• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH UTILITAS DAN PLUMBING

Dila Levi

Academic year: 2023

Membagikan " MAKALAH UTILITAS DAN PLUMBING"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Materi Utilitas dan Plumbing

Water System dan Sewage/Sewerage System

Dosen Pengampu :

Ir. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T., IPP.

Moch Fathoni Setiawan, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

1. Dila Salsabila (5101421042)

2. Dea Salsabila Rihaadatul'aisy (5101421058)

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

Water System

Water sistem atau biasnya disebut sebagai sistem penyediaan air bersih 1. Istilah pada water system

2. Pipa Distribusi 3. Pipa supply 4. Pipa overflow 5. Pipa Ventstack

6. Suction tank / Groung Water Tank 7. House tank

8. Trapseal / house trap 9. Pressure tank

2. Air dalam plumbing

Air yang merupaka kebutuhan manusia adalah pelengkap yang harus disediakan dalam alat plumbing. Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi air bersih (dingin/ panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan, dan air khusus). Air bersih yang dimaksud di sini adalah air minum, yaitu iar yang dapat diminum dan diguakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Agar air minum tidak megganggu kesehatan manusia dan peralatan-peralatan, diperlukan suatu syaratsyarat fisik, kimia, dan bakteriologis yang ditetukan oleh dinas kesehatan Negara. Syarat-syarat fisik air minum:

• Jerih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidk mempunyai rasa.

• Mempunyai suhu rata-rata 10-20 derajat Celcius

• Memenuhi syarat kesehatan

a. Sumber air

Air yag berasal dari mata air, yaitu air yang keluar dari dalam tanah. Biasanya terdapat pada daerah-daerah yang bergunung berapi, sebagai mata air sungai. Sumber air yang paling umum digunakan pada rumah adalah sumur. Berikut macam – macam sumur yang mendapatkan air dari dalam tanah :

1) Sumur pompa/ sumur galian= 5-15 m 2) Sumur pompa dengan mesin= 15-40 m

3) Sumur pompa dengan mesin/ semi deep well = 50-100 m

(3)

4) Sumur pompa dalam/ deep well = kedalaman 100 m lebih

b. Kebutuhan air

Kebutuhan air dalam bagunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninyaataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya denga fasilitas bangunan. Kebutuhan air didasarkan atas sebagai berikut:

1) Keperluan-keperluan: untuk minum, memasak, mandi, buang air kecil dan buang air besar, mencuci, serta proses untuk industri.

2) Kebutuhan air yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolamre nang, air mancur/ taman.

3) Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler.

4) Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan.

Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi keguaan bangunan dan jumlah penghuinya. Untuk mendapatkan jumlah yang besardigunakan sumur pompa dalam (deep well) dengan jumlah debit yang tinggi. Besar kebutuhan air, khususnyauntuk kebutuhan manusia, dihitung rata-rata per orang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk manusia tersebut.

3. Macam sistem instalasi dan penyediaan air bersih a. Upfeed Distribution System (sistem distribusi langsung)

Pada sistem ini air dari pompa yang diambil dari deepwell atau GWT langsung didistribusikan ke masing-masing penggunaan (dengan bantuan pressure tank). Air pada pipa distribusi bertekanan tinggi karena kerja pumps atau pressure tank. Akan memancar kalau kran dibuka. System ini biasanya digunakan pada bangunan- bangunan yang tidak begitu tinggi (tidak lebih dari 5 lantai). Sedangkan utuk banguan berlatai banyak (lebih dari 6 lantai) system ini tidak memugkinkan, karena dibutuhkan tenaga yang sangat besar untuk meaikkan ke lantai atas. Untuk menambahkan tekanan air di lantai atas, biasanya diadakan penambahan pompa.

(4)

Air pada pipa distribusi bertekanan tinggi karena kerja pumps atau pressure tank.

Akan memancar kalau kran dibuka

b. Down feed distribution

Pada system ini, air dipompakan ke atas dan ditampug dalam bak penampung (hose tank), baru kemudian disalurkan ke tempat-tempat yang memerlukan. Tanki penampung (hose tank) selain sebagai penampung air utuk keperluan sehari-hari, juga sebagai penyedia air untuk proteksi/pemadaman kebakaran (fire protection). Tanki penampung ini dibagi menjadi dua, bagian atas untuk kebutuhan sehari-hari (hose supply). Sedangkan bagian bawah dipersiapkan untuk cadangan pemadam kebakaran (firereserve).

Maksud penyediaan suction tank adalah untuk mengatur penyedotan air. House tank dan suction tank terbuat dari plat besi, dibagi dua secara vertical dengan masing- masing memepunyai pipa dan control sendiri-sendri. Hal ini dimaksudkan agar selama direparasi tidak perlu mematikan seluruh system yang ada. Sedangkan untuk memenuhi air panas, direncanakan salura khusus yang membawa air dingin dari house tank ke boillers, kemudian dialirkan ke tempat-tempat yang membutuhkan secara up feed system.

pumps Distribution 2 Distribution 3 etc

Distribution 1

Deepwell/GWT

PRESSURE TANKS

(5)

Down feed distribution sistem ini ada 2 jenis yaitu : a) Sistem DDS Dengan Pembagian Zona Distribusi

Sistem ini biasanya digunakan untuk bangunan yang memiliki lantai lebih dari 10 dan pada setiap bangunan yang memakai sistem ini maka harus mempunyai tangki penampung (house tank) yang di supply langsung dari masing – masing pompa.

b) Sistem DDS Tanpa Pembagian Zona Distribusi

Umumnya sistem ini digunakan pada bangunan dengan jumlah lantai maksimal 10 tidak boleh lebih. Dimana air dari GWT atau deepwell dipompa ke rooftank, lalu di distribusikan langsung ke penggunaan/outlet.

4. Penyimpanan air bersih

Biasanya penyimpanan air bersih berasal dari pompa atau PDAM, volume air disesuaikan dengan keperluan penghuni seluruhnya dihitung penggunaan airnya selama beberapa jam agar mendapatkan penyimpanan air yang cukup untuk disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.

a) Ground Reservior

Ground reservoir permukaan adalah reservoir yang sebagian besar atauseluruh reservoir tersebut terletak di bawah permukaan tanah. Ground reservior ini biasanya digunakan pada komplek perumahan dimana air yang diperlukan perlu disimpan pada tempat yang besar.

Fungsi Reservior dantaranya : 1) Melayani Fluktuas Pemakain 2) Pemerataan tekanan

3) Distributor

4) Persediaan pada waktu darurat

5) Meratakan tekanan pemompaan pada area distribusi 6) Sebagai Tempat Percampuran Air dan Kimia

7) Tempat Pengendapan 8) Hemat Listrik

(6)

Pada intinya Ground Reservor / GWT ini digunakan untuk mencukupi kebutuhan air harian pada suatu gedung. Namun kebutuhan harian yang dimaksud ini bukan berarti 24 jam tetapi jumlah jam efektif terpakainya air berdasarkan karakteristik pemakaian aktifitas suatu fungsi gedung (mis: 12 jam, 10 jam atau 8 jam dll). Bila GWT juga digunakan untuk keperluan cadangan air “Fire Protection”, perlu tambahan kapasitas minimal 25% dari hasil yng didapatkan dari rumus-2 yang ada.

b) Tangki Air Atap

Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakkan di atas bangunan. Dengan letak demikian diusahakan tangki tersebut terbuat dari bahan yang ringan/ bukan beton, seperti fibre glass atau plat-plat baja yang terdiri dari komponen-komponen plat yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kotak, sesuai ukuran yang dikehendaki. Untuk Mekanisme pada sistem tangki atap, air bersih ditampung terlebih dahulu pada ground reservoir / tangki air bawah kemudian dipompa ke tangki atap. Dari tangki atap, air didistribusikan ke jaringan perpipaan dalam gedung dengan sistem gravitasi.

(7)

Jenis – jenis tangki air pada gedung ada 2 yaitu : a) Tangki air yang terpisah dari struktur gedung

Contoh: tangki air stainless steel, fibreglass, plat baja eijzer dsb. Bahan-2 tersebut dipasang tidak monolith dengan struktur bangunannya yg biasanya terbuat dari rangka beton bertulang. Jenis ini memungkinkan fleksibilitas penempatan.

b) Tangki air yang menyatu dengan struktur gedung.

Contoh : tangki air dari bahan beton bertulang yang menyatu dengan struktur bangunannya. Jenis ini merupakan tangki dgn penempatan yang tetap.

Sistem Tangki Atap diterapkan karena alasan-alasan sebagai berikut :

a) Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini merupakan akibat dari perubahan muka air dalam tangki atap.

b) Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik dengan cara yang sangat kecil sekali kemungkinan.

c) Timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.

d) Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki tekan

Kedua jenis tangki air tsb masing – masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya, yang terkait dengan fbeberapa faktor dianyaranya ; kekuatan, keawetan, kemudahan perawatan, fleksibilitas dan kesehatan.

5. Rumus Kapasitas GWT (Ground Water Tank) Vr = Qd – Qs x T

Keterangan :

Qd = jumlah kebutuhan air perhari (m3/hari)

Qs = Kapasitas Pipa Dinas (debit air tambahan dari luar, misal Dari PDAM) tergantung kapasitas instalasi pipa PDAM di dekat lokasi gedung

T = Rata-rata waktu pemakaian air perhari (jam / hari) Vr = volume tangki air GWT

Bila GWT juga untuk cadangan air Fire Protection, maka rumusnya menjadi :

(8)

Vrf= Qd – Qs x T + Vf, dimana Vf adalah cadangan air utk FP sebesar minimal 25% x Vr

Contoh Soal

1. Menggunakan Grafik a. Ground Water

Asumsi Q PDAM = 30 m³/jam

Asumsi suplai waktu PDAM = 00.00 – 24.00 Asumsi waktu pemompaan = 07.00 – 17.00

Q GR = X-Y, dimana X adalah asumsi Q PDAM Y = Y2-Y1

Diketahui = Y1 = 8,6 m³/jam

Y2 = 21,2 m³/jam Y = Y2-Y1

= 21,2 – 8,6

= 12,6 m³/jam Q GR = X – Y

= 30 – 12,6

= 17,4 m³/jam

Q FH (Fire Hidrant) = 5% x Q GR

= 5% x 17,4

= 0,87 m³/jam Q GR Total = Q GR + Q FH

= 17,4 + 0,87

= 18, 27 m³/jam

• Penentuan Dimensi Ground Reservoir

Volume GR = Q GR total x Sisa Jam

= 18,27 x 14

= 255,78 m³

Tinggi GR = Tinggi + Ruang Hampa

= 2 m + 0,5 m

(9)

= 2,5 m Volume GR = S² x t

255,78 = S² x 2,5

102,312 = S²

10,11 = S

b. Roof Tank

Asumsi waktu pemakaian = 06.00 – 18.00 Asumsi waktu pemompaan = 07.00 – 17.00 Q RT = Y – Z

Z = Z2 – Z1

= 11,6 – 1

= 10,6 m³/jam Q RT = 12,6 – 10,6

= 2 m³/jam

V RF = Q RT x Sisa Jam

= 2 x 2

= 4 m³

• Penentuan Dimensi Roof Tank

Asumsi Diameter = 2 m maka jari-jari = 1 m V RF = 2πr²t

4 = 2 x 3,14 x (1)² x t 4 = 6,28 x t

0,63 m = t

Tinggi RT = 0,63 m + 0,5 m = 1,13 m

2. Metode Morimura a. Ground Reservoir

Qd = 0,350 m³/menit

= 21 m³/jam

= 504 m³/hari

Kehilangan air dalam menara 2% = 2% x 504 = 10,08 m³

(10)

Maka Qd = 504 + 10,08 = 514,08 m³ Asumsi PDAM (Qs) = 2/3 x Qh

= 2/3 x 21 m³/jam

= 14 m³/jam

V GR = Qd – Qs x T

= 514,08 – (14 x 6)

= 514,08 – 84

= 430,08 m³

Tinggi GR = 2 m + 0,5 m

= 2,5 m Volume GR = S² x t

430,08 = S² x 2,5

172,032 = S²

13,11 = S

b. Roof Tank Rumus :

VE = (Qp – Qmax) Tp - Qpu x Tpu

Keterangan :

VE = kapasitas efektif tangki atas (l) Qp = kebutuhan puncak/Qm max (l/menit) Qmax = kebutuhan jam puncak (l/menit)

Qpu = kapasitas pompa pengisi/Qh max (l/menit) Tp = jangka waktu kebutuhan puncak (menit) Tpu = jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

Qm max = 1,4 m³/menit = 1400 l/menit Qp = 1400 l/menit

Qpu = Qmax = Qh max

= 42 m³/jam

= 700 l/menit

(11)

Tp = 30 menit

Tpu = 10 menit

VE = (1400 – 700) 30 – 700 x 10

= 21.000 – 7.000

= 14.000 l

= 14 m³

Diameter = 2 m maka jari-jari 1 m Volume RT = 2πr²t

14 = 2 x 3,14 x (1)² x t 2,23 m = t

Tinggi RT = 2,23 m + 0,5 m

= 2,73 m

Kesimpulan : Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan cara morimura dan grafik didapatkan debit dan volume untuk ground reservoir lebih besar jika menggunakan cara morimura. Sedangkan hasil perhitungan debit dan volume untuk roof tank juga demikian.

Setelah melakukan perhitungan, maka yang digunakan untuk perencanaan gedung

perpustakaan adalah cara morimura karena hasil perhitungan lebih besar dan bisa dijadikan antisipasi.

Q RT V RT Q GR V GR

Morimura 84 m³/jam 14 m³ 21 m³/jam 430,08 m³

Grafik 2 m³/jam 4 m³ 17,4 m³/jam 255,78 m³

(12)

Sewage System

A. Limbah cair bangunan gedung dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu :

◼ Limbah air bekas dari Kamar mandi dan cuci

◼ Limbah air bekas berlemak dari dapur

◼ Limbah kotoran dari closet/WC

◼ Limbah khusus yang mengandung komponen atau bahan kimia berbahaya.

(limbah industri, limbah medis dsb).

B. Instalasi sewage. berlantai banyak ada 2 sistem, yaitu:

“Sewage System” Satu Pipa

Pada sistem ini, limbah dari WC/closet, air mandi, cuci dan air lemak dapur disalurkan dalam satu pipa, disalurkan ke unit penghancur WWTP (Waste Water Treatment Plant) selan-jutnya disalurkan ke peresapan limbah atau ke saluran kota.

“Sewage System” Dua Pipa

Pada sistem ini, limbah dari WC/closet dipisahkan dari limbah Kamar mandi, cuci dan dapur. Selanjutnya limbah WC disalurkan ke Septictank dan bersama- sama limbah air mandi, cuci dan dapur dibuang ke peresapan air kotor atau saluran limbah kota.

C. Air Limbah

Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan, tetapu harus ditampung ke dalam bak penampungan

D. Sistem Pembuangan Air Limbah

Saluran air limbah ditanah di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkundan tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5-1% ke dalam bak penampungan yang disebut septi tank. Bak penampungan air ,limbah tidak diperbolehkan dicampur dengan air bekas buangan apalagi yang mengandung sabun.

(13)

Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic- tank dengan volume 1-1,5 m3 dengan dibuat perembesan. Untuk bangunan-bangunan yang banyak penghuninya, penampungan air limbah harus menggunakan septic tank berukuran besar yang sering disebut sebagai pengolah limbah (sewage treatment).

Sewage Treatment Plant (STP) adalah tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya cukup banyak.

Limbah yang terkumpul, diolah secara mekanis, diaduk, diberikan udara supaya bakteri-bakteri yang ikut mengolah limbah dapat hidup dengan baik sehingga dapat segera memperoses kotoran-kotoran/limbah terbut. Hasil pengolahan limbah diberi zat oembersih sehingga air bekas pengolahan limbah dapat dipompa keluar untuk dibuang melalui saluran-saluran kota atau dapat digunakan kembali, seperti untuk menyiram tanaman dan mendinginkan alat pendingin (air condition)

Sawage treatment dapat diletakkan diluar gedung/halaman atau dapat juga dibuat di bagian lantai yang paling bawah/lebih rendah dari toilet yang terendah. Di dalam ruangan sawagetersebut, orang harus dapat masuk untuk mengontrol sehingga diperlukan penerangan dan ventilasi (exhaust fan)

E. Air Limbah Khusus

Air limbah khusus adalah air bekas abuangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus, seperti restoran—restoran yang besar, pabrik-pabrik, bengek;, rumah saki9t, dan laboratorium.

Air limbaj khusus ini harus ditampung di tempat tertentu, dengan treatment tersendiri, lalu dapat dibuang bersama-sama dengan air bekas biasa. Sehinga contoh, restoran besar yang membuang air limbah khusus air/buangan yang mengandung lemak, sedangkan lemak tidak dapat hancur/menyatu dengan air bekas buangan. Oleh karena itu, perlu diadakan treatment lebih dulu. Alat ini disebut grease trapatau perangkap lemak

Limbah sampah merupakan buangan dari bangunan-bangunan, khususnya bangunan yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran, dan super market. Dengan hasil buangan yang berupa limbah sampah baik yang kering maupun yang basah, maka perlu diberikan tempat khusu yang merupakan gudang sampah yang dapat menampung sementara, yang nantinya perlu dibuang keluar daribangunan tersebut.

(14)

Untuk bangunan-bangunan yang bertingkat perlu dipersiapkan :

a. Boks-boks uantuk tempa pembuangan yang terletak di tempat-tempat bagian servisa di setiap lantao, dan

b. Boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan atau gedung dnegan dilengkapi kereta-kereta bak sampah.

c. Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari beton/PVC/asbes dengan diameter 10”-14”. Dinding paling atas diberikan lubang uuntuk udara dan dilengkapi dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di lubang sampah tersebut.

F. Pengelolaan Air Buangan

• Air buangan atau Limbah adalah air yang telah selesai digunakan oleh nerbagai kegiatan manusia, seperti air bekas rumah tangga,industri, bangunan umum, dan lain-lain.

• Sewer adalah pipa atau perpipaan atau jaringan perpipaan yang pada umumnya tertutup dan normalnya tak membawa aliran air buangan secara penuh.

• Sewage adalah cairan buangan yang dibawa melalui sewer.

• Sewerage System adlah suatu sistem pengelolaan Air Limbah mulai dari pengumpulan (sewer) pengelolaan (treatent) sampai dengan pembuangan akir (disposisi)

• Combined sewer (sistem tercampur atau kombinasi)adalah sistem yang direncanakan untuk membawa domestik sewage, industrial waste dan storm sewage (air hujan)

• Self purification adalah kemampuan alamiah dari suatu badan air atau sunngai untuk menguraikan zat-zat organik menjadi zat yang stabil.

• DO (Disolved Oxygen) adalah oksigen yang terlarut dalam air yang digunakan untuk metabolisme binatang dan tumbuh-tumbuhan di dalam air.

• BOD (Bio chemical Oxigen Demand) adalah banyaknya oksigen yang diutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan zat orgabik pada kndisi aerobik

• Kondisi Aerobik = kondisi suatu badan air yang mengandung 2

• Kondisi Anaerobik adalah kondisi suatu badan air yang tidak mengandung oksigen

(15)

G. Karakteristik Air Buangan Secara umum terdiri dari :

• Karakteristik Fisik - Warna

- Bau - Suhu - Kekeruhan

• Karakteristik Kimia

- Zat organik (zat yang dapat terurai atau mudah terurai menjadi zat yang stabil oleh manusia secara alamiah). Umumnya terdiri dari senyawa C,H,N,OPS.

- Zat organik (zat yang tak dapat diurai oleh bakteri) Contohnya :

a. Besi (Fe) b. Mangan (Mn) c. Air Raksa (Hg) d. Timah Hitam (Pb) e. Logam berat lainnya f. Pestisida

g. Detergent

• Kararakteristik Biologi

- Aerobik bakteri (Bakteri yang hidup bila ada O2) - Anaerobik bakteri (bakteri yang dapat hidup tanpa O2) - Fakultatif (bakteri yang hidup antara ada dan tak ada O2) -

H. Proses Self Purifikasi di Sungai

Proses terjadinya pembersihan diri sendiri oleh sungai secara ilmiah Reaksi yang terjadi

- Zat organik + O2 bakteri zat-zat yang stabil + CO2 - O2 diperoleh dari Badan air dan Udara

• Keadaan 1

(16)

Disebut zone Degradasi Air Buangan dengan tingkat pencemaran yang tinggi dibuang ke sungai menyebabkan perubahan. Karakteristik : fisik, kimia dalam kehidupan rantai makanan di dalam air, bakteri menggunalan oksigen yang ada untuk menguraikan pencemaran, terjadi defisit oksigen, ikan dan tumbuh-tumbuhan mati, yang hidup adlaah jamur, gas CO2, CH4, DAN H2S

• Keadaan II

Disebut Zone Dekomposisi, tidak ada oksigen terlaur dalam sungai, bakteri yang hidup adalah bakteri anaerobik, air menjadi busuk, pewarna hitam dan bau

• Keadaan III

Disebut oksigen mulai busuk ke badan air (dari udara bebas, pengenceran, mekanis, hidrolis) CO2 berkurang berubahnya NH3 + O2 => NO2 => NO3 bakteri aerobik mulai hidup (Protozoa porifera)

• Keadaan IV

Keadaan aerobik dimulai kondisi membaik seperti semula, tumbuh-tumbuhan dan ikan mulai hidup dan berkembang

I. Dampak Pembuangan Air Limbah Terhadap Lingkungan Dampak yang timbul antara lain :

a. Timbulnya bau busuk, karena pencemaran yang tinggi sehingga air menjadi septik, penghuni di sepanjang badan air menjadi tidak nyaman

b. Kehidupan akuatik (ikan dan lain sebagainya) menjadi terganggu bahkan dapat punah karena kadar oksigen di dalam air menjadi sedemikian rendahnya.

c. Dalam jumlah yang tidak terlalu besar dapat memperkaya kadar Nutricyt (zat makanan) dalam air yang mamungkinkan timbulnya Algae (ganggang) dan water Hyacynth (eceng gondok)

d. Bila kualitas air pada badan air penerima sedemikian buurknya maka diperlukan proses pengolahan yang kompleks dan mahal untuk dapat digunakan kembali

e. Badan air penerima akan menjadi tempat berkumpulnya vektor penyakit di samping bakteri-bakteri penyakit (cacing, penyakit perut)

f. Menurunnya kualitas air tanah dangkal, pencemaran yang meresap ke dalam tanah dan kontak dengan air tanah

(17)

g. Berkurangnya air baku untuk air minum karena kualitasnya yang tidak memenuhi syrat air baku

h. Kualitas kesehatan lingkungan menjadi menurun. Jenis penyakit yang timbul akibat oebularan melalui air buangan antara lain :

-. Penyakit saluran pencernaan (typhus, para thypus, dysentri, cholera, schistozominasis. Dan lain sebagainya)

J. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengelolaan Lingkungan 1. Kebiasaa hidup amnusia

2. Tingkat pendidikan masyarakat 3. Tingkat kesejahteraan masyarakat

4. Peraturan perundang-undangan tentang air buangan 5. Dana yang tersedia

6. Industri pengelola 7. Peran serta masyarakat

K. Sistem Pengelolaan Air Buangan dan Pengolahan Air Buangan Pengolahan air buangan meliputi kegiatan antara lain :

- Penyambungan rumah

- Pengumpulan dan membawa air buangan - Pengolahan air buangan

- Pembuangan akhir air buangan Cara Pengolahan Air Buangan Dapat dibagi menjadi : - Sistem individual - Sistem komunal

- Sistem individual yaitu buangan unit WC langsung disalurkan ke dalam lubang penampung dan diolah/diuraikan secara anaerobik

- Sistem komunal yaitu buangan rumah tangga disalurkan ke jaringan Sewarage kota (Jaringan saluran air buangan_ dan berakhir pda instalasi penngolahan air buangan, untuk kemudaian air yang telah memenuhi syarat dibuang ke bdan air penerima.

-

(18)

L. Proses Pengoahan Air Buangan

Bahan baku yang masuk berupa buangan rumah tangga dan buangan industri. Air buangan rumah tangga mengandung buangan tinja, buangan pencuci, buangan dapur yang kesemuanya teritama yang berupa buangan organik. Air buangan industri mengandung bahan-bahan buangan kimia dan bahan-bahan buangan organik berupa buangan organi dan anorganik. Pada prinsipnya proses 0pengokahannya dilakukan dalam 4 tahap yaitu :

1. Tahap pengolahan awal

Berupa penyaringan terhadap benda-benda kasar dan terdiri dari unit saringan kasar dan pengendapan pasir.

2. Tahap pengolahan Pertama :

Berupa pengurangan benda-benda atau parikel-partikel padat dan terdiri dari unit pengendapan

3. Tahap pengolahan Kedua :

Berupa penguraian bahan-bahan orgnaik dalam air buangan dengan bantuan mikro organisme. Oxygen dan/atau berupa pemisahan bahan imia yang tidak dikehendaki dengan mengikat bahan tersebut dengan bahan kimia yang tidak dikehendaki dengan mengikat bahan tersebut dengan bahan kimia lain agar terbentuk “FLOK” yang dapat mengendap. Unit pengolahan terdiri dari unit Biologi dan unit Kimia dan unit pengendapan pengendapan.

4. Tahap pengolahan Lumpur

- Penstabilan endapan lumpur dari unit pengendapan yang terjadi dan teridri dari unit pencerna dan penering. Air buangan secara partial terdiri dari Cairab dan Padatan sedangkan air buangan secara fisik, kimia dan bakteorologi mengandung senyawa organik senyawa P, senyawa K dan bakteri (Patofeb dan tidak patogen)

- Mendasarkan atas prosesnya, maka dalam pengolahan air buangan dikenal 3 proses, yaitu :

a. Berupa pemisahan antara cairan dan padatan dengan cara pengendapan dan penyaringan. Contoh : unit saringan, pengendapan pasir, pengendapan 1 dan 2 b. Proses biologi. Berupa penguraian senyawa organik komple menjadi bentuk

sederhana dengan bantuan aktivitas mikroorgnisme dengan cara aerasi dan penambahan lumpur aktif bila diperlukan. Contoh : unit biologi

(19)

c. Proes kimia. Berupa pengikatan unsurunsur kimia yang tidak idkehendaki dan tidak dapat terpisah dalam proses fisikm dengan cara : membunuh bahan kimia sebagai koagulan.

d. Proses Kimia/Biologi. Brupa membunuh bakteri patogen dengan embutuhkan disinfektan. Contoh : Chiorinasi

. mendasarkan atas hasilnya dikenal pengolahan air buangan lengkap dan tidak lengkap. Pada pengolahan air buangan lengka[[, hasil olahannya telah aman, sedangkan hasil olahan tidak lengkap masih belum terlalu aman.

Bagan Waste Water Treatment Plant

Referensi

Dokumen terkait

Data Collection Tools Used in Research In this study, Instagram Addiction Scale IAS, Eating Attitude Test EAT, Body Perception Scale BPS and Personal Information Form were used to

 Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati Tugas  Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel yang sesuai materi ajar Observasi  Mengamati pelaksanaan diskusi dengan