• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN DAN KEBERLANGSUNGAN PEMERINTAHAN PAKISTAN SERTA KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK DALAM SETIAP DEKADE PASCA KEMERDEKAAN

N/A
N/A
Maria Ulfa

Academic year: 2023

Membagikan "KEBIJAKAN DAN KEBERLANGSUNGAN PEMERINTAHAN PAKISTAN SERTA KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK DALAM SETIAP DEKADE PASCA KEMERDEKAAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kebijakan dan Keberlangsungan Pemerintahan Pakistan Pasca

Pada tahun-tahun awal, perekonomian Pakistan mengalami sejumlah gejolak, salah satunya adalah melemahnya kedua mata uang negara tersebut sehingga menimbulkan permasalahan. Selain itu, negara ini menghadapi bencana alam seperti banjir monsun pada tahun itu yang semakin menghambat kemajuan ekonominya. Pakistan juga menghadapi konflik dengan India terkait wilayah Kashmir. Konflik ini dimulai pada tahun 1947 setelah pemisahan India dan mengakibatkan beberapa perang antara kedua negara.

Pakistan mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat pada tahun 1960an berkat bantuan besar-besaran dari AS, dan stabilitas politik memungkinkan negara tersebut mempertahankan tingkat pertumbuhan tersebut. Pakistan mencapai pertumbuhan pertanian sebesar 5% per tahun pada tahun 1960an, dengan tingkat kemiskinan berkisar dari hampir 50% pada awal tahun 1960an hingga 54% pada tahun 1963–1964. Pertumbuhan dan tantangan yang menjadi ciri perekonomian Pakistan pada tahun 1980an membentuk lintasan perekonomian negara tersebut pada tahun-tahun berikutnya.

Tingkat pertumbuhan rata-rata negara ini pada tahun 1990an turun dari 6,5% pada tahun 1980an menjadi 4%, yang mencerminkan periode perlambatan ekonomi. Selain itu, konflik yang sedang berlangsung antara Pakistan dan India mengenai wilayah Kashmir telah mempengaruhi keamanan dan stabilitas Asia Selatan.

Kondisi Sosial Budaya, Politik, dan Ekonomi Pasca Kemerdekaan

  • Kondisi Sosial Budaya
  • Kondisi Ekonomi
  • Kondisi Politik
  • Kondisi Pertahanan dan Keamanan

Pakistan telah berjuang melawan kesenjangan sosial dan sistem kasta yang merasuki masyarakatnya sejak kemerdekaannya pada tahun 1947. Setelah Pakistan merdeka pada tahun 1947, status perempuan mengalami banyak penyesuaian, meskipun mereka terus mengalami berbagai kendala. Jadi, pendapatan per per kapita masyarakat Pakistan pada tahun 1989 sebesar US$300, yang menunjukkan bahwa negara tersebut masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Berdirinya Pakistan, negara yang muncul di peta dunia pada tanggal 14 Agustus 1947, merupakan negara yang lahir dari cita-cita umat Islam India untuk mendirikan pemerintahan yang dapat hidup sesuai dengan prinsip dan ajaran Islam. Pakistan adalah negara yang dengan tegas memasukkan hukum Islam ke dalam undang-undang, menetapkan Islam sebagai agama negara. Perbedaan agama menjadi salah satu pemicu perpecahan antara India dan Pakistan, dan Muhammad Iqbal merupakan sosok yang berperan penting dengan gagasannya tentang perlunya terbentuknya Pakistan berdasarkan perbedaan agama di India. Pada pertemuan tahunan Liga Muslim India di Lahore tahun 1940, disahkan Resolusi Pakistan yang menuntut terciptanya "tanah air Muslim".

Pada tahun 1947, setelah partai Liga Muslim India memenangkan pemilihan umum, partai Kongres Nasional India akhirnya menyetujui pemisahan. Asia Selatan mempunyai sejumlah konflik teritorial antar negara tetangga, antara lain konflik Kashmir antara India dan Pakistan, konflik Garis Durand antara Pakistan dan Afghanistan, dan konflik Sungai Gangga antara India dan Bangladesh. Perkembangan nuklir di Asia Selatan tidak lepas dari meningkatnya intensitas konflik di wilayah Kashmir antara India dan Pakistan.

Posisi India dan Pakistan dianggap zero sum dimana keuntungan yang diperoleh satu negara akan menjadi kerugian bagi negara lain. Konflik sengit di wilayah Kashmir telah menjadi titik nyala perebutan tenaga nuklir antara India dan Pakistan. Meskipun kedua negara telah mengembangkan senjata nuklir sejak tahun 1970an, perlombaan senjata nuklir memanas pada tahun 1999.

Perang Kargil di wilayah Kashmir pada tahun 1999 merupakan awal dari persaingan nuklir India dan Pakistan yang hingga saat ini mengganggu stabilitas keamanan kawasan. Awalnya India dan Pakistan mengembangkan tenaga nuklir untuk tujuan damai, namun seiring dengan semakin tidak terkendalinya konflik di Kashmir, kedua negara tersebut menggunakan tenaga nuklir sebagai alat untuk mempersenjatai diri dan meningkatkan kemampuan militernya (Javaid, 2015). Meskipun India dan Pakistan mengembangkan dan memiliki senjata nuklir, kedua negara tersebut secara de jure tidak diakui sebagai negara senjata nuklir (NWS) dan menolak menandatangani perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT).

Kekuatan militer di Asia Selatan didominasi oleh India dan Pakistan sebagai dua kekuatan besar. Pada akhirnya, pengembangan sistem pertahanan kedua negara hanya akan melanggengkan permusuhan antara India dan Pakistan.

Konflik dengan India Pasca Kemerdekaan

Pakistan menembak jatuh dua jet tempur pasukan militer India yang memasuki wilayah Kashmir bagian Pakistan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Mohammad Faisal mengatakan tindakan tersebut untuk menunjukkan hak dan kemampuan Pakistan dalam membela diri. Dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri Pakistan mengandung nilai-nilai ofensif jika terdapat keadaan yang mendesak dan memaksa untuk melakukan tindakan ofensif guna melindungi kedaulatan negara.

Faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian kekuatan militer dunia adalah jumlah personel aktif (5%), tank (10%), helikopter serang (15%), pesawat terbang (20%), kapal induk (25%) dan kapal selam (25). . %). Sistem politik India bersifat demokratis dan perekonomiannya jauh lebih stabil dibandingkan Pakistan, dan hal ini berdampak besar pada proses modernisasi di kedua negara. Wilayah Pakistan terletak di barat daya India atau Benggala Timur, yang penduduknya mayoritas beragama Islam.

Kemudian wilayah Hyderabad juga menjadi bagian dari India secara paksa setelah pendudukan militer oleh Angkatan Darat India. Lalu wilayah terakhir yaitu Kashmir, masih belum jelas statusnya, namun jika melihat mayoritas penduduk Kashmir, seharusnya Kashmir adalah bagian dari Pakistan. Namun, Maharaja Hari Sigh, pemimpin Kashmir saat itu, lebih memilih Kashmir merdeka daripada bergabung dengan Pakistan, dan sebagian penduduk Hindu di Kashmir menginginkan Kashmir bergabung dengan India, dan sebagian penduduk Muslim ingin bergabung dengan Pakistan.

Untuk meredam keinginan masyarakat Muslim Kashmir untuk bergabung dengan Pakistan, Hari Sigh kemudian menutup surat kabar pro-Pakistan dan memberlakukan undang-undang darurat. Memburuknya kondisi di Khasmir membuat Maharaja Hari Sigh meminta bantuan India untuk meredam kerusuhan yang terjadi. Setelah perjanjian ini, India mengirimkan pasukan ke wilayah Kashmir untuk membungkam pemberontak di sana.

Oleh karena itu, berdasarkan tindakan India, Pakistan pun mengirimkan pasukan ke wilayah Kashmir dengan tujuan untuk melindunginya. Perselisihan antara India dan Pakistan tentunya menimbulkan banyak korban jiwa karena perang apapun yang terjadi tentunya akan meninggalkan banyak duka dengan terjadinya banyak korban jiwa akibat perang tersebut. Namun bukan warga negara India atau Pakistan yang menjadi korban perselisihan ini, melainkan warga Kashmir sendiri yang menjadi korban perselisihan ini.

Pada perang India-Pakistan pertama, terdapat kurang lebih 1.500.000 pengungsi yang masuk ke wilayah Pakistan. Jumlah ini ditambah dengan pengungsi baru akibat perang India-Pakistan kedua dan ketiga pada tahun 1965 dan 1971. Pemisahan Punjab dan Bengal antara India dan Pakistan mengakibatkan migrasi meluas dan perselisihan antar agama sehingga menimbulkan kerugian besar dan berkepanjangan. dampak ekonomi yang disebabkan oleh sosial.

Kesimpulan

Untuk mencapai pembangunan yang lebih baik di masa depan, Pakistan harus terus bergulat dengan permasalahan di sejumlah bidang, termasuk politik, ekonomi, dan sektor sosial budaya. Masalah ini memerlukan kebijakan yang lebih efektif, stabilitas politik jangka panjang, dan kerja sama antar kelompok berbeda di masyarakat. Rahasia untuk mengatasi dan memecahkan masalah-masalah Pakistan adalah keterlibatan aktif masyarakat, tinjauan kebijakan yang berkelanjutan dan penyesuaian kebijakan.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

BGIFT Institute of Science & Technology BIST Affiliated by: National University Chandana, Chowrasta, Gazipur-1702 Department: Bachelor Business Administration Regular FINANCE

Berdasarkan kesimpulan hasil peneliti tentang dampak pergantian Gaya Kepemimpinan dan Tingkat Kedisiplinan terhadap Kinerja Karyawan di Unit PT.BANK BTPN Syari’ah,Tbk Cabang Serang,