• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN MASYARAKAT

N/A
N/A
LISA SUKMAWATI

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN MASYARAKAT"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

i

MAKALAH PENDIDIKAN MASYARAKAT

“Professional Values in Infromal Education Work”

Dosen Pengampu:

Dr.Hj. Gunarti Dwi Lestari, M.Si., M.Pd.

Monica Widyaswari, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Lisa Sukmawati (22010034026) Eyricka Leananda Azzahra (22010034028) Nur Laila Maulidia (22010034060) Devi Ghina Ilmaya (22010034087 )

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan limpahan Rahmat serta hidayah Nya sehingga kami dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apapun. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Professional Values in Informal Education Work” dalam mata kuliah Pendidikan Masyarakat dengan baik dan tepat waktu.

Dan kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr.Hj. Gunarti Dwi Lestari, M.Si., M.Pd. & Monica Widyaswari, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Masyarakat yang telah membimbing kami dalam mata kuliah. Lalu tidak lupa kami juga berterima kasih kepada teman teman sekalian yang telah membantu memberi informasi dan mendukung sehingga makalah ini dapat dibuat sebaik mungkin.

Kami memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah kami, baik dari pengetikan kata, kurangnya data maupun informasi, dan kejelasan materi yang mungkin masih kurang dipahami. Maka dari itu kami sangat menerima kritikan dan yang diberikan Ibu Dosen, agar kedepannya kami mampu memperbaiki pembuatan makalah dengan sebaik mungkin. Terima Kasih.

Surabaya, 15 September 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 1

1.3.Tujuan dan Manfaat ... 1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Definisi Pendidikan Informal ... 2

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Informal ... 2

C. Nilai Profesional dalam Pekerjaan Pendidikan Informal ... 3

D. Etika Pekerjaan Pendidikan Informal...4

BAB III PENUTUP ... 7

Kesimpulan ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pendidikan menjadi salah satu Upaya memperbaiki kondisi generasi bangsa. Namun saat kita telisik kondisi pendidikan saat ini, sangatlah jauh dari harapan. Dimana kita temui banyak problem di ranah pendidikan, dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai pada perguruan tinggi (PT). Dari permasalahan kurikulum pendidikan, juga dengan metode atau pola transfer ilmu pengetahuan yang sangat mendikte peserta didik.

Jalur pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal.

Secara umum jalur pendidikan ini bertujuan membentuk karakter anak atau peserta didik untuk menjadi lebih baik dan membantunya dalam berinteraksi dengan berbagai macam lingkungan yang ada di sekitarnya serta menambah wawasan luas bagi anak didik.

Pendidikan informal ialah pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga dan lingkungan Masyarakat, dimana keluarga merupakan wadah pertama kali seorang anak memperoleh pendidikan dan bimbingan langsung oleh anggota keluarganya terutama kedua orangtua dan lingkungan Masyarakat.

1.2.Rumusan masalah

1. Apa itu pendidikan informal?

2. Bagaimana implementasinya?

3. Apa definisi dari nilai professional?

4. Faktor apa saja yang dapat menghambat dan mendukung pendidikan informal?

5. Etika yang ada di dalam pekerjaan pendidikan informal?

1.3.Tujuan dan Manfaat

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan Informal

2. Untuk Mengetahui Pengimplementasian Pendidikan Informal 3. Untuk Mengetahui definisi dari nilai professiona

4. Untuk Mengetahui yang dapat menghambat dan mendukung pendidikan informal 5. Untuk Mengetahui Etika dalam pekerjaan pendidikan informal

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Informal

Menurut Undang Undang Nomor 20 tahun 2003, pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Sementara menurut Axin (Suprijanto, 2009:8), pendidikan informal adalah pendidikan dimana warga belajar tidak sengaja belajar dan pembelajaran tidak sengaja untuk membantu warga belajar.

“Kehadiran orang tua dalam keluarga menjadi sangat penting untuk menentukan masa depan anak, khususnya masa depan kehidupan anak” Chalidjah Hasan. Keluarga diartikan sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Pengertian lain dari keluarga adalah lembaga pendidikan yang paling tua, bersifat informal, terutama dialami oleh anak-anak dan merupakan lembaga pendidikan alamiah yang menjadi tanggung jawab orang tua untuk memelihara dan merawatnya, melindungi dan mendidiknya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

1. Lingkungan rumah dapat dimanfaatkan khususnya untuk pendidikan informal.

2. Tidak ada persyaratan khusus yang berlaku 3. Tidak perlu mengikuti tes yang diberikan.

4. Keluarga dan lingkungan memegang peranan penting dalam proses pendidikan.

5. Program tidak berlaku.

6. Pendidikan/jenjang pendidikan tidak berlaku pada pendidikan informal.

7. Pendidikan informal diselenggarakan tanpa Batasan ruang dan waktu.

8. Guru pendidikan informal adalah orang tua.

9. Pada pendidikan informal belum ada sistem manajemen yang terstruktur.

10. Tidak membutuhkan ijazah.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Informal

Beberapa faktor penghambat yang di alami orang tua dalam menerapkan pendidikan informal:

1. Faktor kurangnya pemahaman orang tua tentang pendidikan informal dan kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anaknya di rumah disebabkan

(6)

karena orang tua tersebut tidak berpendidikan sehingga banyak orang tua yang tidak memahami dengan jelas dan kurang memperhatikannya pendidikan di rumah.

2. Faktor pekerjaan orang tua, seperti kita ketahui dengan berkembangnya zaman dan teknologi serta kebutuhan ekonomi yang semakin besar maka segala sesuatu akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Apabila kedua orang tuanya bekerja, maka yang pertama mengasuh anak adalah nenek, sehingga dialah yang akan mengasuh anak secara penuh. Tingkat perkembangan kepribadian anak akan dipengaruhi oleh pola asuh nenek.

3. Faktor perpisahan dan perceraian orang tua merupakan hal yang sering terjadi dalam sebuah perkawinan dan tidak disadari secara kolektif. Terjadinya perceraian orang tua mempunyai dampak yang besar terhadap tumbuh kembang anak yang ditinggalkan.

4. Elemen media sosial berupa ponsel dan televisi, kita sering melihat anak-anak menghabiskan waktu menonton acara baik di ponsel maupun televisi. Di sinilah peran orang tua sangat diperlukan untuk mendidik anak secara tegas. Kehadiran orang tua yang kuat dapat memantau penggunaan media sosial anak.

Adapun beberapa faktor pendukung yang di alami orang tua dalam menerapkan pendidikan informal:

1. Pendidikan formal (sekolah), sebagai salah satu unsur penunjang pendidikan anak, merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua di rumah dan guru di sekolah untuk menunjang keberhasilan pembentukan kepribadian anak.

2. Pendidikan nonformal (komunitas), selain pendidikan formal penunjang pendidikan nonformal bagi anak, ternyata pengaruh pendidikan nonformal juga mempunyai pengaruh yang besar, salah satunya adalah penerapan belajar Alquran bagi anak yang mau. untuk belajar Alquran (Azzahra n.d.).

C. Nilai Profesional dalam Pekerjaan Pendidikan Informal

Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang berorientasi pada Tindakan dan pemberian arah dan makna dalam kehidupan seseorang. Nilai professional adalah nilai yang dibayarkan oleh seseorang untuk jasa para pekerja. Nilai professional termasuk bersifat relative sehingga menyebabkan

(7)

profesi sangat bernilai di satu Perusahaan yang kurang dihargai di Perusahaan lainnya. Ada beberapa nilai-nilai esensial dalam kehidupan professional, yaitu:

(8)

1. Estetika (keindahan), kualitas objek suatu peristiwa atau kejadian seseorang yang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreativitas, imajinasi, dan kepeduliaan.

2. Persamaan, memiliki haka tau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, tidak berpihak, dan toleransi.

3. Kebebasan, memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin, serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

4. Martabat manusia, yang berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan, dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.

5. Kebenaran, jujur pada fakta atau realitas termasuk kejujuran rasional.

Pendidikan informal yang kita ketahui adala orang rua. Dalam melakukan pendidikan informal ini, orang tua tidak membutuhkan imabalan atau nilai professional dari seseorang anak. Karena, pendidikan informal sudah menjadi tugas orang tua untuk melakukan tugasnya (Setiawan, 2021).

D. Etika Pekerjaan Pendidik Informal

1. Menghormati hak individu dan hak asasi manusia

Penghormatan terhadap individu berarti menghargai keunikan dan martabat setiap orang, yang berarti memperlakukan setiap individu sebagai pribadi yang mempunyai haknya sendiri. misalnya. , sebagai objek yang akan ditindaklanjuti.

Rasa hormat adalah istilah yang umum digunakan dalam pernyataan nilai dan telah didefinisikan oleh Downie dan Telfer (1969) sebagai simpati aktif terhadap orang lain. Ini melibatkan melihat orang lain sebagai sesama manusia, sebagai seseorang yang memiliki harapan, ketakutan, keinginan dan kemampuan untuk membuat pilihan dan keputusan. Pernyataan nilai sering kali menguraikan bahwa, dalam menghormati orang lain, pekerja tidak boleh memperlakukan mereka secara buruk karena kemampuan, gender, agama, 'ras', kelas, orientasi seksual, atau kualitas lain yang tidak relevan.

2. Hak untuk menentukan nasib sendiri

Hak untuk menentukan nasib sendiri adalah nilai profesional lain yang sering diungkapkan oleh mereka yang bekerja di profesi kesejahteraan. 'Diri sendiri, tekad, atau otonomi mengacu pada kemampuan individu untuk membuat pilihan dan keputusan mereka sendiri, dan bertindak berdasarkan keputusan tersebut, tanpa

(9)

membiarkan atau menghalangi. seperti yang dikatakan Gillon (1985: 112).

Jelasnya, orang mungkin dapat mengambil keputusan (otonomi kehendak) tanpa memiliki kemampuan untuk bertindak berdasarkan keputusan tersebut (otonom tindakan). Jika kita berbicara tentang 'menghormati hak-hak masyarakat untuk menentukan nasib sendiri, dan bukannya mempromosikan atau mengembangkan hak-hak tersebut, maka hal ini berarti bahwa para pekerja harus membiarkan masyarakat sendiri untuk mengambil keputusan sendiri dan mengambil tindakan jika mereka mampu.

3. Menghargai perbedaan budaya dan agama dalam masyarakat

Nilai ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari prinsip menghormati orang yang mengandung makna bahwa orang yang berbeda agama dan budaya tidak boleh diejek, dihakimi, atau diperlakukan tidak baik. Namun kenyataan bahwa pernyataan tersebut dibuat dalam bentuk penghormatan terhadap budaya dan agama, dan bukan pada orang-orang yang menjadi bagiannya, menunjukkan bahwa pekerja harus menghormati suatu budaya atau agama secara keseluruhan, serta orang-orang yang menganutnya.

4. Komitmen terhadap pemberdayaan dan demokrasi partisipatif

Nilai ini juga menunjukkan peran pekerja yang lebih aktif dibandingkan sekadar menghormati hak individu untuk menentukan nasib sendiri. Hal ini mengisyaratkan gagasan transfer kekuasaan dalam masyarakat, meskipun 'pemberdayaan' adalah konsep lain yang sering digunakan dan banyak diperdebatkan. Hal ini mengacu pada komitmen pemuda dan pekerja komunitas untuk menantang struktur kekuasaan yang ada baik di komunitas lokal maupun masyarakat pada umumnya, dan bekerja dengan orang-orang yang secara tradisional dianggap tertindas atau tidak berdaya untuk mengambil lebih banyak kekuasaan dan kendali atas kehidupan mereka, bukan sekedar pada tingkat individu, tetapi juga secara kolektif.

5. Hubungan kerja kolaboratif dan tindakan kolektif

Pernyataan ini dapat ditafsirkan dalam beberapa cara berbeda. “Hubungan kerja kolaboratif” bisa mengacu pada hubungan yang dimiliki pekerja dengan generasi muda dan orang dewasa yang bekerja bersama mereka, yang menyiratkan bahwa pekerjaan harus menjadi proses bersama dan melibatkan pekerja dan peserta yang bekerja bersama (hal ini sesuai dengan gagasan pemberdayaan dan partisipasi). ) Namun itu mungkin sebagian besar merujuk pada cara pemuda dan komunitas

(10)

pekerja bekerja dengan profesional lain secara terbuka dan berbagi.

Menambahkan tindakan kolektif ke dalam pernyataan ini membawa gagasan bekerja sama lebih jauh lagi, karena bertindak secara kolektif lebih dari sekadar berbagi ide dan informasi; ini tentang bertindak dengan satu suara, dengan satu tujuan, atau untuk tujuan bersama.

6. Pengakuan bahwa semua hubungan dan aktivitas dengan kaum muda dan orang dewasa didasarkan pada penipuan mereka.

Penggunaan istilah pengakuan dalam pernyataan ini memang aneh, namun bisa jadi hal ini mengacu pada fakta bahwa hubungan antara pekerja muda dan komunitas dengan orang-orang yang bekerja bersama mereka bersifat sukarela, dan ini merupakan ciri yang berharga dan menentukan dari pengakuan. bekerja.

Penggunaan istilah 'persetujuan berhubungan kembali dengan prinsip menghormati hak individu untuk menentukan nasib sendiri dan menyarankan bahwa orang-orang yang bekerja bersama harus secara sadar menyetujui hubungan dan aktivitas yang dilakukan dengan pekerja (Banks, 2001).

(11)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Menurut Undang Undang Nomor 20 tahun 2003, pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Keluarga diartikan sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Pengertian lain dari keluarga adalah lembaga pendidikan yang paling tua, bersifat informal, terutama dialami oleh anak-anak dan merupakan lembaga pendidikan alamiah yang menjadi tanggung jawab orang tua untuk memelihara dan merawatnya, melindungi dan mendidiknya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. nilai-nilai esensial dalam kehidupan professional, yaitu: keindahan, persamaan, kebebasan, martabat manusia, kebenaran.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Azzahra, Zafira. n.d. “POLA KOMUNIKASI PENDIDIKAN INFORMAL DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI PENINGKATAN KUALITAS HIDUP KEPADA SISWA INPRES 6 / 75 WAEKECCE ’ E KABUPATEN BONE Informal Education Communication Patterns in Providing Motivation to Improve Quality of Life for Students Inpre.” 221–34.

Banks, S. (2001). Professional values in informal education work. Retrieved from Books.Google: https://books.google.co.id/books?

hl=id&lr=&id=dy2MK_FCxMkC&oi=fnd&pg=PA6

2&dq=info:Zw0iqlSRCJcJ:scholar.google.com/&ots=mf1aJ3iZOa&sig=3fpZFuC6nQ dXyDx4rOGg_IysXY0&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Setiawan. (2021). Proffesional dalam Pendidikan Informal. Retrieved from studocu:

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/teori-belajar-dan- pembelajaran/professional-dalam-pendidikan-informal/44773866

(13)

Referensi

Dokumen terkait

All of the Instagram account will be analysed to see level of citizen engagement with Malaysia government ministries practices and to calculate the engagement rate of each

P7-LI-Q25L 6901087 Geführter Positionsgeber für Linearwegsensoren LI-Q25L, ohne Kugelgelenk M1-Q25L 6901045 Montagefuß für Linearwegsensoren LI-Q25L; Material Aluminium; 2 Stück pro