• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA, MALAYSIA, DAN BRUNEI DARUSSALAM

N/A
N/A
RICKY DWI SAPUTRA

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH SISTEM KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA, MALAYSIA, DAN BRUNEI DARUSSALAM "

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SISTEM KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA, MALAYSIA, DAN BRUNEI DARUSSALAM

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan

DIAMPU OLEH:

M Nurul Ikhsan Saleh S.Pd.I., M.Ed.

Disusun oleh:

Ibnu As’ad Rosyidin (20422171) Nafisatul Maula (20422006) Bella Indah Kurniasari (20422052)

Lysandra Alfa Zaria (20422094 Ricky Dwi Saputra (20422187)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN STUDI ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga saya mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Kebijakan Pendidikan Di Indonesia, Malaysia, Dan Brunei Darussalam” dengan sebaik baiknya.

Adapun tujuan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk untuk mempelajari keunikan serta keberagaman kebijakan dan sistem dari masing-masing negara dengan harapan untuk bisa dibandingkan sebagai referensi untuk penelitian atau sebagainya.

Kami mengakui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan penyempurnaan. Akhir kata, kami mengharapkan saran serta kritik yang dapat bermanfaat kedepannya. Semoga tugas ini dapat dijadikan suatu bahan penilitian yang layak sebagai di masa mendatang.

Yogyakarta, 12 Maret 2023

Penulis

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia,. Setiap orang yang telah merasakan pendidikan diharapkan untuk selalu berkembang didalamnya, Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.

Setiap negara memiliki kebijakan serta sistem masing-masing yang menyesuaikan dari karakteristik masyarakat, wilayah geografis, maupun dari keberagaman budaya di negara tersebut. Menurut Rika Ariyani (2018), Kebijakan pendidikan dibuat sebagai pedoman kegiatan yang memandu kegiatan di bidang pendidikan atau organisasi atau sekolah yang disesuaikan dengan lingkungan hidup masing-masing negara. Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama masyarakat dan pemerintah. 1

Asia Tenggara atau Asean merupakan bagian dari benua asia yang terdiri dari mayoritas negara berkembang, kecuali Singapura. Diantara beberapa negara berkembang di Asean yaitu Indonesia, Malaysia dan juga Brunei Darussalam. Masing-masing negara tersebut memiliki kebijakan serta sistem sendiri yang menyesuaikan dari karakteristik masyarakat, agama, wilayah geografis, maupun dari keberagaman budaya di negara tersebut. Permasalahan di masing-masing negara seperti dari segi ekonomi juga bisa menjadi pertimbangan untuk membuat suatu kebijakan dan system Pendidikan.

Dengan mempertimbangkan karakteristik masyrakat dan juga permasalahan masing- masing negara, bisa digunakan sebagai acuan untuk membuat kebijakan dan sistem Pendidikan yang tepat. Dengan tepatnya system serta kebijakan Pendidikan, diharapkan menjadi pemacu untuk memajukan kualitas Pendidikan negara tersebut.

1 Rika Aryani. 2018

(4)

B. Rumusan masalah

1) Bagaimana Tingkat Pendidikan negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam?

2) Bagaimana Kurikulum Pendidikan negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam?

3) Bagaimana Evaluasi/assessment Pendidikan negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam?

4) Bagaimana Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam?

5) Bagaimana Perbandingan antara negara (maju dan berkembang)?

C. Tujuan pembahasan

1) Mengetahui Tingkat Pendidikan negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam

2) Memahami Kurikulum Pendidikan negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam

3) Mengetahui Evaluasi/assessment Pendidikan negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam

4) Mengetahui Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam

5) Memahami Perbandingan antara negara (maju dan berkembang)

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Tingkat Pendidikan di Indonesia

Pendidikan formal dibawah naungan pemerintahan terbagi atas beberapa jenjang atau tingkatan pendidikan.Pembagian jenjang-jenjang tersebut bergantung pada usia murid dengan estimasi yang sudah ditetapkan masing-masing sekolah. Simak paparan tingkatan pendidikan di Indonesia berikut ini:

1. Taman Kanak-kanak (TK) atau setara dengan Roudlotul Athfal (RA)

Mengapa ada istilah Roudlotul Athfal dengan Taman Kanak-kanak? RA berada dalam lingkup sekolah agama Islam yang resmi dari pemerintah, sedangkan TK lebih bersifat umum.

Namun, keduanya sama-sama memberikan edukasi menarik bagi anak-anak. Tingkatan pendidikan yang pertama ialah Roudlotul Atfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK).

Pembelajaran pada jenjang ini adalah untuk anak usia dini, yaitu usia 5 tahun dan berlangsung selama dua tahun sebelum masuk pada Sekolah Dasar (SD).

2. Sekolah Dasar (SD) atau setara dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Jenjang selanjutnya, yaitu MI atau SD (keduanya sama saja). Akan tetapi, yang berlabel madrasah berasal dari lingkup sekolah agama Islam, sedangkan SD merupakan tempat pendidikan umum, masih sama-sama resmi dari instansi pemerintahan. Peserta didik yang memasuki jenjang MI atau SD ini adalah mereka dengan usia 7 – 12 tahun. Pendidikan dasar berlangsung selama kurun waktu 6 tahun, dua belas semester. Tingkatan ini akan membawa anak-anak menuju masa remaja dan masuk SMP/ MTs.

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau setara dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs)

(6)

Setelah lulus pada sekolah dasar, selanjutnya siswa Anda akan memasuki pendidikanMadrasah Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama. SMP/ MTs berlangsung selama 3 tahun, dari kelas 7, kelas 8, dan kelas 9. Umumnya peserta didik dalam jenjang ini berusia 13 – 15 tahun Sebuah sekolah formal yang berlabel Madrasah berasal dari naungan Departemen Agama. Sedangkan SD, SMP, dan SMA adalah di bawah kendali Kemdikbud.

4. Sekolah Menengah Atas (SMA) atau setara dengan Madrasah Aliyah (MA)

Masuk pada jenjang Madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah Atas. Anda akan diberikan pilihan penjurusan mata pelajaran sesuai dengan kemampuan dan keinginan masing-masing.

Beberapa diantaranya, seperti jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), IBB (Ilmu Bahasa dan Budaya), Keagamaan, serta jurusan lainnya. Pada tingkat MA/

SMA, terdapat sekolah formal setara dengan keduanya, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Pendidikan SMK lebih mengarah pada penjurusan bersifat teknik serta lulusan yang siap bekerja, berikut ini adalah jurusan-jurusan SMK di Indonesia:

1. Administrasi Perkantoran 2. Bisnis dan Pemasaran 3. Akuntansi

4. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) 5. Desain Grafis / Multimedia

6. Teknik Sepeda Motor (TSM), 7. Analis Kimia

8. Animasi 9. Broadcasting 10. Pariwisata 11. Pelayaran

(7)

12. Keperawatan 13. Kesehatan Gigi 14. Farmasi

15. Perbankan dan Keuangan Syariah 16. Rekayasa Perangkat Lunak 17. Perhotelan

18. Tata Rias dan Kecantikan

19. Tata Busana atau Fashion Design 20. Tata Boga

21. Teknik Furnitur

22. Teknik Elektronika Industri

23. Teknik Konstruksi Batu dan Beton 24. Teknik Kendaraan Ringan

25. Teknik Gambar Bangunan 26. Manajemen Logistik

27. Teknik Instalasi Tenaga Listrik

28. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 29. Teknik Otomotif

30. Pekerjaan Sosial

Ada banyak pilihan jurusan ketika anak mau masuk di SMK. Silahkan pilih jurusan diatas sesuai minat dan bakat siswa yang akan belajar di sekolah.

(8)

5. Perguruan Tinggi (PT)

Jenjang pendidikan teratas dan bisa Anda katakan sebagai pencapaian dari pendidikan tingkat sekolah, yaitu Perguruan Tinggi. Jalur pembelajaran ini terbagi atas beberapa lingkup lain, seperti Universitas, Akademi, Institut, Politeknik, atau lainnya yang terbagi atas diploma (D1 hingga D4) sampai dengan strata (S1, S2, dan S3). Sama seperti jenjang-jenjang pendidikan sebelumnya, Perguruan Tinggi juga terbagi atas PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Program studi dalam sebuah university bisa Anda manfaatkan untuk memperdalam ilmu-ilmu di sekolah sebelumnya.

Berikut jurusan-jurusan endidikan yang ada di Perguruan Tinggi di Indonesia:

* Psikologi

* Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat

* Teknik Informatika

* Teknik Industri

* Ilmu Komunikasi

* Arsitektur

* Keperawatan

* Farmasi

* Matematika

* Statistika

* Bioteknologi

* Desain Grafis dan Seni Rupa

* Manajemen

* Hubungan Internasional

(9)

* Ekonomi dan Bisnis

* Cyber Security

* Teknik Elektro

* Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (AI)

* Desain Game

* Ilmu Hukum

* Ilmu Gizi

* Pendidikan

* Pariwisata

* Jurnalistik

B. Kurikulum Pendidikan di Negara Indonesia

Pengembangan kurikulum di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1947, yang diikuti dengan perubahan atau penyempurnaan pada tahun berikutnya, yaitu: tahun 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan dan penyempurnaan kurikulum tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat pada saat kurikulum dikembangkan. Kurikulum tahun 1947 menekankan pada pembentukan kerakter manusia Indonesia, kurikulum tahun 1952 berusaha menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum 1964 diarahkan pada pembentukan moral, kecerdasan, emosional, kepribadian dan jasmani. Hal ini juga dikembangkan pada kurikulum berikutnya (tahun 1968) yang diarhakan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta pengembangan pisik yang sehat dan kuat.

Kurikulum 1975 berorientasi pada tujuan dan menganut pendekatan endidikan, sedangkan kurikulum 1984 berorientasi pada tujuan instruksional dengan pendekatan Cara belajar Siswa Aktif (CBSA), dilanjutkan dengan kurikulum 1994 yang lebih berorientasi pada materi pelajaran, tetapi masih menganut pendekatan CBSA. Kemudian tahun 2004 lahir kurikulum KBK yang terjadi perbedaan orientasi dari kurikulum sebelumnya, yaitu menitikberatkan pada kemampuan

(10)

untuk melakukan tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kemudian KTSP yang orientasinya sama dengan KBK, tetapi terdapat perbedaan, yaitu sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender endidikan, hingga pengembangan silabusnya. Terakhir, Kurikulum 2013 yang berorientasi pada pengembnagan komptetensi bukan saja domain kognitif, tetapi aspek afektif dan psikomotor perlu dikembangkan secara komprehensif.

C. Evaluasi dan Assemnt pembelajaran di Indonesia

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-19: Rapor Pendidikan Indonesia. Kemendikbudristek menghadirkan platform Rapor Pendidikan yang berisi laporan hasil Asesmen Nasional (AN) dan analisis data lintas endid untuk masing-masing satuan endidikan dan daerah. AN menggantikan Ujian Nasional (UN) dengan penyempurnaan pengukuran aspek kognitif dan non-kognitif serta penggunaan teknologi.

“Penerapan AN sejalan dengan prinsip kami di Kemendikbudristek, yaitu mengakselerasi transformasi endidikan Indonesia, terutama dalam hal evaluasi endidikan. Poin yang kita tekankan dalam penerapan AN adalah evaluasi yang berorientasi pada mutu, endid dan pengumpulan informasi yang terintegrasi, serta mendorong refleksi dan perbaikan. Bukan sekadar hasil akhir,” ungkap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim dalam peluncuran yang juga ditayangkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI, Jumat (1/4).

AN diimplementasikan secara masif pada tahun 2021 dengan melibatkan seluruh elemen pendidikan, diterapkan di lebih dari 259 ribu satuan endidikan tingkat SD atau MI sederajat, SMP atau MTs sederajat, sampai SMA atau MA sederajat, dengan melibatkan lebih dari 3,1 juta pendidik dan 6,5 juta peserta didik.

Mendikbudristek menjelaskan, Rapor Pendidikan mengintegrasikan berbagai data endidikan hasil AN untuk membantu satuan endidikan dan dinas endidikan mengidentifikasi

(11)

capaian dan akar masalah, melakukan refleksi, serta merancang endidi-langkah pembenahan yang efektif berbasis data.

“Perlu saya sampaikan lagi bahwa AN merupakan model evaluasi endidikan yang saat ini sangat kita butuhkan. AN merupakan hasil dari evaluasi kami atas endid dan dampak dari UN, ditambah dengan adaptasi dan penyesuaian dengan standar kompetensi internasional,” ungkap Nadiem.

Lebih lanjut, ia menjelaskan beberapa perubahan yang terjadi dalam AN beserta implikasinya. Dalam AN, yang diukur adalah kompetensi dasar literasi dan numerasi menggunakan metode berstandar internasional namun tetap berkonteks Indonesia. Dengan demikian, basis intervensi yang berfokus pada pengembangan kompetensi dasar sebagai bagian paling penting dari kualitas endidikan.

Berikutnya, AN mengukur tentang karakter peserta didik dan kualitas lingkungan belajar selain kompetensi literasi dan numerasi sehingga analisis hasil belajar secara endidik menjadi dasar dalam mengidentifikasi akar permasalahan endidikan Indonesia.

“Melalui hasil AN, kami menemukan korelasi positif antara kompetensi literasi dan numerasi peserta didik dengan indeks karakter peserta didik. Ini adalah bukti bahwa AN mampu memberikan gambaran komprehensif tentang kualitas endidikan di Indonesia,” ujar Mendikbudristek.

Dijelaskan Menteri Nadiem, bahwa korelasi positif antara kompetensi kognitif dan non- kognitif menekankan pentingnya penerapan Kurikulum Merdeka sebagai rancangan pembelajaran yang lebih endidik di setiap jenjang endidikan. Selain itu, korelasi ini juga menunjukkan dengan jelas bahwa kualitas pembelajaran dan iklim satuan endidikan sangat perlu untuk mendapatkan perhatian yang lebih besar daripada aspek sarana prasarana dan endidikanive agar kompetensi dasar dan karakter peserta didik terus mengalami perbaikan.

Pelaksanaan AN sepenuhnya berbasis endidik memungkinkan penggunaan pertanyaan atau media yang lebih komprehensif dan interaktif. Oleh karenanya, hasil asesmen menjadi lebih akurat, valid, komprehensif, dan cepat diolah sebagai basis intervensi ke depan.

(12)

Sebagian orang mungkin belum familiar mengenai endid endidikan yang diadopsi di Indonesia. Secara umum, ada 3 jenjang endid endidikan nasional atau bisa dikatakan sebagai wajib belajar 9 tahun dimulai dari Pendidikan Dasar (SD), Pendidikan Menengah (SMP), dan Pendidikan Tinggi (SMA/Kuliah). Setiap endid endidikan di Indonesia memiliki konsep yang berbeda beda. Berikut ini perbedaan yang bisa kita ketahui.

Sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh kementerian yang berbeda berdasarkan tingkatannya. Untuk Pendidikan Dasar dan juga Menengah, Kementerian Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan yang bertanggung jawab atas kedua jenjang endidikan tersebut.

Sementara itu, Pendidikan Tinggi akan dikelola oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem endidikan di Indonesia ini dibuat untuk memberikan sikap positif, menambah pengetahuan akademis, dan juga mengasah keterampilan setiap siswa sejak dasar.

Sistem pengajaran yang ada di Indonesia terbagi menjadi beberapa kategori. Salah satunya yang banyak diterapkan yaitu endid yang berorientasi pada nilai. Para pelajar akan ditekankan bagaimana bersikap jujur, disiplin terhadap waktu, tanggung jawab, dan juga diberikan motivasi yang tinggi untuk mencapai cita-cita. Untuk itu, siswa akan diajarkan PkN pada tingkat Pendidikan Menengah sampai ke Pendidikan Tinggi.

Selain itu, ada juga endid yang menganut konsep endidikan terbuka. Peserta didik pada endid yang satu ini dituntut untuk bersaing dengan teman agar berpikiran inovatif serta kreatif.

Tak berhenti sampai disitu saja, ada juga endid endidikan di Indonesia yang cukup beragam yang diterapkan di tanah air. Sistem endidikan di tanah air juga digolongkan menjadi beberapa bagian, mulai dari non formal, informal, dan juga formal.

Biasanya, waktu belajar yang ada sudah ditetapkan agar bisa memaksimalkan proses belajar anak sekolah. Terlebih pada materi pelajaran yang disampaikan karena waktunya kurang sesuai, terlalu singkat maupun lama. Maka dari itu, endid endidikan ini didesain secara khusus agar KBM lebih efektif. Dalam endid endidikan, maka perlu adanya penyesuaian kurikulum sesuai perubahan zaman.

Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.

(13)

Meskipun di setiap daerah atau sekolah bisa saja berbeda, namun rata-rata waktu pembelajaran yang diterapkan yaitu sekitar 6-7 jam perhari atau lebih, tergantung dengan tingkat jenjang pendidikannya.

PENDIDIKAN DI BRUNEI DARUSSALAM A. Tingkat Pendidikan di Brunei Darussalam

Brunei Darussalam merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sangat endid. Brunei Darussalam dipimpin oleh seorang sultan yang sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan. Dalam bidang endidikan, pemerintah Brunei Darussalam lebih mengutamakan pada penciptaan SDM yang berakhlak, beragama dan menguasai teknologi. Pemerintah Brunei menetapkan tiga bidang utama dalam endidikan, yaitu: endid dwi endid di sekolah, konsep Melayu Islam Beraja (MIB) dalam kurikulum sekolah dan peningkatan sumber daya manusia termasuk endidikan kejuruan dan endid. Sistem endidikan umum di Brunei Darussalam memiliki banyak kesamaan dengan negara-negara commonwealth lainnya, seperti Inggris, Malaysia dan Singapura. Sistem ini menggunakan pola A7-3-2-2 yang melambangkan lamanya masa studi untuk masing- masing tingkatan endidikan, seperti 7 tahun tingkat dasar, 3 tahun tingkat menengah pertama, 2 tahun tingkat menengah atas, dan 2 tahun pra universitas.2

Untuk tingkat dasar dan menengah pertama, endid endidikan Brunei tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Pendidikan dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar bagi murid-murid dalam menulis, membaca, dan berhitung disamping membina dan mengembangkan karakter pribadi.3 Setiap anak berumur 5 tahun diwajibkan memasuki TK selama setahun sebelum diterima di SD kelas 1. Kenaikan tingkat dari TK ke SD dilakukan secara otomatis. Di tingkat SD, mulai dari kelas 1 dan seterusnya setiap murid akan mengikuti ujian akhir tahun dan hanya murid yang berprestasi saja yang dapat melanjutkan ke kelas berikutnya. Sementara yang gagal harus tinggal kelas dan sesudah itu baru mendapat

2Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2011, hal. 189.

3 Admin, Perbandingan Pendidikan di Indonesia, dalam http://furqon008-

guzfoer.blogspot.com/2012/01/perbandingan-pendidikan-di-indonesia.html, diakses tanggal 27 Pebruari 2015.

(14)

kenaikan kelas otomatis. Setelah mengikuti endidikan dasar 7 tahun, murid yang lulus ujian akhir dapat melanjutkan pendidikannya ke SLTP selama 3 tahun.4

Selanjutnya mengikuti ujian pada tahun ketiga. Bagi siswa yang lulus ujian akhir SLTP akan memiliki pilihan, yaitu:

1. Dapat meneruskan ke tingkat SLTA; bagi siswa SLTA, di tahun ke-2 siswa akan menjalani ujian penentuan tingkat yang dikenal BCGCE (Brunei Cambridge General Certificate of Education) yang terdiri dari 2 tingkat yaitu tingkat AO dan AN. Bagi siswa yang berprestasi baik akan mendapat ijazah tingkat AO artinya siswa dapat meneruskan pelajaran langsung ke pra-universitas selama 2 tahun untuk mendapatkan ijazah Brunei Cambridge Advanced Level Certificate tingkat AA. Sementara itu, siswa tingkat AN harus melanjutkan studinya selama setahun lagi dan kemudian baru dapat mengikuti ujian bagi mendapatkan ijazah tingkat AO.

2. Dapat meneruskan sekolah kejuruan; bagi siswa tamatan SLTP yang tidak ingin melanjutkan pelajarannya ke universitas dapat memilih sekolah kejuruan seperti perawat endidika, kejuruan endid dan seni, kursus-kursus atau dapat terjun langsung ke dunia kerja.5

Diantara endidikan yang paling penting bagi setiap manusia adalah endidikan Islam.

Pihak kerajaan Brunei sangat mengutamakan endidikan Islam. Pendidikan Agama Islam mulai diberikan kepada anak- anak sejak mereka belum sekolah sampai ke perguruan tinggi.

Karena endidikan Islam merupakan endidikan yang melatih kepekaan para peserta didik untuk bersikap berdasarkan spiritual Islam.6

B. Kurikulum Pendidikan di Brunei Darussalam

Pemerintah Brunei memberikan prioritas utama dalam pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk membawa Brunei menuju kearah kemajuan dan pembangunan di era globalisasi ini. Dalam membangun SDM itu, pemerintah Brunei mengarah daya upaya meningkatkan endid endidikan termasuk endidikan endid dan kejuruan dimana endid dan

4 Ibid., hal. 190.

5 Ibid., hlm. 190-191.

6 Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf, Perbandingan Pendidikan Islam (Yogyakarta, Teras, 2011), hlm.

196.

(15)

kurikulumnya selalu ditinjau ulang.7 Menyikapi perkembangan yang terjadi di era globalisasi, Pemerintah Brunei membuat kebijakan model kurikulum SPN-21 (Sistem Pendidikan Negara Abad ke-21). Di dalam Kurikulum SPN-21, pembelajaran diarahkan berpusat pada siswa, yang mana siswa diberikan kesempatan yang luas untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan serta sikap dan nilai agar dapat dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan abad-21. Dalam Kurikulum SPN21 terdapat delapan mata pelajaran utama yang harus diajarkan, yakni Bahasa, Matematika, Sains, ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, seni dan budaya, Teknologi, Pendidikan Agama Islam, ditambah dengan Melayu dan Islam Beraja serta endidikan endidika.8

Kurikulum Sistem Pendidikan Negara Abad Ke- 21 (SPN21) pertama kali diluncurkan pada tahun 2008, dimana sosialisasinya dilakukan secara berangsur-angsur kemudian baru diterapkan seutuhnya sekitar tahun 2009.9 Dalam kurikulum SPN-21 juga mengutamakan pada penguasaan sejumlah keterampilan yang dapat menunjang pencapaian target di tahun 2035, yaitu; memiliki keterampilan dalam bidang komunikasi, Ilmu pengetahuan dan teknologi, kreatif, memiliki keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja, mandiri dan memiliki daya saing, mampu besosialisasi dengan baik, ahli dalam bidang seni dan sebagainya. Selain itu, yang tak kalah pentingnya juga memiliki sikap yang mempunyai harga diri, rasa empati terhadap orang lain, mandiri, tenggang rasa dan sopan santun, punya rasa kasih sayang, solidaritas, rasa persatuan, cinta pada tanah air, beriman, mampu bersaing dan waspada.10 Dari sini terlihat orientasi endidikan di Brunei melalui kurikulum SPN-21 ingin menciptakan generasi yang menguasai life skill yang dibutuhkan untuk dunia kerja, tetapi tidak melupakan IMTAK yang terealisasi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari- hari.

7 Wasiah, Fitri, Pendidikan Islam Di Brunei Darussalam, Adiba: Journal Of Education, Vol. 2 No. 1 Januari 2022, page 97-108, hal. 101.

8 Susiba dkk, Analisis Kebijakan Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional (SPN)-21: Peluang Dan Tantangannya Bagi Pendidikan Islam Di Brunei Darussalam, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 09, No. 02 Juli- Desember 2022, hal. 213.

9 Kementerian Pendidikan Brunei Darussalam (n.d.). Kerangka dan Panduan bagi Kurikulum dan Penilaian Pengetahuan Ugama Islam (Framework and Guidelines for Curriculum and Assessment Islamic Religious Knowledge).

10. Susiba dkk, Analisis Kebijakan Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional (SPN)-21: Peluang Dan Tantangannya Bagi Pendidikan Islam Di Brunei Darussalam, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 09, No. 02 Juli- Desember 2022, hal. 213.

(16)

Tujuan utama kurikulum ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran atau yang disebut dengan Student Centered, tentu harus dipertimbangkan perbedaan kebutuhan siswa dan gaya belajar yang mereka senangi. Menurut SPN-21, dalam hal ini peran guru berubah menjadi fasilitator dalam pembelajaran, sebagaimana dalam pembelajaran konstrukvisme guru melakukan segala upaya agar terjadi proses belajar pada siswa. Dengan demikian, sangat penting untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan maksimal supaya pembelajaran berjalan efektif, karena perencanaan yang baik dan penuh pertimbangan dapat membantu guru dalam menyikapi perbedaan latar belakang kemampuan, minat yang berbeda dari peserta didik.

Tujuan lainnya yaitu untuk melahirkan siswa yang memiliki keseimbangan antara pengetahuan dan keterampilan, dan mengutamakan endid endidikan yang bersifat endidik untuk mensucikan jiwa, akhlak, sikap endid, budaya dan perkembangan jasmani. Di samping.

Itu juga, memberikan bekal dibidang wirausaha dan pembelajaran sepanjang hayat.

Wacana kurikulum SPN21 yang telah dirancang oleh endidi Pendidikan Brunei dalam rangka untuk menjawab permasalahan endidikan yaitu: tujuan apa endidikan yang ingin digapai, seperti apa desian pembelajarannya, dan seberapa besar pencapaian tujuan tersebut bisa terealisasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka dilakukan endidi- langkah yaitu:

1. Memfasilitasi pelaksanaan endidikan yang terintegrasi agar siswa memiliki kecakapan yang tinggi.

2. Mengembangkan keahlian siswa dengan prinsip belajar seumur hidup sehingga melahirkan siswa yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.

3. Agar dapat mewujudkan cita-cita ini, maka pembelajaran dilakukan dengan menggunakan tiga strategi, yaitu institusii yang professional, konsistensi, dan berdaya guna, pembelajaran yang berkualitas, serta keefektifan proses belajar mengajar.

4. Wacana kurikulum ini berorientasi pada pentransformasian pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai.

5. Yang menjadi dasar adalah Ilmu Pendidikan Islam, endidikan kewarganegaraan, endid, matematika, sains, endidikan jasmani dan endidika, sains kemasyarakatan dan kemanusian, teknologi, senian dan budaya.

(17)

6. Evaluasi diarahkan pada pengetahuan dan keterampilan.

7. Melakukan evaluasi dengan tiga bentuk penilaian, yaitu penilaian diri, penilaian proses pembelajaran, dan peniliaan hasil.

8. Sistem pembelajaran untuk Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, dan tingkat menengah adalah berbentuk pembelajaran yang terintegrasi, tematik, berdasarkan topik, menyeluruh, berdasarkan situasi, spesifik, dan menciptakan suasana belajar dengan kegembiraan, endid bermain, dan berlajar lebih.

9. Melakukan pengawasan dan evaluasi yang menyeluruh serta terencana.11

C. Evaluasi Pendidikan di Brunei Darussalam

Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil di Asia Tenggara yang memiliki endid endidikan yang terorganisir dengan baik dan endi pada endidikan yang berkualitas.

Evaluasi endidikan di Brunei Darussalam dilakukan secara teratur untuk memastikan bahwa standar endidikan dipertahankan dan ditingkatkan. Bentuk evaluasi ada tiga yaitu, penilaian diri, penilaian proses pembelajaran, dan penilaian hasil. Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinyu agar bisa menemukan solusi terhadap kendala yang terjadi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa, kurikulum SPN-21 bertujuan untuk menciptakan siswa yang berilmu pengetahuan, memiliki keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja, dan memiliki keahlian.

Dengan demikian, fasilitas endidikan harus memadai, tenaga pendidik harus berkompeten dengan menciptakan pembelajaran bervariasi dan menarik, melakukan evaluasi secara berkesinambungan dan teratur.12

Evaluasi pembelajaran yang diharapkan yaitu agar peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikembangkan pada setiap akhir pembelajaran.

Hal ini berkaitan dengan pertanyaan tentang pengetahuan apa yang harus kita berikan kepada peserta didik dari topik ini yaitu, apa yang seharusnya peserta didik ketahui saat menyelesaikan program sehingga peserta didik dapat mengatur, menafsirkan, dan mengkomunikasikan informasi tentang Ilmu Sosial. Selain itu juga berkaitan dengan keterampilan yang harus dikembangkan, hal apa yang harus dilakukan peserta didik saat menyelesaikan program sehingga peserta didik memahami keterampilan atau kemampuan

11 Ibid., hal. 213-214.

12 Ibid., hal. 214.

(18)

yang diperlukan dalam mengorganisir, menafsirkan dan mengkomunikasikan informasi studi endid.

Departemen Pendidikan Brunei dalam kurikulum SPN21 menggunakan endid Brunei Common Assessment Tasks (BCAT) sebagai assessment dalam pembelajaran (Haji Botty, 2015:24) namun ada beberapa assessment lagi seperti :13

1. Penilaian Kendalian Sekolah/School-based Assessment (SBA).

2. Brunei Cambridge General Certificate Examination „O‟ Level (BC GCE„O‟

Level).

3. International General Certificate of Secondary Examination (IGCSE).

Secara keseluruhan, evaluasi endidikan di Brunei Darussalam menggunakan kurikulum SPN-21 bertujuan untuk memastikan bahwa endidikan di negara ini selalu mengikuti perkembangan terkini dan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi siswa dan masyarakat.

D. Pelaksanaan Pembelajaran di Brunei Darussalam

Pemerintah Brunei membuat kebijakan model kurikulum SPN-21 (Sistem Pendidikan Negara Abad ke-21). Di dalam Kurikulum SPN-21, pembelajaran diarahkan berpusat pada siswa, yang mana siswa diberikan kesempatan yang luas untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan serta sikap dan nilai agar dapat dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan abad-21. Tujuan utama kurikulum ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran atau yang disebut dengan Student Centered Learning, tentu harus dipertimbangkan perbedaan kebutuhan siswa dan gaya belajar yang mereka senangi. Menurut SPN-21, dalam hal ini peran guru berubah menjadi fasilitator dalam pembelajaran, sebagaimana dalam pembelajaran konstrukvisme guru melakukan segala upaya agar terjadi proses belajar pada siswa.14

Pembelajaran menggunakan kurikulum SPN 21 dilakukan melalui metode pembelajaran yang aktif dan kolaboratif yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan endid mereka. Selain itu juga

13 Jurnal, Perbandingan Kurikulum Social Studies di Korea selatan dan Brunei Darussalam, (Novidya Yulanda) hlm. 10.

14 Susiba dkk, Analisis Kebijakan Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional (SPN)-21: Peluang Dan Tantangannya Bagi Pendidikan Islam Di Brunei Darussalam, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 09, No. 02 Juli- Desember 2022, hal. 213.

(19)

adanya pengembangan kepribadian dan kemampuan kepemimpinan yang bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam masyarakat. Oleh karena itu proses pelaksanaan pembelajaran di Brunei lebih menggunakan metode SCL (Student Centered Learning) kepada peserta didik dan guru hanya sebagai fasilitator untuk membimbing dan membantu apa yang diperlukan oleh peserta didik.

Adapun program endidikan diarahkan untuk menciptakan manusia yang berakhlak dan beragama dan menguasai teknologi. Menetapkan tiga bidang utama sebagai identitas endidikan Brunei, yakni: 1) Sistem dwibahasa di semua sekolah, 2) Konsep Melayu Islam Beraja (MIB) dalam kurikulum sekolah, 3) Peningkatan serta perkembangan sumber daya manusia termasuk endidikan vokasional (kejuruan) dan endid. Artinya kebijakan strategis bidang endidikan, Pemerintah Brunei Darussalam lebih mengutamakan pada penciptaan SDM sejalan dengan identitas negaranya dan out putnya berakhlak, beragama, dan menguasai teknologi.15

E. Perbandingan Antar Negara (Maju dan Berkembang) di Brunei Darussalam

Brunei Darussalam merupakan salah satu negara di endidi Asia Tenggara yang terkenal sangat endid. Brunei Darussalam yang merupakan anggota ke-6 ASEAN ini mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada tanggal 1 Januari 1984. Brunei Darussalam dianggap sebagai negara endidikan yang maju, terutama di Asia Tenggara. Pemerintah Brunei Darussalam telah menempatkan endidikan sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional mereka, dengan pengeluaran endidikan yang signifikan dari anggaran nasional. Negara ini memiliki endid endidikan yang terstruktur dan lengkap, mulai dari pra- sekolah hingga endidikan tinggi. Selain itu, Brunei Darussalam memiliki beberapa universitas dan endidi endidikan tinggi terkemuka di Asia, seperti Universitas Brunei Darussalam dan Institut Teknologi Brunei. Brunei Darussalam juga memiliki angka melek huruf yang tinggi, dengan tingkat melek huruf yang hampir mencapai 100%.

Meskipun Brunei Darussalam dianggap sebagai negara endidikan yang maju, masih ada beberapa tantangan dalam endid endidikan mereka, seperti masalah kurangnya diversifikasi dalam pilihan program studi di perguruan tinggi dan masalah kekurangan tenaga

15 Wasiah, Fitri, Pendidikan Islam Di Brunei Darussalam, Adiba: Journal Of Education, Vol. 2 No. 1 Januari 2022, page 97-108, hal. 101.

(20)

pengajar yang berkualitas dalam beberapa bidang. Namun secara keseluruhan, Brunei Darussalam dianggap sebagai negara yang memiliki endid endidikan yang maju dan terus berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas endidikan mereka.

Begitu pentingnya endidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, dengan endidikan dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spiritual, intelegensi dan skill, dan endidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses endidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, endidikan harus dipandang sebagai Mutu endidikan juga berpengaruh tehadap perkembangan suatu bangsa, dan setiap negara memiliki kondisi endidikan yang berbeda, baik hal itu mencakup sejarah, endid endidikan maupun kebijakannya.16 Oleh sebab itu, Negara Brunei Darussalam sangat kuat dalam hal endidikan baik itu dari endid endidikan, kurikulum dan sebagainya. Inilah salah satu endidi bahwa Brunei Darussalam bisa disebut Negara maju dalam hal endidikan.

1. Tingkat Pendidikan di Negara Malaysia

Negara Malaysia dalam mengambangkan pendidikan memiliki endid endidikan tersendiri tentunya, seperti negara-negara yang lain. Negara Malaysia ini memiliki empat tingkatan dalam jenjang pendidikan. Sesuatu yang unik di negara Malaysia adalah ketika anak sudah berusia 6 tahun, orang tua harus mendaftarkan anaknya di sekolah rendah. Jika orang tua tidak segera mendaftarkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran, maka akan dikenakan sanksi atau hukuman, yaitu dedenda maksimal 5000 RM. Atau dihukum maksimal 6 bulan. Selain itu, biaya endidikan juga memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri. Sekolah Dasar misalnya, hanya dipungut biaya endidikan 50-70 RM, jadi anggaran biayanya hanya sekitar 125.000-187.500 IDR, pertahun. Bisa kita lihat, sangat jauh berbeda dengan negara Indonesia, banyak anak-anak yang tidak mendapatkan endidikan yang layak.

1. Pendidikan setara SD – SMP – SMA

16 Hasbi Abduh, Perbandingan Pendidikan Di Negara Brunei Darussalam Dan Negara Kesatuan Rublik Indonesia, hal. 2.

(21)

Secara umum, negara Malaysia memeiliki 2 tipe sekolah, yaitu Sekolah Kebangsaan yang menggunakan Bahasa Melayu sebagai pengantar. Serta ada Sekolah jenis Kebangsaan yang menggunakan Bahasa Inggris, Mandarin, bahkan Tamil sebagai pengantar.

Hampir sama dengan di Indonesia, endidikan dasar atau Sekolah dasar (SD) di Malaysia membutuhkan waktu selama 6 tahun. Kemudian murid yang akan naik ke tingkat selanjutnya harus mengikuti Ujian Penilaian Sekolah Rendah (UPSR). Jika telah dinyatakan lulus, dapat meneruskan ke sekolah menengah yang dibagi menjadi 2 tingkatan. Tingkatan pertama adalah Sekolah Menengah Rendah selama 3 tahun, yang biasa dikenal juga dengan sebutan Form 1-3. Sekolah Menengah Rendah ini setara dengan SMP jika di Indonesia.

Kemudian tingkatan kedua yaitu Sekolah Menengah Atas atau Form 4-5 selama 2 tahun. Seperti Namanya, SMA di Malaysia dan di Indonesia memiliki pembagian program khusus. Bedanya, di Malaysia program khusus ini dibagi menjadi kelas sains, sastra, dan teknikal. SMA di Malaysia memang hanya 2 tahun, karena setelah itu, siswa akan mengikuti program tingkat 6.

2. Program Tingkat Enam (Form 6)

Pada program tingkat 6 ini, pelajar akan dibagi menjadi 2 pilihan program, yaitu sains dan sastra. Setelah itu, mereka akan menjalani endidikan selama 1 tahun 6 bulan.

Kemudian pelajar akan mengikuti Ujian Umum STPM (Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia). Ujian akhir inilah yang akan menentukan pelajar tersebut dapat meneruskan tingkat universitas atau tidak.

3. Pra Universitas

Program pra universitas hampir sama dengan program Form 6 di atas. Bedanya, program pra universitas adalah program yang diadakan oleh universitas yang bersangkutan atau biasa dikenal dengan sebutan fondasi (foundation). Sebelum masuk fondasi, pelajar diharuskan mengikuti ujian SPM (Sijil Pelajaran Malaysia) sebagai syarat diterimanya ke dalam fondasi tertentu.

Sebagai contoh, jika ingin masuk ke Universitas Monash Malaysia, maka harus lulus terlebih dahulu dalam SPM dan dapat ikut program “Monash University Foundation Year” selama 1 tahun. Mata pelajaran yang didapatkan kurang lebih ada 8 hingga 9 mata

(22)

pelajaran yang berkaitan dengan jurusan, yang nantinya akan diambil. Setelah menjalani endidikan selama 1 tahun dengan baik, pelajar tersebut dapat langsung masuk ke uiversitas oemiliki program fondasi tersebut.

4. Universitas (Program Sarjana Profesional)

Gelar sarjana di Mlaaysia biasnaya membutuhkan waktu 3 sampai 5 tahun. Jika di universitas negeri, perkuliahan disampaikan dengan endid melayu, sedangkan di universitas swasta, materi perkuliahan akan disampaikan dalam endid inggris. Dalam waktu 3-5 tahum endidik, mahasiswa harus menyelesaikan 120 kredit, atau jika di Indonesia 120 SKS. Biaya kuliah di Malaysia berkisar antara RM 20.000 hingga RM 25.000 per tahunnya.

Selain program sarjan standar tersebut, Malaysia juga memiliki program kuliah unik, yaitu twinning programme. Twinning programme memungkinkan mahasiswa yang kuliah di Malaysia, namun juga mendapatkan gelar sarjana dari negara lain, seperti Inggris, Australia, Jerman, Amerika, atau Perancis. Lamanya kuliah twinning programme di Malaysia beragam, mulai dari 2 tahun, 3 tahun, atau bahkan 5 tahun penuh.

2. Kurikulum Pendidikan di Negara Malaysia

Malaysia adalah sebuah negara berkembang dan di kalangan dunia ketiga, Malaysia adalah sebuah negara yang sering melakukan perubahan dan perencanaan kurikulum sesuai dengan perkembangan politik, endid ekonomi, endid budaya, dan tren perkembangan endidikan endi dan internasional. Perubahan kurikulum dilakukan bertujuan memenuhi kehendak dan tujuan perkembangan manusia dan negara. Arah, tujuan, tujuan negara, visi dan pemikiran masyarakat, serta kemajuan endid politik dan ekonomi negara, tergantung pada pergeseran dan perubahan kurikulum yang global.

Dengan ini, kurikulum menjadi warna masyarakat dan negara pada masa yang akan endid.

Perubahan dan pembentukan kurikulum sering dilingkupi oleh visi yang menjadi tujuan dasar yang hendak dicapai oleh negara. Dari zaman kurang beradab, bergerak ke pemburu, dan berkembang ke masyarakat melek huruf, elit, yang terdiri dari golongan yang dekat dengan pemimpin istana, lalu masuknya agama Islam yang memberi perubahan besar dalam endid endidikan, dan pondok di Malaysia. Selanjutnya, endid

(23)

endidikan di Malaysia dipoles lagi dengan endid endidikan ala Barat melalui penjajahan Portugis, Belanda, dan Inggris. Lingkungan sejarah membawa banyak perubahan pada pembukaan halaman kurikulum endidikan Malaysia. Dari zaman kegelapan dan buta huruf, mesyarakat Malaysia kini menjelajahi zaman telekomunikasi dan teknologi informasi digital. Dari system sekolah pondok pribadi dan bersaing-saing, berubah ke suatu endid endidikan yang terkendali, dan sekarang bergerak ke endid endidikan yang lebih terbuka, fleksibel dan global. Istilah-istilah baru dalam dunia endidikan dibawa masuk ke dalam lapangan endidikan Malaysia, dan secara berangsur-angsur meresapi pemikiran masyarakat Malaysia.

Kurikulum Nasional merupakan suatu program endidikan yang termasuk kurikulum, dan kegiatan yang mencakup semua pengetahuan, keterampilan, norma, nilai, unsur kebudayaan, dan kepercayaan. Tujuannya, adalah untuk membantu perkembangan seorang murid dengan sepenuhnya dari segi jasmani, rohani, mental, dan emosi, serta menanam dan meningkatkan nilai moral yang diinginkan untuk menyampaikan pengetahuan. Kurikulum Nasional dibagi menjadi:

1. Kurikulum Asuhan dan Didikan Awal Kanak-Kanak

Kurikulum Asuhan dan Didikan Awal Kanak-Kanak bertujuan untuk memberi asuhan dan didikan awal yang berkualitas kepada anak-anak, serta menyediakan kesempatan belajar yang dapat merangsang pikiran anak-anak dalam rentang usia lahir sampai 4 tahun. Kurikulum ini berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan endidik anak dari aspek jasmani, emosi, spiritual, intelektual dan endid.

2. Kurikulum Standar Prasekolah Kebangsaan (KSPK)

KSPK bertujuan untuk mengembangkan potensi anak berumur 4-6 tahun secara menyeluruh dan terpadu dalam aspek jasmani, emosi, spiritual, intelektual dan endid melalui lingkungan pembelajaran yang aman, bergizi, serta kegiatan yang menyenangkan, kreatif dan bermakna. Hal ini adalah untuk meningkatkan keterampilan, menanam keyakinan, dan membentuk konsep diri yang positif pada diri murid, agar mereka berhasil dalam lingkungan yang ada, dan siap untuk mengatasi tantangan dan tanggung jawab di sekolah rendah.

(24)

3. Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR)

KBSR adalah suatu program endidikan yang komprehensif dan terpadu, dari segi struktur konten, pendekatan, serta bahan pengajaran dan pembelajaran. Tujuan KBSR adalah untuk mengembangkan potensi setiap individu secara menyeluruh, untuk melahirkan insan seimbang, harmonis, dan berakhlak mulia. Unsur unsur pengetahuan, keterampilan dan nilai terintegrasi dalam semua kegiatan kurikulum dan kokurikulum.

4. Kurikulum Standar Sekolah rendah (KSSR)

Dilaksanakan secara bertahap, dimulai tahun 2011 dengan murih tahun 1 KSSR bertujuan untuk memperluas potensi individu murid secara endidik, untuk melahirkan modal insan yang seimbang, harmonis, berakhlak mulia, kritis, kreatif, inovatif serta memiliki kemahiran insaniah sebagai persiapan untuk menghadapi tantangan saat dan abad ke-21.

5. Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM)

KBSM bertujuan untuk memperluas potensi individu secara holistic, dengan mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakat murid. Kurikulum ini juga menyediakan murid untuk melanjutkan endidikan dan atau untuk menambah pekerjaan.

3. Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran di Negara Malaysia

Di Malaysia, terdapat 2 lembaga yang bertanggung jawab terhadap endid evaluasi capaian hasil belajar peserta didik. The Malaysia Examination Syndicate mengelola ujian di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, sedangkan the Malaysia Examination Council mengelola ujian di tingkat sekolah menengah atas. Kelulusan siswa SD ditentukan berdasarkan Ujian Pelajaran Sekolah Rendah (UPSR/Primary School Evaluation) yang mencakup endid (Malaysia dan Inggris), matematika dan Sains. Ujian ini lebih bersifat untuk mendiagnosa kelebihan dan kekurangan siswa, dan memonitor proses pembelajaran. Karenanya, hasil ujian tidak akan menghalangi siswa melanjutkan ke sekolah menengah tingkat pertama. Lebih dari itu, mulai tahun ini, ujian UPSR akan dilengkapi dengan attitude test yang berkaitan dengan integritas dan sikap yang ditanamkan sejak dini.

(25)

Adapun ujian bagi siswa sekolah menengah pertama dalam bentuk Penilaian Menengah Rendah/PMR (Lower Secondary Examination). Ujian ini melengkapi penilaian berbasis sekolah melalui portofolio siswa dalam sejarah, geografi, dan life skill yang diujikan oleh guru sekolah. Pada tingkat sekolah menengah atas (Form 5), peserta didik wajib mengikuti Sijil Pelajaran Malaysia (SPM; Malaysian Certificate of Education Examination). Setelah itu, mereka bisa memilih melanjutkan Form 6 atau matrikulalsi pra universitas. Bila melanjutkan ke form 6, mereka wajib mengikuti Sijil Pelajaran Tinggi Malaysia (STPM; Malaysian Certificate of Higher Education Examination).

4. Pelaksanaan Pembelajaran di Negara Malaysia

Jam pelajaran endid Melayu di Sekolah Jenis Kebangsaan Cina (SJKC) dan Tamil (SJKT) di Malaysia akan ditingkatkan dari 180 menit menjadi 240 menit seminggu.

Penambahan waktu itu dimaksudkan untuk memperdalam penguasaan endid Melayu di kalangan siswa sekolah rendahan (sekolah dasar) tersebut. Penambahan waktu itu tidak akan mempengaruhi pembelajaran endid ibu lainnya, seperti yang dikhawatirkan beberapa pihak.

Penambahan waktu belajar itu bahkan pernah diusulkan oleh pegawai kementerian menjadi 270 menit. Namun, masyarakat yang mendukung SJKC tak menyetujui sementara tak ada masalah jika diterapkan di SJKT. Pemerintah Malaysia akhirnya mengambil jalan tengah dengan menetapkan endidik selama 60 menit untuk pelajaran endid Melayu itu.

Sistem endidikan, terutama yang menyangkut endidi endidikan yang dianut Malaysia memang sedikit berbeda dengan Indonesia. Pengkotak-kotakan sesuai ras (SARA), sekolah ini dituding oleh beberapa pakar di Malaysia, telah menyebabkan pembauran di Malaysia masih kurang karena telah menciptakan eksklusivitas. Jenjang lanjutan sekolah rendah adalah Sekolah Menengah Kebangsaan (tanpa melalui SMP seperti di Indonesia) dengan endid pengantar endid Melayu atau Inggris. Dulu, pelajar- pelajar dari SJKC dan SJKT harus mengikuti kelas peralihan selama 1 tahun, untuk memahirkan endid Melayu. Namun sekarang tidak lagi, tetapi hanya yang nilai rendah endid Melayu pada UPSR (semacam Ujian Nasional SD) yang harus mengikuti kelas peralihan.

(26)

Selama ini banyak sekolah di Malaysia memberi pengajaran ilmu pengetahuan dan matematika dalam endid Inggris. Kemudian mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia menyerukan kedua mata pelajaran itu harus disajikan dalam endid Melayu.

Bahkan endid nasional Malaysia itu harus endidi difungsikan sebagai endid pengantar dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Penguasaan endid Inggris memang tak kalah penting. Namun endid Inggris tak perlu dijadikan endid pengantar, karena bisa menyisihkan peran endid Melayu di sekolah.

5. Perbandingan antara Negara Maju dan Berkembang

Banyak institusi-institusi endidikan tinggi swasta di Malaysia yang memiliki program kolaborasi dengan berbagai universitas terkenal di Inggris, Amerika, Australia dan lainnya. Program kolaborasi ini memungkinkan para mahasiswa untuk menyelesaikan program gelar luar negeri dengan kuliah di Malaysia. Program-program ini adalah Program Twinning Degree 2+1, ataupun Program 3+0 Bachelor Degree. Selain itu juga tersedia banyak universitas luar negeri (misalnya Monash University Australia dan University of Nottingham Inggris) yang mendirikan kampus cabang di Malaysia.

Sehingga para mahasiswa bisa kuliah di Malaysia, tetapi mendapatkan endidikan dan gelar dari universitas luar negeri tersebut, sebuah pilihan yang sangat menguntungkan dan menghemat biaya.

Standar dan kualitas endidikan Malaysia dimonitor dan diatur oleh Malaysian Qualifications Agency Act 2007 dan Private Higher Education Institutions Act 1996.

Selain itu banyaknya universitas luar negeri (yang berasal dari Inggris, Amerika, Australia, Selandia Baru dan negara lainnya) yang bersedia bekerjasama dengan institusi- institusi endidikan di Malaysia menunjukkan bahwa kualitas endidikan Malaysia diakui secara internasional.

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

System Pendidikan diantara negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam memiliki sistem dan kebijakan khas masing-masing. Keberagaman sistem dan kebijakan

(27)

ini dibuat lebih berorientasi untuk mewujudkan goal/tujuan masa depan yang ingin mereka capai. Untuk memaksimalkan hal tersebut bahkan hingga dibuatkan Lembaga khusus, seperti Malaysia yang membuat Lembaga yang berfokus kepada assesmen dan evaluasi. Sedangkan Brunei Darussalam lebih berfokus kepada sistem yang ditingkat untuk membuat SDM yang lebih berkualitas.

B. Saran

Diantara ketiga negara tersebut, Indonesia menjadi negara yang kualitas pendidikannya terendah di asia tenggara. Mungkin Indonesia dapat mencontoh sistem dan kebijakan negara yang kualitasnya diatasnya, namun tetap dengan mempertimbangkan keadaan dari masyarakat kita apakah relevan atau tidak untuk diterapkan. Seperti negara Malaysia yang membuat Lembaga khusus untuk evaluasi dan asesmen, atau brunei Darussalam yang berfokus kepada sistem. Di Indonesia juga tidak ada jenjang Pendidikan untuk pra kuliah/universitas, mungkin hal ini bisa menjadi pertimbangan untuk negara kita.

DAFTAR PUSTAKA

Admin, Perbandingan Pendidikan di Indonesia, dalam http://furqon008- guzfoer.blogspot.com/2012/01/perbandingan-pendidikan-di-indonesia.htm,l diakses tanggal 27 Februari 2015.

(28)

Aryani Rika, 2018. Makalah Proses Perumusan kebijakan Pendidikan. Dipubikasi 19 Maret 2018. PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN - Rikaariyani.com

Binti Maunah, 2011. Perbandingan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras.

Hasbi Abduh, Perbandingan Pendidikan Di Negara Brunei Darussalam Dan Negara Kesatuan Rublik Indonesia.

Kementerian Pendidikan Brunei Darussalam (n.d.). Kerangka dan Panduan bagi Kurikulum dan Penilaian Pengetahuan Ugama Islam (Framework and Guidelines for Curriculum and Assessment Islamic Religious Knowledge). Bahagian Pembangunan Kurikulum, KPBD (2004). Pencapaian dan Penilaian 20 Tahun Pendidikan 1984-2003 dan Perancangan 20 Tahun akan datang 2004-2024 (Achievement and Assessment in Education in 20 Years 1984-2003 and Planning fortheNext 20 Years 2004-2024).

Novidya Yulanda, Perbandingan Kurikulum Social Studies di Korea selatan dan Brunei Darussalam.

Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf (2011), Perbandingan Pendidikan Islam, Yogyakarta, Teras.

Wasiah, Fitri, Pendidikan Islam Di Brunei Darussalam, Adiba: Journal Of Education, Vol. 2 No. 1 Januari 2022, page 97-108.

Susiba dkk, Analisis Kebijakan Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional (SPN)-21: Peluang Dan Tantangannya Bagi Pendidikan Islam Di Brunei Darussalam, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 09, No. 02 Juli- Desember 2022.

Referensi

Dokumen terkait