• Tidak ada hasil yang ditemukan

pakan sebanyak 2-3%. Pematangan gonad atau pengelolaan induk bertujuan untuk menghasilkan benih ikan komet yang mempunyai produktivitas dan kualitas tinggi sehingga benih yang dihasilkan merupakan benih yang berkualitas.

Kegiatan pemeliharaan induk dilakukan secara terpisah antara induk jantan dan betina yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pemijahan spontan dan lebih memudahkan pada seleksi induk matang gonad.

Gambar 5. Bak pemeliharaan induk ikan komet Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.3.2 Persiapan Wadah Pemijahan

Dalam kegiatan pemijahan ikan komet wadah yang digunakan adalah aquarium kaca berbentuk balok dengan ukuran 60 x 40 x 40 cm. Sebelum aquarium digunakan, harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air bersih, kemudian dibilas kembali dengan air bersih, setelahnya air tersebut dikeluarkan dengan cara disipon menggunakan selang. setelah aquarium dibersihkan, dikeringkan selama 1 hari sebelum digunakan. Langkah ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri yang masih menempel pada aquarium.

Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi, telur yang dikeluarkan oleh induk diletakan pada substrat sehingga dalam kegiatan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat

sebagai tempat menempelnya telur. Subtrat yang digunakan pada pemijahan merupakan serat-serat tali rapia yang diberi batu sebagai pemberat dengan jumlah 4 buah dengan panjang ± 20 cm.

Wadah pemijahan ikan komet harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebiasaan hidup ikan komet. Untuk mempercepat proes pemijahan, wadah pemijahan harus diletakan pada lingkungan yang sesuai dengan kondisi dan kawasan pemijahan harus tenang dan tidak ada keributan karena ikan komet akan sulit untuk memijah. Setelah aquarium siap, aquarium diisi dengan air bersih dengan ketinggian air 30-40 cm serta 2 buah aerasi untuk suplai oksigen.

Gambar 6. Persiapan wadah pemijahan ikan komet Sumber : Dokumentasi pribadi

5.3.3 Seleksi Induk

Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan. Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad. Induk ikan komet yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri seperti pada induk jantan yaitu pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat kecil menonjol jika diraba terasa kasar, induk jika diurut pelan kearah lubang genital akan mengeluarkan cairan berwarna putih,

sedangkan pada induk betina pada sirip dada terasa halus jika diraba, jika diurut keluar telur berwanra kuning bening, perut terasa lembek dan lubang genital kemerah-merahan.

Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukan adalah saling kejar-mengejar dimana induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina. Adapun perbandingan antara induk jantan dan betina ikan komet yang akan dipijahkan yaitu 3:1 dimana 3 induk jantan dan 1 induk betina.

Gambar 7. Induk Jantan dan Induk Betina Sumber : Dokumentasi pribadi

5.3.4 Penimbangan Induk

Setelah indukan diseleksi diletakan pada ember yang berisi air secara terpisah kemudian diangkat dan dibawa ke laboratorium untuk ditimbang bobot dan mengukur panjang indukan jantan dan betina. Indukan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan duduk dan pengukuran panjangnya menggunakan penggaris. Saat melakukan penimbangan, ikan diletakan di dalam wadah yang terisi air agar ikan masih mendapatkan oksigen.

Dari kegiatan penimbangan bobot dan pengukuran panjang induk ikan komet maka didapatkan hasil yaitu berat 3 ekor induk jantan dengan nilai rata – rata 113.33 gr dengan panjang standar rata – rata 13.93 cm, sedangkan untuk 1 ekor induk betina didapatkan nilat bobot tubuh 350 gr dengan panjang standar 22,2 cm. setelah indukan komet ditimbang dilepas pada wadah pemberokan untuk melakukan tahap pemberokan sebelum kegiatan pemijahan.

Gambar 8. Penimbangan induk ikan komet Sumber : Dokumentasi pribadi

5.3.5 Pemijahan

Sebelum induk dipijahkahkan pada besok hari, induk terlebih dahulu dipuasakan dengan tidak memberi makan pada sore hari, tujuannya pada saat seleksi induk betina bisa dipastikan bahwa induk betina benar-benar matang gonad dan bukan buncit karena pakan, dan untuk induk jantan pada saat melakukan stripping yang keluar cairan spermanya bukan feses. Dalam kegiatan penijahan ikan komet induk yang digunakan memiliki perbandingan 3:1 dimana 3 induk jantan dengan umur 3 tahun yang memiliki bobot rata-rata 113,33 gr, dan 1 induk betina ikan komet dengan umur 3 tahun yang memiliki bobot berat 350 gr.

Setelah induk diseleksi dan ditimbang induk ini kemudian dimasukkan terlebih dahulu pada aquarium pemberokan ± 2 jam sebelum dimasukan pada aquarium pemijahan yang telah dilengkapi serat-serat tali rapia yang berguna sebagai tempat menempelnya telur. Tujuan dari pemberokan ini yaitu untuk mengeluarkan kotoran dari tubuh induk dan menjaga kualitas air pada wadah pemijahan. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari biasanya antara Jam 23:00 – 05:00 Wita, jika induk dimasukan kedalam wadah pemijahan hari itu maka besok harinya sudah ada telur yang menempel pada subsratnya.

Pada pemijahan yang dilakukan pada praktek kali ini induk jantan dan betina ikan komet belum berhasil dipijahkan karena beberapa factor salah satunya yaitu dikarenakan induk betina ikan komet yang digunakan pada kegiatan pemijahan tersebut belum matang gonad. Oleh karena itu, induk ikan komet belum berhasil dipijahkan.

Gambar 9. Pemijahan Ikan Komet Sumber : Dokumentasi pribadi

5.3.6 Pengukuran Kualitas Air

Air merupakan media hidup organisme perairan dan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan kualitasnya agar dapat memberikan daya dukung untuk kehidupan organisme di dalamnya (M.Husnan, Rusliadi 2014).

Pada pemijahan ikan komet selain memperhatikan kondisi lingkungan dan cara pemijahan yang baik dan benar kita juga harus memperhatikan kualitas air yang sesuai untuk pemijahan ikan komet agar pemijahan bisa dilakukan dengan lancar.

Pengukuran kualitas air yang dilakukan selama praktek kerja lapangan di BPBAT yaitu pH (Derajat Keasaman), suhu, dan oksigen terlarut (DO) selama proses pemijahan ikan komet (C. auratus auratus). Dimana proses pengukuran pH, suhu, dan DO dilakukan 1 kali.

1. Suhu

Suhu pada kegiatan pemijahan ikan komet menunjukan hasil 26.3 ℃ dimana hasil pengukuran tersebut menurut SNI Produksi Ikan Hias Komet tahun 2015 masih sesuai dengan persyaratan proses produksi ikan komet (pemijahan- larva) yaitu 26-28℃.

2. pH (Derajat Keasaman)

Derajat keasaman (pH) sangat berpengaruh tehadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan, pada pH rendah (asam, pH <5) dan pH tinggi (basa >

11) dapat menimbulkan kematian ikan dan tidak terjadi reproduksi. pH pada kegiatan pemijahan ikan komet menunjukan hasil 7.19 dimana hasil pengukuran

tersebut menurut SNI Produksi Ikan Hias tahun 1999 masih sesuai dengan persyaratan proses produksi ikan komet (pemijahan-larva) yaitu 6.5 – 8.5.

3. Oksigen Terlarut (DO)

DO pada kegiatan pemijahan ikan komet menunjukan hasil 6.0 mg/l dimana hasil pengukuran tersebut menurut SNI Produksi Ikan Hias tahun 1999 masih sesuai dengan persyaratan proses produksi ikan komet (pemijahan-larva) yaitu min 5 mg/l.

Gambar 10. Pengukuran Kualitas Air Sumber : Dokumentasi Pribadi 5.3.7 Pemberian Pakan

Ikan komet merupakan jenis ikan yang terbilang rakus karena ikan ini bisa memakan apapun seperti jentik nyamuk, roti tawar hingga cacing pita. Tetapi, untuk lebih mudanya dalam proses budidaya maupun pembenihan cukup diberikan pellet ikan yang biasa dijual ditoko-toko ikan hias. Dalam pemeliharaan induk ikan komet frekuensi pemberian pakan diberikan 2 kali sehari itu pada jam 08:00 dan 16:00 Wita dengan dosis 2-3%.

Pemberian pakan dilakukan dengan cara menyebarkan menggunakan sendok makan. Pakan yang diberikan untuk pemeliharaan induk jantan ikan komet

yaitu 44.2 gr dan induk betina ikan komet yaitu 67.0 gr untuk pemberian 1 hari, untuk setiap pemberian yaitu untuk induk jantan 22, 1 gr dan untuk induk betgina 33,5 gr atau sama dengan 4 sendok makan untuk induk jantan dan 5 sendok makan untuk induk betina untuk 1 kali pemberian pakan. Pakan yang diberikan untuk pemeliharaan induk ikan komet itu memiliki kandungan protein min 32%, lemak min 5%, serat maks 8%, abu maks 13% dan kadar air maks 12%.

Pakan yang diberikan pada indukan berbeda dengan pakan yang diberikan pada benih atau larva dimana pakan yang diberikan pada indukan berupa pakan pellet butiran yang berdiameter 1 mm sedangkan untuk pakan benih itu diberikan pakan tepung, ini dikarenakan pakan yang harus diberikan baik indukan maunpun benih harus mengikuti bukaan mulut ikan sehingga cepat untuk dicerna.

Sama halnya dengan kandungan pakan yang diberikan pada ikan hias berbeda dengan kandungan pakan yang diberikan pada ikan konsumsi karena dibandingkan kandungan pakan ikan konsumsi lebih besar dengan kandungan pakan ikan hias, ini disebabkan karena ikan konsumsi lebih membutuhkan kandungan pakan yang tinggi atau banyak untuk mempercepat pertumbuhan ikan.

Gambar 11. Pemberian Pakan Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dokumen terkait