• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PT. APAC INTI CORPORA

N/A
N/A
Ani

Academic year: 2023

Membagikan "MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PT. APAC INTI CORPORA"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN K3 II SEMESTER III KOMPETENSI DASAR III

MANAJEMEN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA DI PT. APAC INTI CORPORA

Kelompok 3 (Kelas B)

1. Arvin Afriansyah (R.0012010) 2. Aldhila Liantika M (R.0012004)

3. Endaryani (R.0012030)

4. Indah Puspitaningrum (R.0012046) 5. Ira Pracinasari (R.0012048) 6. Novia Andrisiyani (R.0012066) 7. Rizky Finaldia P (R.0012084) 8. Wachid Nur Mualim (R.0012100)

PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013

(2)

PENGESAHAN

Laporan Praktikum Manajemen K3 II Semester III Kompetensi Dasar III dengan Judul :

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT. APAC INTI CORPORA

Kelompok 3

Telah disahkan pada tanggal:

Pada Hari Senin tanggal 11 November 2013

Pembimbing Praktikum Praktikan

Soraya Noor Fadhila, A.Md Wachid Nur Mualim

NIM. R0012084

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...

i

HALAMAN PENGESAHAAN...

ii

DAFTAR ISI...

iii

BAB I PENDAHULUAN...

1

A. Latar Belakang...

1

B. Tujuan...

2

C. Manfaat...

3

BAB II LANDASAN TEORI...

4

A. Tinjauan Pustaka ...

4

B. Perundang-undangan ...

24

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...

37

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN...

53

A. Kesimpulan...

53

B. Saran...

54

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkan produktifitas karyawan, disamping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade Agement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pasific Economic Community (APEC) yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia.

Dasar dari tujuan K3 adalah untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu K3 perlu diterapkan di semua tempat kerja.

Namun kenyataanya penerapan K3 di perusahaan masih jauh dari yang diharapkan. Program-program K3 sering menempati prioritas yang rendah dan terahir bagi managemen perusahaan. Memang kesehatan dan keselamatan kerja bukanlah segala-galanya, namun tidak disadarinya bahwa tanpa kesehatan dan keselamatan kerja segalanya tidak berarti apa-apa.

(5)

Menyadari pentingnya K3 bagi semua orang dimanapun berada maupun bekerja, serta adanya persyaratan yang harus dipanuhi oleh setiap perusahaan di era globalisasi ini maka mau tidak mau upaya untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas dan komitmen semua pihak pemerintah maupun swasta dari tingkat pimpinan sampai keseluruh karyawan dan managemen perusahaan. Dengan tingkat kesehatan dan keselamatan kerja yang baik jelas makir kerja karena sakit akan menurun, biaya pengobatan dan perawatan akan menurun, kerugian akibat kecelakaan kerja akan berkurang, tenaga kerja akan mampu bekerja dengan produktivatas yang lebih tinggi, keuntungan akan meningkat dan pada akhirnya kesejahteraan karyawan maupun perusahaan akan meningkat.

Dengan dilandasi adanya pertimbangan untuk meningkatkan sumberdaya manusia yang memenuhi kebutuhan tenaga ahli dibidangnya maka perguruan tinggi sebagai wahana proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan mampu mencetak sarjana yang tidak hanya mahir dibidang pengetahuan akademis, melainkan juga mahir didalam mengaplikasikan pengetahuan akademis tersebut kedalam dunia industri . untuk mencapai hal tersebut perlu diadakan kerjasama yang baik antara dunia perguruan tinggi dengan dunia industri melalui beberapa program yang diantaranya adalah program kerja praktek. Kerja praktek sangat perlu bagi mahasiswa yang akan bekerja di dunia industri, agar nantinya apa yang diharapkan untuk menjadi manusia yang berwawasan dan berkualitas dapat terwujud.

Atas dasar uraian tersebut maka penulis tertarik untuk lebih mengerti tentang manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga penulis mengambil judul ”MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. APAC INTI CORPORA”.

B. Tujuan Kerja Praktek 1. Tujuan Umum

a. Untuk memenuhi mata kuliah wajib ”MK3 II” dengan bobot 3 sks.

(6)

b. Sebagai pedoman tentang bidang studi yang telah ditempuh pada bangku kuliah sehingga diperoleh pengalaman dilapangan.

c. Meningkatkan kemampuan profesi disektor industri.

d. Peningkatan pola pikir dan mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi tantangan masa depan.

e. Meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi dengan kalangan industri khususnya dalam penerapan dan pemecahan masalah-masalah aplikatif.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran umum K3 dan perusahaan.

b. Mengetahui penerapan K3 pada perusahaan.

c. Mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja.

d. Mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada perusahaan dalam menerapkan sistem K3.

e. Mengetahui upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

f. Melatih kemampuan dalam mencari data dan memahami informasi yang diperoleh serta dapat menyusunya dalam bentuk laporan.

C. Manfaat

1. Bagi perusahaan

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan yaitu sebagai penyempurnaan sistem yang sudah ada pada perusahaan.

b. Terjalinya hubungan baik dengan dunia pendidikan.

c. Membantu menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk terjun ke dunia industri.

2. Bagi program Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Memperoleh pengalaman belajar kesehatan dan keselamatan kerja yang di terapkan oleh perusahaan.

(7)

b. Memperoleh pengalaman penerapan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan.

c. Pemahaman tentang mata kuliah MK3 II yang lebih dalam.

d. Mengetahui dan memahami teknik-teknik secara praktis yang diterapkan dalam dunia industri.

e. Memberikan bekal tentang perindustrian sebelum terjun ke dunia kerja secara nyata.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan ini awalnya bernama PT. Kanindotex, dan berdiri pada bulan Agustus Th 1990 dengan tiga unit Spinning, yaitu mulai dari Spinning 2, Spinning 1 dan Spinning 3, dengan mata pintal masing-masing unit 60.000 Spindel dan kapasitas produksi masing-masing 6000 bale / unit.

Pada Th 1994 PT. Kanindotex berkembang lagi tiga unit yaitu Spinning 4, Open End dan Denim. Sehingga dalam kurun waktu yang relatif pendek antara 4-5 tahun, PT. Kanindotex sudah membangun enam unit pabrik dengan merk dan type mesin yang berbeda-beda.

Pada pertengahan Th 1994, Perusahaan ini mengalami penurunan produksi karena biaya produksi sebagian digunakan untuk ekspansi pabrik Weaving 1,2,3 dan Spinning 5 serta Spinning 6, sehingga operasional perusahaan pada saat itu agak sedikit terganggu.

Oleh karena itu sejak tahun 1994 PT. Konindotex mulai berulang kali berganti kepemimpinan dan atau manajemen, yaitu :

(8)

1. Sejak awal berdiri sampai dengan bulan September 1994, dikelola oleh pemilik sekaligus pendirinya.

2. Bulan September 1994 sampai dengan Mei 1995, manajemen diambil alih oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI).

3. Bulan Mei 1995, perubahan kepemilikan sekaligus manajemen dipegang oleh konsorsium.

Dalam perjalananya PT. Kanindotex yang semula merupakan group yang terdiri dari 3 (tiga) Badan usaha, yaitu:

1. PT. Kanindo Succes Textile.

2. PT. Kanindo Prima Perkasa.

3. PT. Kanindo Mulia Utama.

Dengan menghasilkan produk utamanya yaitu Benang, Kain dan Denim (Jeans). Target penjualan kedepan yang direncanakan 70 % export dan 30 % lokal. Akhirnya pada bulan Oktober 1995, oleh manajemen Konsorsium PT. Kanindotex berganti menjadi PT. Apac Inti Corpora hingga sekarang ini.

2.Visi dan Misi Perusahaan

Perusahaan didirikan dengan visi dan misi, antara lain :

 Visi PT. Apac Inti Corpora adalah mempertahankan dan mengembangkan reputasi perusahaan sebagai pelaku utama dalam industri tekstil nasional dan internasional.

 Misi PT. Apac Inti Corpora adalah berpikir dan bekerja lebih baik dan lebih baik.

Dengan didirikannya perusahaan, nyata sekali membawa dampak positip yang tidak sedikit bagi perekonomian masyarakat disekitar perusahaan, sebagian warga yang memiliki usia kerja sebagian dapat tertampung bekerja di PT. Apac Inti Corpora. Selain itu dampak bertambah dinamisnya social ekonomi dengan bermunculnya usaha-usaha kecil oleh masyarakat sekitar perusahaan, seperti usaha warung makan, penyewaan rumah, dan dan tempat kost bagi pendatang dari luar daerah yang bekerja diperusahaan. Disamping

(9)

itu juga partisipasinya perusahaan dalam rangka menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, dengan aktif membantu social masyarakat seperti dana-dana untuk kegiatan hari besar keagamaan, membantu pembangunan masjid, penerangan jalan, pengadaan air bersih, dan lain sebagainya.

3.Lokasi dan Layout Perusahaan a. Lokasi perusahaan

Lokasi PT. Apac Inti Corpora terletak di JL. Raya Semarang- Bawen KM. 32, Desa Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Selengkapnya data lokasi perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Terletak 547 diatas permukaan laut.

2. Rata-rata RH : 67% (55% - 89%)

3. Rata-rata temperature : 25˚C (17˚C-34˚C) 4. Rata-rata curah hujan : 252 Cm / tahun 5. Rata-rata curah hujan harian : 156 / tahun

6. Jarak ke pelabuhan : 37 km

7. Jarak transportasi bahan baku : 34 km 8. Konsumen terbanyak di Jawa

9. Fasilitas transportasi jalan raya utama

b. Layout Perusahaan

Tata letak perusahaan adalah tehnik pengaturan dari fasilitas pabrik agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik. Ada korelasi antara tata letak pabrik dengan kelancaran produksi yang hendak dicapai, sehingga dapat memberikan keuntungan yang cukup signifikan, yaitu:

1. Menaikkan out put perusahaan.

2. Mengurangi waktu tunggu (delay).

3. Mengurangi waktu proses pemindahan bahan baku (material handling).

4. Menghemat penggunaan areal produksi, gudang dan sebagainya.

(10)

5. Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan atau fasilitas produksi yang lain.

6. Proses manufacturing yang lebih singkat.

7. Mengurangi resiko kecelakaan dan keselamatan kerja karyawan.

8. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.

9. Mempermudah aktivitas supervisi.

10. Mengurangi faktor yang bisa merugikan perusahaan yaitu kualitas bahan baku yang sudah selesai diproses (produk jadi).

Pengaturan tata letak (lay out) mesin di unit Spinning ini di kelompokkan menurut aliran proses dari bahan baku sampai menjadi benang.

1. Gudang bahan baku terletak terpisah dengan unit Spinning, tetapi tidak jauh dari pintu keluar masuk bahan.

2. Urutan proses Carded Yarn (benang kasar) dimulai dari mesin Blowing kemudian Carding, Drawing, Roving, Ring Frame dan yang terakhir mesin Winding.

3. Urutan proses Combed Yarn (benang halus) dimulai dari mesin Blowing kemudian Carding, Hi-Lap, Combing, Drawing, Roving, Ring Frame dan yang terakhir Winding.

4. Ruang-ruang pendukung lainya yaitu ruang Manager dan Staff, Quality Qontrol, Maintenance, Utility, Personalia, Mushola, Tempat makan, Toilet dan Mini Store yang masing-masing ruangan diberi dinding penyekat.

Dalam pengaturan ruang produksi, penyekatan dilakukan secara permanen. Hal ini sangat penting karena ada hubunganya dengan pengaturan kelembaban (RH) dan suhu. Pada bagian-bagian proses tertentu memerlukan penyesuaian RH dan suhu yang berbeda dengan proses yang lainya, karena RH dan suhu berpengaruh pada kualitas produk serta jenis material yang di proses. Selengkapnya tentang layout dapat dilihat di lampiran A.

(11)

4.Luas Areal PT. Apac Inti Corpora

PT. Apac Inti Corpora berlokasi di JL. Raya Semarang-Bawen KM. 32, Desa Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Guna memperlancar kegiatan produksi demi kepuasan pelanggan maka PT. Apac Inti Corpora yang merupakan perusahaan textile terbesar didunia dalam bidang textile untuk jumlah unit produksi dalam satu lokasi. PT. Apac Inti Corpora menempati luas areal kurang lebih 100 Hektar, yang terbagi menjadi beberapa unit produksi tiap meter perseginya seperti dibawah ini :

1. Spinning I s/d VII : 148.894 m² 2. Weaving I s/d V : 86.978 m²

3. Gudang : 29.462 m²

4. Pengolahan Limbah : 1.620 m² 5. Diesel / Genzet : 2.660 m²

6. Bengkel : 1.236 m²

7. Tangki Minyak : 2.955 m² 8. Kantor Depan : 1.600 m²

9. Mess Staff : 1.528 m²

10. Lain-Lain : 206.980 m²

5.Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu hubungan wewenang dan tanggung jawab antar fungsional dan personal dalam pengolahan suatu organisasi atau perusahaan. Struktur organisasi bertujuan untuk memberikan kepastian dalam garis wewenang, koordinasi dan pengawasan sehingga dapat dicegah timbulnya Over Lopping atau Gab yang dapat menimbulkan konflik.

Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT. Apac Inti Corpora dapat dilihat pada gambar berikut.

6.Uraian Tugas

(12)

Pembagian tugas yang ada di PT. Apac Inti Corpora adalah sebagai berikut :

A. General Manager

1. Menentukan kebijakan pokok dalam perencanaan, penyusunan, pengendalian dan pengembangan perusahaan.

2. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kebijakan.

3. Mendelegasikan sebagian wewenang dan tanggung jawab kepada manajer.

4. Melakukan dan menandatangani dengan pihak luar, dalam usaha pengembangan perusahaan.

5. Melakukan pembinaan kegiatan dalam hubungannya dengan pihak luar.

B. Material manager

1. Menjaga hubungan baik denga pihak liuar terutama denga supplier dan konsumen.

2. Melakukan pembelian material sesuai kebutuhan.

3. Memberikan harga kepada General manager tentang pembelian material.

C. Personal Manager

1. Menyeleksi dan mencari tenaga kerja atau pegawai agar sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan.

2. Melakukan administrasi kepegawaian.

3. Melakukan pembayaran gaji karyawan atau pegawai.

D. Spinning / weaving manager

1. Merencanakan besar volume produksi.

2. Bertanggung jawab atas jalannya produksi secara keseluruhan.

3. Mengatasi pelaksanaan produksi menurut standart yang telah ditentukan.

(13)

4. Bertanggung jawab atas jenis dan kualitas produksi.

E. Supervisor

1. Bertanggung jawab kepada kepala masing-masing.

2. Mengawasi para pekerja dan hasil dari pekerjaan.

3. Melaporkan hasil pekerjaan tiap harinya kepada atasannya.

F. Operator

1. Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan metode yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi PT Apac Inti Corpora, kekuasaan tertinggi dipegang oleh plant direktur yang dibantu oleh deputi general manager yang mempunyai bawahan atau sub ordinat langsung yang disebut group head.

Didalamnya terdapat beberapa divisi yang memilki beberapa departemen yang mempunyai fungsi masing-masing, yang tentunya saling berkaitan satu sama lain. Divisi yang sekaligus menjadi program bagi departemen tersebut diantaranya :

1. Divisi Spinning

Divisi ini mempunyai beberapa departemen dan pabrik yang memproduksi benang.

2. Divisi Weaving Grey

Divisi ini mempunyai beberapa departemen dan pabrik memproduksi kain mentah dari bahan dasar benang yang diolah menjadi kain.

3. Divisi Weaving Denim

Divisi ini mempunyai beberapa departemen dan pabrik yang memproduksi kain dari bahan dasar benang yang diolah menjadi kain denim (bahan jeans).

4. Divisi Engineering

(14)

Divisi ini merupakan department support atau membantu kelancaran proses produksi dan semua kegiatan yang berhubungan dengan Eelctrical Mechanical, Fire and Safety, Vehicle Forklift, dan civil.

5. Divisi HRD, Personalia dan General Affairs

Divisi ini brfungsi menangani masalah SDM dan rumah tangga perusahaan.

6. Divisi Quality Control

Divisi ini berfungsi melakukan control terhadap kualitas hasil produksi.

7. Finance and Accounting

Divisi ini berfungsi menangani masalah keuangan dan perhitungan budget serta bertugas sebagai internal auditor.

8. Logistik

Divisi ini merupakan departement support atau membantu kelancaran proses produksi dan semua kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan material, pergudangan dan pengiriman.

7.Kapasitas Produksi

Unit spinning memproses jenis-jenis benang antara lain : cotton, rayon,T/R, T/C, dan linen dengan berbagai nomor dan komposisi.

1. Unit Spinning

No Unit Jumlah

Spindle

Jumlah Tenaga Kerja

Kapasitas Produksi /

Bulan

Mulai Produksi

1 Spinning I 59.520 905 5.250 11-12-1990

2 Spinning II 59.520 925 6.660 08-08-1990

3 Spinning III

59.520 938 4.500 08-10-1991

4 Spinning IV (ring yarn)

37.440 962 3.300 08-01-1992

Spinning 3.024 330 6.900 01-01-1993

(15)

IV (open end)

5 Spinning V 44.640 971 5.250 14-07-1993

6 Spinning VI

59.520 925 5.580 08-08-1993

7 Spinning VII

26.080 528 2.700 19-08-2000

Jumlah 349.264 6.484 33.249

Gambar 2.1. Tabel Kapasitas Produksi Spinning

2. Unit Weaving

No Unit Jenis

Produksi

Jumlah Tenaga Kerja

Kapasitas Produksi / Bulan

Mulai Produksi

1 Weavin

g 1

Grey Fabric &

Denim Fabric

709 1.900.000 Mtr / BL 770.000 YRD /

BLN

01-07-1992

Weavin g 1

Grey Fabric

432 1.200.000 Mtr / BL

08-09-1994

2 Weavin

g 2

Grey Fabric

274 1.400.000 Mtr / BL

01-10-1993

3 Weavin

g 3

Grey Fabric

335 2.200.000 Mtr /BL

11-01-1993

4 Weavin

g 4

Denim Fabric

1.018 2.500. YRD/BL 01-07-1993

5 Weavin

g 5

Denim Fabric

405 800.000 YRD/BL 16-10-1997

Jumlah Grey

Fabric &

Denim Fabric

3.173 6.700.000 Mtr / BL

Gambar 1.1. Tabel Kapasitas Produksi Weaving

(16)

8.Ketenaga Kerjaan

a. Kesepakatan Kerja Sama

Bahwasanya untuk menjaga ketenangan dan efisiensi kerja adalah penting guna tercapainya peningkatan dan kemajuan perusahaan demi kesejahteraan karyawan. Untuk itu perlu diciptakan iklim kerja sama yang sebaik-baiknya antara pihak pengusaha dan pekerja. Oleh karena itu pihak Pt. Apac Inti Corpora bersepakat untuk menuangkan syarat-syarat kerja, hak-hak dan kewajiban masing-masing dalam suatu kesepakatan kerja bersama.

b. Jumlah KaryawanTahun 2005

1. Jumlah karyawan laki-laki : 5.187 orang.

2. Jumlah karyawan perempuan : 7.963 orang.

3. Total karyawan : 13.150 orang.

c. Penerimaan Pekerja

Demi lancarnya kegiatan perusahaan, serikat pekerja mengakui hak pengusaha dalam menerima pekerja baru, penentuan dan pembagian serta penempatan kerja sesuai dengan asas atau prosedur kepegawaian. Adapun syarat-syaratnya untuk menjadi karyawan atau staff perusahaan PT. Apac Inti Corpora dapat melihat langsung pada perusahaan PT. Apac Inti Corpora.

d. Masa Percobaan Bagi Karyawan Baru

1. Hubungan kerja diikat dalam suatu perjanjian kerja yang dilakukan secara tertulis.

(17)

2. Pada tiga bulan pertama dari hubungan kerja meruoakan masa percobaannya boleh dilakukan satu kali masa percobaan bagi pekerja.

e. Skedul Kerja Karyawan

Pembuatan skedul kerja bertujuan untuk membagi waktu kerja karyawan supaya produksi dapat berjalan secara kontinyu sesuai dengan jumlah pekerja yang ada dan untuk meningkatkan produktifitas dan efektifitas kerja karyawan. Pembuatan skedul ini dibagi sesuai dengan status kerja karyawan.

1. Karyawan Shift

Karyawan shift dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu : f. Shift Pagi : Pukul 06.00-14.00 WIB.

g. Shift Siang : Pukul 14.00-22.00 WIB.

h. Shift Malam : Pukul 22.00-06.00 WIB.

2. Karyawan Non Shift

Pembagian Kerja adalah sebagai berikut :

Hari Jam Kerja Istirahat

Senin-Kamis 08.00-16.00 WIB 12.00-13.00 WIB Jum’at 08.00-16.00 WIB 11.30-13.00 WIB Sabtu 07.30-12.00 WIB Tanpa Istirahat

Minggu LIBUR -

Gambar 1.2. Sqedule Kerja karyawan

f. Pengobatan dan Perawatan

Untuk menjaga kesehatan pekerja, pengusaha menyediakan fasilitas serta pengobatan khusus kepada keluarga pekerja. Perusahaan

(18)

memberikan fasilitas pemeriksaan tanpa pengobatan (Jasa Dokter) di poliklinik perusahaan tanpa dipungut biaya.

g. Jaminan Sosial dan Kesejateraan Pekerja

PT. Apac Inti Corpora memberikan jaminan social demi kesejateraan pekerja meliput :

1. Jaminan kecelakaan kerja.

2. Jaminan kematian.

3. Jaminan hari kerja.

4. Fasilitas makan.

5. Santunan kematian.

6. Santunan kelahiran.

7. Koperasi karyawan.

8. Asuransi kecelakaan diluar jam kerja.

9. Olah raga dan kesenian.

10. Kerohanian

11. Balai pertemuan dan perrpustakaan.

h. Disiplin Kerja

1. Guna mewujudkan mutu dan kualitas yang baik pada tiap hasil produk diperlukan kedisiplinan kerja,yang meliputi antara lain : a. Datang pada jam kerja yang telah ditentukan dan mengisi daftar

hadir.

(19)

b. Waktu pulang kerja harus tepat pada waktu yang telah ditentukan.

c. Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kerja.

d. Dilarang merokok ditempat kerja.

e. Dilarang mengobrol dengan teman kerja.

f. Dilarang tidur ditempat kerja.

2. Pekerja yang melanggar peraturan atau tat tertib dapat dikenakan sanksi sebagai berikut :

a. Surat peringatan (SP).

b. Skorsing.

c. Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja (PHK).

3. Sedangkan untuk pembuktian kesalahannya melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Pengakuan dan atau pernyataan dari yang bersangkutan.

b. Dibuktikan oleh yang bersangkutan.

c. Dibuktikan melalui berita acara pemeriksaan oleh bagian security.

d. Dibuktikan oleh tim yang ditunjuk oleh perusahaan.

i. Penyelesaian Keluh Kesah

Pengusaha dan serikat pekrja bersama-sama menyadari bahwa penyelesaian setiap keluhan pekerja secara keseluruhannya harus diselesaikan secepatnya dan subyektif mungkin dengan cara musyawarah dan sesuai dengan prosedurnya.

(20)

Apabila terjadi keluhan-keluhan atau ketidakpuasan terhadap syarat-syarat kerja yang berhubungan dengan pekerjaan dari pekerja maka harus diselesaikan menurut tat kerja penyelesaian keluh kesah sebagai berikut :

1. Pada tingkat pertama.

Apabila karyawan mempunyai keluh kesah pertama harus segera menyampaikan persoalan ini kepada atasan langsung yang bersangkutan dan diusahakan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya atasan tersebut.

2. Pada tingkat kedua.

Bila tidak dapat diselesaikan menurut prosedur pada bagian pertama maka pesoalan tersebut disampaikan oleh pekerja ke departemen personalia.

3. Pada tingkat ketiga.

Apabila belum dapat diselesaikan menurut prosedur pada bagian kedua, maka pesoalan ini akan diselesaikan secara pribadi.

4. Pada tingkatan lanjutan.

Apabila prosedur ketiga telah ditempuh tetapi belum dapat diselesaikan maka persoalan tersebut diserahkan kepada pegawai perantara kepada kantor Departemen Tenaga Kerja untuk menyelesaikan.

j. Pemeliharaan Tempat Kerja

Pemeliharaan tempat kerja PT. Apac Inti Corpora terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Terhadap alat kerja.

a. Menjaga dan merawat dari kerusakan.

b. Menjaga dan pemeliharaan kebersihan.

(21)

c.Memahami, mengerti dan menggunakan sesuai fungsinya.

d. Tidak menggunakan untuk keperluan lain selai tugas.

e.Terhadap tempat kerja.

f.Menjaga terhadap tempat kerja.

g. Tidak mengubah posisi mesin yang ditetapkan.

2. Terhadap ketertiban umum.

a. Menjaga nama baik perusahaan.

b. Mengamankan hak atas ketentraman pihak manapun didalam dan diluar perusahaan.

C. Pendahuluan

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hak dari setiap pekerja yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan karena pada dasarnya manusia selalu menginginkan dalam keadaan sehat dan selamat dimanapun berada bahkan juga tempat kerja, tempat dimana seorang menjalankan tugas dan kewajibanya. Dan setiap tempat atau unit-unit kerja mempunyai sistem dan cara yang berbeda-beda dalam penanganan tentang keselamatan kerja yang disesuaikan dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang menjadi resiko kerja.

Pada dasernya sistem penanganan keselamatan kerja adalah sama yaitu untuk melindungi pekerja dari kecelakaan kerja, namun banyak alasan kenapa orang kurang memperhatikan akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja padahal kalau dilihat secara seksama hal tersebut sangat berpengaruh pada sistem dan proses kerja, diantara banyak alasan itu salah satunya karena faktor biaya yang menjadi tanggung jawab perusahaan, faktor dari diri pekerja yang mempunyai mental tidak teratur, dan kurang kenyamanan dalam pemakaian alat keselamatan kerja. Dari ketiga faktor tersebut harus bisa ditangani secara singkron karena ketiga faktor tersebut

(22)

merupakan elemen-elemen dari sistem keselamatan kerja yang sangat menentukan baik buruknya sistem keselamatan kerja dalam perusahaan.

Salah satu dari manfaat program kesehatan kerja adalah untuk menumbuhkan motivasi kerja pada para pekerja karena dengan sistem keselamatan kerja yang bagus maka para pekerja akan lebih merasa aman dalam bekerja yang nantinya akan memotivasi diri untuk bekerja lebih giat sesuai dangan keselamatan kerja, jadi sistem keselamatan kerja bisa menjadi jembatan perantara antara perusahaan dengan pekerja dalam meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya sangatlah berpengaruh pada tingkat produktivitas pekerja.

Pekerja merupakan individu yang bekerja dalam team untuk mencapai tujuan bersama yaitu keuntungan, untuk itu perlu adanya kerjasama yang baik antara para pekerja dengan atasan. Dalam team ini perlu adanya persfektif atau cara pandang yang sama agar nantinya dalam pelaksanaan proses kerja sesuai peraturan dan kesepakatan yang telah ditetapkan dan menjadi target bersama.

Persepsi itu perlu ditumbuhkan oleh seorang pimpinan dan proses penumbuhan persepsi itu melalui tahapan-tahapan yang berurutan antara lain : 1. Perhatian.

2. Pengamatan.

3. Tanggapan.

4. Imajinasi.

5. Ingatan atau pemikiran.

6. Motivasi.

Timbulnya motivasi pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan dimulai karena adanya perhatian maka barulah seseorang akan melakukan pengamatan secara seksama. Pengamatan akan tidak teliti apabila tidak ada perhatian terlebih dahulu dan hasil pengamatan akan hilang begitu saja tanpa membekas sedikitpun dari ingatan.

Setelah terjadi perhatian dan pengamatan maka akan timbul dalam benak seseorang tanggapan atau kesan-kesan tersendiri yang seolah ada

(23)

rekaman atau gambar yang membekas dalam otak kita tentang sesuatu yang telah kita amati, dan dari hasil rekaman itu akan muncul imajinasi untuk menghubung-hubungkaan dengan pengalaman yang dimilikinya dan dari hasil imajinasi tersebut akan terus dicoba dimasukan dalam otak untuk selalu diingat. Disamping selalu berusaha untuk mengingat maka seseorang juga akan selalu berfikir untuk menganalisa kejadian sebagai tindak lanjut maka akan timbul darongan untuk melakukan suatu tindakan dari diri seseorang yang sering disebut dengan motivasi.

Dalam kehidupan kita banyak ada banyak hal yang kita jadikan sebagai panduan dalam melatih dan menumbuhkan motivasi kerja, dan dari berbagai macam teori tersebut kita bisa mengelompokan kedalam 3 teori utama dimana teori teori tersebut yang paling sering digunakan oleh perusahaan yaitu teori hirarki kebutuhan, teori dua faktor, dan teori x dan y.

a. Teori Hirarki Kebutuhan

Diperkenalkan oleh Abraham Maslow yang menyebutkan bahwa kebutuhan manusia mengandung unsur bertingkat atau memiliki hirarki, dari kebutuhan yang memiliki hirarki rendah, bisa sampai kebutuhan dengn hirarki paling tinggi. Kebutuhan yang belum tercapai akan menjadi kebutuhan dengan hirarki tertinggi dan apabila kebutuhan tersebut sudah tercapai maka akan menjadi kebutuhan dengan hirarki terendah. Lima hirarki keperluan atau kebutuhan dapat digambarkan sebagai berikut :

(24)

Gambar 2.1 Piramid Kebutuhan Maslow

1. Kebutuhan fisiologi (fisiological needs). Kebutuhan dasar untuk menunjang kehidupan manusia, yaitu: pangan, sandang , papan, dan seks. Apabila kebutuhan fisiologi ini belum terpenuhi secukupnya, maka kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia.

2. Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan akan terbebaskannya dari bahaya fisik, rasa takut kehilangan pekerjaan dan materi.

3. Kebutuhan akan sosialisasi (social needs or affiliation). Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan pergaulan dengan sesamanya dan sebagai bagian dari kelompok.

4. Kebutuhan penghargaan (esteem needs). Kebutuhan merasa dirinya berharga dan dihargai oleh orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), Kebutuhan untuk mengembangkan diri dan menjadi orang sesuai dengan yang diharapkanya.

b. Teori Dua Faktor

Teori ini dikembangkan oleh Herzberg yang mencari sebab adanya yang mencari sebab adanya rasa puas dan tidak puas terhadap sesuatu yang dikerjakan, dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka

5

5

4

4

3

3

2

2

1

1

(25)

manajer akan lebih mudah untuk memaksimalkan rasa puas bagi pekerja terhadap hasil kerjanya.

Faktor yang mempengaruhi kepuasan adalah faktor kesehatan.

Faktor ini berupa lingkungan kerja antara lain hubungan dengan supervisor, hubungan dengan teman kerja, rasa tidak aman dalam pekerjaan, kondisi kerja status jabatan serta gaji yang cukup. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terwujud dapat menciptakan perasaan berprestasi, dihargai memperoleh kemajuan dan tanggung jawab.

c. Teori X dan Teori Y

Dikemukakan oleh Douglas Mac Gregor bahwa ada dua macam sikap dasar seseorang :

1. Sikap dasar yang didasari oleh teori X

Dalam teori ini mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia mempunyai sifat malas dan lebih senang diberikan petunjuk praktis dari pada diberi kebebasan imajinasi untuk berpikir. Dalam hal ini motivasi kerja hanyalah untuk mendapatkan uang atau financial.

Mereka tidak suka menerima tanggung jawab dan hanya menyenangi haknya saja selalu ingin merasa aman.

2. Sikap dasar yang didasari oleh teori Y

Teori ini berasumsi bahwa manusia pada dasarnya senang bekerja, seperti halnya anak-anak yang suka bermain, orang biasa bermain dengan bekerja, sehingga pengendalaian dan penempatan diri sendiri merupakan dasar motivasi kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan olehnya maupun tujuan organisasi.

Sistem keselamatan dan kesehatan kerja ada karena sering adanya kecelakaan kerja sedangkan kecelakaan kerja itu sendiri terbagi atas dua menurut proses terjadinya kecelakaan yaitu :

1. Incident

Suatu kejadian yang tidak diinginkan bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan, maka dapat menyebabkan accident.

2. Accident

(26)

Tenaga kerja

Bahan Alat

Lingkungan Proses

Kesehatan Keselamatan

Suatu kejadian yang tidak diingikan berakibat cedera pada manusia atau pekerja, kerusakan barang, gangguan terhadap kelancaran pekerjaan, dan pencemaran lingkungan.

Jadi bisa dikatakan terjadinya kecelakaan atau accident karena adanya incident yang tidak bisa ditangani dengan baik. Dalam hal seperti inilah sistem kesehatan dan keselamatan kerja sangat diperlukan untuk meminimalkan tingkat kecelakaan kerja pada proses kerja.

Gambar 2.2 Proses Kerja K3

Gambar diatas merupakan proses kerja dari kesehatan dan keselamatan kerja yang melibatkan unsur-unsur pokok dalam dan ruang lingkup pembahasan mengenai keselamatan kerja yaitu menyangkut bahan baku yang akan diproduksi, alat kerja yang akan digunakan dan tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut.

a. Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu sistem kerja yang baik dan bijaksana seta bagaimana seorang pekerja dapat memelihara suatu tempat keja yang baik. Sistem kerja yang dimaksud meliputi pekerja, mesin dan peraturan yang berlaku.

(27)

Tiga unsur pokok dalam K3 adalah Kesehatan, Keselamatan dan Kerja :

1. Kesehatan

Setiap pekerja harus bekerja dalam kondisi dan situasi yang sehat baik sehat jasmani, rohani maupun lingkungan yang sehat.

2. Keselamatan

Dalam setiap melakukan aktivitas kerja, seorang pekerja harus melakukan tindakan yang sesuai dengan keselamatan dirinya agar terhindar dari kecelakaan kerja.

3. Kerja

Dengan bekerja pada situasi dan kondisi yang baik serta memperhatikan keselamatan kerja maka akan tercipta situasi kerja yang kondusif dan harmonis yang nantinya akan meningkatkan produktifitas kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahanya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran disegala tempat kerja, baik di darat di dalam tanah di permukaan air maupun di udara. Keselamatan kerja merupakan tugas dari semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain dan juga masyarakat pada umumnya dengan maksud dan tujuan untuk :

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan pekerjaanya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

3. Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efesien.

Dari berbagai penjelasan yang telah terurai diatas dapat ditarik kesimpulan bawasanya keselamatan kerja sangat penting dan sudah seharusnya dipenuhi oleh setiap perusahaan karena dengan keselamatan kerja yang baik maka dapat meningkatkan produksi dan produktifitas perusahaan.

(28)

Keselamatan kerja dapat membantu meningkatkan produksi dan produktifitas perusahaan hal ini hal ini didasarkan atas :

1. Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi sahingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.

2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan ppemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja serta mesin yang produktif dan efesien dengan tingkat produksi dan produktifitas tinggi.

3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanaan serta kegairahan kerja. Sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efesiensi yang tinggi pula.

4. Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi.

Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi dari pengusaha dan buruh atau karyawan, hal ini akan membawa iklim keamanan dan ketenaga kerjaan, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

(sumber : petunjuk keselamatan kerja Daryono 1982)

D. Perundanh-Undang

a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970

Peraturan pemerintah dalam memperhatikan nasib pekerjanja adalah dengan mengeluarkan undang-undang yang berhubungan dengan keselaamatan kerja para pekerja karena pekerja merupakan aset dari negera yang akan terus selalu menggerakan roda perekonomian negara. Menurut undang-undang keselamatan kerja pada tahun 1970 memuat tentang ketentuan-ketentuan umum keselamatan kerja baik di bidang yang berada dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Sehingga undang-undang itu berguna untuk :

(29)

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah dan mengurangi bahaya.

3. Memberi jalan penyelamat diri pada waktu terjadi kecelakaan yang berbahaya.

4. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

5. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

6. Memberi alat-alat perlindungan kepala pada para pekerja.

7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja.

8. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

b. Peraturan Mentri Tenaga Kerja

Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 1 / MEN / 1981 / tentang kewajiban melapor masalah penyakit kerja.

(Banet N. B Silalahi dan Rumendang B. Silalahi, 1995)

c. Kesehatan Kerja

Dalam melakukan tugasnya, seorang pekerja harus dalam keadaan sehat baik itu sehat jasmani maupun rohani serta dalam lingkungan kerja yang sehat pula karena tingkat produktivitas kerja sangat dipengaruhi oleh kesehatan dari pekerja, seperti hubungan yang searah yang saling menguntungkan satu sama lain, menguntungkan bagi pekerja menguntungkan juga bagi perusahaan. Dengan tingkat kesehataan pekerja yang terjamin oleh perusahaan maka pekerja akan semakin giat dalam melaksanakan tugas dari perusahaan karena pekerja akan merasa hutang budi atas fasilitas yang telah diberikan oleh perusahaan dengan kata lain loyalitas dari pekerja kepada perusahaan akan meningkat, dan itu akan menguntungkan perusahaan.

Kesehatan kerja disini meliputi kesehatan dari seorang pekerja itu sendiri baik kesehatan fisik maupun rohani juga kesehatan lingkungan kerja yang meliputi tempat kerja dan proses kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan.

(30)

1. Kesehatan Pekerja

Kesehatan pekerja adalah kesehatan yang harus ada pada diri pekerja seperti layaknya umum pekerja tidak diperkenankan untuk bekerja apabila dalam keadaan sakit karena bisa mengganggu proses kerja yang lainya, apabila pekerja dalam keadaan sakit maka pekerja berhak untuk meminta cuti istirahat dan perusahaan dalam hal ini harus membantu dalam proses penyembuhan diri pekerja baik secara moril maupun materi.

2. Kesehatan Lingkungan Kerja

Lingkungan tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih dan sehat agar dalam melakukan pekerjaanya seorang pekerja merasa nyaman dan aman, dimana kesehatan tempat kerja ini sangat menentukan baik buruknya tingkat kesehatan bagi pekerja. Tempat kerja yang sehat akan membuat pekerja jarang terkena penyakit yang dapat mempengaruhi proses kerja di tempat keja, apabila terjadi masalah ditempat kerja maka seorang pekerja wajib melapor ke perusahaan atau pihak yang berwenang dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja sesuai peraturan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktifitas karyawan hal ini atas dasar :

1. Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi sahingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.

2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan ppemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja serta mesin yang produktif dan efesien dengan tingkat produksi dan produktifitas tinggi.

3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanaan serta kegairahan kerja. Sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efesiensi yang tinggi pula.

4. Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi.

(31)

d. Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang paling tidak diinginkan oleh para pekerja juga oleh perusahaan karena dengan adanya kecelakaan kerja akan terganggu sustu proses kerja yang bisa mengakibatkan suatu kerugian pada perusahaan. Kecelakaan kerja terjadi karena berbagai sebab dan kejadian itu tidak terlepas dari ketiga faktor diatas yaitu faktor manusia sebagai pekerja, alat untuk pelindung dalam keselamatan kerja dan perusahaan sebagai penyedia bahan untuk keselamatan kerja. Proses terjadinya kecelakaan kerja telah kita ketahui seperti pada pokok pembahasan diatas yaitu dari proses incident kemudian karena penanganan yang tidak baik bisa mengakibatkan terjadinya accident.

Sebab-sebab utama terjadinya kecelakaan kerja sangat bermacam- macam baik itu dari diri pekerja, mesin sebagai alat kerja bahkan faktor-faktor lain dari luar lingkungan kerja. Berikut gambar tentang sebab dan akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan kerja :

(32)

Kesalahan manusia

Kesalahandesain

Kesalahan manejemen

Kesalahan komponen

Kesalahan pihak luar

Kerugian lingkungan Cacat kualitas Kerugianproduksi

Rusak Luka

Acident

Penyebab kecelakaan Akibat kecelakaan

Proses kecelakaan Analisa

safety

Investigas i kecelakaa

n

Gambar 2.3 Sebab akibat kecelakaan kerja

Gambar diatas merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja beserta akibat yang ditimbulkanya mulai dari faktor keselahan manusia yang hanya menimbulkan luka sampai kesalahan pihak luar yang menimbulkan kerugian lingkungan. Sebab dan akibat kecelakaan kerja tersebut perlu kita ketahui agar kita lebih mudah dalam menginvestigasi guna memberikan solusi yang terbaik dalam penangananya.

Secara umum kecelakaan kerja mengakibatkan kerusakaan pada barang yang diproduksi, yang biasa kita sebut dengan barang “rijek” atau mengakibatkan kecelakaan pada operator yang bekerja yaitu manusia.

Kecelakaan yang terjadi pada barang menyebabkan kerusakan hasil produksi yang mudah diperbaiki dan sulit diperbaiki, sedangkan kecelakaan pada manusia dapat menyebabkan cacat baik fisik maupun mental yang bersifat

(33)

Akibat kecelakaan

Kecelakaan kerja

Barang / lingkungan

Kerusakan

Mudah diperbaiki

Sulit diperbaiki

Orang Cacat

- fisik

- mental

Permanen Sementara

Kematian

sementara dan permanen bahkan bisa juga menyebabkan kematian pada diri pekerja. Berikut adalah gambar akibat kecelakaan kerja secara umum :

Gambar 2.4 akibat kecelakaan

i. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut organisasi perburuhan internasional tahun 1962 adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : a. Terjatuh.

b. Tertimpa benda jatuh.

c. Tertekan benda.

d. Pengaruh suhu tinggi.

e. Kontak dengan bahan-bahan.

f. Jenis-jenis kelalaian.

(34)

2. Klasifikasi menurut penyebab :

a. Pembangkit tenaga terkecuali motor-motor tenaga listrik.

b. Mesin angkut dan alat angkut.

c. Peralatan lain (bencana bertekanan, alat listrik, alat kerja, instalasi. pendingin, instalasi listrik).

d. Bahan-bahan atau material.

e. Zat-zat dan radiasi bahan peledak.

f. Lingkungn kerja.

3. Klasifikasi menurut sifat luka dan kelainan : a. Dislokasi patah tulang.

b. Regang otot.

c. Memar.

d. Amputasi.

e. Keracunan mendadak.

f. Luka bakar.

g. Mati lemas.

h. Pengaruh listrik.

i. Pengaruh radiasi.

j. Luka-luka lain.

4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh : a. Kepala.

b. Leher.

c. Badan.

d. Anggota atas.

e. Anggota bawah.

f. Banyak tempat.

g. Kelainan umum.

h. Letak lain yang tidak dapat dimasukan klasifikasi tersebut.

ii. Proses Kecelakaan Kerja Menurut Hainrich

(35)

Menurut Hainrich ada 8 faktor yang menyebabkan yang terjadinya kecelakaan kerja yang mana sebagian besar faktor tersebut datang dari diri seorang pekerja, diantara faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Un-Dicipline

Faktor ketidak disiplinan dari pekerja.

2. Training Not Good

Pelatihan sebelum pekerja melakukan aktifitas kerjayang kurang bagus sehingga pada waktu kerja masih banyak hal yang belum dipahami oleh seorang pekerja yang menyebabkan kecelakaan kerja.

3. Lack Tool / Equipment

Faktor peralatan yang digunakan dalam melakukan aktifitas kerja kurang baik dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

4. Machine protektor not good

Perlindungan mesin yang tidak sempurna dapat menyebabkan terjadinya accident.

5. Body protektor

Alat pelindung diri (APD) sangat diperlukakan untuk mengurangi resiko kecelakaan dan sebagai alat pelindung apabila terjadi sesuatu yang membahayakan diri pekerja, faktor ketidaklengkapan alat pelindung diri sebagai pemicu terjadinya kecelakaan yang parah.

6. Lay out not good

Tata letak ruangan yang kurang bagus dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, maka perusahaan perlu membuat lay out atau tata ruang yang bagus untuk memudahkan aliran produksi juga untuk meminimalkan kecelakaan.

7. SOP not good

SOP yang tidak bagus dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

8. Emotion condition

(36)

Kondisi emosional dari seorang pekerja yang terlalau tinggi dan tidak bisa dikontrol dengan baik dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Faktor emosi pekerja bisa datang dari lingkungan.

iii. Faktor-faktor Keselamatan Kerja :

Dalam menghindari suatu kecelakaan kerja maka kita terlebih dahulu harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan kerja dan upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan keselamatan kerja diantaranya yaitu :

1. Faktor manusia

Manusia sebagai kunci keberhasilan keselamatan kerja dalam suatu perusahaan. Yang termasuk faktor manusia adalah pemilik perusahaan dan tenaga kerja atau karyawan. Semua orang yang ada dalam perusahaan harus tahu bahwa pekerja berkepentingan bukan hanya pada bagian produksi, mutu dan kualitas produksi tetapi juga dalam keselamatan kerja.

Umumnya di perusahaan keselamatan kerja mulai dari manajemen puncak, baru turun kebawah. Manajer juga harus memandang keselamatan kerja sebagai dari proses bukan sebagai tambahan, serta wajib menjamin tidak terjadinya kondisi yang tidak aman dan tidak nyaman.

Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa keselamatan kerja adalah tanggung jawab bersama untuk kepentingan bersama pula. Kesadaran tersebut tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan peraturan yang ditetapkan perusahaan atau disiplin ketat yang dipaksakan. Memakai alat-alat keselamatan kerja atau perlindungan dari yang telah ditetapkan dalam peraturan tanpa adanya kesadaran dari tenaga kerja maka peraturan tersebut malah akan diabaikan. Mereka beralasan bahwa

(37)

memakai alat perlindungan perorangan tersebut akan membuat gerakan kurang leluasa pada saat melakukan aktivitas, walaupun disetiap tempat telah tersedia poster-poster yang berhubungan dengan keselamatan kerja untuk membangkitkan kesadaran mengenai keselamatan kerja ini. Cara yang sering dilakukan untuk memasyarakatkan keselamatan kerja antara lain :

a. Poster / gambar / plangkat.

b. Petunjuk / slide.

c. Ceramah / seminar.

d. Pameran / kampanye.

e. Mengadakan diklat keselamatan dan kesehatan kerja yang sistematis.

Biasanya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada tenaga kerja yang baru karena belum memahami pentingnya cara kerja yang aman. Oleh karena itu perlu diadakan atau diberikan kepada mereka pendidikan dan lebih ditekankan kepada mereka akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Faktor peralatan dan pekerjaan

Pada dasarnya semua bagian mesin yang bergerak, panel kendali dan alat-alat perlindungan diri harus dirawat menurut kondisi bagian-bagianya bukan menurut waktu pemakaianyan. Perawatan berdasarkan kondisi harus dijadikan asas pemeliharaan semua peralatan guna mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat menimbulkan bahaya karena kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam waktu sekejab mata, sehingga untuk menghindarinya perlengkapan dan peralatan yang ada harus terlindungi dari kemungkinan berinteraksi dengan manusia dan peralatan lain. Oleh karena itu bagian-bagian mesin yang berbahaya harus ditiadakan dengan mengubah konstruksi atau memberi alat pelindung.

(38)

iv. Upaya Keselamatan Kerja

Sangat banyak yang kita lakukan untuk mencegah suatu kejadian yang tidak kita inginkan dan harus bisa untuk memilah dan memprioritaskan sesuai kebutuhan yang tepat.

Kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja tentunya terjadi secara tidak sengaja. Baik itu terjadi dari faktor manusia ataupun tenaga kerja sendiri, tempat kerja maupun terjadi karena mesin-mesin produksi.

Tetapi hal tersebut tidak mustahil adanya pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan : 1. Peraturan perundang-undangan

Yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh latihan supervisi medis, PPPK dan pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi

Standarisasi yaitu penetapan standar resmi, setengah resmi atau tidak resmi mengenai keselamatan kerja misalnya kondisi yang memenuhi syarat keselamatan, jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek keselamatan dan kesehatan umum atas alat-alat pelindung diri yang dipergunakan.

3. Pengawasan

Yaitu tentang dipatuhinya ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.

4. Penelitian bersifat teknik

Penelitian ini meliputi sifat dan ciri-ciri bahan bahaya, penyelidikan tentang pagar pengamanan, pengujian alat-alat pelindung diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu.

5. Riset medis

(39)

Meliputi penelitian tentang efek-efek fisikologi dan patologis faktor- faktor lingkungan dan teknologis dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.

6. Penelitian pisikologis

Yaitu penelitian tentang pola-pola kejiwaan yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

7. Penelitian secara statistik

Yaitu untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa dan apa sebab- sebabnya.

8. Pendidikan

Menyangkut pendidikan dalam kurikulum teknik, sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukaran.

9. Latihan-latihan

Yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya bagi tenaga kerja yang baru dalam keselamatan kerja.

10. Penggairahan

Yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat dalam bekerja.

11. Asuransi

Asuransi yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi, yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan keselamatan sangat baik.

e. Organisasi Keselamatan Kerja

Organisasi keselamatan kerja terdapat pada unsur pemerintah, dalam ikatan profesi, badan-badan konsultasi masyarakat, di perusahaan- perusahaan, dan lain-lain. Program pemerintah khususnya pembinaan pengawasan bersama-sama dengan praktek keselamatan kerja di perusahaan- perusahaan saling mengisi sehingga sehingga dicapai tingkat keselamatan di perusahaan dalam meningkatkan penerapan keselamatan kerja di

(40)

perusahaanya dapat memperoleh bantuan keahlian dari badan-badan konsultan atau lembaga-lembaga pengujian. Pada tingkat perusahaan, pengusaha dan buruh adalah kunci kearah keberhasilan program keselamatan kerja agar menunjang keberhasilan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.

Secara keilmuan, keselamatan kerja memerlukan keahlian-keahlian lain. Pusat terdapat teknologi, kimia, fisika, toksilogi, kesehatan, teknisi, fisiologi, psikologi, dan lain-lain. Maka dari itu, selain ahli atau teknisi keselamatan kerja masih diperlukan insinyur, dokkter, ahli faal, ahli jiwa, ahli statistik, dan lain-lain.

i. Organisasi Pemerintah

Organisasi keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah ditingkat pusat terdapat dalam bentuk Direktorat Pembinaan Normal Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Direktorat Jendral Perlindunan dan Perawatan Tenaga Kerja, memiliki fungsi yaitu :

1. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja dibidang mekanik.

2. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja dibidang listrik.

3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja dibidang uap.

4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja dibidang pencegahan kebakaran.

ii. Organisasi Tingkat pemerintah

Organisasi keselamatan kerja ditingkat perusahaan ada dua jenis, yaitu :

1. Organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan dan disebut bidang, bagian, dan lain-lain keselamatan kerja. Oleh karena merupakan bagian dari organisasi perusahaan, maka tugasnya kontinyu pelaksanaanya menetap dan anggaranya tersendiri.

(41)

Kegiatan-kegiatan biasanya cukup banyak dan efeknya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja adalah banyak dan baik.

2. Panitia kesehatan dan keselamatan kerja yang biasanya terdiri dari wakil pimpinan perusahaan, wakil buruh, teknisi keselamatan kerja, dokter perusahaan dan lain-lain. Kondisi perusahaan biasanya pencerminan panitia pada umumnya. Pembentukan panitiademikian adalah atas dasar kewajiban undang-undang.

Tujuan keselamatan kerja secara umum dalah sebagai berikut :

1. Pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.

2. Pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja.

3. Pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya terjadinya kematian akibat kecelakaan kerja.

4. Pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya cacat yang ditimbulkan akibat kerja.

5. Pengamanan material, konstruksi, bangunan, alat-alat kerja, mesin- mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi, dan lain-lain.

6. Peningkatan produktifitas kerja atas dasar tingkat keamanan dan kenyamanan kerja yang tinggi.

7. Penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan material-material produksi lainya sewaktu kerja.

8. Pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman.

9. peningkatan pengamanan produksi dalam rangka industrialisasi dan pembangunan.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum K3 pada PT. Apac Inti Corpora

Tenaga kerja dalam melakukan pekerjaanya akan behadapan dengan adanya bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mesin, alat kerja, material dari proses pengolahanya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara

(42)

melakukan pekerjaan dll. Menyadari bahaya yang timbul dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang nantinya juga akan merugikan perusahaan. Maka sedini mungkin kecelakaan kerja harus dicegah.

Sesuai dengan hasil pengamatan lokasi kerja sangat potensial menimbulkan kecelakaan kerja. Contoh kecil yang ada adalah kebisingan, pencahayaan, kadar debu yang semuanya berada dalan nilai ambang batas serta percikan api. Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi semua karyawan, perusahaan harus menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman.

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan menyediakan program kesejahteraan untuk para tenaga kerja. Macam-macam jaminan keselamatan kerja di PT. Apac Inti Corpora terdiri dari :

1. Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Pekerja

Program jamsostek yang diselenggarakan PT. Apac Inti Corpora terdiri dari :

a. Jaminan kecelakaan kerja

Apabila ada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja maka jamsostek akan memberi santunan berupa keringanan biaya rumah sakit dan biaya obat-obatan.

b. Jaminan kematian

Jaminan kematian diperuntukan bagi ahli waris tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian biaya pemakaman dan santunan berkala.

c. Jaminan hari tua

Jaminan hari tua berupa pemberian dana pensiun bagi semua karyawan.

d. Jaminan pemeliharaan kesehatan

(43)

Pada setiap karyawan diberikan keringanan biaya untuk pengobatan dan periksa.

e. Fasilitas makan

Karyawan mendapatkan fasilitas makan gratis satu kali pada jam istirahat.

f. Santunan kematian

Santunan berupa dana yang diberikan kepada karyawan yang anggota keluarganya mengalami musibah (meninggal).

g. Santunan melahirkan

Santunan melahirkan ini diberikan setelah peserta menjalani masa tunggu 7 (tujuh) bulan terhitung sejak tanggal menjadi peserta dengan penggantian biaya perawatan sebesar 100% dari biaya sesuai dengan ketentuan dan batas maksimum atas santunan yang telah ditetapkan.

h. Koperasi karyawan

Koperasi pada dasarnya adalah sebuah medium untuk mendukung kesejahteraan anggota dengan berbagi keuntungan.

i. Asuransi kecelakaan diluar jam kerja

Bagi karyawan yang mengalami kecelakaan diluar jam kerja tetap akan mendapatkan asuransi.

j. Olahraga

Sebagai ekspresi kepedulian pada pengembangan olahraga terutama di daerah Jawa Tengah, Apac Inti membentuk departemen klub olahraga. Selain itu perusahaan juga mengadakan senam rutin seminggu sekali pada hari sabtu. Ini bertujuan untuk meningkatkan kebugaran para karyawan.

k. Kesenian

Selain itu ada pula kebebasan untuk mengekspresikan bagian dalam setiap orang berbakat di Apacinti. Setelah shift pabrik, karyawan yang bekerja di Apacinti bisa bergabung saat menyegarkan, bermain sebagai band lokal, dengan peralatan lengkap, disediakan oleh

(44)

perusahaan. Ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menjaga jiwa karyawan, memberikan nilai tambah bagi kehidupan.

l. Kerohanian

Untuk memenuhi kesehatan rohani perusahaan menyediakan fasilitas tempat beribadah bagi karyawan, selain itu juga perusahaan mewajibkan karyawan untuk doa bersama sebelum melakukan pekerjaanya yang dilakukan pada saat apel pagi.

m. Balai pertemuan dan perpustakaan n. Tunjangan seragam

Pada setiap satu tahun sekali karyawan mendapatkan dua pasang seragam, yaitu dua pasang celana jeans dan dua pasang seragam.

2. Perawatan Kesehatan dan Pengobatan

Perusahaan mengerti betul akan pentingnya kesehatan untuk itu perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan yang berupa ::

a. Fasilitas poliklinik

PT. Apac Inti Corpora menyediakan sarana poliklinik dengan beberapa dokter dan suster untuk pengobatan para karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat kerja.

b. Fasilitas biaya pengobatan

Jika dapat diatasi dengan poliklinik perusahaan maka biaya pengobatan akan ditanggung perusahaan akan tetapi jika dirujuk ke rumah sakit maka perusahaan akan menanggung beberapa persen biaya yang sudah disepakati.

c. Fasilitas periksa kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan secara berkala setiap tahun dan untuk itu pimpinan perusahaan mewajibkan karyawan untuk memeriksa kesehatanya.

3. Stadarisasi Alat Pelindung Diri (APD)

(45)

Untuk menghindari timbulnya bahaya kecelakaan kerja maka perusahaan telah berupaya semaksimal mungkin agar keselamatan kerja tetap terjamin. Untuk itu berbagai cara telah ditempuh termasuk menyediakan alat – alat pelindung diri yang harus dipergunakan oleh semua karyawan khususnya yang sudah masuk dalam lingkungan produksi pada waktu menjalankan tugasnya. Sehingga dengan demikian bahaya kecelakaan kerja akan dapat dihindari sekecil mungkin.

Alat pelindung diri yang disediakan PT. Apac Inti Corpora meliputi :

a. Pelindung Kaki

Sepatu Safety pada umumnya dipergunakan untuk melindungi jari kaki dari timpaan barang berat yang jatuh, yang dapat terjadi pada kecelakaan kerja, sehingga jari kaki para pekerja dapat telindungi dari akibat yang fatal. Pada awal kemunculannya safety shoes dibuat dengan dengan desain yang mirip dengan sepatu boots, tetapi pada perkembangannya sepatu safety mengadaptasi model- model formal dan casual yang biasa dipakai bekerja di kantor atau office maupun berjalan-jalan atau santai.

1) Mechanical safety shoes diberikan pada pekerja yang beresiko kejatuhan dan terlindas benda berat dalam pekerjaan sehari-hari.

2) Electrical safety shoes diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap arus listrik tegangan sedang dan rendah.

3) Safety boot diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap bahaya zat cair.

b. Pelindung Tangan

Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebaabkan cacat adalalah tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Tangan manusia sangat unik. Tidak ada bentuk lain di dunia yang dapat mencengkram, memegang, bergerak, memanipulasi benda seperti tangan manusia.

Karena tangan harus dilindungi dan disayangi.

(46)

Kontak dengan bahan kimia koustik atau beracun, bahan- bahan biologis, sumber listrik atau benda benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat menyebabkan iritasi dan membakar tangan . bahan beracun dapat terabsorsi melalui kulit dan masuk ke dalam tubuh.

APD tangan dikenal dengan safety glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari bahan kimia.

1) Sarung tangan kulit diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap bahaya panas.

2) Sarung tangan rubber diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap zat cair yang berbahaya.

3) Sarung tangan kain diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan luka pada tangan.

4) Sarung tangan elektrik diberikan pada pekerja yang beresiko melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan bahaya tegangan listrik.

c. Pelindung Pernafasan

1) Masker respirator kimia diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap bahaya gas beracun.

2) Masker pasir diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap debu pasir atau serbuk logam berat lainya.

3) Masker kain diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap debu- debu ringan. Dipakai semua pekerja yang memasuki lingkungan dengan kondisi udara, mengandung debu ringan yang melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan.

4) Masker asap diberikan pada pekerja yang berhubungan dengan kebakaran.

d. Pelindung telinga

(47)

1) Ear plug diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan dengan tingkat kebisingan antara 85-100 dB.

2) Ear muffs diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan dengan tingkat kebisingan diatas 100 dB.

e. Pelindung Tubuh

Pelindung tubuh atau baju kerja diberikan pada pekerja yang beresiko terkena percikan api, bahaya zat cair, panas matahari, di tempat berdebu konsentrasi tinggi.

1) Wearpack diberikan kepada pekerja yang beresiko terkena panas matahari dan debu kotor.

2) Appron diberikan pada pekerja yang melakukan pengelasan.

3) Jas laborat diberikan pada pekerja yang bekerja di WWT dan QC laborat.

4) Baju tahan panas diberikan pada pekerja yang beresiko terkena api dalam melakukan pemadaman kebakaran.

5) Safety belt diberikan pada pekerja yang beresiko melakukan pekerjaan diatas ketinggian.

f. Pelindung Kepala

Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet. Safety helmet memberikan perlindungan pada kepala dari benturan benda keras, arus listrik, debu percikan api dan lain-lain.

1) Penutup kepala dari kain diberikan pada pekerja dilokasi kerja yang beresiko terhadap keselamatan kepala dan rambut.

2) Safety helmet diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap benturan benda keras.

g. Pelindung Wajah

Pelindung wajah yang dikenal adalah googles. Goggles memberikan perlindungan lebih baik dari pada safety glasses kerena goggles terpasang dekat dengan wajah dan goggles mengitari area mata, goggles melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin terjadi percikan cairan, uap logam, serbuk, debu dan kabut.

(48)

1) Pelindung muka tipe WH 01 / WS 03 diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan pengelasan.

2) Pelindung muka tipe 10 F408CL diberikan pada pekerja yang melakukan bongkar muat chemical.

h. Pelindung Mata

Pelindung mata dikenal sebagai safety glasses. Safety glasses berbeda dengan kaca mata biasa, baik normal maupun kir (prescription glasses), karena pada bagian atas dan sisi kanan-kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan sinar ultra violet sampai persentase tertentu.

1) Kacamata tipe GCV 75 diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan dilokasi chemical.

2) Kacamata tipe GVM diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap keselamatan mata dari serbuk besi (penggerindaan).

3) Kacamata tidak memantulkan cahaya dan titik fokus disesuaikan dengan pemakainya, kacamata ini diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap percikan gram yang pekerjaanya dilakukan pengawasan yang teratur dan terus menerus terhadap benda yang berputar.

i. Pemasangan Safety Poster 1) Safety poster mesin.

2) Safety poster larangan.

3) Safety poster kejadian darurat.

4) Sefety poster untuk himbauan.

4. Standarisasi Kejadian Darurat

Umumnya tempat kerja tidak pernah luput dari bahaya dan kejadian yang tidak disagka-sangka (kejadian darurat). Menurut data kejadian darurat pada PT. Apac Inti Corpora yang sering terjadi adalah kebakaran, kecelakaan, ledakan yang diakibatkan oleh mesin dll. Oleh karena itu maka pencegahan terhadap terjadinya kejadian darurat adalah

Referensi

Dokumen terkait

kecelakaan kerja, yang merupakan cerminan dari perilaku pekerja terhadap..

Kurang menyadari dan kurang memahami akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk pekerja PT Cita Rasa Palembang terpenuhi sudah karena dengan dilakukan

Penelitian Sanora 2012 menyatakan lemahnya tingkat kesadaran pekerja akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja, baru 26,67% pekerja menyadari pentingnya K3 pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap tingkatan kecelakaan kerja dan menganalisis

 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untuk mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja dalam memberikan pertolongan

CV. Seminai merupakan salah satu perusahaan yang kurang memperhatikan keselamatan Pekerjanya. Sehingga banyak menyebabkan kecelakaan pada saat kerja. Berdasarkan informasi yang

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dibuat bagi pekerja sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat

karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA