarannya dan udara/ gas paling resonan.

Cara pemeriksaan :

1 Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian yang akan diperiksa

2 Pastikan pasien dalam keadaan rilex

3 Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.

4 Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.

5 Lakukan perkusi secara seksama dan sistimatis yaitu dengan :

Metode langsung yaitu mengentokan jari tangan langsung dengan menggunakan 1 atau 2

ujung jari.

Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut : Jari tengah tangan kiri di letakkan

dengan lembut di atas permukaan tubuH, Ujung jari tengah dari tangan kanan, untuk mengetuk

(8)

persendiaN, Pukulan harus cepat dengan lengan tidak bergerak dan pergelangan tangan rilek, Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh.

6 Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi.

Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi, waktu agaklama dan kualitas seperti

drum (lambung).

Bunyi res

onan mempunyai intensitas menengah, nada rendah, waktu lama, kualitas bergema (paru normal).

Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu lebih lama, kualitas ledakan

(empisema paru).

Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai menengah, nada tinggi, waktu agak lama

kualitas seperti petir (hati).

4. AUSKULTASI

Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop.

Hal-hal yang didengarkan adalah: bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

Penilaian pemeriksaan auskultasi meliputi :

a.Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran permenit.

b.Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar.

c.Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/ lemahnya suara d.Kualitas yaitu warna nada/ variasi suara.

Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :

a.Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.

b.Ronchi :nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi.Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.

c.Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.

Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti s

uara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.

Cara pemeriksaan :

1 Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian yang diperiksa dan bagian tubuh

yang diperiksa harus terbuka

2 Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman

3 Pastikan stetoskop sudah terpasang baik dan tidak bocor antara bagian kepala, selang dan telinga

4 Pasanglah ujung steoskop bagian telinga ke lubang telinga pemeriksa sesuai arah

5 Hangatkan dulu kepala stetoskop dengan cara menempelkan pada telapak tangan pemeriksa

6 Tempelkan kepala stetoskop pada bagian tubuh pasien yang akan diperiksa

(9)

7 Pergunakanlah bel stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada rendah pada tekanan ringan yaitu pada bunyi jantung dan vaskuler dan gunakan diafragma untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru

D.PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

Pemeriksaan tanda vital merupakan bagian dari data dasar yang dikumpulkan oleh perawat selama pengkajian. Perawat mengkaji tanda vital kapan saja klien masuk ke bagian perawatan kesehatan. Tanda vital dimasukkan ke pengkajian fisik secara menyeluruh atau diukur satu persatu untuk mengkaji kondisi klien. Penetapan data dasar dari tanda vital selama pemeriksaan fisik rutin merupakan control terhadap kejadian yang akan datang. Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi, pernafasan, tekanan darah dan suhu. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam menilai fisiologis dari sistem tubuh secara keseluruhan.

1.Pemeriksaan Nadi

Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Setiap kali bilik kiri jantung menegang untuk menyemprotkan darah ke aorta yang sudah penuh, maka dinding arteria dalam sistem peredaran darah mengembang atau mengembung untuk mengimbnagi bertambahnya tekanan. Mengembangnya aorta menghasilkan gelombang di dinding aorta yang akan menimbulkan dorongan atau denyutan.

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:

1) Ateri radalis : Pada pergelangan tangan

2) Arteri temporalis : Pada tulang pelipis

3) Arteri carotis : Pada leher

4) Arteri femoralis : Pada lipatan paha

5) Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki

6) Arteri popliteal : pada lipatan lutut

7) Arteri bracialis : Pada lipatan siku Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang

adalah:

Bayi baru lahir : 110 – 180 kali per menit

Dewasa : 60 – 100 kali per menit

Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit

2.Pemeriksaan Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan. Beberapa langkah yang dilakukan pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan sfigmomanometer air raksa. Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah : Lengan atas atau Pergelangan kaki.

Langkah pemeriksaan :

1 Memasang manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2 – 3 cm dari lipat siku dan

perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas denyutan arteri di lipat siku ( arteri brakialis)

2 Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis

(10)

3 Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)

4 Memompa manset hingga tekanan manset 30 mmHg setelah pulsasi arteri radialis menghilang.

e.Membuka katup manset dan tekanan manset dibirkan menurun perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik

5 Bila bunyi pertama terdengar , ingatlah dan catatlah sebagai tekanan sistolik.

6 Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan diastolic

7 Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan manset. Yang harus diperhatikan

sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan pastikan kandung kemih klien kosong dan hindari alkohol dan rokok, karena semua hal tersebut akan meningkatkan tekanan darah dari nilai sebenarnya. Sebaiknya istirahat duduk dengan tenang selama 5 menit sebelum pemeriksaan dan jangan berbicara saat pemeriksaan. Pikiran harus tenang, karena pikiran yang tegang dan stress akan meningkatkan tekanan darah.

Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:

Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg

Usia 1–6 bulan : 90/60 mmHg

Usia 6–12 bulan : 96/65 mmHg

Usia 4–6 tahun : 100/60 mmH

Usia 6–8 tahun : 105/60 mmHg

Usia 8–10 tahun : 110/60 mmHg

Usia 10–12 tahun : 115/60 mmHg

Usia 12–14 tahun : 118/60 mmHg

Usia 14–16 tahun : 120/65 mmHg

Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg

Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg

3.Pemeriksaan Pernafasan

Pemeriksaan Pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekwensi, irama, kedalaman, dan tipe atau pola pernafasan. Pernapasan adalah tanda vital yang paling mudah di kaji namun paling sering diukur secara sembarangan. Perawat tidak boleh menaksir pernapasan. Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi gerakan dinding dada.

Usia Frekuensi per menit

Bayi baru lahir : 35-40

Bayi (6 bulan) : 30-50

Toodler : 25-32

Anak-anak : 20-30

Remaja : 16-19

(11)

Dewasa : 12-20 4.Pemeriksaan Suhu

Pemeriksaan suhu Merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi maupun metabolisme darah.Suhu dapat menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan yakni demam (di atas > 37°C). Suhu yang tinggi juga dapat disebabkan oleh hipertermia. Suhu tubuh yang jatuh atau hipotermia juga dinilai. Untuk pemeriksaan yang cepat, palpasi dengan punggung tangan dapat dilakukan, tetapi untuk pemeriksaan yang akurat harus dengan menggunakan termometer. Termometer yang digunakan bisa berupa thermometer oral, thermometer rectal dan thermometer axilar.Proses pengaturan suhu terletak pada hypotalamus dalam sistem saraf pusat.

Bagian depan hypotalamus dapat mengatur pembuangan panasdan hypotalamus bagian belakang mengatur upaya penyimpanan panas. Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui oral, rektal, dan aksila yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit.

Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah:

Ketiak/ axilea, pada area ini termometer didiamkan sekitar 10–15 menit.

Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 3–5 menit.

Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar 2–3 menit Seseorang dikatakan

bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36ºC–37,5ºC.

Faktor- Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh yaitu antara lain : 1. Umur

Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya, maka dari itu harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah dengan cepat. Anak- anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa. UMUR SUHU ( Celcius ) SUHU (Fahrenheit ) Bayi baru lahir 36,1 – 37,7 97 – 100 2 tahun 37,2 98,9 12 tahun 37 98,6 Dewasa 36 96,8.

2. Aktifitas tubuh

Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh. Pada pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi, perubahan suhuberkisar antara 1.1 –1.6 C ( 2 – 3 F ).

3. Jenis Kelamin

wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringanlemak.Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3– 0.5 C (0.5–1 F) sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate 4

4. Perubahan emosi

Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.

5. Perubahan Cuaca

Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi, konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh.

6. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen

Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu dianjurkan mengukur suhu oral sekitar 30

(12)

menit setelah makan, minum atau merokok , sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15 menit melakukan lavemen / enema. nilai setandar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat yaitu :

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C

Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Selanjutnya dilakukan beberapa pemeriksaan lanjutan,Lantas macam pemeriksaan kehamilan apa saja yang biasanya dilakukan pada seorang ibu hamil, atau jenis pemeriksaan kehamilan apa saja yang dilakukan tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan atau tenaga kesehatan yang kompeten dalam bidang obstetri dan ginekologi.

Berikut beberapa pemeriksaan kehamilan dan diantaranya yaitu:

Pemeriksaan Berat Badan

kandungan atau pun seorang bidan pada saat hamil maka yang pertama kali dilakukan adalah dengan pemeriksaan berat badan ini (timbang badan). Tujuan pemeriksaan kehamilan ini adalah untuk mengetahui peningkatan berat badan ibu hamil dalam setiap bulannya. Bila berat badannya naik secara normal dan tidak ada peningkatan berat badan berlebihan maka itu salah satu indikasi kehamilan sehat juga.

Pemeriksaan Perut

Pemeriksaan kehamilan ini selalu dilakukan setiap kali kontrol dan memeriksakan ibu hamil. Tujuan pemeriksaan perut pada kehamilan adalah melihat posisi atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi janin. Karena posisi janin juga berubah sesuai dengan umur kehamilan.

Pemeriksaan Detak Jantung Janin

Pemeriksaan ini bila dilakukan oleh seorang dokter kandungan atau pun bidan dilakukan dengan cara yang dinamakan tehnik doopler. Atau juga bisa dengan alat USG kehamilan.

Mengetahui detak jantung janin ini juga berfungsi dan bermanfaat untuk mengetahui apakah janin dalam kondisi sehat atau pun tidak.Lalu kapan pemeriksaan kehamilan ini dilaksanakan dan dilakukan. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten contohnya adalah melalui dokter kandungan atau pun bidan dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7-8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.

Pemeriksaan kehamilan ini pula bila di masyarakat pedesaan dikenal dengan ANC (Ante Natal Care) Pengertian antenatal care ini adalah kunjungan ibu hamil dengan tenaga

(13)

kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil.

Demikian yang sedikit sahabat mengenai pemeriksaan kehamilan dan juga ANC (Ante Natal Care) dan semoga dengan kita mengetahui akan manfaat pemeriksaan kehamilan ini baik itu bagi ibu hamil sendiri maupun sang janin maka kita tidak menyepelekan akan pentinga pemeriksaan kehamilan ini. Dan semoga pula dengan melakukan pemeriksaan kehamialn secara teratur kesehatan ibu dan janin senantiasa terpantau dengan baik dan bila ditemukan adanya suatu kelainan bisa segera dapat ditangani dengan baik.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemeriksaan pada ibu hamil sangat lah perlu dilakukan hal ini bertujuan untuk memantau kondisi sang ibu dan calon bayi yang ada dikandungannya hal ini juga mampu menurunkan resiko kematian pada bayi dan ibu hamil untuk itu perlu dilakukannya pemeriksaan -pemeriksaan seperti tanda tanda vital yang meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi pernafasan, pemeriksaan berat badan, pemeriksaan perut dan pemeriksaan detak jantung janin . Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagaiindikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :

(14)

a. Metabolisme dari

b. Shivering atau kontraksi otot skelet

c. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler ) d. Proses penyakit infeksi

e. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )

B. SARAN

Demikianlah yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da kurangnya rujukan atau referensi yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data fisik/klinis menunjukkan bahwa keadaan umum pasien,kesadaran pasien, denyut nadi, suhu tubuh,frekuensi, dan GCS sudah normal sedangkan tekanan darah pasien mengalami