• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. ATRESIA REKTI, ATRESIA ANI - Kelainan BBL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "2. ATRESIA REKTI, ATRESIA ANI - Kelainan BBL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEBIDANAN

MATA KULIAH : ASKEB NEONATUS, BAYI DAN BALITA TOPIK : Kelainan dan Kegawatdaruratan Neonatus

WAKTU : 100 menit

1.

LABIO/LABIOPALATOSKIZIS

Adalah suatu kelainan pada celah bibir dan/atau langit-langit yang terjadi semasa organogenesis. Celah bibir (labio) dan celah langit-langit (palatum) adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak (palatum mole) dan langit-langit keras (palatum durum) mulut. Celah langit-langit adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung.

Celah bibir dan celah langit-langit bisa terjadi secara bersamaan maupun sendiri-sendiri. Kelainan ini juga bisa terjadi bersamaan dengan kelainan bawaan lainnya. penyebabnya mungkin adalah mutasi genetik atau teratogen (zat yang dapat menyebabkan kelainan pada janin, contohnya virus atau bahan kimia) atau defisiensi zat gizi. Selain tidak sedap dipandang, kelainan ini juga menyebabkan anak mengalami kesulitan ketika makan, gangguan perkembangan berbicara dan infeksi telinga. Faktor risiko untuk kelainan ini adalah riwayat celah bibir atau celah langit-langit pada keluarga serta adanya kelainan bawaan lainnya.

Pengobatan melibatkan beberapa disiplin ilmu, yaitu bedah plastik, ortodontis, terapi wicara dan lainnya. Pembedahan untuk menutup celah bibir biasanya dilakukan pada saat anak berusia 3-6 bulan. Penutupan celah langit-langit biasanya ditunda sampai terjadi perubahan langit-langit yang biasanya berjalan seiring dengan pertumbuhan anak (maksimal sampai anak berumur 1 tahun). Sebelum pembedahan dilakukan, bisa dipasang alat tiruan pada langit-langit mulut atau sonde untuk membantu pemberian makan/susu. Pengobatan mungkin berlangsung selama bertahun-tahun dan mungkin perlu dilakukan beberapa kali pembedahan (tergantung kepada luasnya kelainan), tetapi kebanyakan anak akan memiliki penampilan yang normal serta berbicara dan makan secara normal pula walaupun beberapa di antara mereka mungkin tetap memiliki gangguan berbicara.

2.

ATRESIA REKTI, ATRESIA ANI

Atresia artinya keadaan tidak adanya lubang normal. Sering berkaitan dengan Sindrom Down (kelainan kromosom bawaan). Salah satu tanda Sindrom Down adalah Mongoloid face. Atresia ani dapat digolongkan menjadi :

a. Stenosis (penyempitan) rektum atau anus b. Membran anus

c. Ujung rektum buntu atau anus imperforata d. Lubang anus terpisah dari rektum

(2)

seharusnya ada) antara rektum dengan vagina atau uretra. Penatalaksanaan untuk kelainan ini adalah dengan operasi. Pembedahan dapat dilakukan bertahap. Pembedahan awal dapat berupa kolostomi (pembuatan stoma atau anus buatan di dinding perut). Pembedahan selanjutnya adalah pembuatan anus dan penutupan stoma.

3.

HIRSCHPRUNG

Disebut juga megakolon kongenital, yaitu penyumbatan pada usus besar akibat sebagian usus besar tidak memiliki sekumpulan syaraf (ganglion) yang mengendalikan gerakan peristaltik. Hal ini menyebabkan kotoran menumpuk di usus besar. Kelainan ini berkaitan dengan Sindrom Down. Gejala awal adalah bayi tidak mengeluarkan mekonium dalam 24-48 jam. Setelah itu perut menggembung, muntah, berat badan tidak bertambah. Kelainan ini bisa juga berlangsung hingga dewasa dengan gejala diare, muntah, perut kembung

Pemeriksaan dan diagnosa dengan rontgen perut. Penatalaksaan meliputi kolostomi, pengangkatan sebagian usus dan penyambungan kembali usus setelah beberapa bulan kemudian. Operasi pemotongan usus biasanya dilakukan saat umur 1 tahun. Untuk mengetahui bagian mana yang tidak memiliki ganglion, dilakukan biopsi (pengmabilan contoh jaringan untuk diperiksa di lab).

4.

MENINGOKEL, OMFALOKEL

a. Meningokel

Adalah penyakit kongenital dari kelainan yang disebut Neural Tube Defect (NTD) atau cacat tabung syaraf. Meningokel biasanya terdapat di tulang belakang di daerah lumbosakral atau torakal atas. Disebut juga spina bifida.

Sangat penting melakukan pemeriksaan punggung pada bayi baru lahir. Kelainan ini biasanya tampat dengan terabanya benjolan di daerah punggung bayi. Kantong yang terbentuk berisi selaput otak.

Pencegahan dilakukan semasa kehamilan dengan konsumsi asam folat yang cukup oleh ibu hamil, terutama pada masa organogenesis. Asam folat sebaiknya dicukupi sejak dari masa sebelum hamil. Kebutuhan asam folat (folic acid) untuk mencegah spina bifida adalah 0,4 mg (400 µg)/ hari. Pengobatan dilakukan secara bedah oleh ahli bedah syaraf dan ortopedi untuk kelainan bentuk tulang panggul, serta ahli bedah urologi jika ada kelainan traktus urogenitalis.

b. Omfalokel

(3)

Penatalaksanaan meliputi tindakan bedah. Sebelum dilaksanakan bedah, kantong harus dibungkus kassa steril yang dibasahi NaCl, dan dijaga jangan sampai robek. Bayi harus dijaga suhu tubuhnya karena omfalokel menambah luas tubuh bayi. Operasi dilakukan bertahap supaya menghindari perubahan tekanan intra abdominal yang mendadak.

5.

FIMOSIS, HIPOSPADIA

a. Fimosis

Fimosis merupakan suatu keadaan di mana kulit penis bagian depan tidak dapat diretraksi (ditarik) terhadap glans penis. Karena penis tidak dapat dibersihkan dengan baik, dapat menimbulkan balanitis (infeksi pada glans penis). Fimosis ada 2 macam : • Muara di ujung kulit penis (orifisium uretra/ lubang uretra) sempit secara anatomis • Kulit lengket sehingga uretra seakan-akan sempit

Fimosis terkadang tidak memerlukan tindakan pada anak laki-laki di bawah 3 tahun, karena perkembangan normal akan melepaskan perlengketan kulit. Pada anak usia >5 tahun, harus diatasi karena nyeri dan risiko infeksi. Gejalanya anak merasa nyeri saat BAK, urine menetes, ujung penis menggembung dan urine memancar ke berbagai arah. Infeksi harus diobati dengan antibiotik. Perlengketan kulit diatasi dengan sirkumsisi (sunat). Sempitnya urethra diatasi dengan operasi. Jika fimosis tidak disertai dengan komplikasi seperti ISK (infeksi Saluran Kemih) berulang atau pembengkakan, sirkumsisi sebaiknya dilakukan pada usia sekitar 7 tahun.

b. Hipospadia

Adalah kelainan bawaan di mana uretra bermuara di bagian ventral glans penis. Penyebabnya adalah gangguan penutupan saat organogenesis sehingga orifisium uretra tertinggal di suatu tempat di bagian ventral antara skrotum dan glans penis. Beberapa tipe:

• Tipe sederhana adalah tipe balanitik

Lubang uretra terletak pada pangkal glans penis. Tidak menimbulkan gejala dan tidak perlu dioperasi.

• Tipe penil

Lubang terletak agak jauh dari glans penis, disertai tidak adanya kulit prepusium sehingga penis terlihat melengkung atau glans penis pipih. Kelainan ini memerlukan intervensi bertahap. Biasanya tindakan koreksi bentuk penis dilakukan pada usia 2 tahun, reparasi hipospadia pada usia 3-5 tahun

• Tipe penoskrotal dan perineal

(4)

6.

HIDROSEFALUS

Adalah pembesaran sistem ventrikular akibat ketidakseimbangan antara produksi, sirkulasi dan absorbsi CSF (Cerebro-Spinal Fluid) atau CSS (Cairan Serebro-Spinal). Dalam keadaan normal CSS diproduksi 500 ml perhari. Cairan otak terdapat di ruang khusus yg disebut ventrikel. CSS diproduksi oleh fleksus choroideus. CSS kemudian dialirkan antar ventrikel (melalui foramen monro), ke sekitar otak , rongga sumsum tulang belakang (lewat aquaductus) dan diserap kembali melalui pembuluh darah balik villi arachnoid. Guna cairan otak : meminimalkan trauma pada otak, meringankan beban berat otak (1400 gr mjd 50 gr) karena otak menjadi terapung, dan media transportasi hormon, nutrisi dan zat sisa.

Hidrosefalus bisa terjadi pada dewasa. Hanya saja, gejala klinis lebih nampak pada bayi karena ubun-ubun masih terbuka. Pada orang dewasa, tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar, hanya menyebabkan tekanan intrakranial meningkat. Sebab bisa kongenital maupun didapat. Contoh penyebab : produksi CSS berlebih, aquaductus tersumbat, infeksi, trauma, tumor, perdarahan otak, penyumbatan vena. Penumpukan cairan mendesak otak, meningkatkan tekanan intrakranial dengan gejala mual, muntha, pusing, kejang. Dampak bisa tjd gangguan tumbuh kembang pada anak sampai kematian.

Penanganan terbaik adalah dengan operasi Shunt atau pirau (jalan pintas), yaitu pemasangan selang elastis untuk mengalirkan CSS ke bagian tubuh lain (rongga dada atau perut). Seringkali pirau harus dipakai seumur hidup pasien.

7.

BBLR

Adalah bayi baru lahir dengan berat badan saat lahir <2500 gram. Dibedakan menjadi 2 golongan :

• Prematuritas murni

Lahir dari usia kehamilan <37 minggu. Disebut juga bayi prematur, Bayi kurang bulan. Ciri: kartilago telinga belum ada, ada lanugo, refleks lemah, alat kelamin belum sempurna, kulit tipis.

• Dismaturitas

Lahir dari usia kehamilan normal (37-42 minggu), tapi berat lahir <2500 gr. Disebut juga Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK), dismatur atau Intra Uterine Growth Retardation (IUGR). Ciri : kulit keriput, kuku panjang.

(5)

Penatalaksanaan umum pada BBLR : • Stabilisasi suhu, observasi KU dan TTV • Jaga jalan nafas terbuka,

• Bila bayi tidak diinfus, beri ASI seperti bayi sehat. Bila bayi diinfus, mulai beri ASI pada hari ke-2 atau setelah kondisi stabil

• Biarkan bayi menyusu ke ibu semaunya. Jika bayi sakit dan menghalangi proses menyusu, beri ASI perasan melaui NGT (Naso-Gastrik Tube)

• Jika terjadi gangguan nafas resusitasi, kejang antikonvulsan, dehidrasi cairan IV

• Timbang BB setiap hari. Bayi 1500-2500 gr TDK BLH kehilangan >10% BB lahir dlm 4-5 hr pertama

Bayi NORMAL butuh minum 150-180 ml/kg/hr. Pada BBLR diberikan jumlah cairan secara bertahap sampai dicapai takaran yang sama. Bayi yang cukup minum akan mengalami kenaikan BB. Kenaikan BB harus :

< 1500: 150-200 gr/mgg (20-30 gr/hr) > 1500: 200-250 gr/mgg (30-35gr/hr)

8.

ASFIKSIA NEONATORUM

Asfiksia adalah keadaan BBL yang tidak bernafas secara spontan dan teratur. Bila BBL tidak bernafas, arteri tidak dapat membawa O2 ke organ penting. Jika berlangsung lama, akan menyebabkan kerusakan jaringan otak dan organ lain sampai kematian. Seringkali bayi yang mengalami gawat janin (Fetal Distress) sebelum persalinan akan mengalami asfiksia setelah persalinan. Hipoksia janin berkurangnya jumlah O2 ke janin saat dalam kandungan. Penyebab hipoksia adalah :

• Kondisi ibu : keadaan yg menyebabkan berkurangnya aliran darah ke janin misalnya penyakit gangguan nafas, jantung, hipertensi, anemia, partus lama, partus macet, infeksi berat, serotinus, perdarahan antepartum

• Masalah tali pusat dan plasenta : tali pusat menumbung, lilitan tali pusat, plasenta yang tidak sempurna, infark (pengapuran) plasenta, hematom plasenta

• Masalah bayi : sungsang, bayi prematur, kelainan kongenital

(6)

9.

TETANUS NEONATORUM

Adalah penyakit pada neonatus yang disebabkan kuman clostridium tetani yang mengeluarkan toksin (toksin tetanospasmin) yang menyerang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kekakuan (spasme)otot. Kuman ini masik lewat bekas pemotongan tali pusat. Tali pusat tampak terinfeksi, berbau busuk. Penyakit ini ditandai dengan kejang yang sering dimulai di otot rahang. Bayi yang semula menetek, tiba-tiba tidak mau menetek, mulut mencucu (trismus), kejang diserta sianosis (biru), opistotonus (kejang otot shg tulang punggung melengkung ke depan), perut tegang seperti papan. Tanda kejang pada bayi antara lain :

• Gerakan abnormal wajah, mata, mulut, lidah, ekstremitas • Ekstensi/fleksi tonik ekstremitas

• Gerakan spt mengayuh sepeda • Mata berkedip, juling

• Tangisan melengking, sukar berhenti • Perubahan status kesadaran

Prinsip umum pengelolaan kejang pada bayi adalah : • Cegah lidah tergigit

• Jaga posisi tubuh, jangan dipaksa • Beri anti kejang FENOBARBITAL • Jaga jalan nafas bebas (isap lendir) • Cari dan obati faktor penyebab kejang • Perawatan O2, nutrisi, cairan adekuat • Ruang tenang, sedikit sinar

10. HIPOTERMI

Adalah suhu tubuh kurang dari 36,5 ºC pada pengukuran suhu melalui ketiak. Hipotermi sering terjadi pada neonatus terutama BBLR karena pusat pengaturan suhu tubuh bayi belum sempurna, permukaan tubuh bayi relatif luas, kemampuan produksi dan menyimpan panas terbatas. Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang berakhir dengan kegagalan fungsi jantung , paru dan kematian. Mekanisme kehilangan panas terjadi melalui 4 cara : • Radiasi : dari bayi ke lingkungan dingin terdekat (mis. dekat tembok)

• Konduksi : dari bayi ke benda yang langsung kontak ke tubuh bayi • Konveksi : kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar (mis. kipas angin) • Evaporasi : penguapan air dari kulit bayi yang basah

(7)

berat (<32 ºC) ditandai dengan kulit teraba keras (skelerema), nafas pelan dan dalam. Hipotermi berat disebut juga cold injury.

Langkah pencegahan hipotermi :

• Jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam • Hindari kemungkinan bayi kehilangan panas

• Bayi harus tetap diselimuti walau dalam keadaan dilakukan tindakan (ambil darah, dipasang infus), cukup buka bagian yang diperlukan.

• Beri tambahan panas, mis. Lampu penghangat • Jangan menyentuh bayi dengan tangan dingin

• Ukur suhu tubuh sesuai jadwal (bayi sakit tiap jam, bayi kecil tiap 12 jam, bayi sehat sekali sehari)

Cara menghangatkan bayi antara lain :

• Kontak kulit (skin to skin contact) atau Kangaroo Mother Care (KMC)/metode kanguru • Pemancar panas (infant warmer)

• Lampu penghangat : maksimal 60 Watt dengan jarak 60 cm • Inkubator

Penatalaksanaan bayi dengan hipotermi adalah :

• Ganti pakaian yang basah, pakai topi dan selimut, hangatkan bayi • Berikan ASI sesering mungkin

• Periksa kadar gula darah, atasi hipoglikemia

• Periksa suhu bayi tiap jam, suhu harus naik minimal 0.5ºC/ jam • Atasi gangguan nafas jika terjadi

• Nilai tanda bahaya setiap jam dan nilai kemampuan minum setiap 4 jam

11. HIPERTERMI

Adalah suhu tubuh yang lebih dari 37,5 ºC. Hipotermi dapat disebabkan karena gangguan pusat pengaturan panas di hipotalamus (adanya infeksi, penyakit) atau lingkungan yang terlalu panas (mis, dekat api, sinar matahari). Bayi Baru lahir dengan hipertermi harus dinilai frekuensi pernafasan dan tanda-tanda dehidrasi (mata dan ubun-ubun besar cekung, elastisitas kulit menurun, lidah dan membran mukosa kering, BB turun, BAK berkurang). Penanganannya meliputi :

• Tangani infeksi atau penyakit yang terjadi (beri antibiotik)

• Bayi dipindah ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar (26-28 ºC) • Beri ASI sesering mungkin

• Tubuh bayi diseka dengan kain yang dibasahi air hangat (membuka pori-pori dan

(8)

12. HIPOGLIKEMI

Adalah keadaan di mana hasil pengukuran glukose darah < 45 mg/dL. Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR karena cadangan glukosa rendah. Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup. Setiap stress yang terjadi (mis. akibat trauma persalinan, asfiksia, hipo/hipertermi, prematur) akan mengurangi cadangan glukosa.

Hipoglikemi adalah masalah serius pada Bayi baru lahir (BBL) karena dapat menimbulkan kejang yg berakibat hipoksia otak. Bila tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan kerusakan susunan saraf pusat bahkan kematian. Hipoglikemi lebih sering didapati pada bayi dengan DM. Selama kehamilan, terjadi transfer glukosa berlebihan dari ibu ke janin sehingga janin memproduksi insulin berlebih (untuk memecah glukosa). Setelah bayi lahir dan plasenta terputus, transfer glukosa terhenti, sedangkan respon insulin masih tinggi. Akibatnya terjadi hiperinsulinisme pada bayi dan menimbulkan hipoglikemi.

Hipotermi sering asimptomatis (tanpa gejala), padahal harus segera ditangani agar prognosis menjadi lebih baik. Gejala yang dapat terlihat adalah :

• Tremor (jitteriness)

• Bayi lemah, apatis, letargi, keringat dingin • Sianosis

• Kejang

• Apneu atau nafas lambat, tidak teratur • Malas minum

• Nistagmus (gerakan tidak terkendali pada mata)

Penatalaksanaan bayi hipoglikemi meliputi pemberian glukose 10% secara IV perlahan. Jika jalur IV tidak bisa terpasang segera, beri larutan glucose melalui pipa lambung. Kadar gula darah harus diperiksa secara berkala. Ibu dianjurkan terus menyusui.

Pengayaan

RESUSITASI NEONATUS

Tahapanresusitasi adalah sebagai berikut (lihat bagan): A. Begitu bayi lahir, ajukan 5 pertanyaan :

1. Apakah air ketuban jernih tanpa mekonium? 2. Apakah bernafas atau menangis spontan? 3. Apakah tonus otot baik?

4. Apakah warna kulit merah muda? 5. Apakah bayi cukup bulan?

B. Jika semua jawaban “YA” berarti bayi sehat, dilakukan perawatan rutin pada BBL. Jika bayi lahir tidak menangis, maka dilakukan LANGKAH AWAL (dalam 30 detik) yang terdiri dari: a. Hangatkan bayi di bawah pemancar panas atau lampu

(9)

c. Isap lendir dari mulut ke hidung

d. Keringkan bayi sambil merangsang taktil dengan menggososok punggung atau menyentil ujung jari kaki dan mengganti kain basah dengan kering

e. Reposisi kepala bayi

f. Nilai bayi : usaha nafas, warna kulit dan denyut jantung

C. Bila bayi tidak bernafas atau Denyut jantung <100x/mnt, lakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP) dengan balon dan sungkup selama 30 detik dengan kecepatan 40-60 x/menit

D. Nilai Bayi : Usaha nafas, warna kulit dan denyut jantung

E. Bila bayi belum bernafas spontan dan denyut jantung <60x/menit, lakukan VTP dan kompresi dada secara terkoordinasi selama 30 detik

F. Nilai bayi : Usaha nafas, warna kulit dan denyut jantung

Bila denyut jantung <60x/menit, beri epinefrin dan lanjutkan VTP dan kompresi dada Bila denyut jantung >60x/menit, hentikan kompresi dada, lanjutkan VTP

Pengisapan lendir dilakukan dari mulut kemudian hidung karena bayi terlebih dahulu membuka mulutnya. Jika hidung dihisap terlebih dahulu, bayi akanbernafas megap-megap karena mulut masih tertutup lendir. Pengisapan dilakukan dengan pengisp lendir DeLee, selagi menarik keluar selang penghisap, BUKAN saat memasukkannya ke dalam mulut atau hidung. Jangan memasukkan alat penghisap lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau 3 cm ke dalam hidung.

Sungkup yang dipakai harus dapat menutupi dagu, mulut dan hidung, tetapi tidak menutupi mata. Oksigen yang dibutuhkan untuk VTP adalah 100%, dengan kecepatan + 5 L/mnt. Posisi pelaksana VTP di dekat kepala bayi dan dapat melihat pengembangan dada.

Menilai frekuensi denyut jantung dilakukan dengan stetoskop, atau meraba denyut arteri umbilikalis. Frekuensi denyut jantung dihitung dalam 6 detik dikalikan 10. Bila setelah 30 detik VTP frekuensi <60 x/mnt, dilakukan kompresi dada. Kompresi dada dilakukan di ½ bagian bawah tulang dada. Lengkung tulang iga ditelusuri sampai menemukan prosesus sifoideus, tempatkan jari sedikit di atas prosesus sifoideus. Teknik kompresi dada dapat dilakukan dengan : 1. Kedua tangan melingkari dada bagian lateral (samping), tempatkan kedua ibu jari dilokasi

kompresi dan jari lainnya di punggung bayi

2. Ujung jari tengah dan telunjuk salah satu tangan diletakkan di lokasi kompresi. Tangan lain diletakkan di punggung bayi, supaya kompresi lebih efektif dan dapat merasakan tekanan dan dalamnya kompresi.

Tulang dada ditekan kira-kira 1/3 diameter anteroposterior, kemudian tekanan dilepas untuk pengisian jantung. Saat tekanan dilepas, jari untuk kompresi jangan terlepas dari lokasi kompresi. Rasio kompresi dada dan VTP adalah 3:1.

(10)

Resusitasi gagal jika bayi tidak bernafas spontan dan tidak terdengar denyut jantung setelah dilakukan resusitasi efektif selama 15 menit.

REFERENSI :

1. Depkes RI. Pelatihan pelayanan kegawatdaruratan obstetri neonatal esensial dasar. Jakarta : Depkes RI; 2005

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa Solusi dalam menghadapi kendala adalah membuat hal yang menarik dengan cara mengajak

Kelompok pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang terlepas dari pengaruh Jepang, sedangkan tokoh- tokoh tua dalam BPUPKI-PPKI

Dari uraian pelaksanaan dan pencapaian kegiatan diatas, permasalahan pada program lansia Puskesmas ABCD 2016 adalah rendahnya kunjungan pelayanan kesehatan lansia

Pembuatan karya tulis/karya ilmi ### Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey PROFESI dibidang kebidanan dan evaluasi di bidang kebidanan

Pada penelitian ini dibuat sistem model simulasi reaksi prekursor flavor sintetis S-propil-L-sistein sulfoksida (SPCS) dan S- metil-L-sistein sulfoksida (SMCS) dengan

Menjelaskan 5 gangguan pada organ peredaran manusia dan cara pencegahann ya dengan sangat lengkap Menjelaskan 5 gangguan pada organ peredaran manusia dan cara

Komplikasi yang dapat terjadi apabila tidak ada penanganan yang tepat adalah infeksi dapat menyebar ke tractus urinarius bagian atas yang dapat menyebabkan