• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM PENANGKAL PETIR Dedy Syahputra Simbolon 20061050

N/A
N/A
Dedy Syahputra

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH SISTEM PENANGKAL PETIR Dedy Syahputra Simbolon 20061050"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Sistem Penangkal Petir

Mata Kuliah Utilitas Bangunan

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Utilitas Bangunan

OLEH :

Dedy Syahptra Simbolon 20061050

DOSEN PENGAMPU :

Agri Americo Agamuddin, S.Pd, MPd.T

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Agri Americo Agamuddin, S.Pd, MPd.T sebagai dosen pembimbing mata kuliah Utilitas Bangunan dan telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memahami tentang Sistem Penangkal Petir untuk memahami seputar pembahasan yang kami buat.

Penulis

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Petir adalah manifestasi dramatis dari perbedaan muatan listrik antara awan dan permukaan bumi. Hal ini dapat menghasilkan lonjakan arus listrik yang sangat tinggi, menyebabkan kerusakan serius pada bangunan, peralatan elektronik, dan bahkan mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu, perlindungan terhadap petir adalah hal yang sangat penting dalam perencanaan dan desain berbagai jenis bangunan dan fasilitas. Sistem penangkal petir telah menjadi hal yang sangat penting dalam melindungi bangunan dan fasilitas dari bahaya petir. Fenomena petir terjadi sebagai akibat dari perbedaan muatan listrik antara awan dan permukaan bumi, yang dapat menyebabkan lonjakan arus listrik yang sangat tinggi. Petir dapat menyebabkan kerusakan serius, seperti kebakaran, kerusakan struktural, dan bahkan cedera atau kematian manusia. Oleh karena itu, sistem penangkal petir telah dikembangkan untuk mengalirkan arus petir dengan aman ke tanah, sehingga mengurangi risiko kerusakan dan bahaya yang disebabkan oleh petir. Perkembangan teknologi dan pemahaman tentang fisika petir telah membantu merancang sistem penangkal petir yang semakin efisien dan andal dalam menjaga keselamatan dan perlindungan aset manusia.

Selain itu, latar belakang sistem penangkal petir juga mencerminkan kebutuhan akan perlindungan petir dalam berbagai sektor, termasuk industri, komersial, dan perumahan.

Fasilitas kritis seperti stasiun listrik, pabrik, gedung pencakar langit, dan rumah-rumah pribadi semuanya memerlukan perlindungan yang sesuai terhadap petir. Sistem penangkal petir dapat berupa instalasi tiang penangkal petir, sistem kawat penangkal petir, atau perangkat pengendali petir yang berdasarkan teknologi terbaru. Dengan meningkatnya kesadaran akan risiko petir dan pentingnya perlindungan yang efektif, sistem penangkal petir terus berkembang dan menjadi komponen integral dalam desain dan perencanaan bangunan serta fasilitas modern.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sistem Penangkal Petir

2. Apa saja elemen / Bahan Sistem Penangkal Petir 3. Apa jenis Jenis Sitem Penangkal Petir

4. Bagaimana konstruksi System Penangkal Petir 5. Bagaimana cara Kerja System Pengnangkal Petir

(4)

C. Tujuan

1. Agar dapat memahami Pengertian Sistem Penangkal Petir 2. Dapat mengetahui Elemen / Bahan Sistem Penangkal Petir 3. Dapat mamahami Jenis Jenis Sistem Penangkal Petir 4. Dapat mengertahui Konstruksi Sistem Penangkal Petir 5. Dapat Menganalisis Cara Kerja Sistem Pengnangkal Petir

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM PENANGKAL PETIR

Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam.Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton).

Parailmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapanyang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif, di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagiandasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif, pada bagian inilah petir biasa berlontaran.

Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itusendiri, antara awan dan udara, antara awan dengan tanah (bumi). Energi yangdihasilkan oleh satu sambaran 55 kw/hour.Petir merupakan peristiwa alam yang sering terjadi di bumi, terjadinya seringkalimengikuti peristiwa hujan baik air atau es, peristiwa ini dimulai dengan munculnyalidah api listrik yang bercahaya terang yang terus memanjang kearah bumi dankemudian diikuti suara yang menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai mahluk hidup.Ada 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir, diantarnya adalah;

a. Proses Ionisasi

Sambaran Petir merupakan peristiwa alam yaitu proses pelepasan muatan listrik (Electrical Discharge) yang terjadi di atmosfer, hal ini disebabkan berkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan, ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga kejadian ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai daricair menjadi gas atau sebaliknya, bahkan padat (es) menjadi cair. Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin yang berhembus, bila awan-awanterkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan ion tersebut akan memiliki beda potensial yang cukup untuk menyambar permukaan bumi maka inilah yang disebut petir.

b. Gesekan Antar Awan

Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses bergeraknyaawan ini maka saling bergesekan satu dengan yang lainya, dari proses ini terlahir electron-electron bebas yang memenuhi permukaan awan. Proses ini bisa disimulasikan secara sederhana pada sebuah penggaris plastik yang digosokkan padarambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan kertas. Pada suatu saat awanini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir dimungkinkan terjadi karenaelectron-elektron bebas ini saling

(6)

menguatkan satu dengan lainnya. Sehingga memilikicukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi.

B. DAMPAK YANG DITIMBULKAN ADANYA PETIR

Selain petir dapat menyambar sebuah bangunan yang telah di lengkapianti petir/penangkal petir konvensional maupun elektrostatis, petir juga dapat menyambar melalui jaringan listrik PLN yang kabelnya terbentang di luar dan terbuka.PadaUmumnya jaringan listrik terbuka seperti ini masih ada dan di pergunakan di beberapanegara termasuk Indonesia.Arus petir yang merusak perangkat panel listrik bukan disebabkan olehsambaran petir yang menyambar langsung ke bangunan yang telah di pasang penangkal petir atauanti petir melainkan sambaran petir mengenai jaringanlistrik PLN sehinggaarus petir ini masuk ke bangunan mengikutikabel listrik danmerusak panel listrik tersebut.

C. PENANGKAL PETIR

Penangkal petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atasgedung dan pada perangkat listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Sebuah batang logam, yang lebih tinggidari gedung, dipasang di dinding bangunan. Salah satu ujung batang kawat ini berada diluar atap bangunan dan yang lainnya terkubur di dalam tanah. Jika petir menyambar bangunan itu, maka secara langsung petir akan menyambar pada kawat batang logam,kemudian petir akan melewati kawat menuju tanah, sehingga potensial listrik dari petir dapat dinetralkan.Penangkal petir adalah salah satu komponen di dalam sistem perlindungan dari petir. Selain itu, penangkal petir ditempatkan sesuai struktur pada bagian tertinggi dari bangunan. Sistem perlindungan dari petir biasanya mencakup hubungan antar konduktor logam pada atap, jalur konduktor logam dari atap ke tanah, koneksi ikatanobjek logam dalam struktur dan jaringan landasan. Bagian atap penangkal petir terdiri:

D. SISTEM DAN CARA KERJA PENAGKAL PETIR

Dari strip logam atau batang, biasanya dari tembaga atau aluminium. Sistem perlindungan dari petir dipasang pada bangunan, pohon, monumen, jembatan atau kapallayar untuk melindungi dari bahaya petir. Penangkal petir kadang-kadang disebut finialatau terminal udara. Penangkal petir pertama kali diciptakan oleh Benjamin Franklin diAmerika pada 1749 dan dikembangkan oleh Prokop divis di Eropa pada 1754.

(7)

E. ELEMEN / BAHAN SISTEM PENANGKAL PETIR

Sistem penangkal petir terdiri dari beberapa bahan dan komponen yang bekerja sama untuk melindungi bangunan dan fasilitas dari bahaya petir. Berikut ini adalah beberapa bahan yang umumnya digunakan dalam pembuatan sistem penangkal petir:

a. Kawat Penangkal Petir: Ini adalah komponen utama dalam sistem penangkal petir.

Biasanya terbuat dari bahan konduktif seperti tembaga atau aluminium. Kawat penangkal petir diinstal di atas bangunan dan digunakan untuk mengalirkan arus petir ke tanah.

b. Tiub Penangkal Petir (Down conductor): Tiub penangkal petir adalah saluran konduktif yang menghubungkan kawat penangkal petir dengan sistem grounding atau tanah.

Biasanya terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, seperti tembaga atau aluminium.

c. Tiang Penangkal Petir: Tiang penangkal petir adalah struktur yang dipasang di atas bangunan dan berfungsi sebagai jalur yang lebih mudah bagi petir untuk mengenai. Tiang penangkal petir biasanya terbuat dari baja galvanis yang kuat dan tahan korosi.

d. Sistem Grounding (Pembumian): Grounding adalah bagian penting dari sistem penangkal petir. Ini terdiri dari elektroda yang menghubungkan kawat penangkal petir dengan tanah.

Grounding yang baik adalah kunci untuk mengalirkan arus petir dengan aman ke tanah.

e. Sistem Penangkal Petir Aktif: Beberapa sistem penangkal petir modern menggunakan perangkat elektronik yang dapat mendeteksi petir dan mengarahkan sistem penangkal petir secara otomatis. Komponen seperti sensor petir dan sistem pengendali petir adalah bagian dari sistem penangkal petir aktif ini.

f. Peralatan Pelindung: Di dalam bangunan, peralatan pelindung seperti surge arrester dan surge protector digunakan untuk melindungi peralatan elektronik dan listrik dari lonjakan arus listrik yang bisa diakibatkan oleh petir.

g. Perangkat Pemantau Cuaca: Sistem penangkal petir juga sering dilengkapi dengan perangkat pemantau cuaca yang dapat mendeteksi petir, sehingga sistem penangkal petir dapat diaktifkan saat ada ancaman petir.

h. Kabel Penghubung: Kabel yang terbuat dari bahan konduktif seperti tembaga atau aluminium digunakan untuk menghubungkan berbagai komponen sistem penangkal petir, termasuk kawat penangkal petir, tiub penangkal petir, dan sistem grounding.

Pemilihan bahan yang tepat dan perencanaan yang cermat adalah kunci dalam memastikan bahwa sistem penangkal petir berfungsi dengan baik dalam melindungi bangunan dan fasilitas dari bahaya petir.

F. Jenis – Jenis Sistem Penangkal Petir

Berdasarkan cara kerjanya,sistem proteksi petir dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Sistem Dengan Penangkap Petir

(8)

Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut:

a. Harus menyediakan titik pada ujung bangunan yang diamankan untuk nsasaran sambaran petir, dengan harapan petir akan menyambartitik itu terlebih dahulu.

b. Harus menyediakan saluran untuk menyalurkan arus petir ke tanah

c. Harus menyediakan sistem pembumian untuk mendistribusikan arus petir yang masuk ke tanah dengan merata agar tidak menimbulkan kerusakan atau bahaya pada bagian dari bangunan atau pada manusia yang sedang berada di sekitarnya.

2. Sistem Disipasi (Dissipation Array System)

Pada prinsipnya, DAS (Dissipation Array System) tidak bertujuan untuk mengundang arus petir agar menyambar terminasi udara yang sudah disediakan, melainkan membuyarkan arus petir agar tidak mengalir ke daerah yang dilindungi. Gambar berikut (gambar 2.1) menggambarkan konsep dari proteksi petir system disipasi (DAS)

Gambar 2.1. Konsep Dissipation Array System

Apabila awan bermuatan bergerak ke suatu daerah, maka akan menginduksi muatan listrik di atas permukaan tanah ataupun bangunan di bawah awan petir tersebut. Muatan yang terinduksi ini selanjutnya dikumpulkan oleh sistem pembumian DAS yang kemudian diangkut kebentuk ion (ionizer) dengan fenomena yang disebut point discharge, yaitu setiap bagian benda yang runcing akan memindahkan muatan listrik hasil induksi ke molekul udara di sekitarnya bilamana titik temunya berada pada medan elektrostatik. Ionizer akan menghimpun ribuan titik-titik bermuatan secara individu dan sanggup untuk melepaskan muatan-muatan listrik hasil induksi tadi secara optimal, dimana pada akhirnya dapat mengurangi beda potensial antara awan dan udara di sekitar ionizer.

Dengan kata lain medan listrik yang dihasilkan akan semakin kecil, sehingga

(9)

memperkecil kemungkinan udara untuk tembus listrik, sehingga terjadinya petir dapat dihindari

3. Sistem Proteksi Petir Berdasarkan Tempatnya

Berdasarkan tempatnya, sistem proteksi petir dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

A. Proteksi Eksternal

Proteksi eksternal adalah instalasi dan alat-alat di luar suatu struktur untuk menangkap dan menghantarkan arus surja (surge) petir ke sistem pembumian. Proteksi eksternal petir berfungsi sebagai proteksi terhadap tegangan lebih petir jika terjadi sambaran langsung ke sistem atau bangunan yang dilindungi. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan didalam merencanakan sistem proteksi petir eksternal adalah:

a. Macam, fungsi dan bagan dari bangunan, ukuran denah bangunan, bentuk, dan kemiringan atap.

b. Terminasi udara (air terminal) dimana jumlahnya haruslah cukup untuk memberikan daerah proteksi yang diinginkan.

c. Konduktor penyalur (down conductor) haruslah mampu menyalurkan arus petir yang diterima dari terminasi udara menuju bumi.

d. Pembumian (grounding) dimana resistensi pembumian < 10 Ohm.

B. Proteksi Internal

Proteksi petir internal merupakan perlindungan terhadap sistem elektronika di dalam bangunan / gedung akibat tegangan lebih yang ditimbulkan oleh induksi elektromagnetik akibat sambaran petir tak langsung. Walaupun bangunan sudah dilindungi terhadap sambaran petir, beberapa kerusakan pada peralatan listrik khususnya peralatan elektronika dapat disebabkan karena masuknya surja imbas petir melalui kabel listrik dan kabel komunikasi atau masuknya arus petir pada waktu terjadi sambaran langsung.

Sistem proteksi petir internal dapat terdiri dari satu jenis ataupun beberapa alat- alat proteksi petir, antara lain:

a. Arrester : alat potong tegangan lebih pada peralatan

b. Shielding : konstruksi dinding dan lantai secara khusus untuk menghilangkan induksi elektromagnetik

c. One point earthing system : pemasangan potensial aqualization busbar yang berfungsi sebagai terminal pembumian.

d. Penggunaan kabel optic sebagai pengganti kabel tembaga pada instalasi listrik. Kabel optic tidak menyebabkan percikan antar kabel dan tidak terinduksi elektromagnetik.

(10)

e. Penggunaan trafo isolasi untuk mentransformasikan arus besar yang terjadi akibat sambaran petir ke jala-jala menjadi arus yang sangat kecil. Oleh karena desain proteksi internal sangat bergantung pada instalasi listrik / elektronika maka arsitektur dalam bangunan serta perencanaan awal penggunaan bangunan harus diperhatikan.

4. Sistem Proteksi Petir Berdasarkan Terminasi Udaranya

Usaha pertama yang dilakukan dalam proteksi petir adalah mencegah agar petir tidak menyambar objek yang dilindungi. Untuk itu, dapat dilakukan dengan dua cara atau prinsip; pertama membentuk semacam tameng atau perisai bagi objek yang dilindungi sehingga diharapkan nantinya bila ada petir tidak menyambar objek melainkan menyambar tameng atau perisai tersebut. Kedua , memperkecil terjadinya sambaran petir dengan bangunan. Sistem Proteksi Petir Berdasarkan Terminasi Udaranya :

1) Penangkal Petir Franklin/Faraday/Pasif/Kovensional

Teknik penangkal petir yang sederhana dan pertama kali dikenal menggunakan prinsip yang pertama, yaitu dengan membentuk semacam tameng atau perisai berupa konduktor yang akan mengambil alih sambaran petir. Penangkal petir semacam ini biasanya disebut groundwires (kawat tanah) pada jaringan hantaran udara, sedangkan pada bangunan-bangunan dan perlindungan terhadap struktur, Benjamin Franklin menyebutnnya dengan istilah lightning rod. Istilah ini tetap digunakan sampai sekarang di Amerika. Di Inggris dan beberapa Negara di Eropa menggunakan istilah lightning conductor sedang di Rusia disebut lightning mast. Istilah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah lightning conductor. Contoh konstruksi penangkal petir konvensional jenis lightning conductor ditunjukkan pada gambar 2.2

(11)

Gambar 2.2 Penangkal petir konvensional

Penangkal petir konvensional sifatnya pasif, menunggu petir untuk menyambar dengan mengandalkan posisinya yang lebih tinggi dari objek sekitar serta ujung runcingnya agar pada saat step leader mendekat dan kuat medan semakin besar maka upward steamer dapat lebih cepat terbentuk mendahului objek di sekitarnya.

G. Konstruksi Sistem Penangkal Petir

Konstruksi sistem penangkal petir adalah proses pembangunan sistem yang bertujuan untuk melindungi bangunan dan fasilitas dari dampak bahaya petir. Berikut adalah penjelasan mengenai konstruksi sistem penangkal petir.

a. Identifikasi dan Perencanaan: Konstruksi sistem penangkal petir dimulai dengan identifikasi bangunan atau fasilitas yang akan dilindungi. Proses ini juga mencakup penentuan jenis sistem penangkal petir yang sesuai berdasarkan lingkungan, ukuran bangunan, dan anggaran yang tersedia.

b. Pemilihan Komponen: Setelah desain sistem penangkal petir dibuat, langkah berikutnya adalah pemilihan komponen utama, seperti tiang penangkal petir, kawat penangkal petir, sistem grounding, dan, jika diperlukan, perangkat pemantau cuaca dan sensor petir. Bahan konduktif seperti tembaga atau aluminium sering digunakan untuk komponen utama.

c. Instalasi Tiang Penangkal Petir: Tiang penangkal petir yang kuat dan tahan korosi dipasang di atas bangunan. Tiang ini berfungsi untuk menarik petir dan memberikan jalur yang lebih mudah bagi arus petir untuk mengalir.

d. Pemasangan Kawat Penangkal Petir: Kawat penangkal petir diinstal di sekitar atau di atas bangunan mengikuti kontur bangunan. Ini adalah jalur utama yang akan digunakan untuk mengalirkan arus petir ke tanah.

(12)

e. Penggunaan Tiub Penangkal Petir (Down Conductor): Tiub penangkal petir digunakan untuk menghubungkan kawat penangkal petir dengan sistem grounding. Tiub ini harus ditempatkan dengan aman dan efisien untuk mengalirkan arus petir ke tanah.

f. Sistem Grounding: Sistem grounding yang baik sangat penting. Ini melibatkan penggunaan elektroda grounding yang disematkan dalam tanah untuk memastikan bahwa arus petir diarahkan ke tanah tanpa menyebabkan kerusakan.

g. Penggunaan Perangkat Pemantau Cuaca dan Sensor Petir (Opsional): Untuk sistem penangkal petir yang lebih canggih, perangkat pemantau cuaca dan sensor petir dapat diinstal. Ini membantu mendeteksi ancaman petir dan mengaktifkan sistem penangkal petir secara otomatis.

h. Pengujian dan Pemeliharaan: Setelah konstruksi selesai, sistem penangkal petir harus diuji untuk memastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan baik. Pemeliharaan rutin kemudian perlu dilakukan untuk memastikan bahwa sistem tetap efektif dan bekerja dengan optimal.

Konstruksi sistem penangkal petir harus sesuai dengan pedoman teknis dan standar keselamatan yang berlaku di wilayah Anda. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan profesional yang berpengalaman dalam instalasi sistem penangkal petir untuk memastikan bahwa sistem tersebut terpasang dengan benar dan dapat memberikan perlindungan yang efektif.

H. Cara Kerja Sistem Penangkal Petir

Cara kerja sistem penangkal petir adalah mengalirkan arus petir dengan aman ke tanah, sehingga menghindari kerusakan dan bahaya yang bisa ditimbulkan oleh petir. Berikut adalah cara kerja sistem penangkal petir secara umum:

a. Pengalihan Petir: Saat petir mendekati bangunan atau fasilitas, sistem penangkal petir berfungsi untuk mengalihkan petir dari bagian yang akan dilindungi ke jalur yang lebih aman. Ini biasanya dilakukan dengan menggunakan tiang penangkal petir yang tinggi yang ditempatkan di atas bangunan. Tiang ini menjadi target petir dan menarik petir ke arahnya.

b. Pengaliran Arus Petir: Ketika petir mengenai tiang penangkal petir, arus petir mengalir melalui kawat penangkal petir. Kawat ini berfungsi sebagai jalur konduktif yang mengarahkan arus petir dari tiang penangkal petir ke arah yang aman.

c. Penggunaan Tiub Penangkal Petir (Down Conductor): Tiub penangkal petir menghubungkan kawat penangkal petir dengan sistem grounding atau tanah. Ketika arus petir mencapai tiub penangkal petir, ia mengalir melalui tiub ini menuju sistem grounding.

(13)

d. Sistem Grounding: Sistem grounding yang baik adalah kunci untuk mengalirkan arus petir dengan aman ke tanah. Sistem grounding melibatkan penggunaan elektroda grounding yang disematkan dalam tanah. Elektroda grounding ini memastikan bahwa arus petir dialirkan ke dalam tanah tanpa menyebabkan kerusakan.

e. Pemisahan dari Bangunan: Selama proses ini, penting untuk memastikan bahwa arus petir diarahkan jauh dari bangunan atau fasilitas. Ini dilakukan untuk menghindari kerusakan struktural atau kebakaran yang dapat disebabkan oleh petir yang mengenai bangunan.

f. Perlindungan Peralatan Elektronik (Opsional): Sistem penangkal petir juga dapat mencakup peralatan pelindung seperti surge arrester dan surge protector. Ini bertujuan untuk melindungi peralatan elektronik di dalam bangunan dari lonjakan arus listrik yang mungkin terjadi selama petir.

g. Pemantauan Cuaca dan Sensor Petir (Opsional): Beberapa sistem penangkal petir yang lebih canggih dilengkapi dengan perangkat pemantau cuaca dan sensor petir. Sensor ini digunakan untuk mendeteksi kehadiran petir di sekitar area yang dilindungi dan mengaktifkan sistem penangkal petir secara otomatis saat ada ancaman petir.

Sistem penangkal petir bekerja dengan cepat dan efisien dalam mengalirkan arus petir ke tanah, menjauhkannya dari bangunan dan peralatan, sehingga melindungi mereka dari bahaya potensial.

(14)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

- Petir merupakan peristiwa alam yang sering terjadi di bumi, terjadinya seringkali mengikuti peristiwa hujan baik air atau es, peristiwa ini dimulai dengan munculnya lidah api listrik yang bercahaya terang yang terus memanjang kearah bumi dan kemudian diikuti suara yang menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai mahluk hidup.

- Penangkal petir adalah salah satu komponen di dalam sistem perlindungan dari petir.

Selain itu, penangkal petir ditempatkan sesuai struktur pada bagian tertinggi dari bangunan.

- Proteksi petir merupakan suatu usaha untuk melindungi suatu objek dari bahaya yang diakibatkan petir, baik itu secara langsung maupun tak langsung.

- Ada 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir, diantarnya adalah Proses Ionisasi Gerakan antar awan

- Sistem Penangkal Petir Berdasarkan Cara Kerjanya : 1. Sistem Dengan Penangkap Petir

2. Disipasi (Dissipation Array System)

- Sistem Proteksi Petir Berdasarkan Tempatnya : A. Proteksi Eksternal

B. Proteksi Internal

(15)

- Sistem Proteksi Petir Berdasarkan Terminasi Udaranya : 1. Penangkal Petir Franklin/Faraday/Pasif/Kovensional

Sistem ini merupakan komponen kunci dalam melindungi bangunan, fasilitas, dan peralatan dari bahaya petir. Dengan prinsip kerjanya yang mampu mengalirkan arus petir dengan aman ke tanah, sistem penangkal petir membantu menghindari kerusakan struktural, kebakaran, dan bahaya listrik yang dapat ditimbulkan oleh petir. Perlindungan ini menjadi semakin penting dengan lonjakan penggunaan peralatan elektronik sensitif dan teknologi modern di berbagai sektor. Sistem penangkal petir dapat bervariasi dalam jenis dan teknologi yang digunakan, termasuk sistem konvensional dengan tiang penangkal petir, kawat penangkal petir, dan sistem grounding, serta sistem canggih yang menggunakan sensor petir dan pemantau cuaca.

Penting untuk memilih jenis sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan tertentu.

Dengan pemahaman yang baik tentang cara kerja sistem penangkal petir dan pemilihan komponen yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terhindar dari dampak negatif petir yang merusak. Selain itu, pemeliharaan dan pemantauan rutin juga penting untuk menjaga sistem penangkal petir dalam kondisi optimal dan memberikan perlindungan yang andal terhadap petir.

B. SARAN

Sistem penangkal petir merupakan lapisan perlindungan penting yang membantu melindungi bangunan dan fasilitas dari dampak bahaya petir. Dalam dunia modern yang semakin tergantung pada peralatan elektronik dan teknologi canggih, keberadaan sistem penangkal petir menjadi semakin krusial. Sebagai penutup, mari kita ingatkan kembali bahwa dengan pemahaman yang baik tentang jenis sistem yang sesuai, pemilihan komponen berkualitas, dan pemeliharaan yang teratur, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih terlindungi dari ancaman petir yang tidak dapat dihindari. Dalam menghadapi kekuatan alam yang kuat seperti petir, sistem penangkal petir menjadi mitra yang setia dalam menjaga keamanan dan kelangsungan bangunan dan fasilitas kita.

(16)

Daftar Pustaka

SNI 03-1731-2013. "Tata cara perencanaan sistem instalasi petir dengan penghantar petir aktif."

Badan Standardisasi Nasional, 2013.

Adimihardja, Kia T. "Sistem Perlindungan Petir." Elex Media Komputindo, 2010.

Soenjoto, Dwi H. "Petir dan Sistem Perlindungannya." Andi Offset, 2013.

Bambang Riyadi, Andy R. Putranto, dan Ahmad Faiz. "Panduan Praktis Perhitungan Sistem Penangkal Petir (Lightning Protection)." Gadjah Mada University Press, 2018.

Puslitbang Listrik dan Telekomunikasi. "Pedoman Teknik Penyelenggaraan Sistem Penangkal Petir."

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, 2015.

Eksternal Protection Penangkal Petir. http://antipetir.asia/eksternal-protection-penangkal-petir/

Makalah Proteksi Penangkal Petir. http://ainonano.wordpress.com/2012/10/10/makalah- proteksipenangkal- petir/

Penangkal Petir – Lightning Protection. http://jofania.wordpress.com/2013/06/30/penangkal petirlightning- protection/,

Referensi

Dokumen terkait

Petir yang menerpa kawat tanah saluran transmisi menimbulkan tegangan lebih surja berupa gelombang berjalan yang merambat dari titik sambaran menuju menara

induksi petir pada saluran udara.. Untuk menempatkan perlindungan yang baik, maka penempatan kawat-. kawat tanah harus memenuhi beberapa persyaratan sebagi

Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek dari sambaran petir pada prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana untuk menghantarkan arus petir yang mengarah ke bangunan yang akan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada Gambar 3.2 merupakan model rangkaian sambaran langsung petir pada kawat tanah ( ground wire) dan terjadi flashover pada tiang 4

Harus menyediakan sistem pembumian untuk mendistribusikan arus petir yang masuk ke tanah dengan merata agar tidak menimbulkan kerusakan atau bahaya pada bagian dari

Sistem proteksi petir pada bangunan meliputi sistem proteksi petir eksternal dan internal, sistem proteksi petir eksternal berfungsi untuk mengurangi resiko terhadap bahaya

Penyamaan potensial dicapai dengan konduktor ikatan atau Alat Proteksi Surja (APS) ke SPID, struktur rangka logam bangunan, instalasi logam dan saluran listrik din telekomunikasi

Jika Nd > Nc diperlukan sistem proteksi dengan efesiensi 𝐸 = 1 − 𝑁𝑐 𝑁𝑑 ………..1 Dimana : E = Efisiensi sistem proteksi petir Nd = Frekuensi sambaran petir langsung per tahun Nc =