MAKALAH
TEKNIK KONVERSI DAN KONSERVASI ENERGI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UTS Teknik Konversi dan Konservasi Energi
Dosen Pengampu : Nazarudin, S.Si, M.Si., Ph.D.
Disusun Oleh : Thomas Jefferson Manalu
J1B120053
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI 2023
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konservasi energi sebagai sebuah pilar manajemen energi nasional belum mendapat perhatian yang memadai di Indonesia. Manajemen energi di tanah air selama ini lebih memprioritaskan pada bagaimana menyediakan energi atau memperluas akses terhadap energi kepada masyarakat. Hal ini diwujudkan antara lain melalui peningkatan eksploitasi bahan bakar fosil atau pembangunan listrik perdesaan. Konsumsi energi di sisi yang lain masih dibiarkan meningkat dengan cepat, lebih cepat daripada pertumbuhan pertumbuhan ekonomi. ekonomi. Ini ditunjukkan ditunjukkan misalnya misalnya oleh permintaan permintaan terhadap terhadap tenaga listrik.
Konservasi energi akan mendatangkan manfaat bukan hanya untuk masyarakat yang konsumsi energi per kapitanya telah sangat tinggi, namun juga oleh negara yang konsumsi energi per kapitanya rendah, seperti Indonesia. Dengan melakukan konservasi maka seolah- olah kita menemukan sumber energi baru. Bila Indonesia dapat menghemat konsumsi BBMnya sekitar 10 persen saja, maka itu berarti “menemukan” lapangan minyak baru yang dapat memproduksi sekitar 150.000 barel per hari, yang dalam kenyataannya membutuhkan biaya yang cukup besar untuk eksplorasi dan memproduksinya. Biaya yang dapat dihemat dengan melakukan konservasi sangat besar.
Konservasi energi bermanfaat bukan hanya untuk menekan konsumsi dan biaya konsumsi energi, namun juga memberikan dampak yang lebih baik terhadap lingkungan. Sebagai dimaklumi, sumber utama pemanasan global yang dikhawatirkan masyarakat planet bumi kini adalah pembakaran bahan bakar fosil, atau aktivitas manusia yang berkaitan dengan penggunaan energi. Kegiatan pembakaran bahan bakar fosil, misalnya yang ditunjukkan oleh kegiatan transportasi, menghasilkan berbagai polutan polutan seperti seperti COx, NOx maupun SOx di samping samping partikel partikel debu yang mengotorkan mengotorkan udara.
Salah satu faktor yang membuat konservasi energi t Salah satu faktor yang membuat konservasi energi tidak berkembang di Indonesia dak berkembang di Indonesia adalah adanya pandangan di kalangan masyarakat bahwa Indonesia adalah negara yang dianugerahi dengan kekayaan sumberdaya energi yang berlimpah, dan karena itu menggunakan energi secara hemat tidak dianggap sebagai sebuah keharusan. Pemahaman konservasi energi
sebagai tindakan praktis juga belum berkembang di kalangan masyarakat karena masih langkanya penyebarluasan informasi atau kampanye mengenai teknik-teknik konservasi energi. Peraturan perundang-undangan mengenai konservasi energi pun belum dikembangkan. Demikian pula, pembentukan Badan Khusus di kalangan pemerintah/ swasta yang menangani masalah konservasi energi juga belum didirikan.
Kerugian karena tidak menerapkan program konservasi energi sebetulnya sudah dirasakan di tanah air. Berapa kerugian karena tidak melakukan konservasi energi dengan benar merupakan angka yang belum pernah kita hitung. Penyakit yang dilahirkan dari pola konsumsi BBM nasional yang tidak sehat (“subsidi BBM”, penyelundupan, penyelundupan, pengoplosan, pengoplosan, serta biaya politik politik yang ditimbulkannya) ditimbulkannya) sedikit sedikit banyak dapat diatasi bila kita melakukan konservasi energi dengan ketat, khususnya di sektor transportasi. Rugi-rugi (losses) dalam pengusahaan listrik nasional dapat ditekan bila kesadaran melakukan efisiensi dan konservasi energi telah berkembang di kalangan masyarakat dan perusahaan listrik itu sendiri. Banyak industri dapat menekan biaya produksi mereka produksi mereka bila perhatian mengenai erhatian mengenai bagaimana dapat bagaimana dapat menggunakan energi menggunakan energi secara hemat dipraktekkan dalam kegiatan industri sehari-hari.
Dengan premis bahwa konservasi energi merupakan suatu keharusan bagi manajemen energi nasional Indonesia, tulisan ini menunjukkan pengalaman Jepang dan Muangthai dalam mengembangkan program konservasi nasional mereka, serta mencoba memberikan gagasan mengenai apa yang perlu dilakukan Indonesia dalam hal konservasi energi. Jepang dipilih karena negara tersebut merupakan contoh terbaik dunia untuk program konservasi energi.
Selain Jepang, Muangthai diambil sebagai contoh dari sebuah negera berkembang di ASEAN yang telah mulai serius melaksanakan program konservasi energi.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan masalah yang ada diantaranya : 1. Apakah yang dimaksud konservasi
2. Apakah perbedaan konservasi energi dan effisiensi?
3. Bagaimanakah kebijakan dan undang-undang yang mengatur konservasi energi?
4. Apa yang dimaksud teknik konservasi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini diantaranya adalah agar pembaca : 1. Dapat memahami pengertian konservasi
2. Dapat mengetahui perbedaan konservasi energi dengan efisiensi
3. Dapat mengetahui bagaimana undang-undang dan kebijakan pemerintah dalam konservasi energi
4. Dapat mengetahui maksud dari konservasi energi.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konservasi dan Efisiensi Energi
Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar- benar diperlukan diperlukan untuk menunjang menunjang pembangunan pembangunan nasional.
nasional. penggunaan penggunaan energi yang optimal sesuai kebutuhan sehingga akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan (hemat energi hemat biaya. Tujuan Konservasi Energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi. Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan tindakan mengurangi mengurangi jumlah jumlah penggunaan penggunaan energi. energi. Menurut Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun Menurut Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 ten 2009 tentang Konservasi Energi, definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Efisiensi merupakan salah satu langkah dalam pelaksanaan konservasi energi. Efisiensi energi adalah is konservasi energi.
Efisiensi energi adalah istilah umum yang mengacu pada penggunaan umum yang mengacu pada penggunaan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah layanan atau output berguna yang sama. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara energi secara efisien efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, lingkungan, keamanan negara, keamanan negara, keamanan pribadi, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi- serta kenyamanan. Organisasiorganisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi. Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan mengurangi kebutuhan pembangkit pembangkit energi atau impor
energi. Berkurangnya permintaan en atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi d apat memberikan apat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.
Selain itu, dengan mengurangi Selain itu, dengan mengurangi emisi, emisi, penghematan energi merupakan bagian penghematan energi merupakan bagian penting penting dari mencegah mencegah atau mengurangi mengurangi perubahan perubahan iklim.
Penghematan energi juga Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber- sumber memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat dipe tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber rbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. dapat diperbaharui. Penghematan energi sering meru Penghematan energi sering merupakan cara paling ek pakan cara paling ekonomis dalam menghadapi dalam menghadapi kekurangan kekurangan energi, energi, dan merupakan cara yang lebih ramah dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energy.
Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh aspek dalam pengelolaan energi yaitu:
Penyediaan Energi
Pengusahaan Energi
Pemanfaatan Energi
Konservasi Sumber Daya Energi
2.2 Mengapa kita harus efisien dalam penggunaan energi?
1. Cadangan Energi Fosil Terbatas
Efisiensi energi membantu mengurangi penggunaan energi fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi yang selama ini peranannya sangat dominan. Energi fosil, yang merupakan jenis energi tidak terbarukan, suatu saat akan habis jika terus dieksploitasi.
Dengan menghemat penggunaan energi fosil, pemerintah dapat menyimpannya sebagai cadangan dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional.
2. Mengurangi Kerusakan Lingkungan Hidup
Efisiensi energi merupakan solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan kerusakan lingkungan hidup. Saat ini, sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia berasal dari pembakaran energi fosil yang menyebabkan polusi gas rumah kaca dan mengakibatkan pemanasan global, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan hidup.
3. Mengurangi Subsidi Pemerintah untuk Energi Fosil
Saat ini subsidi pemerintah untuk energi fosil mencapai Rp 98,96 triliun rupiah (Tahun 2009). Jika 2009). Jika kita berhasil mengg kita berhasil menggunakan energi secara efisien, unakan energi secara efisien, maka subsidi pemerint maka subsidi pemerintah untuk energi fosil dapat dikurangi dan dialokasikan untuk upaya konservasi energi lainnya seperti investasi pengembangan sumber energi terbarukan dan pengembangan teknologi efisien energi.
4. Memberikan Keuntungan bagi Pengguna Energi
Menggunakan energ Menggunakan energi secara efisien berdampak langsun i secara efisien berdampak langsung pada penguranga g pada pengurangan biaya yang n biaya yang dikeluarkan oleh pengguna energi. Industri barang dan jasa menjadi lebih produktif dan kompetitif jika biay kompetitif jika biaya pemakaian energi dapat d pemakaian energi dapat ditekan. Pada sektor itekan. Pada sektor rumah tangga, rumah tangga, penghematan energi juga mengurangi biaya pemakaian listrik suatu rumah tangga. Dana tersebut dapat dialokasikan untuk hal-hal lain seperti biaya keperluan sehari-hari, uang bulanan sekolah serta biaya kesehatan.
2.3 Efisiensi Energi di Indonesia
Dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia berkepentingan berkepentingan untuk mengelola mengelola dan menggunakan menggunakan energi se-efektif se-efektif dan se-efisien se-efisien mungkin. Menurut data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari 5,7% pada tahun 2005 menjadi 5,9% pada tahun 2010, dan diproyeksikan mencapai 6,2% pada tahun 2011. Sementara populasi Indonesia yang kini mencapai 229 juta penduduk diperk penduduk diperkirakan akan meningkat menjadi lebih irakan akan meningkat menjadi lebih dari 230 juta p dari 230 juta pada tahun 2011. ada tahun 2011.
Semua pertumbuhan ini tentunya disertai dengan meningkatnya kebutuhan energi akibat bertambahnya jumlah rumah, beragam bangunan komersial serta industri. Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik adalah sebesar 7% per tahun selama kurun waktu 30 tahun, maka konsumsi listrik akan meningkat dengan tajam, contohnya pada sektor rumah tangga, konsumsi akan meningkat dari 21,52 Gwh di tahun 2000 menjadi sekitar 444,53 Gwh pada tahun 2030.
Terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor sektor rumah tangga, komersial, industri dan transportasi. Saat ini pengguna energi terbesar adalah sektor industri dengan pangsa 44,2%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah sektor transportasi dengan pangsa 40,6%, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar 3,7%. Sampai saat ini, sumber energi yang digunakan sebagian besar masih berasal dari fosil, yaitu minyak bumi fosil, yaitu minyak bumi sebesar 46,9%, batu bara s sebesar 46,9%, batu bara sebanyak 26,4% dan gas ala ebanyak 26,4% dan gas alam sebesar 21,9%. sebesar 21,9%. Sementara tena Sementara tenaga air ( hidro) dan hidro) dan energi ter energi terbarukan lainnya barukan lainnya hanya sekitar 4,8% dari total sumber daya energi yang termanfaatkan.
2.4 Perubahan Paradigma Pengelolaan Energi
Gambar 2.1 Perubahan Paradigma Pengelolaan Energi
Saat ini, pemerintah berusaha untuk mengubah paradigma pengelolaan energi nasional yang sebelumnya dititikberatkan pada sisi persediaan menjadi sisi permintaan. Sebelumnya pengelolaan energi didasarkan pada sisi supply dimana pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan energi, berapa pun jumlah dan biayanya melalui pengelolaan sumber energi fosil.
Energi fosil juga terus disubsidi guna memenuhi kebutuhan energi. Energi terbarukan hanyalah alternatif dan tidak diprioritaskan dalam eksplorasi maupun pemanfaatannya.
Penggunaan energi oleh sektor rumah tangga, industri, komersial dan transportasi sangat boros akibat kurangnya penekanan pada efisiensi energi.
Pemerintah mulai mengubah paradigma pengelolaan energi dengan menitikberatkan pada sisi demand. Pemerintah mengelola Pemerintah mengelola permintaan permintaan energi dengan energi dengan cara memastikan bahwa kebutuhan dan penggunaan energi pada sektor rumah tangga, industri, komersial dan transportasi benar-benar efisien. Hal ini terwujud saat pengguna energi mengubah perilakunya menjadi lebih hemat energi serta menggunakan teknologi yang lebih efisien. Selain itu penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan dimaksimalkan dan bila perlu disubsidi. Energi fosil digunakan sebagai penyeimbang dan sumber energi fosil yang belum termanfaatkan dapat dijadikan cadangan bagi generasi penerus.
2.5 Undang-Undang & Peraturan Terkait Konservasi dan Efisiensi Energi di Indonesia
Berikut adalah kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan efisiensi dan konservasi energi di Indonesia:
Instruksi Presiden No 13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air
Instruksi Presiden No. 2/2008 tentang Penghematan Energi dan Air
Keputusan Presiden No. 43/1991 tentang Konservasi Energi
Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
Peraturan Menteri ESDM No 06 Tahun 2011 tentang Label Tanda Hemat el Tanda Hemat Energi untuk Lampu Swabalast
Peraturan Menteri ESDM No 13 Tahun 2010 tentang Standar Kompetensi Manajer Energi di Bidang Industri
Peraturan Menteri ESDM No 14 Tahun 2010 tentang Standar Kompetensi Manajer Energi Bidang Bangunan Gedung
Peraturan Menteri ESDM No. 7/2010 tentang Tarif Dasar Listrik
Peraturan Pemerintah No. 70/2009 tentang Konservasi Energi
Law No. 30/2007 on Energy
2.6 Pengembangan Kebijakan dan Strategi Konsevasi Energi Nasional
Sektor energi merupakan sektor strategis mengingat keterkaitannya dengan ekonomi dan lingkungan. Energi sangat diperlukan guna melaksanakan pembangunan perekonomian, namun dengan tetap mempertimbangkan aspek lingkungan agar tercipta pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu sumberdaya alam yang ada seharusnya dieksplorasi dan dieksploitasi dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip perlindungan terhadap kesinambungan lingkungan dan ekosistem yang ada.
Dunia kini juga telah bersepakat untuk melakukan kegiatan mengantisipasi gejala pemanasan global pemanasan global (global warming) (global warming) dengan melakukan dengan melakukan banyak perjanjian banyak perjanjian internasional internasional (termasuk Protokol Kyoto, 1997) serta berbagai upaya lain di bidang teknologi maupun perdagangan perdagangan untuk menekan kemungkinan terjadinya pemanasan global tersebut. Disadari benar bahwa penyebab terbesar dari persoalan pemanasan global adalah pembakaran pembakaran bahan bakar fosil (fossil fuels), dan karena itu upaya-upaya untuk menyediakan bahan bakar alternatif yang lebih akrab lingkungan (environmentally friendly) perlu terus diupayakan.
Sebagai negara yang ekonominya sedang tumbuh, konsumsi energi di Indonesia terus meningkat dengan kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi untuk berbagai jenis bahan bakar, terutama untuk BBM dan tenaga listrik. Selain tingkat pertumbuhan yang tinggi, konsumsi energi di Indonesia ditandai dengan ketergantungan yang sangat besar terhadap bahan bakar fosil (terutama minyak bumi), yang mengakibatkan sangat mahalnya biaya penyediaan energi serta dampak yang tidak sehat terhadap lingkungan. Kebutuhan energi yang tumbuh sangat tinggi di Indonesia belum dapat terlayani dengan baik, terutama karena penyediaan infrastruktur untuk mencari, membangkitkan, dan mendistribusikan energi tersebut belum dapat dilakukan secepat perkembangan permintaan yang terjadi. Akses rakyat terhadap terhadap energi juga masih merupakan merupakan masalah masalah besar di Indonesia.
Bauran energi (energy mix) yang tidak sehat secara nasional di Indonesia memperlihatkan bahwa minyak bumi masih mendominasi pemanfaatan energi nasional Bila melihat kekayaan sumberdaya energi di Indonesia yang beraneka ragam, gejala bauran energi bauran energi yang tidak sehat yang terus terjadi di Indonesia Indonesia – termasuk fuel mix yang berbiaya mahal sesungguhnya merupakan suatu ironi.
Pada sisi lain potensi energi baru terbarukan yang ada sangat memadai namun belum optimal pemanfaatannya. Potensi panas bumi, mikro hidro, surya dan biomassa belum sepenuhnya dimanfaatkan terutama untuk pembangkit listrik khususnya pada sistem Luar
Jawa Madura Bali (Jamali) dan daerah perdesaan, perbatasan dan terpencil. Lebih lanjut berdasarkan intensitas dan elastisitas energi saat ini Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain termasuk Asia dan ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia Indonesia termasuk negara yang boros penggunaan penggunaan energi dan tidak produktif. produktif. Namun hal ini harus dicermati lebih jauh mengingat mengingat tingkat produktifitas juga terkait dengan penciptaan nilai tambah yang berdimensi multi sektor.
Oleh karena itu saat ini diperlukan langkah-langkah untuk mengembangkan dan memantapkan kebijakan strategis energi yang ada. Salah satunya yang utama adalah konservasi energi. Kebijakan konservasi bertujuan memelihara kelestarian sumber daya yang ada melalui penggunaan sumber daya secara bijaksana bagi tercapainya keseimbangan antara pembangunan, pemerataan dan pengembangan lingkungan hidup. Upaya konservasi energi diarahkan untuk meningkatkan pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Dalam hubungan dengan itu akan dikembangkan penggunaan dikembangkan penggunaan teknologi produksi dan penggunaan energi yang lebih efisien dari segi teknis, ekonomis dan kesehatan lingkungan. Usaha konservasi energi harus didukung dan dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan dari semua sektor. Untuk menunjang kebijakan ini perlu disusun pengaturan pelaksanaan secara praktis dan mudah agar tujuan konservasi dapat dicapai secara optimal.
2.7 Teknologi Konservasi Energi
Untuk menjalankan konservasi energi dilakukan teknologi konservasi energi, dimana teknologi konservassi energi merupakan pengembangkan melalui pemanfaatan energi secara efisien dan rasional, serta memanfaatkan sumber daya alam yang berupa sumber energi alternatif.
Contoh pemanfaatan energi alternatif:
a. Energi Air ( mikrohidro ) b. Energi Angin
c. Energi Surya
A. Energi Air (mikrohidro)
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dad instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik. Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai.
Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketingglan daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan teluemahan bebas bisa dikatakan dikatakan "energi putih".
Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan.
Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik.
Seperti dikatakan di atas, mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam, prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro, pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Miniihidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan clan ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). DI rumah instalasi air tersebut akan menumbuk turbin dimana turbm' sendin, dipastikan akan mencrima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mckanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Darl generator akan dthaslikan energi listrik yang ak-an masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringlcas proses Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadt energi listrik.
B. Energi Angin
C. Energi Surya
Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekita Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan r 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan
variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potesi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, perikanan, kehutanan, kehutanan, tanaman tanaman pangan) pangan) dan memanaskan memanaskan air.
Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.
Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh aspek dalam pengelolaan energi yaitu:
Penyediaan Energi
Pengusahaan Energi
Pemanfaatan Energi
Konservasi Sumber Daya Energi
Efisiensi merupakan salah satu langkah dalam pelaksanaan konservasi energi. Efisiensi energi adalah istilah umum yang mengacu pada penggunaan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah layanan atau output berguna yang sama. Di masyarakat umum kadang kala efisiensi energi diartikan juga sebagai penghematan energi. Arah kebijakan utama pemerintah meliputi:
1. Konservasi Energi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dan pemanfaatan energi ( Demand Side).
2. Diversifikasi Energi untuk meningkatkan pangsa energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional (Supply Side).