• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen imarah masjid di kelurahan watang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "manajemen imarah masjid di kelurahan watang"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kegiatan yang dilakukan masjid di desa Watang Soreang adalah kegiatan pembangunan dan peremajaan masjid yaitu dengan merenovasi masjid dan melengkapi fasilitas yang ada, kegiatan ibadah dan keagamaan seperti sholat lima waktu, sholat Jumat, bimbingan masyarakat, isra'mi'raj, maulid dan lain-lain. Kurangnya minat masyarakat untuk pergi ke masjid dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; bacaan imam kurang baik, perseteruan antara pengurus masjid dengan sebagian masyarakat sekitar, bangunan masjid kurang terawat dan lain-lain. Dengan pengelolaan masjid yang baik dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam menjalankan berbagai kegiatan maka dapat mengembalikan fungsi masjid sebagai rumah Allah dan mengatasi segala permasalahan umat.

Kecamatan Soreang memiliki beberapa kecamatan dan peneliti tertarik dengan masjid-masjid di kecamatan Watang Soreang.

Gambar Nama Gambar Halaman
Gambar Nama Gambar Halaman

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengelolaan Masjid Imarah di Kelurahan Watang Soreang Kota Parepare”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tinjauan Teoritis

  • Teori Manajemen Kemasjidan
  • Memakmurkan Masjid

Pengelolaan masjid adalah penataan dan pemanfaatan peran masjid sebagai pusat ibadah dakwah dan peradaban Islam sebagaimana peran masjid sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Konsolidasi pengurus dapat dilakukan dengan pertemuan-pertemuan rutin agar dapat diikuti progres kerja pengurus dan komunikasi yang intensif antar sesama pengurus dalam menjalankan amanah pengurus masjid. Perencanaan dan perumusan program sangat penting mengingat banyak jemaah bahkan pengurus masjid menganggap kegiatan masjid hanya bersifat ubudiyah.

Oleh karena itu, sangat penting masjid menjalin kerjasama yang baik melalui jaringan kerjasama masjid.

Tinjauan Konseptual .1 Manajemen .1 Manajemen

  • Masjid
  • Imarah

Peruntukan makan menyebabkan bentuk sajadah berubah menjadi masjidu, masjid.36 Sedangkan menurut konsep masjid, masjid adalah tempat berkumpul dan shalat berjamaah dengan tujuan untuk meningkatkan solidaritas dan silaturahmi sesama umat Islam, dan masjid juga merupakan tempat terbaik untuk melaksanakan shalat Jumat.36. Terjemahannya: “Maha Suci Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebutkan nama-Nya di dalamnya, pagi dan sore. 39. Masjid juga sering dijadikan tempat musyawarah umat Islam dalam menghadapi masalah-masalah, seperti masalah ekonomi, budaya, dan politik.

Di beberapa masjid terdapat kegiatan pemuda masjid yang bersifat keagamaan, sosial dan keilmuan melalui bimbingan pengurus masjid. Masjid sebagai tempat ibadah juga dapat digunakan sebagai tempat diadakannya pesta pernikahan oleh umat Islam. Masjid Negara adalah masjid yang terletak di ibu kota negara Indonesia yang menjadi pusat kegiatan keagamaan tingkat negara.

Masjid Agung adalah masjid yang terletak di Ibukota Provinsi yang ditetapkan oleh Gubernur atas usul Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi sebagai Masjid Agung. Masjid Agung adalah masjid yang terletak di Ibukota Pemerintah Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas usul Kepala Dinas Kabupaten/Kementerian Agama Kota. Masjid Agung adalah masjid yang terletak di kecamatan dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setingkat Camat atas rekomendasi Ketua KUA Kecamatan sebagai Masjid Agung.

Masjid bersejarah adalah masjid yang terletak di kawasan peninggalan kerajaan/wali/penyebar Islam/ yang memiliki nilai tinggi dalam sejarah perjuangan bangsa dengan latar belakang arsitektur dan sejarah yang khas. Masjid di tempat umum adalah masjid yang terletak di tempat umum untuk memudahkan masyarakat beribadah, seperti perkantoran, kampus/sekolah, pelabuhan, plaza/mall, SPBU dan lain-lain.

Bagan Kerangka Pikir

Imarah artinya sejahtera, meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan yang melibatkan dan membawa peran jamaah, sehingga semua jamaah memiliki hak dan kewajiban untuk memakmurkan masjid. Dapat dikatakan bahwa memakmurkan masjid berarti mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pemberdayaan, persatuan umat dalam rangka meningkatkan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, kecerdasan umat dan mencapai masyarakat yang diridhoi oleh Allah SWT. Memakmurkan masjid adalah membangun, mendirikan dan memelihara masjid, menghormati dan menjaga kebersihan dan kesuciannya, serta mengisi dan menyemarakkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Segala bentuk ketaatan kepada Allah dapat digolongkan sebagai upaya memakmurkan masjid.

Kajian ini membahas tentang pengelolaan Imarah masjid di Desa Watang Soreang Kota Parepare dengan fokus pada bagaimana pengelolaan Imarah dilakukan oleh pengurus masjid untuk mensejahterakan masjid. Penelitian ini menjelaskan beberapa aspek yang dapat digambarkan oleh sebuah kerangka kerja sebagai landasan inti dan memudahkan pembaca untuk memahami isi penelitian. Manajemen Masjid: Manajemen Pembinaan Jamaah Manajemen Diklat Manajemen Kesejahteraan Manusia Manajemen Pembinaan Remaja Masjid Dakwah.

Jenis Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Fokus Penelitian

Jenis dan Sumber Data .1 Jenis Data

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau direkam oleh orang lain). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari arsip masjid-masjid di kecamatan Wattang Soreang dan berbagai jenis literatur seperti buku, dokumen dan referensi yang terkait dan relevan dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data .1 Observasi

  • Wawancara
  • Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data tentang hal-hal yang berupa catatan, transkrip dan buku, surat kabar, majalah, risalah, foto dan sebagainya. Peneliti menggunakan metode ini untuk mencari data yang berkenan dengan subjek/objek yang diteliti. Metode ini melengkapi data tertulis dan ilustrasi di tempat penelitian, sehingga dapat membantu peneliti mendapatkan data yang lebih objektif dan konkrit.

Teknik Analisis Data

  • Reduksi Data
  • Penyajian Data
  • Menarik Simpulan

Reduksi data dilakukan untuk memudahkan peneliti mendapatkan kembali data pada saat dibutuhkan dan membantu memberikan kode-kode pada aspek-aspek tertentu. Data yang ada disusun dengan menggunakan teks naratif, tetapi dapat berupa matriks, grafik, dan lain-lain. Langkah terakhir dalam menganalisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan dan memverifikasi bahwa setiap kesimpulan awal masih merupakan kesimpulan sementara yang akan berubah jika diperoleh data baru pada pengumpulan data selanjutnya.

Berbatasan dengan Kabupaten Pinrang di utara, Kabupaten Sidrap di timur, Kabupaten Barru di selatan dan Selat Makassar di barat. Dimana Desa Watang Soreang merupakan salah satu desa di Kecamatan Soreang dengan luas 0,65 km2, berpenduduk 5349 jiwa dengan 2322 kepala keluarga, terdapat 6 RW dan 20 RT, penduduk laki-laki 2645 dan perempuan 2704. Berdasarkan tabel tertua adalah masjid tertua di Kelurang, masjid tertua di Kelurang. Kecamatan Soreang.

Masjid tertua kedua di Desa Watang Soreang adalah Nurul Iman yang berdiri pada tahun 1970. Masjid Nurul Iman ini juga telah mengalami pembangunan sebanyak 3 kali, dimana ukuran asli masjid ini adalah 4x7 m dan saat ini berukuran 14x17 m.

Awalnya sebagai bangunan untuk pembuatan batu bata, kemudian berubah menjadi bangunan permanen beratap seng sekitar tahun 20-an dan kemudian berubah menjadi seperti sekarang ini. Kapasitas dan nama-nama pegawai masjid sara' di desa Watang Soreang adalah sebagai berikut;

Hasil Penelitian

Kegiatan seperti sholat lima waktu dan sholat tarawih, sholat jum'at dilaksanakan oleh seluruh masjid yang ada di desa Watang Soreang, meskipun ada program atau kegiatan lain yang berbeda di beberapa masjid, seperti yang disampaikan Ustadz Arif Bombang selaku Imam Masjid Nurul Iman; Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa masjid-masjid di desa Watang Soreang melakukan kegiatan yang hampir sama. Kegiatan yang dilakukan masjid di Desa Watang Soreang ini mencakup banyak kalangan mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia.

Dari kegiatan yang dilakukan untuk memakmurkan masjid tersebut, terlihat bahwa masjid yang ada di Desa Watang Soreang tidak hanya digunakan sebagai tempat salat saja, tetapi juga sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan agama, tempat kegiatan remaja masjid, tempat pengelolaan zakat, infak dan sedekah. Rata-rata masjid di desa Watang Soreang memiliki fasilitas yang lengkap seperti AC dan kipas angin yang dapat memberikan kesejukan sehingga jamaah tidak kepanasan. Upaya lain yang juga dilakukan masjid-masjid di Desa Watang Soreang adalah pemilihan imam yang pandai membaca.

Selama pelaksanaan kegiatan, pengawas adalah ketua komisi atau pengurus masjid yang diserahi amanah pelaksanaan kegiatan. Rata-rata masjid di desa Watang Soreang melakukan evaluasi dalam bentuk diskusi untuk melihat hasil kegiatan serta kelebihan dan kekurangan dari kegiatan tersebut untuk diperhatikan pada kegiatan selanjutnya. Ada juga yang melakukan evaluasi berupa komisi pembubaran seperti masjid Nurul Iman dan laporan ketua komisi kepada pengurus masjid yang dilakukan oleh masjid An-Nur Syuhada.

Namun, terlepas dari upaya yang dilakukan pengurus untuk merevitalisasi masjid, banyak masjid yang justru masih kosong. Seperti tabel di bawah ini menunjukkan jumlah jamaah yang melaksanakan shalat lima waktu dan jumat di masjid-masjid di desa Watang Soreang.

Pembahasan Hasil Penelitian

Beberapa masjid di desa Watang Soreang melakukan evaluasi saat kegiatan selesai atau memberikan laporan kepada pengurus masjid. Upaya yang dilakukan pengurus masjid di desa Watang Soreang untuk mensejahterakan masjid antara lain; Kegiatan yang dilakukan di masjid-masjid di desa Watang Soreang adalah sebagai berikut;

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita kategorikan upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh masjid-masjid yang ada di Desa Watang. Pembinaan jemaah masjid di desa Watang Soreang dalam sholat berjamaah memang aktif setiap sholat lima waktu, meskipun jemaahnya tidak terlalu banyak karena ada beberapa masjid yang letaknya berdekatan. Kegiatan yang bersifat memasyarakatkan jamaah untuk memakmurkan masjid seperti pengajian rutin, yasinan, majelis taklim cukup aktif dilakukan oleh seluruh masjid yang ada di desa Watang Soreang.

Pendidikan formal seperti TK, SD, SMP, SMA yang diselenggarakan yayasan masjid belum ada di Desa Watang Soreang. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar masjid-masjid di desa Watang Soreang belum mencapai imarahnya. Kegiatan untuk menyejahterakan umat yang diwujudkan pada masjid-masjid di Desa Watang Soreang adalah bakti sosial dalam membersihkan masjid atau sekitarnya.

Namun secara garis besar, pembinaan pemuda masjid di desa Watang Soreang harus benar-benar diperhatikan karena pemuda merupakan penganut tongkat Islam. Tempat pengembangan kegiatan pendidikan; Kegiatan edukasi yang dilakukan adalah TK-TPA yang dikelola oleh pengurus masjid, namun hanya beberapa masjid di desa Watang Soreang yang memiliki TPA.

Tabel 4.5 Kegiatan Masjid Di Kelurahan Watang Soreang
Tabel 4.5 Kegiatan Masjid Di Kelurahan Watang Soreang

Saran

Mengelola Masjid: Kiat Sukses Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Mengoptimalkan Kegiatan Masyarakat Berbasis Pendidikan Top Quality.

Gambar

Gambar Nama Gambar Halaman
Tabel 4.5 Kegiatan Masjid Di Kelurahan Watang Soreang

Referensi

Dokumen terkait

Dalam uraiannya, Aribowo menyatakan bahwa para pemimpin ormawa sudah seharusnya memiliki impian tentang masa depan organisasinya yang nantinya akan diwujudkan bersama-sama dengan para