• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM KESPRO DAN KESEHATAN LANSIA “PROSES MENUA”

N/A
N/A
Aisyah Ridwan

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH SISTEM KESPRO DAN KESEHATAN LANSIA “PROSES MENUA”"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SISTEM KESPRO DAN KESEHATAN LANSIA

“PROSES MENUA”

DISUSUN OLEH KELOMPOK II

1. AISYAH RIDWAN HT 501200038 2. MIRNAWATI LAMALA 501200056

PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GORONTALO

TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses Menua” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan makalah ini kami berharap dapat membantu para pembaca dalam meningkatkan pengetahuan tentang proses penuaan pada lansia. Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Limboto, 30 Oktober 2023

Kelompok II

(3)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3

A. Pengertian Menua...3

B. Teori Proses Menua...5

C. Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia...7

D. Masalah dan Penyakit yang Sering Dihadapi Lansia...10

E. Penyakit yang Sering Dijumpai Pada Lansia...12

BAB III PENUTUP...17

A. Kesimpulan...17

B. Saran...17

DAFTAR PUSTAKA...18

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) adalah individu yang berada ada tahap akhir dari rentang kehidupan manusia, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh baik fisik, mental dan social. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Prosses atau proses penuaan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta perbaikan sosial dan ekonomi berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan juga harapan hidup, sehingga populasi lansia juga meningkat.

Badan kesehatan dunia (World Health Organization, menyatakan bahwa jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2017 jumlah lansia tertinggi di Dunia terdapat di Negara Jepang mencapai 69,785%, dari angka tersebut 88,1% populasi lansia adalah wanita. Indonesia populasi lansia pada tahun 2017 berjumlah 9,03% atau 23,66 juta jiwa penduduk lansia.

(Badan Pusat Statistik, 2019) di Indonesia terdapat lima provinsi dengan struktur penduduk tua di mana penduduk lansianya sudah mencapai 10 persen, yaitu: DI Yogyakarta (14,50 %), Jawa Tengah (13,36

%), Jawa Timur (12,96 persen), Bali (11,30 %) dan Sulawesi Barat (11,15%). Bali menduduki peringkat ke 4 dengan struktur penduduk tua terbanyak.

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap paling akhir dalam tahap kehidupan manusia. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa masa lansia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.Dari pernyataan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa dikatakan lanjut usia apabila sudah berumur 60 tahun keatas.

(5)

Berdasarkan data Statistik Penduduk Lanjut Usia(BPS, 2019)didapatkan data bahwa selama kurun waktu hampir lima dekade (1971-2019), persentase penduduk lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat. Pada tahun 2019, persentase lansia mencapai 9,60 persen atau sekitar 25,64 juta orang. Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang bertransisi menuju ke arah penuaan penduduk karena persentase penduduk berusia di atas 60 tahun mencapai di atas 7 persen dari keseluruhan penduduk dan akan menjadi negara dengan struktur penduduk tua (ageing population) jika sudah berada lebih dari 10 persen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan menua?

2. Apa saja teori proses menua?

3. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia?

4. Apa saja masalah dan penyakit yang sering dihadapi lansia?

5. Apa saja penyakit-penyakit yang sering dijumpai pada lansia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari menua 2. Untuk mengetahui teori proses menua

3. Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadu pada lansia 4. Untuk mengetahui masalah dan penyakit yang sering dihadapi lansia 5. Untuk mengetahui penyaki-penyakit yang sering dijumpai pada lansia

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Menua

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai ―penyakit degeneratif‖

(seperti hipertensi, aterosklerosis, diabetes mellitus dan kanker) yang akan menyebabkan stroke, infark miokard, koma asidotik, metastasis kanker, dsb).

Menua adalah proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah, dimulai sejak lahir, dan umum dialami pada semua makhluk hidup.

Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Penuaan yang dialami oleh manusia terjadi sesuai dengan kronologis usia.

Menua didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia. Penuaan adalah suatu proses normal yang ditandai dengan perubahan fisik, sosial, dan psikologis yang dapat terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Hal ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multidimensional yang dapat diobservasi dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem.

(7)

Seseorang dikatakan sebagai manusia lanjut usia atau sering disebut lansia dapat diketahui daro berbagai sudut pandang. Banyak pendapat mengenai batasan seseorang dikatakan lansia, batasan lansia dapat dilihat dari umur, sistem biologis, psikologis dan sosial. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia lanjut usia dibagi 4 yaitu:

1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun.

2. Lanjut usia (elderly), antara 60-74 tahun.

3. Lanjut usia tua (old), antara 75-90 tahun.

4. Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun.

Menua merupakan proses keadaan yang terjadi pada kehidupan manusia. Menua adalah proses selama hidup yang bukan hanya dimulai dari satu waktu tertentu, tapi dimulai sejak awal kehidupan, menjadi tua adalah proses alami yang berarti seorang telah melalui tahap kehidupannya, yakni neonatus, toddler, pra school, remaja, dewasa dan lansia. Tahapan ini di mulai dari biologis maupun psikologis.

Perubahan karna proses menua serta usia biologis, dengan bertambah usia seseorang maka membuat terjadinya penurunan anatomi dan fungsional atas organ-organnya makin besar. Penelitian andres dan tobin yang dikutip oleh Kane mengintruksi hukum 1% yang mengatakan fungsi organ bisa merusut sebesar 1% per tahun sehabis umur 30 tahun meskipun penelitian dari Svanborg mengatakan menurunnya tidak sebahaya seperti di atas, tetapi memang terjadi penurunan yang fungsional dan nyata sehabis umur 70 tahun. Lebih tepat jika dinyatakan penurunan anatomi dan fungsi organ itu, tidak dihubungkan dengan usia kronologik tetapi dengan umur biologiknya.

Maka disimpulkan, kemungkinan seorang dengan usia kronologik baru 55 th telah melihatkan macammacam penurunan anatomik dan fungsional yang nyata karena umur biologiknya yang telah berlanjut menjadi akibat tidak bagusnya faktor nutrisi, menjaga kesehatan, dan kurang aktivitas. menurunnya anatomik dan fungsional dari organ ini bisa mengakibatkan mudah muncul penyakit pada organ tersebut. Batas dari

(8)

penurunan fungsional dan penyakit sering disebut burukkan gardual oleh para ahli dengan tanda gejala tergantung ambang batas tertentu dan derajat kecepatan terjadinya perburukan atau deteriorisasi. Tanda penuaan yaitu tidak pada luaran organ atau organisme saat istirahat, tapi gimana organ atau organisme itu bisa beradaptasi pada stress dari luar.

B. Teori Proses Menua

Ada dua jenis teori benua yaitu teori biologi dan teori psikososial.

Teori biologis meliputi teori genetik dan mutasi, teori imunologi, teori stres, teori radikal bebas, teori rantai silang dan teori manual akibat metabolism. Teori psikososial meliputi pelepasan, teori aktivitas, teori interaksi sosial, dan teori perkembangan.

1. Teori Biologis

a. Teori Genetik dan Mutasi

Teori genetik menyatakan bahwa menua itu telah terprogam secara genetik untuk spesies tertentu. Teori ini menunjukkan bahwa menua terjadi karena perubahan molekul dalam sel tubuh sebagai hasil dari mutasi spontan yang tidak dapat dan yang teraumulasi seiring dengan usia. Sebagai contoh mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.

b. Teori Imunologis

Menua merupakan suatu alternatif yang diajukan oleh Walford (1965). Teori ini menyatakan bahwa respon imun yang tidak terdiferensiasi meningkat seiring dengan usia. Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi merusak membran sel akan menyebabkan sistem imun tidak mengenal dirinya sendiri sehingga merusaknya. Hal inilah yang menjadi yang mendasari peningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia.

c. Teori Stres

Teori stres menyatakan bahwa benua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasanya digunakan oleh tubuh. Regenerasi

(9)

jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lemah.

d. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya proses metabolisme. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif meningkat mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan dalam oksidasi bahan organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas menyebabkan sel tidak dapat beregenerasi. Radikal bebas dianggap sebagai penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi se. Teori ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan oleh akumulasi kerusakan ireversibel.

e. Teori Rantai Silang

Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat atau molekul collagen bereaksi dengan zat kimia dan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang akan menyebabkan perubahan pada membran plasma yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua.

f. Teori Menua Akibat Metabolisme

Telah dibuktikan dalam percobaan hewan, bahwa pengurangan asupan kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan kegemukan dapat memperpendek umur.

2. Teori Psikososial

a. Teori Penarikan Diri./Pelepasan

Teori ini merupakan teori sosial tentang Benua yang paling awal dan pertama kali diperkenalkan oleh Gummindang Henry

(10)

(1961). Teori ini menyatakan bahwa masyarakat dan individu selalu berusaha untuk mempertahankan diri mereka dalam keseimbangan dan berusaha untuk menghindari gangguan. Oleh karena itu lansia mempersiapkan pelepasan terakhir yaitu kematian dengan pelepasan mutual dan pelepasan yang dapat diterima masyarakat.

Pelepasan ini meliputi pelepasan peran sosial dan aktivitas sosial. Menurut teori ini seseorang lansia akan dinyatakan mengalami proses penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri dalam menghadapi.

b. Teori Aktivitas

Penuaan yang sukses bergantung dari bagaimana seseorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial.

c. Teori Interaksi Sosial

Teori ini menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang ingin dihargai masyarakat. Kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya atas dasar kemampuan bersosialisasi.

d. Teori Perkembangan

Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut yang dapat bernilai positif maupun negatif.

C. Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia suatu proses yang tidak dapat dihindari yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan

(11)

yang selanjutnya menyebabkan perubahan fisik dan fungsi perubahan mental, perubahan psikososial, perkembangan spiritual, dan dampak kemunduran. Perubahan yang terjadi pada lanjut usia diantaranya yaitu:

1. Perubahan Fisik

Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun. Tak heran bila pada usia lanjut semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tidak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu. Menjadi tua membawa pengaruh serta perubahan menyeluruh baik fisik,sosial, mental, dan moral spiritual yang keseluruhannya saling kait mengait antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap, rambut kepala mulai memutih atau beruban, gigi mulai lepas, penglihatan berkurang, mudah lelah dan mudah jatuh mudah terserang penyakit, nafsu makan menurun, penciuman mulai berkurang, gerakan lambat, kurang lincah, dan pola tidur berubah.

2. Perubahan Mental

Di bidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia yakni keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat, mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat, ingin tetap mempertahankan hak dan hartanya dan ingin tetap berwibawa,dan meninggal secara terhormat dan masuk surga.

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu perubahan fisik khususnya organ perasa, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), dan lingkungan. Perubahan kepribadian yang

(12)

drastis, keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain misalnya penyakit.

a. Kenangan atau memori

Kenangan jangka panjang beberapa jam sampai beberapa hari yang lalu dan mencakup beberapa perubahan, kenangan jangka pendek atau skala (0-10 menit), kenangan buruk bisa ke arah demensia.

b. Intelegentia Quotion (IQ)

IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal. Penampilan, persepsi, dan keterampilan psikomotor berkurang. Terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan faktor waktu.

3. Perubahan Psikososial

Perubahan psikososial pada lansia sering diukur dengan nilai melalui produktivitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.

Bila mengalami pensiun (purna tugas), seseorang akan mengalami kehilangan antara lain kehilangan finansial (pendapatan berkurang), kehilangan status, kehilangan teman, kehilangan pekerjaan dan kegiatan sehingga merasa sadar akan kematian, kekurangan ekonomi, adanya penyakit kesepian, adanya gangguan saraf dan panca indra, gangguan gizi, rangkaian kehilangan kekuatan dan ketegangan fisik.

4. Perubahan Spritual

Agama atau kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan, lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya hal ini terlihat dalam berpikir sehari-hari dan pada usia 70 tahun perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan keadilan.

5. Dampak Kemunduran

(13)

Memasuki usia tua banyak mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang ditandai kulit menjadi keriput karena berkurangnya bantalan lemak rambut memutih, pendengaran berkurang penglihatan memburuk, gigi mulai ompong, aktivitas menjadi lambat, nafsu makan berkurang yang menyebabkan kekurangan gizi pada lansia dan kondisi tubuh yang lainnya juga mengalami kemunduran, perubahan kondisi hidup dapat berdampak buruk pada lansia. Koping terhadap kehilangan pasangan, perpindahan tempat tinggal, isolasi sosial, dan kehilangan kendali dapat terjadi kesulitan lansia untuk merawat diri sendiri.

D. Masalah dan Penyakit yang Sering Dihadapi Lansia

Nugroho.W (2008) menyatakan berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang cenderung terajadi pada lansia antara lain:

1. Kurang Bergerak

Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak, penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi, dan otot, gangguan saraf serta penyakit jantung dan pembuluh darah.

2. Instabilitas (Mudah Jatuh)

Jatuh pada usila merupakan masalah yang sering terjadi penyebabnya multi faktor, banyak yang berperan didalamnya baik faktor intrinsik maupun dari dalam diri usila sendiri. Sekitar 30-50%

dari populasi usila mengalamai jatuh setiap tahunya. Sepuluh dari angka tersebut mengalami jatuh ulang. Perempuan lebih sering jatuh dibandingkan dengan lanjut usia laki-laki.

3. Mudah Lelah

Mudah lelah disebabkan faktor fisiologis (perasaan bosan, keletihan, dan depresi) gangguan organis misalnya anemia, kurang vitamin, perubahan tulang, gangguan pencernaan, gangguan sistem peredaran darah dan melelahkan daya kerja otot.

4. Gangguan Panca Indera, Komunikasi, Penyembuhan dan Kulit

(14)

Akibat proses menua semua panca indera berkurang fungsinya.

Demikian juga gangguan pada otak, saraf, dan oto-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal dan gangguan pendengaran, hilangnya pendengaran terhadap nada murni berfrekuensi tinggi, pada penglihatan kelainan lensa mata reflek direk lemah, presbiopi dan lainnya.

5. Infeksi

Infeksi merupakan salah satu masalah pada lansia. Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh, terdapatnya berbagai penyakit sekaligus yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang, selain itu faktor lingkungan dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.

6. Depresi

Perubahan status sosial serta perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia. Gejala depresi sering tidak dapat diketahui penyebabnya karena gejala depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas.

7. Berat Badan Menurun dan Kurang Gizi

Berat badan menurun disebabkan oleh nafsu makan menurun karena kurang adanya gairah hidup atau kelesuan. Adanya penyakit kronis, gangguan pada saliran pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu, faktor sosial ekonomi.

Kekurangan gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahanan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial, gangguan panca indera, kemiskinan, hidup seorang diri, gangguan mental, gangguan tidur, obat-obatan dan lainnya.

(15)

8. Sulit BAB

Seperti kurangnya gerak fisik, makan yang kurang mengandung serat, kurang minum, ataupun akibat pemberian obat-obatan tertentu.

Akibat pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan dan kotoran menjadi keras dan kering pada keadaan tertentu dapat mengakibatkan berupa penyumbatan pada usus desertai rasa sakit pada daerah perut.

9. Gangguan Tidur

Lance dan segal mengungkapkan bahwa faktor usia merupakan faktor penting yang berpegaruh terhadap kualitas tidur. Keluhan kualitas tidur seiring dengan bertambahnya usia. Gangguan tidur tidak saja menunjukkan indikasi adanya kelainan jiwa yang dini, tetapi merupakan keluhan hampir 30% penderita yang berobat ke dokter.

Gangguan tidur dapat disebabkan oleh:

a. Faktor ekstrinsik (luar) misalnya lingkungan yang kurang tenang.

b. Faktor intrinsik, baik organik (nyeri, gatal, sakit gigi, kram betis, dan lain-lain). Maupun psikogeni (depresi, kecemasan, stres, dan marah yang tidak tersalurkan iritabilitas).

E. Penyakit yang Sering Dijumpai Pada Lansia

Lansia, atau orang yang telah mencapai usia lanjut (biasanya di atas 65 tahun), seringkali mengalami berbagai penyakit dan masalah kesehatan sebagai akibat dari proses penuaan. Beberapa penyakit yang sering dijumpai pada lansia meliputi:

1. Hipertensi

Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil 2 ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Tekanan sistolik menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak tekanan diastolik menunjukkan saat tekanan beristirahat di antara pemompa

(16)

dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.

Jika pembuluh darah menyempit maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat Selain itu jika jumlah darah yang mengalir bertambah tekanan darah juga akan meningkat.

2. Diabetes Mellitus

Definisi diabetes mellitus menurut World Health Organization (WHO) adalah kadar glukosa puasa ≥126 mg/dL, dimana kadar glukosa antara 100 dan 125 mg/dL (6,1-7,0 mmol/L) dapat dikatakan suatu keadaan pre diabetes.

Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan dengan rajin mengontrol gula kadar gula darah control yang ketat ini bisa mencegah terjadinya komplikasi pada pasien diabetes penyakit diabetes melitus dapat dihindari apabila setiap individu melakukan tindakan pencegahan antara lain mengetahui faktor-faktor resiko yang dapat menimbulkan penyakit diabetes yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi diantaranya obesitas, merokok, stres, hipertensi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia di atas 45 tahun keatas faktor keturunan, ras, riwayat penderita diabetes gestasional, pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis kelamin.

3. Penyakit Jantung

Paling sering adalah penyakit jantung koroner (PJK). Koroner adalah arteri-arteri yang melingkar melingkari jantung seperti mahkota (crown/coroner) yang berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot jantung. PJK timbul jika satu atau lebih Arteri koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan kolesterol dan komponen lain (pembentukan plak) pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).

Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina), terutama selama olahraga di mana otot jantung banyak membutuhkan oksigen. Proses aterosklerosis dapat

(17)

memulai terbentuk mulai usia anak-anak sehingga pencegahan PJK harus diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah hipertensi dan kolesterol tinggi.

4. Stroke

Stroke terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat, sehingga otak tidak mendapat oksigen. Stroke terbagi menjadi dua:

a. Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pada pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling banyak dijumpai (80%).

b. Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan kerusakan sel otak.

5. Osteoporosis

Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar kepadatan tulang terus terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak terdapat dalam usus. Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk menyerap kalsium semakin bekurang. Karena penyebab osteoporosis adalah kurangnya asupan kalsium pada usia muda. Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan dan aktivitas yang dijalankan.

6. Artritis Gout

Artritis Gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan disekitar sendi. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat rutin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

(18)

Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Penderita asam urat disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.

7. Kolesterol

Kolesterol adalah lemak berbentuk seperti lilin berwarna keputihan yang diproduksi dalam jumlah besar oleh hati. Itulah sebabnya hati dan jerohan mengandung kolesterol tinggi. Kolesterol diperlukan tubuh untuk memproduksi hormon dan membran sel. kelebihan kolesterol dalam darah dapat menyebabkan penyempitan arteri dan dapat dipastikan akan menyebabkan serangan jantung. Lemak jenuh sering menjadi biang keladi tingginya kolesterol.

Kadar lemak tinggi dapat menyebabkan aliran daran melambat dan memudahkan penempelan lemak di dinding pembeuluh darah (penimbunan plaq) dan dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit (atherosclerosis), hal ini dapat tmenimbulkan resiko berbagai penyakit yaitu gangguan pembuluh darah/jantung jantu coroner, gangguan aliran darah ke otak/stroke, gangguan darah ke ginjal/CKD dan gangguan pembuluh darah perifer. kadar lemak yang tinggi merupaka pemicu timbulnya penyakit kardiovaskular dan memperberat penyakit degenerative. Gaya hidup terutama pola makan sangat berhubungan dengan perubahan kadar kolesterol atau lemak, dan hal ini sebenarnya nmerupaka faktor yang dapat dikendalikan dan dapat dirubah.

8. Tuberculsis (TBC)

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri/kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui percikan air ludah (droplet) dan dapat menyebar kebagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas (bron- chus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Gejala tuberkulosis paru yang tampak

(19)

adalah batuk terus menerus dengan dahak selama tiga minggu atau lebih.

Kadang-kadang dahak yang keluar bercampur dengan darah. Sesak nafas dan rasa nyeri di dada. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun. Berkeringat malam hari walau tanpa aktivitas.

Demam meriang (demam ringan) lebih dari satu hari. Tanda dan ciri yang mudah untuk diketahui saat orang terkena TBC biasanya selalu berkeringat dimalam hari tanpa penyebab sesuatu yang jelas. Biasanya pengobatan penyakit TB ini tidak akan sembuh dengan cepat, butuh waktu 6 hingga 9 bulan untuk proses penyembuhan.

(20)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Penuaan adalah tahap alami dalam siklus kehidupan manusia yang melibatkan berbagai perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Pada usia lanjut, individu sering menghadapi peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, hipertensi, diabetes, penyakit Alzheimer, dan gangguan musculoskeletal seperti osteoarthritis dan osteoporosis.

Penuaan juga dapat mengakibatkan penurunan fungsi kognitif dan fisik, termasuk penurunan penglihatan, pendengaran, dan keseimbangan.

Meskipun penuaan membawa tantangan dan risiko kesehatan, bukan berarti bahwa semua lansia akan mengalami masalah yang sama. Genetika, gaya hidup, dan perawatan kesehatan yang baik dapat memengaruhi seberapa baik seseorang mengalami proses penuaan.

B. Saran

Lansia sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan pemeriksaan mata serta pendengaran dan mendorong lansia untuk menjalani gaya hidup sehat dengan makanan bergizi, olahraga teratur, dan cukup istirahat. Hindari merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Serta merangsang aktivitas fisik seperti jalan kaki, bersepeda, atau senam ringan dan

(21)

aktivitas mental seperti teka-teki silang atau membaca juga penting untuk menjaga fungsi otak.

DAFTAR PUSTAKA

Candrawati, S. A. K., & Sukraandini, N. K. (2022). Kecemasan Lansia dengan Kondisi Penyakit Kronis. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 11(2), 348.

https://doi.org/10.36565/jab.v11i2.631

Cici suarsih. 2020. HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN KOLESTROL PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKSARI. 2(1). https://jurnal.unigal.ac.id/index.php

Fandinata & Ernawati. 2020. Management terapi pada penyakit degeneratif.

Graniti: Gresik

Pasaribu. 2021. HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING). POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN:

Medan

Rulianti & Maharani. 2021. Senam pernapasan satria nusantara untuk menurunkan depresi pada lanjut usia dan menopause. STIKes Majapahit Mojokerto: MojokertoXSibuea, R. V., Mori, Agustina, Perangin-angin, B., &

Universitas. (2020). Hubungan Dukungan Spiritual Terhadap Kualitas Hidup Lansia. Nutrix Journal, 4(2), 36. https://doi.org/10.37771/nj.vol4.iss2.492 Wiratma & Rajagukguk. 2020. Penyuluhan Pencegahan Tuberkulosis untuk

Meminimalisasi Penularan pada Masyarakat Lanjut Usia di Kabupaten Serdang Bedagai. 2(3). http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jpkm

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan MSDs adalah gangguan dalam struktur tubuh seperti otot, sendi, tendon, ligamen, saraf, tulang atau sistem sirkulasi darah

Location of the study site inside Daland park, the part of Hyrcanian forests, Golestan, North of Iran MATERIALS AND METHODS Daland forest reservoir is one of rare reservoir of Zelkova