• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH “ Pengendalian atau Pengawasan Biaya Pendidikan”: Manajemen Keuangan

N/A
N/A
dea meriana

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH “ Pengendalian atau Pengawasan Biaya Pendidikan”: Manajemen Keuangan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“ Pengendalian atau Pengawasan Biaya Pendidikan”

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Windasari, S.Pd., M.Pd. & Syunu Trihantoyo, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

1. Khofidotur Rofiah 21010714008 2. Dwenda Army S 21010714011 3. Putri Adellia 21010714012 4. Sari Dwi Mulyani 21010714013 5. Sofi Yulia R 21010714026 6. Dea Meriana C 21010714034

S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2021/2022

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah terkait Pengendalian atau Pengawasan Biaya Pendidikan dibantu dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Windasari, S.Pd., M.Pd. & Syunu Trihantoyo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan. Dan juga kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... I Kata Pengantar ... II Daftar Isi... III Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...1

1.3 Tujuan Penelitian ...2

Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Pengendalian atau Pengawasan Biaya Pendidikan ...3

3 2.1.1 Pengertian Pengendalian Biaya Pendidikan ...3

2.2 2.1.2 Pengertian Pengawasan Biaya Pendidikan...5

2.2 Pengendalian / Pengawasan Biaya Pendidikan ...6

2.3 Siklus Pengendalian Program Di Lembaga Dan Satuan Pendidikan ...9

2.3.1 Merumuskan Standar Kinerja ...9

2.2 2.3.2 Mengukur Tingkat Pencapaian Kinerja ... 10

2.3 2.3.3 Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpanan yang Terjadi ... 10

2.4 Sistem Pengendalian Biaya Pendidikan ... 11

2. 2.4.1 Pengendalian dini ... 11

2.2 2.4.2 Pengendalian konkuren (Concurent Control) ... 11

2.3 2.4.3 Pengendalian umpan balik ( Feed Back)... 12

2.5 Pengawasan Pelaporan Keuangan Sekolah ... 12

2.5 Studi Case ... 14

Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan ... 17

3.1 Saran ... 17

Daftar Kajian ... 18

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu investasi yang penting dalam kehidupan seseorang. Dalam investasi ini, biaya pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Biaya pendidikan dapat menjadi beban yang signifikan bagi keluarga, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial. Oleh karena itu, pengendalian atau pengawasan biaya pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam manajemen keuangan pendidikan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 terdapat sekitar 54,3 juta pelajar di seluruh Indonesia yang terdiri dari pelajar dari jenjang pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah pelajar di seluruh jenjang pendidikan. Namun, peningkatan tersebut juga diikuti dengan kenaikan biaya pendidikan yang semakin tinggi. Biaya pendidikan dapat terdiri dari biaya pendaftaran, biaya sekolah atau kuliah, biaya buku dan peralatan, biaya transportasi, dan lain-lain. Tingginya biaya pendidikan dapat menjadi kendala bagi orang tua dalam memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka. Selain itu, biaya pendidikan yang semakin tinggi juga dapat mempengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan berpotensi bagi kemajuan negara.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi masyarakat, seperti program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Namun, kebijakan tersebut masih belum cukup untuk mengatasi masalah biaya pendidikan yang semakin tinggi. Oleh karena itu, pengendalian atau pengawasan biaya pendidikan menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan keuangan dalam jangka panjang, serta untuk memastikan bahwa pendidikan yang berkualitas tetap tersedia bagi semua orang tanpa harus membebani keuangan mereka secara berlebihan. Dalam pengendalian atau pengawasan biaya pendidikan, perlu dilakukan berbagai strategi dan metode yang efektif dan efisien. Selain itu, tantangan dan kesulitan juga mungkin dihadapi dalam mengimplementasikan pengendalian atau pengawasan biaya pendidikan, seperti kekurangan sumber daya manusia, teknologi yang belum memadai, serta rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengendalian atau pengawasan biaya pendidikan. Dengan demikian, pengendalian atau pengawasan biaya pendidikan menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengendalian biaya pendidikan ?

2. Bagaimana siklus pengendalian program di lembaga dan satuan pendidikan ? 3. Apa saja sistem pengendalian biaya pendidikan ?

4. Bagaimana pengawasan pelaporan keuangan sekolah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian pengendalian biaya pendidikan

2. Untuk mempeljari lebih dalam terkait siklus pengendalian program di lembaga dan satuan pendidikan

3. Untuk menambah wawasan peneliti mengenai sistem pengendalian biaya pendidikan

2 Untuk mempeljari lebih dalam terkait pengawasan pelaporan keuangan sekolah.sssssssssssss

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian / Pengawasan Biaya Pendidikan

Pengendalian biaya pendidikan adalah suatu proses pengelolaan biaya yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam proses pendidikan dapat dikendalikan dengan baik. Pengendalian biaya pendidikan dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pendidikan. Proses pengendalian biaya pendidikan memiliki beberapa tahap, di antaranya yaitu :

a. Identifikasi Biaya Pendidikan

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi biaya yang diperlukan dalam proses pendidikan. Biaya pendidikan mencakup biaya pendaftaran, biaya buku, biaya akomodasi, biaya makan, biaya transportasi, dan biaya lainnya.

b. Analisis Biaya

Setelah biaya pendidikan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap biaya tersebut Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan biaya menjadi besar dan bagaimana cara menguranginya.

c. Penetapan Anggaran

Setelah melakukan analisis biaya, langkah selanjutnya adalah menetapkan anggaran biaya pendidikan yang sesuai dengan kemampuan finansial yang dimiliki. Anggaran ini harus dibuat dengan cermat, sehingga tidak melebihi kemampuan finansial dan tidak mengganggu kondisi keuangan di masa depan.

d. Pengawasan Biaya

Setelah penetapan anggaran, langkah selanjutnya adalah melakukan pengawasan biaya secara rutin. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan bahwa biaya pendidikan yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

(7)

e. Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan pengendalian biaya pendidikan yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengendalian biaya yang dilakukan berhasil mengurangi biaya pendidikan atau tidak.

Dengan melakukan pengendalian biaya pendidikan dengan baik, lembaga pendidikan atau individu dapat memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam proses pendidikan tidak melebihi kemampuan finansial yang dimiliki, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pendidikan.

Materi selanjutnya ialah tujuan pengendalian biaya pendidikan, Dalam konteks pengendalian biaya pendidikan, pengendalian biaya pendidikan menjadi sangat penting. Hal ini karena biaya pendidikan menjadi faktor penting dalam memastikan kelangsungan kegiatan pendidikan. Dengan pengendalian biaya pendidikan yang baik, lembaga pendidikan dapat memastikan bahwa dana yang dikeluarkan dalam kegiatan pendidikan dapat dimanfaatkan secara maksimal dan tidak terbuang sia-sia. Tujuan dari pengendalian biaya pendidikan antara lain :

a. Mengoptimalkan Penggunaan Dana

Tujuan utama dari pengendalian biaya pendidikan adalah untuk memastikan bahwa dana yang tersedia digunakan secara optimal dan efektif. Dengan pengendalian biaya yang baik, lembaga pendidikan dapat memastikan bahwa dana yang tersedia digunakan untuk kegiatan-kegiatan pendidikan yang penting dan relevan, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pendidikan.

b. Mencegah Pemborosan

Dengan pengendalian biaya yang baik, lembaga pendidikan dapat mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan dana. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan bahwa setiap pengeluaran dalam kegiatan pendidikan memang benar-benar diperlukan dan relevan dengan kegiatan pendidikan.

c. Meningkatkan Akuntabilitas

Dengan pengendalian biaya yang baik, lembaga pendidikan dapat meningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaan dana. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan bahwa setiap pengeluaran diawasi dan terdokumentasi dengan baik, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan.

(8)

d. Meningkatkan Efisiensi Dan Efektivitas

Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memprioritaskan kegiatan pendidikan yang penting dan relevan, sehingga dapat meningkatkan hasil yang dicapai dalam kegiatan pendidikan.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memprioritaskan kegiatan pendidikan yang penting dan relevan, sehingga dapat meningkatkan hasil yang dicapai dalam kegiatan pendidikan.

Selanjutnya ialah pengertian dari pengawasan biaya pendidikan, Pengawasan merupakan suatu proses sistematis yang bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional suatu organisasi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Pengawasan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memastikan bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini, pengawasan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik dan metode, seperti pengukuran kinerja, penilaian kinerja, dan evaluasi hasil kerja.

Dapat diartikan jika pengawasan dalam biaya pendidikan adalah suatu kegiatan yang memperhatikan, memonitor, memeriksa, menilai dan melaporkan pelaksanaan suatu program kerja yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan melakukan pengawasan biaya pendidikan, organisasi dapat meminimalkan risiko kegagalan dalam mencapai tujuan, serta memperbaiki kinerja dan hasil kerja yang kurang memuaskan. Dalam pengawasan, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, seperti konsistensi, akuntabilitas, dan transparansi. Konsistensi berkaitan dengan pengawasan yang dilakukan secara rutin dan teratur, sehingga organisasi dapat memastikan bahwa setiap kegiatan operasional dilakukan dengan standar yang konsisten. Akuntabilitas berarti bahwa organisasi bertanggung jawab atas setiap keputusan dan tindakan yang diambil, dan dapat dipertanggungjawabkan terhadap pemangku kepentingan. Sedangkan transparansi berkaitan dengan kejelasan informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga setiap pihak yang terkait dapat memahami dan mengikuti proses pengawasan dengan baik. Dalam pengawasan, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan berkaitan dengan menentukan tujuan pengawasan, menetapkan standar yang harus dicapai, serta merencanakan teknik dan metode pengawasan yang akan digunakan. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan mengimplementasikan teknik dan metode pengawasan yang telah ditetapkan. Sedangkan tahap evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi hasil kerja dan kinerja yang

(9)

telah dicapai, serta memperbaiki kelemahan dan kesalahan yang terjadi. Dapat disimpulkan bahwa, pengawasan biaya pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam menjamin bahwa proses pengawasan dan pemantauan terhadap penggunaan anggaran yang telah dialokasikan dalam biaya program-program pendidikan dapat dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan.

Dengan melakukan pengawasan yang sistematis, organisasi dapat memastikan bahwa tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu melakukan pengawasan dengan baik dan terstruktur.

Tujuan dari pengawasan biaya pendidikan adalah agar anggaran yang telah dialokasikan untuk program-program pendidikan dapat digunakan secara optimal dan efektif. Dalam pengawasan biaya pendidikan, diperlukan evaluasi terhadap setiap kegiatan atau program yang dilaksanakan untuk memastikan bahwa anggaran yang telah dialokasikan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi peserta didik dan institusi pendidikan. Dalam hal ini, pengawasan biaya pendidikan akan memastikan bahwa sumber daya yang tersedia telah digunakan secara tepat dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawasan biaya pendidikan juga dapat membantu mengidentifikasi potensi penyimpangan atau penyelewengan anggaran yang dapat merugikan institusi pendidikan. Pengawasan biaya pendidikan juga berfungsi sebagai mekanisme pencegahan dan deteksi terhadap kecurangan atau praktik tidak benar yang dapat merugikan institusi pendidikan. Dalam rangka melakukan pengawasan biaya pendidikan, diperlukan tim yang terdiri dari para ahli di bidang keuangan dan pendidikan. Tim ini akan bertanggung jawab untuk memantau, mengevaluasi, dan melaporkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan untuk program-program pendidikan. Dalam kesimpulannya, pengawasan biaya pendidikan sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwa anggaran yang telah dialokasikan untuk program-program pendidikan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Hal ini akan membantu memastikan bahwa peserta didik dan institusi pendidikan dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari anggaran yang telah dialokasikan. Oleh karena itu, institusi pendidikan harus selalu melakukan pengawasan biaya pendidikan secara cermat dan hati-hati (Diantoro, n.d.).

2.2 Pengendalian / Pengawasan Biaya Pendidikan a. Kegiatan Pengendalian Keuangan Pendidikan

1. Apabila setiap akhir bulan, Menteri melakukan rapat koordinasi untuk meminta laporan pelaksanaan anggaran dari unit di bawahnya, itu merupakan salah satu kegiatan pengendalian yang dilakukan di tingkat Departemen Pendidikan Nasional.

(10)

2. Pengendalian di tingkat Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten dilakukan oleh Kepala Dinas masing-masing.

3. Dalam kerangka manajemen pendidikan berbasis sekolah (school based management) pengendalian internal sekolah/madrasah dapat dilakukan secara internal oleh kepala sekolah/madrasah sendiri dan secara eksternal oleh komite sekolah, yayasan/pesantren, pengawas, dan kantor dinas pendidikan atau Departemen Agama kabupaten/kota yang mengelola bidang pendidikan.

b. Pelaksanaan Pengendalian Keuangan Pendidikan

Pengawasan keuangan sendiri membutuhkan instrumen yang disebut dengan audit. Dalam sistem pengawasan, teknik audit atau pemeriksanaan merupakan instrument yang dipergunakan dalam melaksanakan praktek pengawasan di bidang pengelolaan pendanaan pendidikan.

1. Audit kinerja, untuk mengukur tingkat kinerja dalam mencapai sasaran program yang direncanakan guna memperoleh gambaran tingkat akuntabilitas pelaksanaan program pendidikan. Ini dilakukan melalui pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Pemeriksaan kinerja menghasilkan temuan, kesimpulan dan rekomendasi.

2. Audit manajemen, untuk melihat sebera jauh akutabilitas pengelolaan program pendidikan yang dilaksanakan dalam mencapai kinerja yang telah direncanakan, 3. Audit kuangan, yang melihat seberapa besar tingkat efektivitas dan efisiensi

penggunaan dana pendidikan dalam mendukung pelaksanaan dan manajemen program pendidikan yang telah direncanakan. Ini dilakukan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan dengan memberikan opini audit.

Sementara itu, pelaksanaan pengawasan keuangan pendidikan sendiri terbagi empat macam diantaranya.

1. Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Inspektorat Provinsi.

2. Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah kecamatan dan desa dikoordinasikan oleh Inspektorat Kabupaten/Kota.

(11)

3. Pelaksanaan pengawasan di bidang pendidikan sebagai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah wajib berpedoman kepada rencana pengawasan tahunan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

4. Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah berpedoman pada norma:

a) Obyektif,profesional, independen dan tidak mencari-cari kesalahan, b) Terus menerus untuk memperoleh hasil yang bberkesinambungan,

c) Efektif untuk menjamin adanya tindakan koreksi yang cepat dan tepat, serta d) Mendidik dan dinamis

2.3 Siklus Pengendalian Program Di Lembaga Dan Satuan Pendidikan

Siklus pengendalian program di lembaga dan satuan pendidikan adalah suatu proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program pendidikan yang diselenggarakan di lembaga dan satuan pendidikan terlaksana dengan baik, efektif, dan efisien. Proses pengendalian program ini meliputi tahap-tahap yang saling terkait dan berkelanjutan untuk memastikan pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Ada tiga siklus yang harus dilalui, Dalam setiap sistem pengendalian program di lembaga dan satuan pendidikan yaitu :

1. Merumuskan Standar Kinerja

Siklus pertama pengendalian keuangan pendidikan adalah tahap perencanaan (planning) dari siklus pengendalian program di lembaga dan satuan pendidikan yang berfokus pada pengendalian keuangan. Tahap ini dimulai dengan merumuskan standar kinerja (performance standards) yang akan digunakan sebagai acuan dalam mengukur kinerja keuangan lembaga atau satuan pendidikan. Standar kinerja yang diterapkan dalam pengendalian keuangan pendidikan dapat mencakup berbagai aspek, seperti efisiensi pengelolaan anggaran, kecukupan dan ketepatan penggunaan sumber daya, pemenuhan kewajiban keuangan, dan pencapaian hasil pembelajaran yang diharapkan. Standar kinerja tersebut juga harus sesuai dengan tujuan dan strategi lembaga atau satuan pendidikan. Standar itu meliputi seluruh kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya baik dalam melaksanakan kegiatan, memenuhi ketentuan dan peraturan, serta peran sosial yang harus dilakukan.

2. Mengukur Tingkat Pencapaian Kinerja

Setelah merumuskan standar kinerja, langkah selanjutnya adalah menetapkan ukuran kinerja (performance measures) yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian standar kinerja

(12)

tersebut. Ukuran kinerja harus dapat diukur secara objektif dan dapat dijadikan acuan dalam mengevaluasi kinerja keuangan lembaga atau satuan pendidikan. Dalam merumuskan standar kinerja dan ukuran kinerja, lembaga atau satuan pendidikan harus melibatkan berbagai pihak terkait, seperti pengelola keuangan, staf akademik, dan pengawas keuangan. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa standar kinerja dan ukuran kinerja yang ditetapkan dapat mencerminkan harapan dan kebutuhan semua pihak terkait. Dengan merumuskan standar kinerja dan ukuran kinerja yang tepat, lembaga atau satuan pendidikan dapat memiliki acuan dalam mengukur kinerja keuangan mereka, dan dapat melakukan tindakan koreksi jika kinerja keuangan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini dapat membantu lembaga atau satuan pendidikan dalam mengelola anggaran dengan lebih efektif dan efisien, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pendidikan.

Mengukur tingkat pencapaian kinerja berdasar data yang dapat diperoleh: dari tingkat kehadiran, laporan, produk kerja yang dihasilkan, dan dari pengamatan sehari-hari.

Bandingkan hasil pengukuran kinerja dengan standar yang telah dibuat; sehingga diperoleh besaran tingkat penyimpangan yang terjadi. Cara Mengukur Tingkat Pencapaian Kinerja (Utk PengendalianKeuangan Pendidikan). Pada konteks pengendalian pengelolaan dana pendidikan, kinerjanya dapat diukur dari beberapa indikator kinerja pengelolaan keuangan seperti :

a. Kesehatan pelaksanaan anggaran (perbandingan antara uang muka yang diambil dengan yang dibelanjakan, dalam buku kas)

b. Tertib administrasi anggaran (antara yang dilakukan dengan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam tata administrasi pelaksanaan anggaran)

c. Disiplin anggaran (antara yang direncanakan dengan yang dilaksanakan)

d. Daya serap anggaran (perbandingan antara yang dibelanjakan dengan yang direncanakan), e. Taat azas dan hukum dalam pengelolaan anggaran (tingkat kepatuhan dan penyimpangan

dalam pengelolaan anggaran)

f. Tingkat efektivitas (membandingkan manfaat sasaran yang direncanakan dengan sasaran yang diperoleh).

3. Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan Yang Terjadi.

Koreksi ini dilakukan melalui dialog dengan staf dan diarahkan untuk memperbaiki sistem kerjanya agar strandar yang telah direncanakan akan dapat dicapai. Misalnya: Koreksi dalam hal kesehatan pelaksanaan anggaran, dilakukan dengan mengendalikan arus kas uang muka agar seimbang dengan yang dibelanjakan sehingga buku kas seimbang atau sebaliknya, Koreksi terhadap tertib administrasi anggaran, dilakukan dengan memperbaiki sesuai degang

(13)

standar akuntasi pemerintah yang belaku, Koreksi terhadap disiplin anggaran, dilakukan dengan mendorong kegiatan yang pelaksanaannya terlambat sehingga mempengaruhi keterlambatan dalam pembelanjaan dananya, Koreksi daya serap anggaran, dilakukan dengan mencari sebabsebanya dan mendorong percepatan dengan memberikan fasilitas dukungan legal dan administrasinya, termasuk kelambatan dalam pengembilan keputusan, Koreksi taat azas dan hukum dalam pengelolaan anggaran, dilakukan dengan teguran dan bimbingan perbaikannya, dan Koreksi tingkat efektivitas, dilakukan dengan meluruskan kembali penggunaan dana sesuai dengan sasaran yang direncanakan (Jubaidi, 2017).

2.4 Sistem Pengendalian Biaya Pendidikan

Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem sendiri berasal dari bahasa latin yaitu systema dan bahasa yunani sustema yang artnya satu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Murdick dan Ross (1993) sistem adalah seperangkat elemen yang digaungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Sedagkan definisi sistem menurut kamus Webster’s Unbrige adalah eleme-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi (Adhi Setiawan, 2020). Untuk pengendalian sendiri adalah proses penetapan standar agar tujuan yag diinginkan dapat tercapai (Bambang, 2013).

Dalam proses pengendalian perlu adanya sistem yang mengatur pengendalian biaya pendidikan sendiri. Sistem ini dibedakan menjadi 3 jenis pendekatan yaitu pengendalian dini, pengendalian konkuren, dan pengendalian umpan balik, yang mana dijelaskan lebih lanjut dibawah ini (Niron, 2019) :

a. Pengendalian dini

Pengendalian dini ini dilakukan sebelum program penganggaran dilaksanakan dengan cara menetapkan kebijakan, peraturan, tata tertib, dan segala jenis keputusan yang mempunyai ketetapan hukum mengikat bag semua personel dilembaga dan satuan pendidikan.

Pengendalian ini memsatikan bahwa tujuan dan sumberdaya yang tepat telah disdiakan sebelum pekerjaan dimuali. Dalam proses pengendalian biaya pendidikan, panduan- panduan mengenai pengelolaan dana pendidikan yang ditetapkan oleh kepala lembaga atau satuan pendidikan merupakan satu instrumen pengendalian dini.

b. Pengendalian konkuren (Concurent Control)

Pengendalian ini berfokus pada apa yang terjadi selama proses kerja berlangsung. Pada fokus

(14)

biaya penidikan pengendalian konkuren ini dilakukan pada saat rencana program dan anggaran dilaksanakan. Pengendalian ini memonitori atau mengawasi kegiatan yang sedang berlangsung. Dan apabila terjadi suatu kesalahan pada saat kegiatan maka dapat langsung diperbaiki segera mungkin. Dalam proses pengendalian biaya pendidikan pengendalian konkuren ini dilaksanakan oleh kepala lembaga atau satuan pendidikan dalam bentuk observasi langsung terhadap pelaksanaan program dan anggaran sehari-hari, meliputi :

1. Pemeriksaan terhadapa program pembelajaran (RPP) 2. Pemeriksaan buku kas

3. Mengecek presensi 4. Mengawasi pekerjaan staf

Sedangkan contoh pengendalian dalam fokus pembiayaan pendidikan dengan pendekatan konkuren yang dilakukan oleh kepala satuan pendidikan, meliputi :

1. Pemeriksaan terhaap pelaksanaan RKAL-KL dan RPBS/M 2. Pemeriksaan dokumen pertanggungjawaban anggaran

3. Kinerja yang terlibat dalam pengelolaan dana pendidikan, anggaran pendidikan perencanaan kerja anggaran untuk setiap program dan kegiatan diatas

c. Pengendalian umpan balik ( Feed Back)

Pengendalian umpan baik adalah pengendalian yang dilaksanakan setelah evaluasi terhadap kinerja dilakukan dan memperoleh hasilnya, serta umpan balik perbaikannya disampaikan kepada yang bersangkutan. Pengendalian ini berfungsi untuk memberikan umpan balik yang dapat digunakan untuk membuat rencana masa depan yang lebih baik. Faktor penting dalam penyampaian umpan balik ini adalah ketepatan waktu umpan balik yang dilaksanakan terlambat hasilnya tidak akan memberikan perbaikan yang memadai atau bahkan dapat menimbulkan persoalan lain yang lebih serius pada akhirnya. Sistem pengendalian umpan balik biasanya terdiri atas lima komponen, meliputi :

1. Proses operasi yang mengolah masukan menjadi keluaran 2. Karakteristik proses

3. Sistem pengukuran

(15)

4. Serangakaian standar atau kriteria

5. Pengatur yang berfungsi sebagai pembanding

2.5 Pengawasan Pelaporan Keuangan Sekolah

Pengawasan merupakan proses yang bertujuan untuk memeriksa dan menjamin bahwa suatu organisasi/ instansi berjalan dengan baik, efisien, dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam hal pengelolaan dana pendidikan, prinsip dasarnya adalah meskipun tujuannya tidak untuk mencari keuntungan, namun karena dana tersebut bersumber dari uang publik, maka pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaannya harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat (akuntabilitas publik). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan, dan untuk itu diperlukan audit yang dilakukan oleh lembaga yang independen dan profesional.

Laporan keuangan adalah informasi keuangan suatu organisasi yang menjelaskan kinerja organisasi tersebut dalam suatu periode tertentu. Pembuatan laporan keuangan dianggap sangat penting karena dapat memberikan gambaran kinerja organisasi dalam periode tersebut. Laporan keuangan yang disusun diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami oleh para pengguna. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan dalam bentuk angka-angka dan satuan moneter kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang diberikan oleh pihak-pihak yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang memberikan sumber daya bagi organisasi nirlaba (Dinanti & Nugraha, 2018).

Proses pelaporan adalah cara untuk bertanggung jawab atas penggunaan dana di sekolah, terutama dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pelaporan dana BOS harus dilakukan setiap triwulan dan tahunan, serta ditandatangani oleh bendahara BOS, kepala sekolah, dan komite sekolah menggunakan format K7- a. Lampiran dari laporan ini berupa pernyataan kepala sekolah tentang penggunaan dana BOS untuk keperluan operasional sekolah, yang juga mencakup sanksi dan tuntutan ganti rugi apabila ada ketidaksesuaian. Sejak tahun 2013, laporan penggunaan dana BOS harus disampaikan secara online melalui website www.bos.kemdikbud.go.id, serta ke SKPD pendidikan Kabupaten/Kota.

Semua laporan harus disimpan oleh sekolah untuk monitoring dan audit. Kepala sekolah sebagai manajer BOS harus mempresentasikan laporan kepada stakeholders sekolah, dan laporan juga harus dipublikasikan di papan pengumuman sekolah menggunakan format BOS 03 dan BOS 04.

(16)

Pihak sekolah dapat memanfaatkan form pelaporan dana BOS untuk melaporkan dana sekolah lainnya kepada orang tua dan komite sekolah. Namun, sebagian besar sekolah hanya melaporkan dana BOS karena pandangan bahwa dana DAK dan bantuan pemerintah memiliki alur pelaporan tersendiri. Ada juga dana dari pendapatan asli sekolah yang seringkali tidak dilaporkan ke pihak eksternal sekolah dan keterlambatan dalam pelaporan dana sekolah masih sering ditemukan di lapangan. Pengawas sekolah seharusnya melakukan pengawasan terhadap seluruh aspek di sekolah, termasuk pelaporan dana sekolah. Sayangnya, pengawas sekolah lebih fokus pada laporan-laporan yang bersifat akademik saja. Oleh karena itu, pengawasan yang lebih optimal akan mendukung penerapan MBS di sekolah dan meningkatkan kinerja, kepuasan kerja, dan motivasi pegawai (Sri Rahayu, Mukhzarudfa, Yuliusman, 2019). Selain pengawasan, akuntabilitas pengelolaan keuangan juga dapat dilakukan melalui sistem pelaporan yang terdiri dari:

1. Laporan realisasi anggaran yang menunjukkan perbandingan antara anggaran dan realisasi, untuk memperlihatkan ketertiban dalam pengelolaan keuangan.

2. Neraca yang menunjukkan posisi harta dan hutang, dan menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang pada tanggal tertentu.

3. Laporan arus kas yang memperlihatkan mutasi dana masuk dan keluar untuk menunjukkan likuiditas dalam periode tertentu.

4. Laporan kinerja yang memperlihatkan prestasi yang telah dicapai.

2.6 Study Case

STUDI KASUS PENGENDALIAN DAN PENGAWASA BIAYA PENDIDIKAN ANALISIS Manajemen Keuangan Madrasah Di Madrasah Aliyah Plus Nurul Islam Mataram

Secara umum proses manajemen keuangan madrasah meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Perencanaan anggaran disesuaikan dengan rencana pengembangan madrasah secara keseluruhan, baik pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang. Di Madrasah Aliyah Plus Nurul Islam Mataram dalam penyusunan RAPBM melibatkan semua komponen madrasah seperti Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, Bendahara, Dewan guru, dan Komite Madrasah. Hal itu dilakukan untuk menyatukan pendapat dan

(17)

persepsi terkait dengan pengelolaan keuangan di madrasah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, dan dari penyusunan RAPBM tersebut diketahui bahwa rencana penerimaan anggaran MA Plus Nurul Islam Mataram Tahun 2020 sebesar Rp.295.000.000 dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) madrasah dan iuran komite. Adapun angkah-langkah penyusunan RAPBM di MA Plus Nurul Islam sebagai berikut:

1. Menginventaris rencana yang akan dilakukan.

2. Menyusun rencana berdasarkan skala priotritas 3. Menentukan program kerja dan rincian program.

4. Menghitung dana yang dibutuhkan.

5. Menentukan sumber dana untuk membiayai pelaksanaan rencana

Dalam sumber keuangan MA Plus Nurul Islam Mataram penerimaan keuangan di MA Plus Nurul Islam Mataram bersumber dari iuran komite yang diterima dari orang tua/wali siswa setiap bulannya, sedangkan bantuan dari pemerintah berupa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) madrasah. Pentingnya penggalian sumber keuangan selain dari pemerintah dan orang tua/wali siswa untuk menutupi dan membantu pembiayaan kebutuhan dalam penyelenggaraan pendidikan, supaya ketika terjadi hal-hal yang diluar control madrasah seperti penunggaka pembayaran atau terlambatnya pencairan dana BOS tidak menghalangi jalannya operasional madrasah. Keuangan MA Plus Nurul Islam Mataram digunakan untuk membiayai operasional madrasah yang mengacu pada RAPBM yang telah disusun serta memperhatikan Petunjuk Teknis penggunaan dana BOS dan dana Komite Madrasah. Sebagaimana dikenal pada umumnya, bahwa pelaksanaan keuangan merupakan pembukuan atas segala jenis keuangan yang ada pada sebuah lembaga baik penerimaan maupun penggunaan keuangan. Demikian halnya yang dijalankan oleh MA Plus Nurul Islam dalam rangka menjamin mutu madrasah yang profesional dan memiliki sistem manajemen keuangan yang baik, maka disusunlah pembukuan keuangan yang sistematis Pembukuan keuangan MA Plus Nurul Islam Mataram.

(18)

Berdasarkan gambar tersebut, pengawasan keuangan di MA Plus Nurul Islam Mataram dapat dijelaskan bahwa dalam kegiatan pengawasan dilakukan dengan menggunakan dua arah, yaitu pengawasan internal dan pengawasan eksternal.

1. Pengawasan internal

Pengawasan ini dilakukan oleh kepada madrasah dengan berkala dan berkesinambungan kepada bendahara madrasah. Tujuannya tidak lain membantu pengawasan keuangan madrasah agar tidak terjadi ketidaksesuaian penggunaan keuangan yang telah dianggarkan pada tahun sebelumnnya. Pengawasan keuangan di MA Plus Nurul Islam Mataram dilakukan oleh kepala madrasah, komite madrasah dan yayasan dengan cara mengecek setiap 3 bulan sekali kepada bendahara. Pengawasan keuangan di bagi menjadi dua, jika dana pendapatan dari sumber komite, infak siswa/orang tua, pengawasan dilakukan oleh kepala madrasah, komite dan yayasan. Sedangkanpengawasan kepala madrasah tersebut tidak hanya yang bersifat penggunaan internal saja melainkan penggunaan keuangan yang bersifat eksternal, seperti penggunaan yang tidak teranggarkan pada rancangan awal.

2. Pengawasan eksternal

Kegiatan pengawasan ini dilaksanakan dengan menyesuaikan program monitoring, pendampingan dan pelaporan dari pihak dinas terkait. Baik untuk penggunaan keuangan yang bersifat rutin maupun yang bersifat insidental, baik yang dipergunakan dalam kurun waktu panjang maupun penggunaan anggaran yang dipergunakan dalam kurun waktu yang singkat.

Pengukuran tingkat keberhasilan atau tidak berhasilan penggunaan dana yang telah diturunkan ke madrasah. Diantara lembaga pengawas fungsional pemerintah yang telah ditentukan adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dapat disimpulkan bahwa pengawasan MA Plus Nurul Islam dari pihak internal oleh kepala madrasah, komite madrasah dan yayasan dengan cara mengecek setiap 3 bulan sekali kepada bendahara. Sedangkan pengawasan dari pihak eksternal dilakukan oleh Badan PENGAWASAN KEUANGAN INTERNAL EKSTERNAL YAYASAN, KEPALA MADRASAH,KOMITE BPK, Pengawas Madrasah Pemeriksa Keuangan dan Pengawas Madrasah dari Kementrian Agama Kota Mataram.

Dari hasil penelitian di MA Plus Nurul Islam Mataram, dapat disimpulkan bahwa kehadiran Komite Madrasah di madrasah tersebut sudah melaksanakan fungsinya dengan baik efektif dan efisien sebagai pengontrol. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan komite madrasah dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan, merupakan salah satu proses evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,

(19)

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Adapun indikator kinerja dari peran komite sekolah sebagai pengontrol adalah melakukan evaluasi dalam setiap kegiatan, melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dalam program penyelenggaraan pendidikan dan melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan program kegiatan pendidikan (Hasanah, 2021).

(20)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pengendalian biaya pendidikan adalah suatu proses pengelolaan biaya yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam proses pendidikan dapat dikendalikan dengan baik. Sedangkan Pengawasan merupakan suatu proses sistematis yang bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional suatu organisasi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Pengawasan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memastikan bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan yang diharapkan. Disamping itu Siklus pengendalian program di lembaga dan satuan pendidikan adalah suatu proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program pendidikan yang diselenggarakan di lembaga dan satuan pendidikan terlaksana dengan baik, efektif, dan efisien. Proses pengendalian program ini meliputi tahap-tahap yang saling terkait dan berkelanjutan untuk memastikan pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Ada tiga siklus yang harus dilalui, Dalam setiap sistem pengendalian program di lembaga dan satuan pendidikan yaitu : Merumuskan Standar Kinerja, Mengukur Tingkat Pencapaian Kinerja, Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan Yang Terjadi. Disamping itu Pengawasan merupakan proses yang bertujuan untuk memeriksa dan menjamin bahwa suatu organisasi/ instansi berjalan dengan baik, efisien, dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam hal pengelolaan dana pendidikan, prinsip dasarnya adalah meskipun tujuannya tidak untuk mencari keuntungan, namun karena dana tersebut bersumber dari uang publik, maka pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaannya harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat (akuntabilitas publik). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan, dan untuk itu diperlukan audit yang dilakukan oleh lembaga yang independen dan profesional.

3.2. Saran

Kami menyadari bahkan makalah ini kurang dari kata sempurna, dengan itu kami menerima kritik maupun saran dari pembacara sekalian untuk evaluasi kami dimasa yang mendatang.

(21)

DAFTAR KAJIAN

Adhi Setiawan. (2020). Analisis Perancang Sistem. Universitas Binadarma, 2010, 1–16.

Bambang, K. (2013). Modul Belajar : Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control Systems ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. 26.

https://docplayer.info/40124425-Sistem-pengendalian-manajemen-management- controlsystems.html

Diantoro, F. (n.d.). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Pendidikan. 5.

Dinanti, A., & Nugraha, G. A. (2018). Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Jurnal Ekonomi,

Bisnis, Dan Akuntansi (JEBA), 20(1), 1–8.

http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/jeba/article/view/1081

Hasanah, U. (2021). Manajemen keuangan madrasah: studi kasus di MA Plus Nurul Islam Mataram.

http://etheses.uinmataram.ac.id/1657/

Niron, M. D. (2019). Pengendalian / pengawasan keuangan pendidikan. Ilmu Pendidikan.

M. D. Diron. 2017. Pengendalian/Pengawasan Keuangan Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Ryadi, H., & Jubaidi, A. (2017). Pengaruh Pengawasan Terhadap Eefektivitas Pengelolaan Keuangan Pada Sekretariat DPRD Kabupaten Kutai Timur. Volume 1 No.1, pp. 91-95.

Sri Rahayu, Mukhzarudfa, Yuliusman, Y. (2019). Praktik Pengawasan Pengelolaan Keuangan

Sekolah. Akuntansi Dan Keuangan UNJA, 4, 21.

https://doi.org/https://doi.org/10.22437/jaku.v4i1.7425

Referensi

Dokumen terkait

a Production and Economics Weather scenarios Bottom Q1 Base Q3 Top Relative change % 20 40 60 80 120 140 160 0 100 Pasture production Dry matter intake Animal production Gross

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1 pengembangan media mobile learning berbasis aplikasi appypie pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gamping Sleman; 2