Judul : Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Aek Nabara PT.Supra Matra Abadi Labuhan Batu, Sumatera Utara Pemrasaran / NIM : Ahmad Rizki Adlani / J3T118022
Pembahas / NIM : Nur Zannah Nasution / J3T918130 Hari / Tanggal : Selasa / 29 Desember 2020
Waktu : 10:00 – 10:40 WIB
Ruangan : Zoom Meeting
Dosen Pembimbing : Hidayati Fatchur Rochmah, S.P, M,Si.
Menyetujui :
Hidayati Fatchur Rochmah, S.P, M,Si.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Benua Afrika.
Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan tropis. Penduduk setempat menggunakan kelapa sawit untuk memasak dan bahan untuk kecantikan. Selain itu, buah kelapa sawit juga dapat diolah menjadi minyak nabati. Warna dan rasa yang dihasilkan sangat bervariasi (Lubis 2011).
Kelapa Sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848.Tanaman ini pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor, dan tumbuh subur hingga memiliki ketinggian 12 meter dan menjadi pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara. Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia sangatlah baik, hal itu dikarenakan kelapa sawit sangat cocok untuk ditanam di Indonesia yang berada di daerah tropis dan memiliki curah hujan yang melimpah (Gapki 2017).
Pada Tahun 2018, luas areal perkebunan kelapa sawit tercacat mencapai 14.326.350 hektar. Dari luasan tersebut, sebagian besar diusahakan oleh Perusahaan Besar Swasta (PBS) yaitu sebesar 55,09% atau seluas 7.892.706 hektar. Posisi kedua ditempati oleh Perkebunan Rakyat (PR) yaitu sebesar 40,62%
atau seluas 5.818.88 hektar dan di posisi ketiga ditempati oleh Perkebunan Besar Negara (PBN) dengan 4,29% atau seluas 614.756 hektar. Luasnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia tersebut berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit, dari tahun ke tahun produksi kelapa sawit terus meningkat. Pada tahun 2016 produksi kelapa sawit mencapai 31.730.961 ton. Pada tahun 2017 produksi kelapa sawit meningkat menjadi 37.965.224 ton dan data terakhir yang dikeluarkan
Ditjenbun pada tahun 2018 produksi kelapa sawit mencapai 42.883.631 ton minyak sawit. Jumlah produksi kelapa sawit akan terus meningkat, melihat kebutuhan minyak kelapa sawit dunia dan pembukaan lapangan pekerjaan yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit. Peningkatan produksi kelapa sawit didukung dengan kondisi lingkungan yang mendukung dan proses budidaya yang baik (Ditjenbun 2019).
Kegiatan dalam budidaya tanaman kelapa sawit yaitu meliputi pembukaan lahan, pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pengolahan hasil panen. Salah satu kegiatan dalam budidaya kelapa sawit adalah panen, panen merupakan pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik.Panen merupakan kegiatan terakhir dalam budidaya tanaman kelapa sawit sebelum dibawa ke PKS (Pabrik Kelapa Sawit), pemotongan tandan dapat menggunakan eggrek ataupun dodos. Tandan yang sudah dipotong dari pohonnya disebut tandan buah segar (TBS), setelah TBS dipotong selanjutnya akan dibawa ke PKS untuk diolah menjadi bahan olahan lainnya. Panen merupakan kegiatan yang penting, keberhasilan panen akan berdampak pada tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit. Sebaliknya panen yang kurang efektif akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit (Ditjenbun 2014).
Hal yang mendukung keberhasilan panen meliputi pengawasan panen yaitu pengetahuan tentang kriteria matang panen, cara panen, mutu panen, pengumpulan TBS ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan hal yang bersifat manajerial yaitu pengaturan hanca panen, rotasi panen, perhitungan jumlah tenaga kerja, kerapatan panen dan pengangkutan TBS ke PKS. Adapun kegiatan dalam pemanenan yaitu meliputi: pekerjaan memotong tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah dan mengangkut buah ke tempat pengumpulan hasil (TPH), serta pengiriman ke PKS (Pardamean 2018).
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) secara umum untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisis proses kerja nyata secara teknis dan manajerial di perkebunan kelapa sawit.
Tujuan kegiatan PKL secara khusus bertujuan memahami dan mampu melaksanakan kegiatan di lingkungan perkebunan kelapa sawit baik secara teknis maupun manajerial kebun terutama aspek pemanenan kelapa sawit.
2. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
2.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan di PT.Supra Matra Abadi, Aek Nabara, Sumatera Utara. Kegiatan PKL ini akan dilaksanakan selama 12 minggu, mulai dari 25 Januari sampai 17 April 2021.
2.2. Metode Pelaksanaan
Penulis akan melaksanakan kegiatan PKL dalam 3 tahap, yaitu: sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) selama empat minggu, pendamping mandor selama empat minggu dan pendamping asisten selama empat minggu.
Tahap pertama sebagai KHL selama 4 minggu akan mengerjakan serangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit di kebun yang bersifat teknis. Kegiatan tersebut meliputi pembibitan, penanaman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penunasan dan pemanenan.
Serangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan langsung sesuai dengan yang ditugaskan serta mengisi jurnal harian pada setiap kegiatan yang dilakukan sebagai KHL.
Tahap kedua sebagai pendamping mandor selama 4 minggu akan mengikuti dan mengerjakan serangkaian kegiatan yaitu mengawasi kegiatan-kegiatan yang berfokus pada pengawasan dan pelaksanaan berdasarkan aturan yang ditetapkan perusahaan. Mempelajari teknik – teknik organisasi yang efektif dan mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan SOP perusahaan serta mengisi jurnal harian pada setiap kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping mandor.
Tahap ketiga sebagai pendamping asisten selama 4 minggu akan mengikuti dan mengerjakan serangkaian kegiatan yang dilakukan asisten kebun yaitu mulai dari melaksanakan lingkaran pagi, membetulkan penyimpangan kerja di hari sebelumnya, mempersiapkan rencana kerja harian, memeriksa hasil kerja di hari sebelumnya yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan SOP perusahaan serta mengisi jurnal harian pada setiap kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping asisten.
2.3. Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengamatan dan pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung dari lapangan, wawancara dan diskusi dengan karyawan kebun. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan tahunan, data afdeling serta studi dari literatur. Data primer yang diamati pada saat PKL meliputi :
Persiapan panen
Persiapan panen meliputi perhitungan jumlah tenaga panen yang diperlukan, alat panen (eggrek,tiang eggrek, dodos, gancu, kapak, batu asah, keranjang),alat pelindung diri atau APD (sepatu boot, helm, sarung tangan pakaian), alat
pelindung alat (sarung eggrek, sarung dodos, sarung kapak), pengecekan areal yang akan dipanen dan persiapan pengangkutan TBS ke TPH atau PKS (angkong, titi panen, jalan panen, truk, tenaga muat).
Angka Kerapatan Panen
Angka kerapatan panen berfungsi untuk memperkirakan produksi yang akan dipanen, untuk mendapatkan data angka kerapatan panen dapat menggunakan rumus :
%AKP=Jumlah tandanmasak pada pokok sampel
Jumlah pokok sampel ×100 %
Taksasi Produksi
Taksasi produksi atau taksiran hasil dapat diperoleh secara langsung di lapangan pada saat hari panen, untuk mendapatkan data taksasi produksi dapat menggunakan rumus :
Taksasi Produksi = (luas areal panen × standar pokok per hektar) × AKP × BJR
Kriteria Matang Panen
Untuk mendapatkan data kriteria panen, penulis dapat mengamati secara langsung kegiatan pemanenan di lapangan dengan mengambil 10 sampel TBS dan menghitung jumlah brondolan yang lepas dari tandannya dan perubahan warna buah berdasarkan standar yang dimiliki perusahaan. Tanaman kelapa sawit dengan umur 3 – 7 tahun dengan berat janjangan rata-rata (BJR) lebih dari 10 kg per blok dikatakan sudah masak/ matang jika lebih dari 10 butir brondolan sudah jatuh secara alami ke tanah. Sementara itu, tanaman kelapa sawit dengan umur 8 – 20 tahun dengan BJR 10 – 20 kg per blok dikatakan sudah masak/matang jika lebih dari 14 butir brondolan sudah jatuh secara alami ke tanah dan untuk tanaman kelapa sawit dengan umur lebih dari 20 tahun dengan BJR lebih dari 25 kg per blok dikatakan sudah masak/matang jika lebih dari 25 butir brondolan sudah jatuh ke tanah secara alami (Pardamean 2018).
Kualitas Buah
Pengamatan dilaksanakan secara langsung pada saat kegiatan PKL, dengan mengamati buah masak, buah mentah, buah terlalu masak, janjangan kosong, buah abnormal, buah gagang dan buah yang terkena serangan hama. Pengamatan
dilakukan dengan cara mengambil 10 sampel TBS yang sudah dipanen dan tersusun di TPH.
Brondolan
Pengutipan brondolan sangat penting, karena brondolan mengandung minyak sampai 50 %. Dalam kegiatan panen pengutipan brondolan juga harus diamati, agar tidak terjadinya kehilangan hasil produksi. Untuk mendapatkan data jumlah brondolan yang berhasil dikutip dapat menggunakan rumus :
%=Berat brondolanterkutip
Berat tandan ×100 %
Premi Kutip Brondolan
Premi kutip brondolan pada setiap perusahaan berbeda, untuk mendapatkan data premi kutip brondolan secara umum dapat menggunakan rumus :
PB = Kb × Npb Keterangan :
PB = Premi brondolan
Kb = Kapasitas brondolan (jumlah brondolan yang dikumpulkan dalam Kg)
Npb = Nilai premi brondolan (Rp/ Kg brondolan).
Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mendapatkan data kebutuhan tenaga kerja, penulis akan melakukan wawancara secara langsung dengan asisten dan mandor, setelah itu membandingkan metode perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan literatur yang ada. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dapat menggunakan rumus :
Kebutuhan tenaga panen = A x B x C x D E Keterangan :
A = Luas ancak yang akan dipanen (ha) B = Kerapatan panen
C = Berat buah rata – rata D = Populasi tanaman E = Kapasitas Panen
Premi Panen
Pengambilan data premi panen dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan mandor panen pada saat kegiatan PKL.
Rotasi Panen dan Sistem Panen
Untuk mendapatkan data rotasi panen dan sistem panen, penulis akan melakukan kegiatan wawancara secara langsung dengan asisten dan mandor pada saat pelaksanaan kegiatan PKL
Transportasi Panen
Kebutuhan transportasi panen haruslah diperhitungkan, agar tidak terjadinya keterlambatan TBS sampai ke PKS. Penulis akan mengamati transportasi panen yang digunakan oleh perusahaan pada saat kegiatan PKL dan menghitung jumlah kebutuhan transportasi panen dengan menggunakan rumus :
Kebutuhan transportasi= Taksasi Panen pada hari panen Kapasitas transportasi dalam sekali muat
2.4. Metode Analisis Data dan Informasi
Analisis data dan informasi adalah suatu proses pengolahan dan penyajian data menjadi informasi sehingga data tersebut dapat dipahami dengan mudah.
Metode analisis data yang digunakan meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif adalah membandingkan data yang diperoleh di lapangan dengan studi literatur, sedangkan analisis kuantitatif adalah data yang dihitung dengan menggunakan rumus produktivitas tenaga kerja. Data yang sudah diperoleh dan diolah, kemudian dibandingkan dengan peraturan perusahaan dan disajikan dalam bentuk yang lebih sederhana. Penyajian data PKL disajikan dalam bentuk tabel, diagram, gambar dan grafik.
2.5. Pelaporan
Pelaporan yang dilakukan selama kegiatan PKL dimuat dalam jurnal harian yang dilaporkan kepada pembimbing pada saat PKL dan dosen pembimbing.
Jurnal harian tersebut memuat kegiatan dan aktivitas mahasiswa selama menjadi karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten. Data dan laporan yang diperoleh selama kegiatan PKL, selanjutnya akan disusun dalam
bentuk tugas akhir (TA) dan disampaikan pada seminar hasil serta ujian tugas akhir.
3. DAFTAR PUSTAKA
[Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Pedoman Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) Yang Baik. [internet]. [diunduh pada 2020 Oktober 16].
Tersedia:
http://tanhun.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1505205716.pdf [Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2019. Statistik Perkebunan Indonesia:
Kelapa Sawit 2018-2020. [internet]. [diunduh pada 2020 Oktober 16]. Tersedia:
https://drive.google.com/file/d/1FVxpBNihnuB3ayAALBi-FtsBShIUxMTD/view [Gapki] Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia. 2017. Sejarah Kelapa Sawit
Indonesia. [internet]. [diunduh pada 2020 Oktober 7]. Tersedua:
https://gapki.id/news/3652/video-sejarah-kelapa-sawit-indonesia
Lubis, Agus W . 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta (ID): PT Agro Media Pustaka
Pardamean M.2018. Good Agriculture Practice Kelapa Sawit, Bab XVI. Yogyakarta (ID): Andi