MANAJEMEN BENCANA MANAJEMEN BENCANA
Dr. Ressi Dwiana, MA Dr. Ressi Dwiana, MA
Definisi MANAJEMEN BENCANA Definisi MANAJEMEN BENCANA
 Manajemen bencana adalah segala rencana, struktur, dan pengaturan yang ditetapkan yang melibatkan pemerintah, lembaga non-pemerintah (profit dan non-profit), dan komunitas, yang secara komprehensif dan terkordinasi untuk mengatasi seluruh spektrum kebutuhan penanggulangan bencana.
 Manajemen bencana harus mencakup dua jenis kerusakan, yang berwujud dan tidak berwujud.
 Kerusakan yang berwujud meliputi benda-benda material yang terancam, seperti nyawa manusia, harta benda, kapasitas produksi dan lingkungan. Kerusakan tak berwujud bersifat abstrak dan sulit dinilai dalam istilah moneter, seperti artefak budaya, hubungan sosial, dan moral penduduk.
 Manajemen bencana adalah segala rencana, struktur, dan pengaturan yang ditetapkan yang melibatkan pemerintah, lembaga non-pemerintah (profit dan non-profit), dan komunitas, yang secara komprehensif dan terkordinasi untuk mengatasi seluruh spektrum kebutuhan penanggulangan bencana.
 Manajemen bencana harus mencakup dua jenis kerusakan, yang berwujud dan tidak berwujud.
 Kerusakan yang berwujud meliputi benda-benda material yang terancam, seperti nyawa manusia, harta benda, kapasitas produksi dan lingkungan. Kerusakan tak berwujud bersifat abstrak dan sulit dinilai dalam istilah moneter, seperti artefak budaya, hubungan sosial, dan moral penduduk.
Tujuan MANAJEMEN BENCANA Tujuan MANAJEMEN BENCANA
 Tujuan dari manajemen bencana adalah untuk melindungi kehidupan dan harta benda penduduk dari risiko yang diketahui atau tidak diketahui. Alasan mendasar keberadaan pemerintah juga untuk melindungi kehidupan dan harta benda penduduk, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen bencana adalah fungsi pemerintah yang paling mendasar.
 Dalam manajemen bencana dibutuhkan kolaborasi antara organisasi dan individu yang berbeda. individu dan organisasi ini biasanya bekerja dengan baik di tingkat lapangan namun kurang baik di tingkat yang lebih tinggi.
 Ada banyak hambatan dalam menciptakan sistem manajemen bencana yang terintegrasi, baik hambatan sosial, politik, keuangan, dan perubahan perilaku manusia.
 Tujuan dari manajemen bencana adalah untuk melindungi kehidupan dan harta benda penduduk dari risiko yang diketahui atau tidak diketahui. Alasan mendasar keberadaan pemerintah juga untuk melindungi kehidupan dan harta benda penduduk, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen bencana adalah fungsi pemerintah yang paling mendasar.
 Dalam manajemen bencana dibutuhkan kolaborasi antara organisasi dan individu yang berbeda. individu dan organisasi ini biasanya bekerja dengan baik di tingkat lapangan namun kurang baik di tingkat yang lebih tinggi.
 Ada banyak hambatan dalam menciptakan sistem manajemen bencana yang terintegrasi, baik hambatan sosial, politik, keuangan, dan perubahan perilaku manusia.
Tahapan MANAJEMEN
BENCANA Tahapan MANAJEMEN
BENCANA
 Manajemen bencana terdiri dari empat fase—mitigasi, kesiapsiagaan, respon (tanggap darurat), dan pemulihan.
 Fase-fase ini seharusnya dilihat sebagai kontinum di mana tindakan yang diambil dalam fase mana pun akan memiliki
implikasi untuk fase berikutnya.
 Manajemen bencana terdiri dari empat fase—mitigasi, kesiapsiagaan, respon (tanggap darurat), dan pemulihan.
 Fase-fase ini seharusnya dilihat sebagai kontinum di mana tindakan yang diambil dalam fase mana pun akan memiliki
implikasi untuk fase berikutnya.
MITIGASI MITIGASI
 Tujuan mitigasi bencana adalah untuk mengurangi dampak bencana, kehilangan nyawa, cedera, dan kerusakan harta benda, infrastruktur, ekonomi, dan sumber daya lingkungan yang disebabkan oleh bencana di masa depan.
 Mitigasi membuat langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan atau konsekuensi dari risiko bahaya sebelum bencana terjadi.
 Meskipun mitigasi idealnya dilakukan sebelum datangnya bencana, tetapi banyak program mitigasi direncanakan dan dilaksanakan setelah terjadi bencana.
 Tujuan mitigasi bencana adalah untuk mengurangi dampak bencana, kehilangan nyawa, cedera, dan kerusakan harta benda, infrastruktur, ekonomi, dan sumber daya lingkungan yang disebabkan oleh bencana di masa depan.
 Mitigasi membuat langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan atau konsekuensi dari risiko bahaya sebelum bencana terjadi.
 Meskipun mitigasi idealnya dilakukan sebelum datangnya bencana, tetapi
banyak program mitigasi direncanakan dan dilaksanakan setelah terjadi
bencana.
Tahapan Mitigasi Bencana Tahapan Mitigasi Bencana
Membangun kemitraan dengan masyarakat yang melibatkan semua anggota masyarakat dalam
mengembangkan rencana mitigasi bencana berbasis komunitas.
Mengidentifikasi risiko bencana.
Mengidentifikasi tindakan mitigasi yang tepat untuk mengatasi risiko bencana dan membangun rencana penanggulangan bencana yang tepat.
Mengumpulkan dana, dukungan politik, dan publik yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan rencana manajemen bencana.
KESIAPSIAGAAN KESIAPSIAGAAN
 Ada dua jenis program kesiapsiagaan, yaitu persiapan untuk bencana berikutnya dan memberikan informasi peringatan yang dirancang untuk memberi peringatan kepada penduduk ke mana akan mengungsi atau berlindung saat bencana mendekat. Kedua program ini sangat bergantung pada penyampaian pesan kepada masyarakat umum dan khalayak yang ditargetkan agar berhasil.
 Kesiapsiagaan bencana terdiri dari tindakan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah, individu, atau komunitas sebelum dan selama tahap awal bencana untuk mengurangi risiko. Tindakan
tersebut termasuk mencari, memproses dan berbagi atau mendistribusikan informasi terkait bencana.
 Pengetahuan tentang kearifan lokal dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
 Yang termasuk dalam kegiatan kesiapsiagaan adalah: menyiapkan sistem untuk peringatan dini, pengaturan koordinatif dan kelembagaan, evakuasi dan manajemen operasi darurat, kesadaran publik, latihan bencana dan evakuasi, dan persiapan makanan dan kebutuhan mendasar lainnya.
 Ada dua jenis program kesiapsiagaan, yaitu persiapan untuk bencana berikutnya dan memberikan informasi peringatan yang dirancang untuk memberi peringatan kepada penduduk ke mana akan mengungsi atau berlindung saat bencana mendekat. Kedua program ini sangat bergantung pada penyampaian pesan kepada masyarakat umum dan khalayak yang ditargetkan agar berhasil.
 Kesiapsiagaan bencana terdiri dari tindakan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah, individu, atau komunitas sebelum dan selama tahap awal bencana untuk mengurangi risiko. Tindakan
tersebut termasuk mencari, memproses dan berbagi atau mendistribusikan informasi terkait bencana.
 Pengetahuan tentang kearifan lokal dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
 Yang termasuk dalam kegiatan kesiapsiagaan adalah: menyiapkan sistem untuk peringatan dini, pengaturan koordinatif dan kelembagaan, evakuasi dan manajemen operasi darurat, kesadaran publik, latihan bencana dan evakuasi, dan persiapan makanan dan kebutuhan mendasar lainnya.
RESPON/TANGGAP DARURAT RESPON/TANGGAP DARURAT
 Tanggap darurat adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan kelangsungan hidup dan mencegah memburuknya situasi lebih lanjut.
Termasuk kegiatan pencarian dan penyelamatan, perbaikan dan pemulihan fasilitas penting, pelaksanaan penilaian kebutuhan dan jumlah kerusakan, bantuan makanan dan non-makanan, bantuan medis, manajemen pusat evakuasi, dan membangun kerja sama.
 Respon dicirikan oleh tindakan yang diambil untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bencana yang sedang terjadi, atau telah terjadi.
 Pada tahap tanggap darurat, penilaian yang cepat dan sesuai dengan situasi dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan penanggulangan bencana.
 Tanggap darurat adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan kelangsungan hidup dan mencegah memburuknya situasi lebih lanjut.
Termasuk kegiatan pencarian dan penyelamatan, perbaikan dan pemulihan fasilitas penting, pelaksanaan penilaian kebutuhan dan jumlah kerusakan, bantuan makanan dan non-makanan, bantuan medis, manajemen pusat evakuasi, dan membangun kerja sama.
 Respon dicirikan oleh tindakan yang diambil untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bencana yang sedang terjadi, atau telah terjadi.
 Pada tahap tanggap darurat, penilaian yang cepat dan sesuai dengan situasi
dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan penanggulangan bencana.
PEMULIHAN PEMULIHAN
 Pemulihan meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi dan dapat dilakukan dalam kerangka mitigasi dan pengurangan kerentanan, dan tidak hanya
mengembalikan situasi ke kondisi sebelum bencana.
 Pemulihan tidak selalu berarti bahwa masyarakat dapat kembali ke kondisi semula. Ada kalanya pemulihan berarti masyarakat penyintas harus
berpindah ke tempat yang lebih aman.
 Pemulihan dan mitigasi adalah proses yang simultan yang kesuksesan pemulihan adalah langkah awal yang baik untuk mitigasi bencana.
 Pemulihan meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi dan dapat dilakukan dalam kerangka mitigasi dan pengurangan kerentanan, dan tidak hanya
mengembalikan situasi ke kondisi sebelum bencana.
 Pemulihan tidak selalu berarti bahwa masyarakat dapat kembali ke kondisi semula. Ada kalanya pemulihan berarti masyarakat penyintas harus
berpindah ke tempat yang lebih aman.
 Pemulihan dan mitigasi adalah proses yang simultan yang kesuksesan
pemulihan adalah langkah awal yang baik untuk mitigasi bencana.
Komunikasi di Dalam Tahapan Manajemen Bencana Komunikasi di Dalam Tahapan Manajemen Bencana
 Pada fase mitigasi: mempromosikan strategi, teknologi, dan tindakan yang dapat dilakukan individu dan masyarakat untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.
 Pada fase kesiapsiagaan: mengkomunikasikan pesan kesiapsiagaan yang
mendorong dan mendidik masyarakat untuk mengantisipasi peristiwa bencana
 Pada fase respon/tanggap darurat: untuk memberikan informasi penting tentang peringatan, evakuasi, dan laporan situasi tentang bencana yang sedang
berlangsung yang dapat digunakan oleh individu dan masyarakat dalam mengambil tindakan untuk bertahan dari bencana dan mengakses bantuan bencana.
 Pada fase pemulihan: untuk menginformasikan kepada individu dan masyarakat tentang jenis bantuan pemulihan yang tersedia dari berbagai sumber seperti pemerintah, non-pemerintah, dan sektor swasta untuk membantu membangun kembali kehidupan dan infrastruktur mereka.
 Pada fase mitigasi: mempromosikan strategi, teknologi, dan tindakan yang dapat dilakukan individu dan masyarakat untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.
 Pada fase kesiapsiagaan: mengkomunikasikan pesan kesiapsiagaan yang
mendorong dan mendidik masyarakat untuk mengantisipasi peristiwa bencana
 Pada fase respon/tanggap darurat: untuk memberikan informasi penting tentang peringatan, evakuasi, dan laporan situasi tentang bencana yang sedang
berlangsung yang dapat digunakan oleh individu dan masyarakat dalam mengambil tindakan untuk bertahan dari bencana dan mengakses bantuan bencana.
 Pada fase pemulihan: untuk menginformasikan kepada individu dan masyarakat tentang jenis bantuan pemulihan yang tersedia dari berbagai sumber seperti pemerintah, non-pemerintah, dan sektor swasta untuk membantu membangun kembali kehidupan dan infrastruktur mereka.
Media dan Bencana Media dan Bencana
 Bencana telah menjadi bagian dari wacana media sejak zaman surat kabar. Segera setelah bencana besar melanda, media menangguhkan program reguler dan mulai menyiarkan “maraton bencana”.
 Media adalah aktor yang paling penting dan signifikan yang dapat berperan di semua tahapan manajemen bencana.
 Media sebagai alat manajemen bencana yang memiliki potensi untuk mengubah perilaku kesiapsiagaan masyarakat serta respon mereka terhadap bencana alam.
 Media juga memiliki pengaruh dengan menyoroti kebijakan atau kebutuhan akan regulasi bencana yang harusnya dimiliki negara atau daerah.
 Ketika bencana terjadi, peran media massa termasuk mengomunikasikan peringatan apa pun yang tersedia, memberikan deskripsi tentang apa yang terjadi,
menginformasikan publik tentang kejadian pasca peristiwa, dan bahkan berkontribusi pada pemulihan individu dan komunitas dan membentuk ketangguhan bencana.
 Bencana telah menjadi bagian dari wacana media sejak zaman surat kabar. Segera setelah bencana besar melanda, media menangguhkan program reguler dan mulai menyiarkan “maraton bencana”.
 Media adalah aktor yang paling penting dan signifikan yang dapat berperan di semua tahapan manajemen bencana.
 Media sebagai alat manajemen bencana yang memiliki potensi untuk mengubah perilaku kesiapsiagaan masyarakat serta respon mereka terhadap bencana alam.
 Media juga memiliki pengaruh dengan menyoroti kebijakan atau kebutuhan akan regulasi bencana yang harusnya dimiliki negara atau daerah.
 Ketika bencana terjadi, peran media massa termasuk mengomunikasikan peringatan apa pun yang tersedia, memberikan deskripsi tentang apa yang terjadi,
menginformasikan publik tentang kejadian pasca peristiwa, dan bahkan berkontribusi pada pemulihan individu dan komunitas dan membentuk ketangguhan bencana.
Peran Media Massa Peran Media Massa
 Pada fase mitigasi: media sebagai penyedia informasi bencana melalui liputan
bencana non-lokal (melalui film, berita, dan program khusus), yang seharusnya dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kesadaran bencana dan mempersiapkan diri jika terjadi bencana di masa depan.
 Pada fase kesiapsiagaan: media massa memberikan informasi faktual tentang bahaya yang mendekat dan kiat-kiat untuk segera bersiap menghadapi dampak bencana.
Liputan media dapat membantu masyarakat mengidentifikasi potensi ancaman,
mengadvokasi perubahan yang diperlukan, dan menginformasikan kesiapan bencana.
 Pada fase tanggap darurat dan pemulihan: media memusatkan perhatian mereka pada daerah yang dianggap paling terkena dampak, menginformasikan perkiraan kerusakan dan kerugian, dan membantu pemulihan komunitas.
 Pada fase mitigasi: media sebagai penyedia informasi bencana melalui liputan
bencana non-lokal (melalui film, berita, dan program khusus), yang seharusnya dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kesadaran bencana dan mempersiapkan diri jika terjadi bencana di masa depan.
 Pada fase kesiapsiagaan: media massa memberikan informasi faktual tentang bahaya yang mendekat dan kiat-kiat untuk segera bersiap menghadapi dampak bencana.
Liputan media dapat membantu masyarakat mengidentifikasi potensi ancaman,
mengadvokasi perubahan yang diperlukan, dan menginformasikan kesiapan bencana.
 Pada fase tanggap darurat dan pemulihan: media memusatkan perhatian mereka pada daerah yang dianggap paling terkena dampak, menginformasikan perkiraan kerusakan dan kerugian, dan membantu pemulihan komunitas.