• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAMINASATA KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MAMINASATA KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR "

Copied!
121
0
0

Teks penuh

Transformasi peri-urban, perubahan fisik, spasial, dan ekonomi di kawasan pinggiran Mamnasata, Kecamatan Manggala, Kota Makassar”, yang dibimbing oleh Batara Surya dan Jufriadi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan menjelaskan perubahan fisik spasial serta dampak perubahan fisik spasial tentang sistem perekonomian daerah pinggiran di wilayah metropolitan Maminasata Kecamatan Manggala Kota Makassar Perkembangan Kecamatan Manggala Kota Makassar dapat dikatakan mengarah ke kawasan komersial dan pemukiman yang dulunya merupakan lahan pertanian.

Kecamatan Manggala merupakan bagian dari kota makassar dan letaknya tidak jauh dari pusat kota makassar. Hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk merumuskan judul penelitian tentang “Transformasi Peri Perkotaan (Studi Kasus: Perubahan Fisik, Spasial dan Ekonomi di Pinggiran Mamnasata Kecamatan Manggala Kota Makassar)”. Mengidentifikasi dan menjelaskan dampak perubahan perekonomian akibat berkembangnya kawasan Maminasata di Kecamatan Manggala Kota Makassar.

Wilayah studi penelitian ini merupakan wilayah pinggiran kota di Kabupaten Manggala yang secara administratif termasuk dalam wilayah metropolitan Mamminasata. Penelitian ini dibatasi untuk mengkaji bagaimana dampak perubahan fisik, spasial, dan ekonomi di kawasan pinggiran kota.

Tabel 4.12. Perbandingan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Manggala
Tabel 4.12. Perbandingan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Manggala

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Lingkup Penelitian

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Perkembangan dan Pertumbuhan Kota

  • Aspek Fisik
  • Aspek Ekonomi

Teori Kota Metropolitan

Transformasi Peri-Urban

  • Model Core-Periphery Region Myrdal & Friedmann

Teori Perubahan Pemanfaatan Ruang

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Populasi Dan Sampel

Variabel Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Operasional Konsep

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kawasan Metropolitan Mamminasata

Berdasarkan Keputusan Presiden No. 55 Tahun 2011 tentang Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminas, dan Takalar termasuk dalam Kawasan Perkotaan MAMINASATA yang terdiri dari 14 (empat belas) kecamatan yang terdiri atas. Dari penjelasan di atas maka untuk wilayah Kota Makassar dan Kabupaten Takalar seluruh wilayah kecamatan yang ada termasuk dalam Wilayah Kota Mamminasata, namun untuk Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa hanya sebagian wilayah saja yang masuk dalam Wilayah Mamminasata yaitu 11 (sebelas) sub-wilayah. kabupaten dari Kabupaten Gowa dan 12 (dua belas) kecamatan dari Kabupaten Maros. Untuk lebih jelasnya, gambaran umum kondisi wilayah perkotaan Mamminasata dapat dijelaskan secara lengkap pada Gambar 4.1.

Gambaran Umum Kota Makassar

Berikut ini Tabel 4.1 mengenai luas dan persentase luas wilayah menurut kecamatan di Kota Makassar. Dengan demikian, Kota Makassar mempunyai potensi untuk mengembangkan kawasan perumahan, komersial, jasa, industri, rekreasi, pelabuhan laut, dan fasilitas pendukung lainnya. Jumlah penduduk Kota Makassar pada akhir tahun 2017 berdasarkan registrasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar sebanyak 1.469.601 jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 727.314 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 742.287 jiwa.

Kota Makassar merupakan salah satu kota di wilayah Sulawesi Selatan yang terus berupaya meningkatkan sumber daya manusianya, karena hanya sumber daya manusia yang handal, tangguh dan siap pakailah yang akan memberikan kontribusi penting terhadap keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan, wilayah, dan sosial. perkembangan. Konsentrasi penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Manggala yang berjumlah 138.659 jiwa, dengan peningkatan jumlah penduduk dua tahun terakhir yaitu sebesar 2,67% pada tahun 2015 hingga tahun 2016 dari total pertumbuhan penduduk Kota Makassar, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Ujung Pandang. adalah 28.497 orang. Dari jumlah penduduk Kota Makassar pada tahun 2017 yaitu 1.469.601 jiwa, pertumbuhan penduduk Kota Makassar selama kurun waktu 2015 hingga 2016 meningkat sebanyak 20.200 jiwa, atau mengalami rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,39.

Dari tabel di atas terlihat bahwa pertumbuhan penduduk tertinggi menurut kecamatan di Kota Makassar paling banyak terdapat di Kecamatan Biringkanaya yang mencapai 3,00% per tahun, sedangkan pertumbuhan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Mamajang yang mencapai 0,38%. per tahun. Kepadatan penduduk Kota Makassar terdiri dari 14 kecamatan dengan luas wilayah 175,77 km². Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dan kepadatannya dapat dilihat pada tabel berikut. Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kota Makassar berdasarkan hasil pencatatan registrasi yang diperoleh didominasi oleh kelompok umur 20-24 tahun dengan jumlah penduduk 193.227 jiwa, dan penduduk terkecil berumur 60-64 tahun ke atas. dengan jumlah penduduk 33.553 jiwa.

Penggunaan lahan di Kota Makassar terdiri dari penggunaan lahan meliputi: industri, perkantoran, komersial, kebun campuran, rawa, pemukiman, ruang terbuka hijau, sawah, TPA, kolam.

Eksisting Kecamatan Manggala

Wilayah B1 sebagaimana dimaksud adalah wilayah Kota Makassar meliputi sebagian Kecamatan Tamalanrea, sebagian Kecamatan Biringkanaya, sebagian Kecamatan Manggala, sebagian Kecamatan Panakkukang, sebagian Kecamatan Tallo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Pandang. Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan Rappocini, sebagian Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mamajang dan Kecamatan Mariso. Kecamatan Manggala merupakan suatu wilayah yang mengalami perkembangan dari yang tadinya hanya pada pemanfaatan lahan pertanian, kemudian beralih pada kegiatan perdagangan/jasa dan perkotaan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya fungsi perkotaan yang terjadi di Kecamatan Antang. Selain itu, perkembangan perkotaan juga ditandai dengan tumbuhnya sarana dan prasarana. Seiring dengan perkembangan yang terjadi di Kabupaten Manggala, berkembangnya fungsi perkotaan dapat menunjang aktivitas penduduk dengan meningkatkan pendapatan perekonomian.

Dari data kuisioner yang dibagikan kepada 99 responden diketahui 27 responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 27,30%, responden bekerja sebagai PNS sebanyak 17 responden sebanyak 17,19%, responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 responden sebanyak 20,20% dan responden berprofesi sebagai pedagang. berjumlah 35 responden 35,31%.

Gambar 4.5. Perkembangan Fungsi Ekonomi Kecamatan Manggala
Gambar 4.5. Perkembangan Fungsi Ekonomi Kecamatan Manggala

Hasil dan Pembahasan

  • Determinan Perubahan Pemanfaatan Ruang
  • Hasil Anilisis Regresi Berganda

Faktor penentu perubahan pemanfaatan ruang menurut fakta lapangan yang ditemukan menunjukkan bahwa perubahan morfologi Kabupaten Manggala dari kondisi pedesaan ke perkotaan ditandai dengan berkembangnya fungsi ruang baru. Kecamatan Manggala dengan luas wilayah 291,46 Ha diperoleh dari data perhitungan arcgis Kabupaten Manggala tahun 2008 dengan penggunaan lahan yang didominasi oleh pemukiman dan persawahan diseluruh wilayah. Dari data tersebut menunjukkan bahwa perubahan pemanfaatan ruang di Kabupaten Manggala sebagian besar ditunjukkan pada kegiatan pertanian.

Karakteristik dan kondisi fisik Kabupaten Manggala pada periode tahun 2008 ditandai dengan dominannya penggunaan lahan pertanian. Proses ini menggambarkan bahwa Kabupaten Manggala sedang berkembang menjadi poros pertumbuhan baru di wilayah metropolitan Mamminasata. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh angka Adjusted R-squared sebesar 0,260. Artinya kontribusi transformasi peri urban terhadap perubahan fisik, spasial, dan ekonomi di wilayah pinggiran Maminasata Kecamatan Manggala hanya sebesar 26%.

Pertumbuhan aktivitas perkotaan di Kabupaten Manggala menurut data lapangan yang ditemukan menunjukkan adanya perubahan morfologi Kabupaten Manggala. Hal ini ditandai dengan berkembangnya fungsi tata ruang baru di wilayah Kecamatan Manggala di Kecamatan Antang. Perkembangan Kabupaten Manggala yang diikuti dengan pergerakan urbanisasi dan migrasi memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kegiatan ekonomi informal dan kegiatan ekonomi formal perkotaan.

Kondisi ini menggambarkan berkembangnya model perekonomian dualistik yang ditunjukkan dengan hidup berdampingannya perekonomian informal dan perekonomian formal di Kabupaten Manggala. Dinamika Kabupaten Manggala dengan proses pengembangan fungsi tata ruang yang saat ini mengembangkan aktivitas perkotaan hingga pinggiran ditandai dengan perubahan fungsi tata ruang terhadap aktivitas perkotaan mengembalikan perkembangan aktivitas perekonomian. Oleh karena itu, Kabupaten Manggala yang merupakan daerah pinggiran akan mengarah pada berkembangnya kutub pertumbuhan baru, yang ditandai dengan semakin beragamnya kegiatan perekonomian baik pada sektor formal maupun informal.

Sebuah gerakan yang secara khusus menghubungkan Kabupaten Manggala dengan kecamatan lainnya serta menghubungkan dengan Kabupaten Gowa dan Maros. Faktor pelayanan umum : faktor ini sangat mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, dimana pada kondisi awal sebelum proses transformasi spasial, penggunaan lahan di Kabupaten Manggala didominasi oleh lahan pertanian produktif, kemudian fungsinya diubah menjadi kawasan pemukiman skala besar, lembaga pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perkantoran dan fasilitas komersial dan jasa (penggunaan lahan campuran). Inisiatif pengembang: kepemilikan tanah dengan nilai percobaan yang cukup besar, kepemilikan tanah di kabupaten Manggala pada awalnya hanya mempunyai bukti pembayaran pajak atas sesuatu yang merupakan bukti bahwa tanah tersebut dikuasai oleh seseorang (girik), namun saat ini kepemilikan tanah telah meningkat menjadi hak penuh atas tanah.

Transformasi fungsi kegiatan ekonomi yang timbul akibat berkembangnya wilayah Kabupaten Manggala ke arah kegiatan perkotaan ditandai dengan munculnya kegiatan ekonomi formal dan informal yang berkembang secara linier. Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah dan penelitian lebih lanjut mengenai perkembangan di kabupaten Manggala.

Gambar 4.8 Perubahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Manggala Tahun 2018
Gambar 4.8 Perubahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Manggala Tahun 2018

Peta Radius Pelayanan Fasilitas Pendidikan

Peta Radius Pelayanan Fasilitas Kesehatan

Peta Radius Pelayanan Fasilitas Perkantoran

Peta Radius Pelayanan Fasilitas Perdagangan

Peta Sebaran Ekonomi di Kecamatan Manggala

Gambar

Tabel 4.12. Perbandingan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Manggala
Tabel 3.2  Variabel dan Indikator
Gambar 4.5. Perkembangan Fungsi Ekonomi Kecamatan Manggala
Tabel  4.7  memberi  gambaran  bahwa  sebanyak  27  responden  atau  57,45%,  adalah  masyarakat  berjenis  kelamin  laki-laki,  dan  sebanyak  20  responden atau 42,55% berjenis kelamin perempuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

زا ﻦﻳا ﻲﻣ ور ﻦـﻳا يروآﻮـﻧ ﺖـﻔﮔ ناﻮﺗ ﺶﻫوﮋﭘ ﺶﻫوﮋـﭘ ﺎﺑ ﻪﺴﻳﺎﻘﻣ رد ،ﺮـﺿﺎﺣ يﺎـﻫ ﻜﺒـﺷ ﺚـﺣﺎﺒﻣ ﻦﻴـﺑ ﻲـﻘﻴﻔﻠﺗ هﺎـﮕﻧ رد ﺔ و ﻲﻋﺎـﻤﺘﺟا ﻪﻜﺒﺷ يﺎﻫ ﺐﺴﻛ و رﺎﻛ ﺗ و ﺎﺒﻗر ،نﺎﻳﺮﺘﺸﻣ ﻦﺘﻓﺮﮔ ﺮﻈﻧ رد و ﻒﻠﺘﺨﻣ