MAKALAH STUDI AL-QUR'AN
Hal-hal yang terkait dengan turunnya Al-Qur’an III Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Qur’aan
Dosen Pengampu : Sirojudin Akhmad, Lc., M.A.
Disusun oleh : Kelompok 5
- Fariz Noor Djati (2388010007) - Maemunah Halimatus Sa’diyah (2388010026) - Viyandi Herdiyani (2388010013)
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kami panjatkan ke hadirat allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sesuai waktu yang ditentukan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini guna disusun untuk memenuhi tugas makalah kuliah STUDY AL- QURAN yang membahas mengenai Al- Hal-hal yang terkait dengan turunnya Qur’an. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Baik dari segi penyusunan Bahasa ataupun Teknik penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran. Khususnya dari dosen pengampu mata kuliah ini guna menjadi acuan bagi kami untuk lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.
Cirebon, 13 September 2023
Penyusun.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN …...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah…...1
C. Tujuan Penulisan…...2
BAB II PEMBAHASAN...2
A. Turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)... 2
B. Perbedaan pendapat dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)…...4
C. Hikmah turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)…...8
BAB III PENUTUP...9
A. Kesimpulan... 9
B. Saran…...9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan sebuah petunjuk bagi umat manusia (hudallinnas) yang meletakkan dasar-dasar prinsipil dalam segala persoalan kehidupan umat manusia dan merupakan kitab universal. Petunjuk inilah yang menjadi landasan pokok agama Islam dan berfungsi sebagai pedoman hidup bagi penganutnya serta menjamin kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Al-Quran memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dalam pandangan Muslim dijamin dan selalu dipelihara oleh Allah, sebagaimana penegasan Allah dalam firman-Nya; Inna nahnu nazzalna aldzikra wa inna lahu lahfizhun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang di turunkannya Al-Qur’an dalam 7 huruf 2. Apa saja perbedaan para ulama seputar pengertian 7 huruf 3. Apa saja hikmah turunnya Al-Qur’an dalam 7 huruf
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui latar belakang di turunkannya Al-Qur’an dalam 7 huruf 2. Mengetahui perbedaan para ulama seputar pengertian 7 huruf 3. Mengetahui hikmah turunnya Al-Qur’an dalam 7 huruf
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar belakang turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)
Al Quran merupakan kitab yang terakhir diturunkan melalui perantara malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW menggunakan bahasa Arab, Al Qur’an sendiri diturunkan secara berangsur-angsur untuk dijadikan pedoman bagi umat Islam dalam kehidupan di dunia, khususnya untuk para umat muslim. Al Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang dimana bahasa tersebut sangat indah dalam setiap susunan bahasanya dan memiliki arti yang mendalam dalam setiap ayatnya. Yang dapat memudahkan setiap Muslim untuk mempermudah dalam membaca, menghafalkan dan mengartikanya. Maka dari itu Al Qur’an diturunkan dalam sabu ahfu (Tujuh huruf)
Arti sab'ah ahruf sendiri ialah Kata "Sab'atu" dalam bahasa Arab memilki makna tujuh.Dalam kerangka etimologi,para ulama secara umum cenderung berpendapat bahwa kata"tujuh"dalam hadis tentang sab'atu ahrufin tersebut adalah arti tujuh yang sebenarnya, dan bukan arti kiasan.
Al-Qur'an memang diturunkan dengan 7 huruf sesuai dengan hadits:
Artinya: dari sahabat Ibnu Abbas beliau berkata: Rasulullah bersabda: "malaikat Jibril membacakan (Al Qur'an) kepadaku dengan satu huruf. Kemudian aku selalu meminta agar huruf itu ditambah, dan Jibril pun menambahnya kepada ku sampai selesai dengan tujuh huruf." (HR. Bukhori Muslim)
Banyak sekali perbedaan pendapat para ulama tentang turunya Al Quran dalam 7 huruf ini, diantaranya adalah sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh macam bahasa daribahasa-bahasa Arab mengenai satu makna dengan pengertian jika bahasa mereka berbeda-beda dalam mengungkapkan satu makna, maka Al Quran pun diturunkan dengan sejumlah lafaz sesuai dengan ragam bahasa tersebut tentang makna yang satu itu.Dan jika tidak terdapat perbedaan, maka AlQuran hanya mendatangkan satu lafaz atau lebih saja. Jadi Al Quran turun dengan bahasa Arab dan keragaman bahasa di dalamnya beserta keindahannya.
Salah satu karakter unik Al-Qur'an sejak pertama kali diturunkan adalah bahwa Al-Qur'an mudah dibaca, dicerna maupun dihafal. Hal ini telah dijamin oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surat Al-Qamar ayat 17, yang berbunyi:
ركذم نم لهف ركذلل نآرقلا انرسي دقل و
Artinya, "Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur'an itu untuk dihafal, maka adakah yang mau menghafalnya?"
Dalam Surat Maryam ayat 97, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
امنإفادل اموق هب رذنتو نيقتملا هب رشبتل كناسلب هانرسي.
"Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur'an itu dengan lisan (bahasa)-mu agar Engkau memberikan kabar gembira bagi orang- orang yang bertakwa, dan agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang membangkang."
Dan bentuk kemudahan Al-Qur'an begitu banyak, baik dari segi kaifiyyah (cara) maupun kammiyah (kuantitas). Salah satu bentuk kemudahan dalam membaca Al-Qur'an adalah turunnya Al-Qur'an dengan tujuh huruf. Fakta ini bersandarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khatab Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shallallah 'Alaihi Wasallam bersabda:
يراخبلا هاور) هنم رسيت ام اوؤرقاف فرحأ ةعبس ىلع لزنأ نآرقلا اذه نإ
ملسمو )
Artinya, "Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan dalam tujuh huruf. Maka bacalah apa yang mudah darinya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Namun seiring berkembangnya zaman, tema tujuh huruf menjadi istilah yang musykil, karena ia mengalami perkembangan makna sehingga bermunculan berbagai pengertian mengenai istilah tujuh huruf tersebut. Oleh karena itu, para ulama -baik
dahulu maupun sekarang- memberikan perhatian lebih terhadap istilah tujuh huruf ini dengan mengkaji kembali pengertian istilahnya. Sehingga muncul berbagai literatur yang menarik untuk dikaji oleh para akademisi dalam bidang Al-Qur'an, di antaranya:
1. Al-Kawakib Ad-Durriyyah fi Maa Waroda fi Inzal Al-Qur'an 'ala Sab'ati Ahrufi, karya Muhammad bin Ali Al-Haddad.
2. Pembahasan mengenai Al-Ahruf As-Sab'ah dalam buku Mahahits fi Ulum Al- Qur'an, karya Manna' Al-Qatthan.
3. Al-Ahruf As-Sabah wa Manzilati Al-Qira 'at minha, karya Hasan Dhiyauddin.
4. Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Qur'an, karya Muhammad Abdu Al-Azhim Az- Zarqâni.
5. Dan banyak literatur lain. Dalam perkembangan studi Al-Qur'an, juga bermunculan beberapa kalangan yang meragukan keontetikan Al-Qur'an melalui tema 7 huruf. Az- Zarqaani dalam bukunya, Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Qur'an mengatakan bahwa para musuh Islam memanfaatkan pemahaman yang salah mengenai pegertian tujuh huruf untuk memunculkan berbagai tikaman terhadap Al- Qur'an. Sehingga butuh upaya dari kalangan Umat Islam, khususnya akademisi, untuk mengkaji kembali tema tujuh huruf ini dan mempersembahkan upaya tersebut untuk masyarakat Islam.
B.
Perbedaan pendapat dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan kata ahruf dalam hadits- hadits yang megatakan bahwa Al-Qur’an turun dalam tujuh huruf. Ibnu Hibban
mengatakan bahwa perbedaan pendapat tersebut mencapai 35 pendapat, yang sebagian besarnya saling tumpang-tindih. Bahkan Suyuthi berpendapat bahwa perbedaan pendapat itu mencapai 45 pendapat 23. Fahd Arrumi, dalam bukunya Diraasaat fi Ulumi Alqur’an membagi pendapat tersebut kepada 4 kelompok:
Kelompok pertama, kelompok yang menafsirkan madlul (maksud) dari ahruf sab’ah
Kelompok kedua, kelompok yang mengatakan bahwa tujuh huruf ini erat kaitannya dengan perubahan arti dan bukan lafadz.
Kelompok ketiga, kelompok yang mengatakan bahwa maksud dari tujuh huruf adalah tujuh bentuk perubahan dalam Al-Qur’an.
ada banyak perbedaan mengenai pendapat. Ada tiga pendapat yang paling dekat dengan kebenaran yang dimaksud dengan tujuh huruf tersebut.
1. sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah Alquran diturunkan dengan tujuh macam bahasa dari bahasa bahasa Arab pada saat itu yang mana bahasa tersebut masih dalam satu lingkup makna yang sama dengan pengertian bahwa, Allah menurunkan Alquran sudah hanya dengan satu bahasa saja tapi Allah menurunkan al- quran dengan macam bahasa agar dapat dipahami oleh seluruh masyarakat yang berada di Arab pada saat itu lalu bahasa apa sajakah yang dijadikan bahasa al-qur'an pada saat itu. yang pertama dan yang paling pertama pastinya adalah bahasa Quraisy yang mana bahasa Quraisy pun bahasa yang telah disepakati oleh seluruh kaum Arab untuk dijadikan menjadi bahasa persatu dan yang lainnya ialah ada bahasa -huzail -bahasa saqif -bahasa Hawazin -bahasa kinanah -bahasa Tamin dan - bahasa Yaman. 7 bahasa itulah yang Allah turunkan seperti jadikan menjadi tujuh macam bahasa dalam al-quran, yang menjadi dalil untuk memperkuat pendapat pertama ini ialah kisah yang ditulis dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-bukhari Muslim Abu Dawud dan at-tirmidzi didalamnya dikisahkan
pada suatu saat Umar menjalankan salat berjamaah yang mana yang menjadi imam pada saat itu adalah hisham bin hakim dan juga membacakan surat al-furqon ketika Umar mendengar bacaan hisyam ternyata surat yang dibacakan sangat berbeda dengan apa yang dia pernah dengar dari Rasulullah dan ketika shalat selesai Umar langsung menarik pakaian hisham “Siapakah yang mengajarkan baca bacaan seperti itu wahai hisham”. hisyam dengan tenang menjawab “rasulullah yang telah membacakanku” lalu Umar sangat geram iapun berkata dusta lah kamu demi Allah Rasulullah tidak pernah mengajarkanku bacaan seperti itu lalu Umar pun mengajak kita untuk bertemu dengan Rasulullah.ketika bertemu dengan Rasulullah Umar berkata Wahai Rasulullah hisyam telah membaca ayat suci al-quran dengan lafadz yang berbeda dengan apa yang telah engkau bacakan kepadaku kemudian Rasulullah dengan tenang berbicara
“Wahai hisham Silahkan baca surat yang tadi kamu baca”, hisham pun membacakan surat tersebut setelah hisham membaca, Rasul menyuruh umar untuk membacakan surat yang sama dengan apa yang pernah dia pelajari dari Rasulullah ketika umat selesai membaca Rasulullah pun bersabda “begitulah serat itu diturunkan Allah menurunkan al-quran dengan tujuh huruf maka bacalah Alquran dengan bahasa yang paling mudah menurut kalian” Nah dari hadis itulah yang menjadi bukti untuk pendapat yang pertama bahwa ternyata Alquran tidak hanya diturunkan dengan satu bahasa saja, tapi makna dari tujuh huruf tersebut adalah bahwa Alquran diturunkan dengan tujuh macam bahasa yang ada di Arab pada saat itu. dan pendapat ini telah diriwayatkan lebih dari 21 periwayat dan Insyaallah hadits ini adalah Hadits mutawatir.
2. yang dimaksud dengan tujuh huruf ialah tujuh macam bahasa dari bahasa bahasa Arab yang ada yang mana dengan ketujuh bahasa itulah Alquran diturunkan. maksud dari pendapat kedua ini ialah bahwa Alquran diturunkan secara keseluruhan itu terdiri dari tujuh macam bahasa yang mana bahasa tersebut tersebar di setiap suratnya seperti yang dikatakan dan yang dijelaskan oleh Abu ubaid dalam kitab Al Itqon jilid 1 halaman 47 beliau menjelaskan bahwa kita tidak mungkin membaca lafadz-lafadz al-qur'an itu dengan tujuh macam bahasa maksudnya tidak bisa seluruh
lafadz yang ada dalam Alquran itu dibaca dengan tujuh macam bahasa tapi tujuh macam bahasa yang dimaksud dialah yang tersebar di setiap suratnya jadi memang sudah ada lafadz tertentu yang memang sudah digunakan dengan bahasa Quraisy dan ada beberapa ayat ataupun surat yang lainnya menggunakan keenam bahasa lainnya dari suku Arab. enam tersebut ialah bahasa kinanah basa Tamin Yaman saqif dan yang lainnya namun tetap saja yang mendominasi dalam Alquran ialah bahasa Quraisy itu sendiri karena telah disepakati oleh kaum Arab bahwa bahasa quraisy adalah bahasa ibu dan bahasa pemersatu bagi seluruh masyarakat yang ada di Arab pada saat itu. jadi pendapat kedua ini dapat kita simpulkan bahwa secara logika bangsa Arab itu tidak hanya memiliki 7 macam bahasa saja masih ada bahasa-bahasa yang lainnya hanya saja Allah pilih menjadi basah Quran hanya tujuh macam bahasa tersebut yaitu bahasa Quraisy tamim qinanah dan yang lainnya. nah yang menjadi bukti bahwa bangsa Arab tidak hanya memiliki 7 macam bahasa atau masih banyak beragam bahasa yang lainnya seperti apa yang dikisahkan sebelumnya mengenai kisah Umar dan hisyam nyatanya Hisyam dan Umar itu berasal dari kaum yang sama, yaitu kaum Quraisy tapi mereka memiliki bahasa yang berbeda ketika melafazkan ayat al-qur'an dan keduanya pun dibenarkan oleh Rasulullah ketika mereka yang berasal dari satu tahun saja perbedaan apalagi ketika berbeda dengan kaum yang lainnya masih banyak bahasa- bahasa yang lain yang mungkin kita tidak ketahui tapi tetap yang menjadi bahasa alquran hanya tujuh macam bahasa saja jadi beruntunglah tujuh macam bahasa itu dipilih menjadi bahasa alquran setelah kita mengetahui pendapat pertama dan pendapat kedua mengenai makna dari tujuh huruf bahwa menjelaskan didalamnya yang dimaksud dengan 7 tujuh macam bahasa. pasti terbesit dalam diri kita pertanyaannya Di manakah kita bisa menemukan enam bahasa yang lainnya sedangkan pada saat ini kita hanya mengetahui Aturan itu hanya dibacakan dengan satu bahasa saja. mengenai hal ini sebelum Jauh, sebelum kita mengutarakan pertanyaan ini Imam At- thabari telah menjawabnya dalam kitabnya yaitu tafsir ath-thabari jilid 1 halaman 57 dan sesudahnya beliau memberikan jawaban “kami tidak mendakwahkan bahwa hal tersebut masih ada pada saat ini” setelah kita
yang lainnya lalu dikemanakan 6 bahasa tersebut jika kita tidak bisa menemuinya Imam at-thabari pun menjawab dalam kitab yang sama bahwa “umat Islam disuruh untuk melafalkan ayat Alquran dan
mempelajari ayat al-qur'an dengan bahasa yang beda-beda” maksud bahasa yang berbeda-beda adalah bahasa yang mudah untuk dipelajari sesuai bahasa yang biasa digunakan sehari-hari namun pada zaman Utsman bin dan telah disepakati dengan adanya tuntutan keadaan kita hanya boleh membaca al-quran dengan satu huruf saja hal tersebut lalu sepakati oleh seluruh umat Islam pada saat itu dan berlaku hingga sekarang ini mengapa demikian untuk menghindari fitnah dan untuk menyelamatkan umat Islam hingga saat ini dari kesesatan.
3. Sebagian ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah 7 bentuk ayat atau ayat yang terbagi menjadi tujuh segi yang mana 7 bentuk ayat tersebut terbagi menjadi ayat yang sedang berisi amr atau perintah ,nahyu atau larangan ada pula ayat yang berisi tentang wakdu atau janji kemudian ada ayat yang berisi tentang hukum haram dan halal Adapun ayat muhkam yang mana ayat tersebut Menjelaskan arti dari ayat tersebut secara jelas tanpa penafsiran yang mendalam kemudian ada juga ayat mutasyabih dan ayat massal yaitu ayt perumpamaan yang mana dalam menafsirkan makna dari ayat tersebut membutuhkan keahlian khusus untuk menerjemahkannya atau menafsirkannya bahkan ada pula ayat yang tidak bisa diartikan oleh manusia sekalipun oleh nabi kita Nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.
C. Hikmah turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)
Adapun hikmah dengan adanya Al Quran di turunkan dalam 7 bahasa yaitu ;
1.Untuk memudahkan bacaan dan hafalan bagi bangsa agama Islam.
2.Bukti kemukjizatan Al-Qur’an yang sempurna dengan keindahan
3.Untuk menyatukan umat islam dengan satu bahasa yang disatukan dalam bahasa arab.
4. Memberikan bukti tentang kedalaman isi kandungan Al-Qur’an
5. Menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW bahwa beliau adalah utusan Allah SWT sekaligus menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang maha pengasih dan maha penyayang
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian yang penulis lakukan terhadap makna hadits Sab’atu ahruf ini, menemukan banyak sekali pendapat ulama mengenai hal tersebut. Ahruf sab’ah berbeda dengan qiro’at sab’ah, namun kedua saling berkaitan, Ahruf sab’ah adalah tujuh dialek (lahjah) bahasa Arab dimana Al-Qur’an diturunkan. Istilah Ahruf sab’ah ini telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW, sedangkan qiroa’t adalah salah satu madzhab yang dianut oleh seorang imam qiro’at yang berbeda dengan yang lainnya dalam pengucapan Al-Qur’an serta disepakati riwayar-riwayat dan jalur-jalur riwayatnya. Tentu dengan berbedanya qiro’at akan memberikan pengaruh dalam pengistinbatan hokum, namum tidak akan merubah isi kandungan Al-Qur’an
B.
Saran
Ulama telah bersepakat bahwa sab'atu ahruf yang dimaksud di dalam hadis bukan qiraat yang tujuh. Bahkan, menyoal hal tersebut Imam Ibnu Taimiyyah berkata,
"Tidak ada perdebatan antar ulama yang mu'tabar (pendapatnya dapat dianggap) dalam hal ini bahwa al-ahruf as-sab'ah atau tujuh huruf yang disebutkan Nabi SAW dalam hadisnya bukanlah qiraatnya para Imam Tujuh yang masyhur itu, bahkan orang pertama yang mengumpulkan qiraat sab'ah adalah Ibnu Mujahid, sesuai dengan sab'atu ahruf ketika Al-Quran diturunkan, bukan sesuai dengan keyakinannya, atau keyakinan ulama yang lain bahwa qiraat sab'ah adalah al-ahruf as- sab'ah". Artinya, jika ada pendapat yang mengatakan bacaan salah satu dari Imam Tujuh adalah salah satu dari al-ahruf as-sab'ah yang tersebut di dalam hadis, kemudian ia menganggap bacaan Imam Nafi' adalah satu huruf, dan bacaan Imam Ibnu Katsir adalah huruf yang lain, dan begitu seterusnya dengan sisa bacaan para imam qiraat lain, maka jelas, pendapat tersebut adalah pendapat yang menyimpang dari kebenaran dan telah menyalahi ijmak ulama.
DAFTAR PUSTAKA
Suarni, “Makna Al-Qur’an Diturunkan dalam Tujuh Huruf”, Al- Mu’ashirah,vol. 14
no.1, 2017.
h. 4.Manna’ Al-Qaththan. (1973). hlm. 169.
Muhammad Ibn ‘Isa Abu ‘Isa AtTirmidziy. (t.t.). Sunan At-Tirmidziy. Beirut:
Dâr Ihyâ’ At-Turâts al-‘Arabiy. Juz 5 hlm. 194.
lindaawardanii949188. Turunnya Al-Qur'an dalam-sab'ah ahruf Ikhbar Pradana, Oct 27 2021. scribd.com, Dokumen-4