• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Total Quality Management

N/A
N/A
Muhamad Linsyi daissurur

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Total Quality Management"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Total Quality Management

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengumpulkan Tugas Mata Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu Pada Program

Sarjana Teknik Industri

Di susun oleh :

Muhamad Linsyi Daissurur (35221009)

Prodi Teknik Industri Unniversitas Pelita Bangsa

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehgadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan rohani dan jasmani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat serta salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang diberi judul “Total Quality Management” sebagai tugas mata kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu. Dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan tentang fungsi-fungsi object yang ada di dalam toolbox.

Besar harapan dari penulis adanya saran-saran demi sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menembah wawasan.

Bekasi, Oktober 2023

Penulis

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

LATAR BELAKANG ... 1

BAB II ... 2

PEMBAHASAN ... 2

1. PENGERTIAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT ... 2

2. HUBUNGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT & ISO ... 3

2.1. PENGERTIAN ISO 9000 ... 3

2.2. MANFAAT ISO 9000 UNTUK PERUSAHAAN ... 4

3. KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT ... 5

4. FUNGSI DAN TUJUAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) ... 6

5. PRINSIP TOTAL QUALITY MANAGEMENT... 7

6. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN TQM ... 8

BAB III PENUTUP ... 11

KESIMPULAN ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 12

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kesuksesan suatu perusahaan dalam menerapkan konsep Total Quality Management (TQM) berkaitan erat dengan budaya organisasi perusahaan, dimana budaya organisasi berperan untuk menentukan arah organisasi mengarahkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana mengolah dan mengalokasikan sumber daya organisasi untuk mnghadapi masalah internal dan eksternal. Dalam memuaskan pelanggannya, sebuah perusahaan harus dapat mencapai efektifitas organisasi dengan menciptakan budaya yang nantinya dapat mencapai tujuan organisasi tersebut. Melalui kesesuaian antara budaya organisasi dengan tujuan organisasi, kepuasan pelanggan dapat tercapai. Total Quality Management (TQM) berorientasi pada proses yang mengintegrasikan semua sumber daya manusia, para pemasok, dan para pelanggan di lingkungan perusahaan. Budaya Organisasi adalah suatu sistem niali-nilai dan keyakinan bersapma yang mempengaruhi perilaku pekerja.[1]

Berbicara tentang TQM tidak akan terlepas dari akarnya yaitu berbicra terkait mutu, pada awalnya mutu sebuah produk selalu ditentukan oelh produsen, seberpa buruk maupun bagusnya suatu produk dapat dikatakan bermutu jika produsen tersebut mengatakan produk bermutu, tetapi pada perkembangannya sebuah produk dikatakan bermutu atau memiliki mutu ditentukan oleh konsumen atau pembeli. Produsen akan mengetahui bahwa produk itu bermutu jika konsumen membeli produk tersebut. Perkembangan mutu terpadu atau TQM bermula dari buah pikiran tokoh-tokoh masyarakat bisnis di amerika serikat. Salah satu tokoh penting dalam teori mutu adalah edward deming yang sangat terkenal dengan konsep tentang mutu yaitu bahwa kualitas tidak ditentukan didalam toko tetapi diruang executive atau dapat dikatakan ditentukan sebelumnya. Era informasi dan teknologi membuat kapasitas manajemen organisasi pendidikan melakukan transformasi menuju perubahan manajemen untuk menerapkan manajemen kontemporer yang dinamakan dengan Total Quality Management (TQM). TQM merupakan suatu pendekatan yang sebaiknya dilakukan oleh organisasi di era 4.0 untuk memperbaiki output, menekan biaya produksi serta meningkatkan produksi.[2]

(5)

2

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Total Quality Management merupakan pendekatan terpadu untuk mendapatkan dan mempertahankan output yang berkualitas tinggi, fokus terhadap pemeliharaan, perbaikan yang berkelanjutan dan pencegahan kegagalan di semua level dan fungsi perusahaan, dalam rangka memenuhi atau melampaui harapan konsumen. Konsep Total Quality Management (TQM) di samping sebagai filofosi dan prinsip-prinsip manajemen, juga merupakan seperangkat strategi dan praktik yang dapat digunakan dalam meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan melalui pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Menurut Gasperzs, bahwa di dalam pasar global yang berubah secara terus menerus, disamping pengiriman yang cepat (speed of delivery), kualitas produk juga menjadi salah satu elemen yang penting bagi perusahaan untuk dapat bersaing (competition). TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan perusahaan masa kini untuk memperbaiki kualitas produk, menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.

Implementasi TQM juga berdampak positif terhadap biaya produksi dan pendapatan perusahaan.[3]

TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya memaksimumkan daya saing perusahaan melalui fokus pada kepuasan konsumen, keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan perusahaan. TQM telah diaplikasikan secara luas oleh banyak perusahaan dengan tujuan meningkatkan kinerja seperti kualitas, produktivitas dan profitabilitas. Konsep TQM pada umumnya adalah menggambarkan sebuah sistem yang kolektif (menyeluruh), dimana sistem tersebut berhubungan dengan implementasi manajemen kualitas guna mewujudkan kinerja perusahaan yang baik. Oleh karena itu, TQM adalah suatu sistem yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh dengan memperbaiki kualitas manajemen.[3]

Sallis mengemukakan suatu filosofi alat yang digunakan untuk terus melakukan perbaikan mutu, tujuan tersebut dapat dicapai dengan ide inti yang dicapai didalam penerapannya setiap hari.[2] TQM menginginkan adanya peningkatan kualitas mutu dijadikan titik tekan inti didalam manajerial serta pembahasan terkait TQM. Juran mengemukakan 3 proses manajerial sebuah organisasi atau institusi yang familiar dengan sebutan trilogy juran:

1. Kualitas perencanaan, yang merupakan proses identifikasi customer dan proses tersebutlah yang akan dijadikan patokan produk yang memiliki

(6)

3 karakteristik yang tepat dan selanjutnya mentransfer knowledge keseluruh anak cabang perusahaan guna tercapainya cutomer satisfaction.

2. Kualitas pengendalian, suatu proses yang memperlihatkan bahwa produk selalu dilakukan pemeriksaan dan evaluasi dengan benar, kemudian dibandingkan keinginan dan kebutuhan yang customer. Persoalan yang mungkin muncul dan telah diketahui selanjutnya diselesaikan, contohnya mesin rusak akan segera dilakukan perbaikan.

3. Quality improvement. merupakan tata cara yang telah stabil dipertahankan sehingga mutu selalu dapat tercapai secara berkesinambungan. Hal tersebut mencakup pengalokasian sumber-sumber, penugasan sumber daya manusia untuk penyelesaian proyek mutu, pelatihan bagi para karyawan atau pekerja yang terlibat dalam proyek mutu serta selalu mempertahankan mutu yang telah dicapai pada tahapan sebelumnya.

konsep diatas dianggap condong pada pengelolaan keuangan atau sering dikemukakan sebagai urusan finansial, namun tetap dapat diterapkan dalam berbagai sektor.[2]

2. HUBUNGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT & ISO

Definisi TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah filosofi manajemen yang dibutuhkan untuk menjaga kerahasiaan seluruh fungsi organisasi antara lain: pemasaran, keuangan, perencanaan, teknik, dan produksi serta layanan pelanggan untuk memfokuskan pada terpenuhinya kebutuhan pelanggan dan tujuan oraganisasi. Sedangkan ISO (International Organization for Standardization) adalah suatu organisai internasional yang bergerak dalam hal standarisasi. ISO bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan standarstandar untuk umum yang berlaku secara internasional. Salah satu standar internasional yang sudah dikenal luas ISO 9000.[4]

2.1. PENGERTIAN ISO 9000

ISO 9000 merupakan suatu seri dari standar internasional untuk sistem manajemen kualitas, yang menspesifikasikan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu manajemen kualitas.[5]

Dalam penerapan iso 9000, ada 2 kategori:

a) kontraktual kondisi dimana perusahaan bermaksud menerapkan standar sistem manajemen mutu dengan tujuan untuk memenuhi permintaan pelanggan perusahaan membutuhkan bukti dan pengakuan pihak ketiga sertifikat dari badan sertifikasi acuan standar iso 9001 (20 klausul), iso 9002 (19 klausul), iso 9003 (16 klausul).

(7)

4 b) non kontraktual kondisi dimana perusahaan bermaksud menerapkan standar sistem manajemen mutu intern perusahaan. perusahaan tidak memerlukan pengakuan dari pihak lain dalam penerapan iso 9000 acuan standar iso 9004.

Tujuan utama ISO 9000 ini adalah :

1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli.

2. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan.

3. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.

ISO 9000 ini adalah suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional. ISO hanya daftar persyaratan tanpa menetukan bagaiman harus memenuhinya dan perusahaanlah yang harus berupaya untuk memenuhi setiap persyaratan tersebut yang meliputi : management responsibility, quality system documentation, contract review, design control, purchasing, process control, inspection and testing, calibration, handling of rejected products dan corrective action. Selain ISO 9000 juga ada seri ISO 14000 yang merupakan standar internasional bagi pelaksanaan proyek berkaitan dengan tangungjawab proyek itu terhadap lingkungan. Manfaat Dari ISO ini bagi perusahaan adalah terbukanya peluang pasar luar negeri (ekspor) terutama bagi negara yang mensyaratkan ISO 9000 dan memiliki kesesuaian dengan pemasok luar negeri.[6]

2.2. MANFAAT ISO 9000 UNTUK PERUSAHAAN 1. aspek konsistensi pelaksanaan dan pengawasan.

a) memberikan pendekatan praktik yang sistematis untuk manajemen mutu

b) memastikan konsistensi untuk memelihara mutu produk/ jasa menetapkan.

c) menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan proses guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu

2. aspek pengendalian pencegahan

a) mempengaruhi/menentukan secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personel kunci yang mempengaruhi mutu.

(8)

5 b) mendokumentasikan prosedur secara baik dalam menjalankan

operasi dan proses bisnis penyedia jasa atau pabrik/industry.

c) menerapkan sistem dokumentasi yang efektif melalui mekanisme audit mutu internal dan tinjauan manajemen yang kontinu manfaat iso 9000.

3. aspek pertumbuhan dan pengembangan perusahaan a) sebagai sarana pemasaran

b) dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen/

pelanggan

c) dapat meningkatkan citra dan daya saing perusahaan d) dapat meningkatkan produktifitas mutu jasa/produk

e) dapat memberikan pelatihan yang sistematik kepada staf melalui prosedur dan instruksi yang baik

f) mengantisipasi tuntutan konsumen atas mutu produk dan tingkat persaingan bersama

g) sebagai fondasi/dasar yang mantap untuk pengembangan mutu selanjutnya menuju manajemen mutu terpadu (mmt/tqm).

3. KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen yang komprehensif yang bertujuan untuk menciptakan kualitas tinggi dalam semua aspek operasi organisasi. Ini melibatkan seluruh anggota organisasi, dari manajemen tingkat atas hingga pekerja di lini depan, untuk berpartisipasi aktif dalam upaya perbaikan mutu. TQM bertujuan untuk menciptakan budaya organisasi yang berorientasi pada kualitas, inovasi, dan kepuasan pelanggan.[7] Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang konsep Total Quality Management (TQM):

a. Fokus pada Kepuasan Pelanggan: Salah satu prinsip inti TQM adalah fokus pada kepuasan pelanggan. Organisasi yang menerapkan TQM berusaha untuk memahami kebutuhan dan harapan pelanggan, kemudian berusaha memenuhinya dengan memberikan produk atau layanan berkualitas tinggi.

b. Keterlibatan Seluruh Organisasi: TQM mengakui bahwa setiap individu dalam organisasi memiliki peran penting dalam menciptakan kualitas. Semua anggota tim, dari manajer hingga pekerja di lini produksi, harus berkontribusi pada upaya perbaikan mutu. Ini melibatkan pelatihan, pemberdayaan, dan pengakuan karyawan.

c. Pendekatan Sistem: TQM melihat organisasi sebagai suatu sistem yang kompleks. Semua proses, departemen, dan elemen organisasi saling terkait. Oleh karena itu, perbaikan dalam satu area dapat memiliki efek domino pada keseluruhan organisasi. TQM mengajarkan untuk melihat secara holistik dan menganalisis dampak perubahan pada sistem secara keseluruhan.

(9)

6 d. Peningkatan Berkelanjutan: Peningkatan berkelanjutan adalah kunci dalam TQM. Organisasi yang menerapkan TQM berkomitmen untuk terus-menerus mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk, layanan, dan proses. Ini bisa melibatkan penggunaan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau metodologi Six Sigma.

e. Penggunaan Data dan Bukti: TQM menekankan pentingnya pengambilan keputusan berdasarkan bukti dan data yang relevan. Ini memastikan bahwa tindakan yang diambil didasarkan pada informasi yang akurat dan objektif.

f. Kemitraan dengan Pemasok: TQM juga berarti berkolaborasi dengan pemasok.

Pemasok yang berkualitas adalah bagian integral dari rantai pasokan, dan hubungan yang kuat dengan pemasok membantu memastikan kualitas bahan baku dan komponen.

g. Komitmen Pemimpin: Pemimpin organisasi harus memberikan dukungan yang kuat dan komitmen untuk TQM. Mereka harus menjadi contoh dan mendorong perubahan budaya organisasi.

h. Manajemen Risiko: TQM juga mempertimbangkan manajemen risiko sebagai bagian dari proses. Ini melibatkan identifikasi, evaluasi, dan mitigasi risiko yang mungkin memengaruhi kualitas.

i. Komunikasi yang Efektif: Komunikasi yang baik adalah kunci untuk memastikan semua anggota organisasi memahami tujuan dan tujuan mutu. Pemimpin harus berkomunikasi secara efektif dengan seluruh tim.

TQM adalah pendekatan berkelanjutan yang dapat membantu organisasi mencapai efisiensi operasional, keunggulan kompetitif, dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Dengan berfokus pada kualitas dalam setiap aspek operasi, organisasi dapat menciptakan nilai yang lebih tinggi dan memenangkan kepercayaan pelanggan.

4. FUNGSI DAN TUJUAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) Total Quality Management (TQM) adalah sistem pengendalian mutu yang didasarkan pada filosofi bahwa memenuhi kebutuhan pelanggan dengan sebaik- baiknya merupakan hal utama dalam setiap usaha yang dilakukan. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut, budaya kerja dalam lembaga harus dibina dan dikembangkan dengan baik. Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) berfungsi efektif dalam berbagai organisasi, yaitu sebagai sistem manajemen untuk meningkatkan kualitas produk atau outcome sehingga bisa diterima oleh pelanggan dan dapat menghindari timbulnya kesalahan yang fatal.

Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan seefisien mungkin. Menurut Margono Slamet, tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan efisien untuk memuaskan.[8]

(10)

7 Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekerjaan.Memperbaiki produktivitas dan efisiensi. TQM sebagai suatu prosedur untuk mencapai kesuksesan, dinilai berhasil mankala mutu dari suatu pekerjaan meningkat lebih baik kualitasnya dari sebelumnya, produktivitasnya tinggi yang ditunjukkan dengan hasil kerja berupa produk/jasa lebih banyak jumlahnya dari sebelumnya, dan lebih efisien yang bisa diartikan lebih murah biaya produksinya atau input lebih kecil dari pada outputnya.

Ada lima unsur utama dalam penerapan TQM, yaitu; (1) berfokus pada pelanggan, (2) perbaikan pada proses secara sistematik, (3) pemikiran jangka panjang, (4) pengembangan sumber daya manusia, dan (5) komitmen pada mutu.[9]

Manfaat yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang atau jasa berkualitas baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, gabungan keduannya menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.[8]

5. PRINSIP TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Menurut hensler dan Brunell,[8] ada empat prinsip utamaa dalam TQM.

Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kepuasan Konsumen Dalam TQM

konsep mengenai kualitas dan konsumen diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh konsumen. Konsumen itu sendiri meliputi konsumen internal dan konsumen eksternal. Kebutuhan konsumen diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para konsumen.

Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para konsumen.

Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan konsumen.

b. Respek terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang khas.

Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

c. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya, bahwa setiap keputusan selallu didasarkan pada data, bukan sekedara pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini, pertama yaitu prioritas (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak

(11)

8 dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Kedua yaitu variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

d. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze), yang terdiri dari Langkah-langkah perencanaaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh

6. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN TQM

Apabila suatu organisasi menerapkan TQM dengan cara sebagaimana mereka melaksanakan inovasi manajemen lainnya, atau bahkan bila mereka menganggap TQM sebagai obat ajaib atau alat penyembuh yang cepat, maka usaha tersebut telah gagal semenjak awal. TQM merupakan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus.

Menurut Tjiptono & diana, beberapa kesalahan yang sering dilakukan yang menyebabkan kegagalan TQM adalah:[8]

a. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior. Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutunya dimulai dari pihak menajemen di mana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya.

Bila tanggung jawab tersebut didelegasikan kepada pihak lain (misalnya kepada pakar yang digaji) maka peluang terjadinya kegagalan sangat besar.

b. Team mania Organisasi perlu membentuk beberapa tim yang melibatkan semua karyawan. Untuk menunjang dan menumbuhkan kerja sama dalam tim, paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, baik penyelia maupun karyawan harus memiliki pemahaman yang baik terhadap perannya masing-masing. Penyelia perlu mempelajari cara menjadi pelatih yang efektif, sedangkan karyawan perlu mempelajari cara menjadi anggota tim yang baik. Kedua, organisasi harus melakukan perubahan budaya supaya kerja sama tim tersebut dapat berhasil.

Apabila kedua hal tersebut tidak dilakukan sebelum pembentukan tim, maka hanya akan timbul masalah, bukannya pemecahan masalah.

c. Proses penyebarluasan (deployment) Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan mengembangkan rencanaan untuk menyatukannya ke dalam seluruh elemen organisasi (misalnya operasi, pemasaran, dan lain-lain). Seharusnya pengembangan inisiatif tersebut juga melibatkan para

(12)

9 manajer, serikat pekerja, pemasok, dan bidang produksi lainnya, karena usaha meliputi pemikiran mengenai struktur, penghargaan, pengembangan keterampilan, pendidikan, dan kesadaran.

d. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis Ada pula organisasi yang hanya menggunakan pendekatan Deming, pendekatan Juran, atau pendekatan Crosby dan hanya menerapkan prinsip-prinsip yang ditentukan disitu. Padahal tidak satu pun pendekatan yang disarankan oleh ketiga pakar tersebut maupun pakar- pakar kualitas lainnya yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk segala situasi. Bahkan para pakar kualitas mendorong organisasi untuk menyesuaikan program program kualitas dengan kebutuhan mereka masing-masing.

e. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis Bila hanya mengirim karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa hari, bukan berarti telah membentuk keterampilan mereka. Masih dibutuhkan waktu untuk mendidik mengilhami dan membuat para karyawan sadar akan pentingnya kualitas. Selain itu dibutuhkan waktu yang cukup lama pula untuk mengimplementasikan perubahan- perubahan proses baru, bahkan seringkali perubahan tersebut memakan waktu yang sangat lama untuk sampai terasa pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas dan daya saing perusahaan.

f. Empowerment yang bersifat prematur Banyak perusahaan yang kurang memahami makna dari pemberian empowerment kepada para karyawan. Mereka mengira bahwa bila karyawan telah dilatih dan diberi wewenang baru dalam mengambil suatu tindakan, maka para karyawan tersebut akan dapat menjadi self- directed dan memberikan hasil-hasil positif. Seringkali dalam praktik, karyawan tidak tahu apa yang harus dikerjakan setelah suatu pekerjaan diselesaikan. Oleh karena itu sebenarnya mereka membutuhkan sasaran dan tujuan yang jelas sehingga tidak salah dalam melakukan sesuatu. Teori-teori dan praktik-praktik manajemen yang disfungsional penyebab kegagalana TQM adalah:

a. Manajemen birokratis. Manajemen birokratis mendasarkan arahan “The Boss”, bawahan harus patuh.

b. Pelarangan konsumen protes. Pelarangan konsumen protes berdasarkan asumsi bahwa protes konsumen merepotkan dan merusak citra perusahaan.

c. MBO dan MBR. MBO (management by objectives) mengaitkan tujuan, strategi dan operasi melalui hierarki organisasi. MBR (management by results) adalah manajemen yang mengutamaakan hasil-hasil atau keluaran dan bukanlah pada masukan-proses-keluaran.

d. Persaingan internal. Persaingan internal mendorong setiap bagian ingin menjadi nomor satu.

(13)

10 e. Strategi stabilitas organisasi. Strategi stabilitas organisasi mendasarkan pandangan “jika tidak rusak, jangan urus (bikin betul).”

f. Antagonisme (permusuhan) dengan serikat pekerja. Antagonisme serikat pekerja didasarkan pada asumsi perbedaan kepentingan para pekerja dengan para manajer, atau tidak ada keselarasan tujuan.

g. Driven lini bawah. Driven lini bawah menggunakan laba sebagai uji pertama untuk setiap keputusan dan Tindakan.

(14)

11

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah suatu pendekatan atau manajemen untuk meningkatkan kualitas, kompetitif, efektivitas, serta fleksibilitas dari seluruh organisasi dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Total Quality Management (TQM) berfungsi efektif dalam berbagai organisasi, yaitu sebagai sistem manajemen untuk meningkatkan kualitas produk sehingga bisa diterima oleh pelanggan dan dapat menghindari timbulnya kesalahan yang fatal.

Total Quality Management (TQM) bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan seefisien mungkin. Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekeijaan, memperbaiki produktivitas dan efisien untuk memuaskan.

Input, proses, output dan outcomes merupakan kristalisasi dari pentingnya pencapaian produktivitas dalam sebuah organisasi. Hal tersebut dapat terwujud apabila menerapkan Total Quality Management (TQM). Penerapan TQM sebagai upaya peningkatan mutu tidak bisa berhasil secara instan, artinya perubahan inovatif yang diharapkan tidak dapat terwujud secara langsung. Karenanya diperlukan upaya yang berkesinambungan.

(15)

12

DAFTAR PUSTAKA

[1] J. Dauhan, F. Ekonomi, D. Bisnis, J. Manajemen, U. Sam, and R. Manado,

“TOTAL QUALITY MANAGEMENT, BUDAYA ORGANISASI

PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PT. PLN AREA SULUTTENGGO MANADO,” Jurnal EMBA, vol. 1, pp. 2097–2106, 2097.

[2] S. Anwar, “IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM BISNIS PENDIDIKAN,” 2019.

[3] C. Prayhoego and D. Devie, “Analisa Pengaruh Total Quality Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan.”

[4] A. W. Saputri, Y. Dewandra, and I. Purwanto, “ANALISIS TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM PROSES PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI,” 2010.

[5] H. D. Setiadi, “PENGERTIAN ISO 9000 SISTEM STANDAR MANAJEMEN MUTU di Hotel Graha Dinar, Cisarua.”

[6] A. Azhar et al., “PERANAN TOTAL QUALITY MANAJEMEN (TQM) DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING,” 2010.

[7] K. Karyawan dan Kinerja Perusahaan, I. Ayu Andini Wiandari, and G. Sri Darma,

“Jurnal Manajemen dan Bisnis Kepemimpinan, Total Quality Management, Perilaku Produktif Karyawan,” vol. 14, no. 2, 2017, [Online]. Available:

http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/

[8] “Total Quality Management dan Kepuasan Konsumen 2019”.

[9] P. Mutu and P. Saril, “TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) SEBAGAI WUJUD”.

Referensi

Dokumen terkait

Dimensi Total Quality Manajemen (TQM) yang terdiri dari komitmen organisasi, fokus pada konsumen, penghargaan, kerjasama dan budaya organisasi yang paling berpengaruh

Dari bahasan terdahulu tentang pengertian TQM, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Total Quality Manajemen (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu

“Total” dalam TQM adalah pelibatan semua komponen organisasi yang berlangsung secara terus-menerus. Sementara “manajemen” di dalam TQM berarti pengelolaan setiap orang yang

Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan

Soewarso Hardjosoedarmo, Total quality management, Andi, 2004 Suryadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu. Abad21: Kiat MembangunBisnis Kompetitif, Bumi

Total Quality Management (TQM) at:m manajemen mutu terpadu adalah filosofi manajemen yang secar-a efektif menyatakan kebutuhan klielL dan l11enyediakan kerangka,

Menurut Organisasi Pengendalian Kualitas Eropa (EOQC = the European Organization for Quality Control), sistem kualitas modern merupakan suatu sistem aktivitas yang

Salah satu bentuk manajemen yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas atau mutu industri tersebut adalah total quality management (TQM) yang diterjemahkan ke