• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMBENIHAN IKAN KOMET (Carassius auratus auratus) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BPBAT) TATELU, KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Vina Adelia Nusi

Academic year: 2024

Membagikan "MANAJEMEN PEMBENIHAN IKAN KOMET (Carassius auratus auratus) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BPBAT) TATELU, KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Latar Belakang

Ikan Komet (Carassius auratus auratus) merupakan komoditas ikan hias jenis ikan mas yang banyak digemari masyarakat umum. Tak heran jika ikan komet menjadi salah satu ikan yang banyak peminatnya, karena ikan komet merupakan ikan hias yang memiliki banyak manfaat sehingga menarik perhatian masyarakat khususnya pecinta ikan hias. Pembenihan ikan hias mempunyai prospek pasar ekspor dan lokal, salah satu ikan yang mempunyai harga jual tinggi dan permintaan pasar yang cukup besar baik lokal maupun ekspor adalah ikan komet.

Di balik berbagai kelebihan budidaya ikan komet, tidak dapat dipungkiri bahwa budidaya ikan komet juga mempunyai kendala yang menyebabkan gagalnya budidaya ikan komet.

Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Kendala utama dalam pengembangan budidaya ikan komet adalah terbatasnya jumlah benih ikan komet baik kualitas maupun kuantitasnya, karena sebagian petani ikan belum menguasai teknik pembenihan ikan komet yang baik.

Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Partisipasi aktif dilakukan dengan mengikuti langsung beberapa kegiatan pengelolaan pembenihan ikan komet di Balai Perikanan Air Tawar (BPBAT) Tatelu. Pengukuran kualitas air yang dilakukan selama praktik lapangan di BBPAT adalah pH (Keasaman), suhu dan oksigen terlarut (DO) pada saat proses pemijahan ikan komet (C. auratus auratus). Pengukuran kualitas air pemijahan ikan komet dilakukan 1 jam sebelum pemindahan induk ikan dari akuarium pemberokan ke akuarium pemijahan.

Perbandingan ikan komet jantan dan betina yang akan memijah adalah 3:1, dengan 3 induk jantan dan 1 induk betina.

Klasifikasi Ikan Komet (Carassius auratus auratus)

Morfologi Ikan Komet (Carassius auratus auratus)

Habitat Ikan Komet (Carassius auratus auratus)

Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Komet (Carassius auratus auratus)

Reproduksi Ikan Komet (Carassius auratus auratus)

Kualitas Air

Pembenihan

Manajemen

Waktu dan Tempat

Alat dan Bahan

Metode Pengumpulan Data

Manakala menurut sumber lain, pemerhatian ialah teknik atau cara mengumpul data dengan membuat pemerhatian terhadap aktiviti yang sedang dijalankan. Temu bual adalah salah satu kaedah pengumpulan data yang paling biasa digunakan dalam penyelidikan sosial. Kaedah ini digunakan apabila subjek (responden) dan penyelidik berhadapan secara langsung dalam proses mendapatkan maklumat untuk keperluan data primer.

Wawancara merupakan proses penting dalam melakukan penelitian, khususnya dalam penelitian informasi kualitatif. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan sejarah yang dikumpulkan dalam arsip terbitan maupun tidak terbitan (data dokumenter). Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan dengan benar oleh pengumpul data primer atau pihak lain.

Data sekunder yang digunakan dalam skripsi ini berasal dari berbagai sumber instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, jurnal penelitian dan artikel-artikel yang diperlukan dan berkaitan dengan penelitian ini (Wardaya n.d.).

Prosedur Kerja

Analisis Data

Bak yang telah disiapkan berfungsi untuk mempercepat pematangan gonad pada induk ikan komet dan memudahkan pemantauan. Akuarium kaca berbentuk balok berukuran 60 x 40 x 40 cm digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan komet. Pada saat beternak kawanan komet yang sedang berkembang biak, frekuensi pemberian pakan diberikan dua kali sehari pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB dengan dosis 2-3%.

Penyelenggaraan budidaya ikan komet di BPBAT Tatelu yang dimulai dari penangkaran stok, seleksi stok penangkaran, pemijahan dan pemberian pakan, dibimbing oleh Bapak Michael Tahalea S.Pi. Penerapan pengelolaan budidaya ikan komet meliputi beberapa proses yaitu pemeliharaan induk, penyiapan wadah pemijahan, pemilihan induk, penimbangan induk, pemijahan, penetasan telur, pengelolaan kualitas air dan pemberian pakan. Penangkaran ikan komet di BPBAT Tatelu dilakukan di dalam tangki semen berbentuk persegi panjang berukuran 2,0 x 1,0 x 0,8 meter dengan ketinggian air 80 cm.

Pakan yang diberikan untuk pemeliharaan induk ikan komet adalah pelet apung berdiameter 1 mm dengan kandungan protein >28%. Selain itu, induk ikan komet yang siap memijah dapat ditandai dengan perilaku kedua induknya. Pada budidaya ikan komet frekuensi pemberian pakan diberikan dua kali sehari pada pukul 08.00 dan 16.00 WITA dengan dosis 2-3%.

Penerapan pengelolaan reproduksi ikan komet meliputi beberapa proses yaitu pemeliharaan induk, penyiapan wadah induk, pemilihan induk, penimbangan induk, pemijahan, pengelolaan kualitas air, dan pemberian pakan. Kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan pengelolaan reproduksi ikan komet, sedangkan di BBPAT Tatelu hanya kegiatan telur saja yang tercapai karena pemijahan yang dilakukan oleh induk ikan komet belum berhasil.

Lokasi BPBAT Tatelu

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu terletak di Jalan Pinilih, Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara. Luas kawasan Balai Budidaya Air Tawar Tatelu ±12,2 Ha, dengan ketinggian 328 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Sejarah Singkat

Visi dan misi

Tujuan

Letak Geografis

Sedangkan di sebelah timur dengan luas 5,5 hektar terdapat sungai sebagai sumber air kolam yang berasal dari mata air pegunungan dari Gunung Klabat. Pada bagian hulu ditampung oleh check dam atau bendungan dengan ukuran panjang 25 meter dan lebar 6 meter. Debit air yang masuk dari bendungan pada musim hujan mencapai 80 liter/detik, kemudian dialirkan ke reservoir dan kemudian dialirkan kembali ke kolam melalui saluran yang terbuat dari dinding.

Strukur Organisasi

Tugas Pokok dan Fungsi

Kepala BBPAT Tatelu mempunyai tugas melaksanakan uji teknis penerapan, kerja sama, produksi, uji laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, serta bimbingan teknis budidaya perikanan air tawar. 06/PERMEN-KP/2014, Pasal 52 ayat 1 huruf c mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi laporan keuangan. 06/PERMEN-KP/2014, pasal 52 ayat (1) Ayat (a) mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji penerapan teknis, standardisasi, sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, dan publikasi budidaya air tawar.

Kelompok jabatan fungsional di lingkungan BBPAT Tatelu bertugas melaksanakan Kegiatan, Rekayasa, Pengujian, Penerapan dan Pembinaan, penerapan standar/sertifikasi penaburan dan budidaya, penyuluhan dan kegiatan lain sesuai dengan tugasnya.

Sumber air

Sarana dan Prasarana

Calon induk ikan komet yang akan dipijahkan terlebih dahulu dipelihara dengan menyediakan tempat khusus yaitu tangki pemeliharaan berukuran 2,0 x 1,0 x 0,8 meter. Tangki pemeliharaan induk ikan komet di BBPAT Tatelu dibagi menjadi dua yaitu tangki untuk indukan jantan dan tangki untuk indukan betina, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perkawinan mandiri karena indukan betina mudah terangsang dengan bau sperma induk jantan yang tidak sengaja keluar. . Tangki yang disiapkan untuk beternak ikan komet stik roti ini menggunakan sistem air mengalir yang dilengkapi dengan saluran masuk air dan saluran keluar air terpisah.

Pakan yang diberikan untuk budidaya ikan komet mempunyai kadar protein minimal 32%, kadar lemak minimal 5%, kadar serat maksimal 8%, kadar abu maksimal 13% dan kadar air maksimal 12%. Pematangan gonad atau pengelolaan induk bertujuan untuk menghasilkan benih ikan komet yang mempunyai produktivitas dan mutu yang tinggi, sehingga benih yang dihasilkan merupakan benih yang berkualitas. Induk ikan komet yang sudah matang gonadnya mempunyai ciri-ciri yang hampir sama dengan induk ikan komet jantan, yaitu pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat kecil yang menonjol jika disentuh dan terasa kasar. Jika induknya dipijat lembut ke arah lubang kelamin, maka akan mengeluarkan warna putih. cairan.

Dalam kegiatan penangkaran, induk ikan komet yang digunakan memiliki perbandingan 3:1, dimana 3 induk ikan komet jantan berumur 3 tahun memiliki berat rata-rata 113,33 g dan 1 induk ikan komet betina berumur 3 tahun memiliki berat rata-rata 350 g. Dalam pemijahan yang dilakukan pada praktik ini, induk ikan komet jantan dan betina tidak berhasil memijah karena beberapa faktor, salah satunya karena induk ikan komet betina yang digunakan dalam kegiatan pemijahan belum matang gonadnya. Suhu pada saat aktivitas telur ikan komet menunjukkan hasil sebesar 26,3℃, dimana hasil pengukuran menurut SNI 2015 Produksi Ikan Komet Hias masih sesuai dengan syarat proses produksi ikan komet (larva telur), yaitu 26 -28℃.

DO pada kegiatan pemijahan ikan komet menunjukkan hasil sebesar 6,0 mg/l, dimana hasil pengukuran menurut SNI produksi ikan hias tahun 1999 masih sesuai dengan persyaratan proses produksi ikan komet (pemijahan larva) yaitu min. 5mg/l. Ikan komet termasuk jenis ikan yang dianggap rakus karena ikan ini bisa memakan apa saja, seperti jentik nyamuk, roti tawar, bahkan cacing pita.

Perencenaan Pembenihan Ikan Komet

  • Pemeliharaan Induk Ikan Komet
  • Persiapan Wadah Pemijahan
  • Seleksi Induk
  • Penimbangan Induk
  • Pemijahan
  • Pengukuran Kualitas Air
  • Pemberian Pakan

Sebelum akuarium digunakan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan air bersih, kemudian dibilas kembali dengan air bersih, setelah itu airnya dibuang. Tahap awal pemilihan induk adalah dengan mengurangi jumlah air di dalam tangki. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam menangkap ikan untuk diseleksi. Penimbangan indukan dilakukan setelah indukan diseleksi dan ditempatkan pada ember berisi air secara terpisah, kemudian diangkat dan dibawa ke laboratorium untuk ditimbang dan diukur panjang indukan jantan dan betina.

Pada saat penimbangan, ikan ditempatkan pada wadah yang berisi air agar ikan tetap mendapat oksigen. Teknik pemijahan yang dilakukan di BBPAT Tatel adalah pemijahan alami, yaitu dengan menempatkan induk jantan dan betina dalam satu akuarium berukuran 60 x 40 x 40. Induk betina akan mengeluarkan telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma secara bersamaan.

Perorganisasian Pembenihan Ikan Komet

Pelaksanaan Pembenihan Ikan Komet

  • Pemeliharaan induk ikan komet
  • Persiapan Wadah Pemijahan
  • Seleksi Induk
  • Penimbangan Induk
  • Pemijahan
  • Pengukuran Kualitas Air
  • Pemberian Pakan

Kegiatan pemeliharaan induk dilakukan secara terpisah antara induk jantan dan betina dengan tujuan untuk mencegah pemijahan spontan dan memudahkan pemilihan induk yang sudah matang gonad. Untuk mempercepat proses pemijahan sebaiknya wadah pemijahan ditempatkan pada lingkungan yang sesuai dengan kondisi dan tempat pemijahan harus tenang dan bebas gangguan karena akan menyulitkan ikan komet untuk memijah. Perilaku yang ditunjukkan adalah saling berkejaran dimana induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina.

Dari kegiatan penimbangan dan pengukuran panjang induk ikan komet diperoleh hasil berat badan 3 induk jantan dengan nilai rata-rata 113,33 gram dengan rata-rata standar panjang 13,93 cm, sedangkan untuk 1 induk betina berat badan 350 gram. . dengan panjang standar 22,2 cm. Sebelum induk dikawinkan keesokan harinya, induk dipuasakan terlebih dahulu dengan tidak memberi pakan pada sore hari, tujuannya agar pada saat seleksi induk betina dapat dipastikan bahwa induk betina benar-benar sudah matang gonadnya dan tidak kembung bukan karena dari setelah makan, dan bagi induk jantan pada saat pengupasan yang keluar adalah sperma, bukan feses. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hari hingga dini hari biasanya antara jam WITA, jika induk pada hari itu ditempatkan pada wadah pemijahan maka keesokan harinya akan ada telur yang menempel pada substrat.

Dalam pemijahan ikan komet, selain memperhatikan kondisi lingkungan dan cara pemijahan yang baik dan benar, kita juga harus memperhatikan kualitas air yang cocok untuk pemijahan ikan komet, agar pemijahan dapat dilakukan tanpa kendala.

Gambar 5. Bak pemeliharaan induk ikan komet Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 5. Bak pemeliharaan induk ikan komet Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pengawasan Pembenihan Ikan Komet

Kegiatan pembenihan ikan komet alami di BBPAT Tatelu belum berhasil oleh karena itu bagi mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan pembenihan ikan komet disarankan untuk mencoba teknik pemijahan semi buatan dan buatan apabila teknik pemijahan ikan komet alami belum berhasil.

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait