Sedangkan informan yang dipastikan dalam penelitian ini adalah pegawai dinas angkutan, polisi dan pengguna jalan setempat di Kota Makassar. Sedangkan informan yang dipastikan dalam penelitian ini adalah pegawai dinas angkutan, polisi dan pengguna jalan setempat di Kota Makassar.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Fungsi Perencanaan (Planning)
- Fungsi Pengorganisasian(Organising)
- Fungsi Pengarahan( Actuating )
- Fungsi Pengendalian (Controlling)
Manajemen adalah suatu proses tingkatan kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dengan memadukan penggunaan ilmu pengetahuan dan seni untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi.
Manajeman Transportasi
- Transportasi Jalan Raya
- Sarana/Moda
- Perlengkap Jalan
- Tingkat Kelayakan/Pelayanan Jalan Raya
- Kapasitas Lalu-lintas
- Volume lalu lintas
- Rekayasa Manajemen Lalu Lintas
Marka jalan adalah rambu-rambu yang dipermukaan dan tepian jalan, terdiri dari garis-garis memanjang (longitudinal) dan melintang, meliputi lambang, huruf, angka, atau rambu-rambu lainnya, kecuali rambu dan lampu lalu lintas. Marka memanjang atau membujur adalah marka yang terdiri atas garis memanjang searah lalu lintas yang berbentuk garis padat (solid) dan garis putus-putus. Marka silang berupa garis-garis yang melintasi atau memotong satu atau lebih lajur lalu lintas, yang dapat berbentuk garis padat dan/atau putus-putus.
Fungsi utama rambu-rambu jalan adalah: (1) untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas, (2) untuk menghindari atau mengurangi kemacetan, (3) untuk menunjukkan arah, (4) untuk mendukung pola kebijakan untuk mengendalikan (sirkulasi) arus lalu lintas. Pembangkitan lalu lintas adalah jumlah lalu lintas yang dihasilkan oleh suatu area atau area per satuan waktu. Pemasangan dan perbaikan sistem lampu lalu lintas secara terisolasi dengan tujuan mengikuti fluktuasi lalu lintas yang berbeda dalam 1 jam, 1 hari, 1 minggu.
Selain itu juga dilakukan secara terkoordinasi yakni dengan pengendalian seluruh lampu lalu lintas secara terpusat. Prioritasnya adalah pada kemungkinan membatasi kebutuhan transportasi melalui berbagai cara yang dikenal dengan pembatasan lalu lintas. Penggunaan tempat parkir yang tidak tepat cenderung menjadi penyebab kemacetan karena antrian kendaraan yang menunggu ruang kosong justru menghambat pergerakan lalu lintas.
Kemacetan Lalu Lintas
Pemerintah bertujuan mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, tenteram, cepat, tenang, tertib dan tertib, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Komponen lalu lintas sendiri terdiri dari manusia, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan untuk dikendarai oleh pengemudi yang mengikuti peraturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi syarat. . Komponen lalu lintas ada tiga, yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kesesuaian untuk dikendarai oleh pengemudi sesuai dengan peraturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang lalu lintas dan angkutan jalan. melalui jalan raya. yang memenuhi persyaratan geometri.
Kendaraan yang digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan beban sehingga memerlukan ruang lalu lintas yang cukup untuk bermanuver dalam lalu lintas. Jalan tersebut direncanakan mampu mengalirkan lalu lintas dengan lancar dan mampu menopang beban gandar kendaraan serta aman sehingga angka kecelakaan di jalan berkurang. Maksud dari tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah agar jalan dan persimpangan dapat menampung lalu lintas, dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan.
Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi: mengatur sirkulasi lalu lintas, menentukan kecepatan minimum dan maksimum, melarang atau memerintahkan penggunaan jalan bagi pengguna jalan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas kebijakan tersebut dalam mendukung pencapaian tingkat layanan yang telah ditetapkan. Pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan lalu lintas.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemacetan Lalu Lintas
Dampak Kemacetan Lalu Lintas
Kerangka Pikir
Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian
Yakni, pemasangan dan perbaikan rambu-rambu jalan dan lampu lalu lintas agar pengoperasian kendaraan lebih tertib dan lancar. Rekayasa manajemen lalu lintas merupakan suatu usaha yang meliputi perancangan, pengadaan, pemasangan, penataan dan pemeliharaan sarana perlengkapan jalan yang mengalami kemacetan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan pengguna jaringan jalan dan lalu lintas guna menjamin keselamatan dan ketertiban khususnya kelancaran arus lalu lintas di lalu lintas umum mengatur lalu lintas dengan menerapkan kebijakan parkir dan sistem lampu lalu lintas. Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Makassar sebagai salah satu unsur pemerintahan di Kota Makassar yang secara fungsional bertanggung jawab dalam mewujudkan sistem pengendalian kemacetan lalu lintas.
Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada Dinas Perhubungan Kota Makassar, salah satu unsur pemerintah di wilayah Makassar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan manajemen dalam pengendalian kemacetan lalu lintas. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada efektivitas, waktu dan kemudahan dalam mengumpulkan berbagai informasi dan data yang dibutuhkan peneliti. Tujuan penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta, ciri-ciri dan hubungan antara fenomena yang diteliti, khususnya sejauh mana manajemen telah diterapkan dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Dinas Perhubungan Kota Makassar. .
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis fenomenologis, yaitu harus memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti berdasarkan pengalaman para informan.
Sumber Data
Informan Penelitian
Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan melakukan observasi langsung terhadap penerapan Manajemen Transportasi dalam Pengendalian Kemacetan di Kota Makassar. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi tahapan implementasi manajemen transportasi dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Dinas Perhubungan Kota Makassar dengan mengumpulkan data pegawai, dokumen dan data kemacetan lalu lintas di Kota Makassar.
Teknik Analisis Data
Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan bagian dari rangkaian lengkap kegiatan penelitian dan dapat dilakukan selama penelitian berlangsung, verifikasi ini dapat dilakukan sesingkat-singkatnya. Kemudian, pemikiran yang terlintas di benak peneliti selama ini adalah menulis dan merevisi catatan lapangan yang membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak. Analisis data dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif yang menitikberatkan pada penelitian deskriptif pada data yang bersumber dari wawancara dan observasi.
Berdasarkan keabsahan data yang diperoleh, dilakukan pengecekan dan verifikasi sesuai kebutuhan penelitian. Untuk memeriksa keabsahan data, dilakukan triangulasi dengan menggunakan sesuatu selain data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding dengan data tersebut. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan memeriksa derajat keandalan informasi yang diperoleh dari waktu dan instrumen yang berbeda dalam metode kualitatif.
Keabsahan Data
- Profil Wilayah Kota Makassar
- Keadaan Pegawai
- Tugas pokok dan fungsi dinas perhubungan kota makassar
- Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Makassar
Kota Makassar merupakan salah satu daerah otonom dari 32 kabupaten dan kota di provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan bagian dari ibu kota provinsi dan merupakan pusat pengembangan, pelayanan, pendistribusian dan penimbunan barang dan jasa. Sebaran kecamatan dan wilayah kelurahan di Kota Makassar dapat dilihat lebih jelas pada tabel.
Stafnya berjumlah total 157 orang yang terbagi dalam beberapa wilayah kerja atau wilayah kerja di Dinas Perhubungan Kota Makassar. Berdasarkan uraian pada Tabel 1.3 di atas terlihat bahwa jumlah pegawai di Dinas Angkutan Kota Makassar (DISHUB) mempunyai tingkatan yang berbeda-beda, dari tingkat II, tingkat III, tingkat IV, dan selebihnya tidak mempunyai tingkatan. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa sebagian besar pegawai Dinas Angkutan Kota Makassar (DISHUB) mempunyai jabatan yang berbeda-beda.
Dari uraian pada tabel 1.5 di atas terlihat pegawai dengan tingkat pendidikan Strata 2 (S2) sebanyak 15 orang atau 8,2 persen, dan pegawai dengan tingkat pendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 103 orang atau 57,6 persen. Pegawai yang berpendidikan diploma atau 28,4 persen sebanyak 51 orang dan pendidikan menengah sebanyak 10 orang atau 5,8 persen dari total 179 pegawai Dinas Lalu Lintas Kota Makassar. Melihat hasil uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata usia pegawai yang bekerja di Dinas Transportasi Kota Makassar (DISHUB) adalah 31-40 tahun, jadi jika dilihat tentu saja setiap programnya. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Makassar adalah sebagai berikut: Menuju transportasi perkotaan yang: terpadu, berkelanjutan, berorientasi global, ramah lingkungan, sekaligus.
Kondisi Jalan dan Lokasi Rawan Kemacetan Lalu Lintas Kota Makassar
Manajemen Penanggulangan Kemacetan Lalu Lintas di Dinas Perhubungan Kota Makassar
- Perlengkap Jalan
- Rekayasa dan Manajemen Lalu lintas
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti menemukan berbagai hal dimana angkutan umum di Kota Makassar tidak memberikan solusi terbaik dalam mengatasi kemacetan lalu lintas. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna jalan demi ketertiban dan kecepatan lalu lintas. Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan pemerintah dalam mengendalikan lalu lintas.
Wawancara yang dilakukan oleh Bpk. MH sebagai anggota masyarakat mengenai rambu lalu lintas adalah sebagai berikut. Bila perlu ada sanksi bagi yang melanggar rambu lalu lintas.” (Wawancara pada 2 September 2014). Berdasarkan uraian informan di atas, maka dapat dikatakan bahwa pemasangan rambu lalu lintas berupa rambu/simbol yang digunakan oleh pengguna jalan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di kota Makassar.
Berdasarkan uraian informan di atas dapat dikatakan bahwa sistem pengaturan lampu lalu lintas ini bersifat otomatis bahkan dilengkapi dengan kamera berdasarkan sebaran kepadatan kendaraan di jalan, hal ini dimaksudkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lapangan, kami menemukan hal yang sama, bahwa pengaturan sistem lampu lalu lintas bersifat otomatis dan dilengkapi dengan kamera untuk memantau jumlah kendaraan dan kepadatan kendaraan, hal ini dapat mengatasi kemacetan di kota Makassar. Tidak ada gunanya sistem lampu lalu lintas karena masih banyak lampu lalu lintas yang tidak memberi sinyal.” (Wawancara pada 29 Agustus 2014).
Berdasarkan observasi lapangan, peneliti juga menemukan hal serupa: banyak sistem lampu lalu lintas di Kota Makassar yang mati akibat tegangan listrik yang tidak stabil dan suku cadang yang tidak lengkap. Berdasarkan uraian informan di atas, maka dapat dikatakan bahwa upaya pemerintah dalam mendukung penerapan kebijakan larangan parkir telah mengarah pada sosialisasi dan pemantauan, dengan tujuan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
PENUTUP
Saran
Bagi petugas Dinas Perhubungan Kota Makassar, pengguna jalan yang melakukan pelanggaran lalu lintas dan masalah kemacetan lalu lintas bisa ditindak lebih serius mengingat besarnya jumlah pengguna jalan.