• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER ( Studi Kasus di SMKN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2021/2022 ) Oleh: YASIR 200403012 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER ( Studi Kasus di SMKN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2021/2022 ) Oleh: YASIR 200403012 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

( Studi Kasus di SMKN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2021/2022 )

Oleh:

YASIR 200403012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI MATARAM

2022

(2)

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

( Studi Kasus di SMKN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2021/2022 )

Pembimbing:

Pembimbing I : Dr. H. Alijadid AL Idrus, M.Pd.

Pembimbing II : Dr. H. Nazar Na’ami, M.Si Oleh:

YASIR NIM.200403012

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM 2022

(3)
(4)
(5)

LEMBAR PLAGIARISME

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

( Studi Kasus di SMKN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2021/2022 )

(6)

Oleh:

YASIR NIM. 200403012

ABSTRAK

Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian berlangsung selama hampir enam bulan dengan melibatkan Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, waka humas, guru, siswa dan orang tua siswa. analisis data kualitatif model alir (flow model) yang dikembangkan oleh Milles dan huberman yang teridiri dari tiga tahapan Reduksi dataPenyajian dataPenarikan dan pengajuan simpulan.Pengecekan keabsahan data melalui uji credibility dan dependability.

Hasil penelitian bahwa perencanaan pendidikan karakter dilakukan di awal tahun ajaran baru. Kepala sekolah berkoordinasi dengan bidang kurikulum, kesiswaan dan guru untuk merencanakan draf format pendidikan karakter yang akan berlaku di SMK Negeri 2 Kuripan.

Perencanaan tersebut menghasilkan aturan dan tata tertib sekolah serta pedoman karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran yang dituangkan dalam silabus dan RPP. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan, dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti upacara bendera, pendisiplinan, menerapkan kebersihan, pelaksanaan shalat berjama’ah, mengintegrasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran dan juga melalui keteladanan. Faktor pendukung pendidikan karakter di SMK negeri 2 Kuripan adalah guru selalu berusaha memberikan contoh yang baik, memberikan nasihat dan bimbingan dan menerapkan pendidikan karakter serta adanya dukungan dari orang tua dan masyarakat. Kendala pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan adalah adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa guru kurang memahami karakter siswa yang berbeda-beda dan kesulitan menyusun RPP terkait karakter yang ingin diterapkan. Sedangkan faktor eksternal dari lingkungan keluarga dan masyarakat.

Kata Kunci :Manajemen Strategik, Pembinaan Prestasi MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

( Studi Kasus di SMKN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2021/2022 )

(7)

ABSTRACT

The impact of globalization that is happening at this time has brought Indonesian people to forget about national character education. In fact, character education is a very important national foundation and needs to be instilled in children from an early age.

This study uses a qualitative approach. Data collection procedures were carried out through interviews, observation and documentation. The research lasted for almost six months involving the Principal, Deputy Head of Curriculum, Deputy Head of Student Affairs, Deputy Head of Public Relations, teachers, students and parents of students. analysis of qualitative data flow model (flow model) developed by Milles and Huberman which consists of three stages of data reduction Data presentation Withdrawal and submission of conclusions. Checking the validity of the data through credibility and dependability tests.

The result of the research is that character education planning is carried out at the beginning of the new school year. The school principal coordinates with the curriculum, student and teacher fields to plan a draft character education format that will apply at SMK Negeri 2 Kuripan. The planning produces school rules and regulations as well as character guidelines that are integrated into learning as outlined in the syllabus and lesson plans. The implementation of character education at SMK Negeri 2 Kuripan is carried out through several activities such as flag ceremonies, discipline, implementing cleanliness, implementing congregational prayers, integrating character education in subjects and also through example.

Supporting factors for character education at SMK Negeri 2 Kuripan are teachers always try to set a good example, provide advice and guidance and implement character education as well as support from parents and the community. The obstacle to character education at SMK Negeri 2 Kuripan is the presence of internal and external factors. Internal factors in the form of teachers do not understand the character of different students and the difficulty of preparing lesson plans related to the character to be applied.

While external factors from the family and community environment.

Keywords: Strategic Management, Achievement Development

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

( Studi Kasus di SMKN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2021/2022 )

(8)

ةرصتخم ةذبن

نايسن ىلإ يسينودنلإ بعشلإ تقولإ إذه يف ثدحي يذلإ ةملوعلإ ريثأت عفد دقل ةياغلل ةمهم ةينطو ةسسؤم ةيصخشلإ ميلعت دعي ، عقإولإ يف .ةينطولإ ةيصخشلإ ميلعت ةركبم نس ذنم لافطلإ يف اهسرغ بجيو.

للا نم تانايبلإ عمج تإءإرجإ ذيفنت مت .ايعون اجهن ةسإردلإ هذه مدختست ريدملإ ةكراشمب اببيرقت رهشأ ةتس ةدمل ثحبلإ رمتسإ .قيثوتلإو ةظحلملإو تلباقملإ ةماعلإ تاقلعلإ سيئر بئانو بلالإ نوؤش سيئر بئانو جهانملإ سيئر بئانو ةيعونلإ تانايبلإ قفدت جذومن ليلحت .بلالإ رومأ ءايلوأو بلالإو نيملعملإو هروط يذلإ (قفدتلإ جذومن) Milles and Huberman ثلث نم نوكتي يذلإو ةحص نم ققحتلإ ، تاجاتنتسلإ ميدقتو بحسو تانايبلإ ضرع تانايبلإ ليلقتل لحإرم ةيدامتعلإو ةيقإدصملإ تإرابتاإ للا نم تانايبلإ.

.ديدجلإ يسإردلإ ماعلإ ةيإدب يف متي ةيصخشلإ ميلعت طياخت نأ ثحبلإ ةجيتن قيسنت ةدوسم طياختل نيملعملإو بلالإ تلاجمو جهانملإ عم ةسردملإ ريدم قسني يف هقيبات متيس يذلإ ةيصخشلإ ميلعت SMK Negeri 2 Kuripan. نع جتني اهجمد متي يتلإ ةيصخشلإ تإداشرإ ىلإ ةفاضلاب ةيسردملإ حئإوللإو دعإوقلإ طياختلإ ميلعت ذيفنت متي .سوردلإ طااو يسإردلإ جهنملإ يف حضوم وه امك ملعتلإ يف يف ةيصخشلإ SMK Negeri 2 Kuripan لثم ةاشنلإ نم ديدعلإ للا نم ميلعت جمدو ، ةعامجلإ ةلص ذيفنتو ، ةفاظنلإ ذيفنتو ، طابضنلإو ، ملعلإ تلافتحإ ةيصخشلإ ميلعتل ةمعإدلإ لمإوعلإ .ةودقلإ للا نم ابضيأو تاعوضوملإ يف ةيصخشلإ يف SMK Negeri 2 Kuripan ةودق إونوكي نأ ابمئإد نولواحي نيسردملإ نأ يه نم معدلإ ىلإ ةفاضلاب ةيصخشلإ ميلعت نوذفنيو هيجوتلإو ةروشملإ نومدقيو ، ةنسح يف ةيصخشلإ ميلعت مامأ ةبقعلإ لثمتت .عمتجملإو ءابلإ SMK Negeri 2 Kuripan ةعيبط مهفت ل نيملعملإ لكش يف ةيلاإدلإ لمإوعلإ .ةيجرااو ةيلاإد لمإوع دوجو يف .اهقيبات دإرملإ ةيصخشلاب ةقلعتملإ سوردلإ طاا دإدعإ ةبوعصو نيفلتخملإ بلالإ عمتجملإو ةرسلإ ةئيب نم ةيجراخلإ لمإوعلإ امنيب.

زاجنلإ ريوات ، ةيجيتإرتسلإ ةرإدلإ :ةيحاتفملإ تاملكلإ

(9)

MOTTO

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika

kamu beriman.”

(10)

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya dedikasikan untuk orang-orang yang sangat saya sayangi, istri dan anak-anakku.Terkadang, ketika saya kehilangan kepercayaan diri, kalian hadir untuk memberikan kepercayaan pada saya. Terkadang, ketika semuanya salah, kalian tampak dekat dan memperbaiki semuanya.

(11)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:

1. Dr.

H. S. Ali Jadid Al Idrus, M.Pd, sebagai Pembimbing I dan Dr. H. Nazar Na’ami, M.Si, sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan tesis ini lebih matang dan selesai.

2. Dr.

Muhammad Thohri,M.Pd, sebagai ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam

3. Dr.

Yudin citriadin. M. Pd, sebagai Sekprodi Manajemen Pendidikan Islam

4. Pr

of. Dr. H. Fahrurrozi, MA, selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram

5. Pr

of. Dr. H. Masnun, selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

6. Ke

pada semua dosen pasca UIN Mataram

Mataram, 2022

Penulis,

Yasir

NIM.200403012

(12)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan Pascasarjana UIN Mataram merujukLibrary of Congress Romanization of Arabicsebagai berikut :

KONSONAN

Transliterasi Konsonan

Tunggal Aw al

Teng

ah Ak

tidak hir

dilambangkan

إ اـ

b

ب

ـب ـبـ

بـ

t

ت

ـت ـتـ

تـ

th

ث

ـث ـثـ

ثـ

j

ج ـج ـجـ جـ

h}

ح ـح ـحـ حـ

kh

خ ـا ـخـ خـ

d

د ـ

د

dh

ذ ـ

ذ

r

ر ـ

ر

z

ز ـ

ز

(13)

s

س

ـس

ـسـ سـ

sh

ش

ـش

ـشـ شـ

s}

ص ـص صـ

ـ صـ

d}

ض ـض ضـ

ـ ضـ

t}

ط ـط اـ

ـ طـ

z}

ظ ـظ ظـ

ـ ظـ

ع ـع ـعـ عـ

gh

غ ـغ ـغـ غـ

f

ف

ـف ـفـ

فـ

q

ق

ـق

ـقـ قـ

k

ك ـك

ك ـ

ـ ـ

ك

l

ل

ـل

ـل

ـ

ـ

ل

m

م ـم

م ـ

ـ مـ

n

ن

ـن

نـ

ـ

ـ

ن

h

، ة

ه ـه ـ

ه ةـ،هـ

(14)

ـ

w

و ـ

و

Y

ي

ـي

ـي

ـ

يـ

Vokal dan Diftong

i>

=

َ

ي

a> =

َ

إ

a =

َ

aw

و

= á u

ى

= =

ay =

َ

يي

u> =

َ

و

i =

َ

DAFTAR ISI

KOVER LUAR ... i

LEMBAR LOGO ... ii

KOVER DALAM ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN PENGUJI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ... vii

ABSTRAK (Indonesia, Arab, dan Inggris) ... viii

MOTTO ... xi

PERSEMBAHAN ...xii

KATA PENGANTAR ... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ...xiv

DAFTAR ISI ...xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

(15)

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...5

1. Tujuan Penelitian ...5

2. Manfaat Penelitian ...6

D. Ruang Lingkup danSettingPenelitian ...6

1. Ruang Lingkup penelitian ...6

2. Lokasi Penelitian... 6

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...7

F. Kerangka Teori...9

1. Manajemen Pendidikan Karakter ...9

2. Pendidikan Karakter ...17

G. Metode Penelitian ...27

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...27

2. Kehadiran Peneliti. ...29

3. Lokasi Penelitian ...29

4. Data dan Sumber Data ...30

5. Teknik pengumpulan data ...33

6. Teknik Analisis Data ...36

7. Pengecekan Keabsahan Data ...38

H. Sistematika Pembahasan ...39

BAB II : PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK NEGERI 2 KURIPAN ...41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...41

1. Profil Sekolah...41

2. Daftar Nama-Nama Guru di SMK Negeri 2 Kuripan ...42

3. Daftar Nama PTK di SMK Negeri 2 Kuripan ...43

4. Kompetensi Keahlian SMK Negeri 2 Kuripan ...44

B. Paparan Data...44

C. Pembahasan ... 51

BAB III : PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK NEGERI 2 KURIPAN ...56

A. Paparan Data ...56

B. Pembahasan ...67

BAB IV: FAKTOR PENDUKUNG PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK NEGERI 2 KURIPAN ...70

A. Paparan Data ...70

B. Pembahasan ... 73

BAB V : KENDALA PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK NEGERI 2 KURIPAN ...75

A. Paparan Data ...75

B. Pembahasan ...79

(16)

BAB VII : PENUTUP

A. Simpulan ...81

B. Saran...82

DAFTAR PUSTAKA ...83

LAMPIRAN ... 87

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 90

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah

Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama menjadi roh dan semangat dalam praktis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, kebijakan pendidikan memang diarahkan pada pembentukan karakter, sebagaimana digagas oleh para pendiri bangsa. Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal, seperti Ki Hajar Dewantara, Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Moh Natsir, dll. Telah mencoba menerapkan semangat pendidikan

(17)

karakter sebagai bentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi yang mereka alami.1

UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 mengatakan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab pasal 3.2

Berdasarkan undang-undang di atas, tujuan pendidikan yang utama adalah menjadikan siswa pribadi yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki kepribadian yang utuh. Pribadi yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama, menjadi tujuan utama pendidikan di Indonesia karena bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama, terlihat dari sila pertama dalam pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pendidikan karakter merupakan upaya membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun bathin menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan formal, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari.3

Pendidikan karakter bukan sekedar lahir karena cita- cita dan

1 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana, 2007), 44.

2Koesoema,Pendidikan Karakter Strategi, 4

3E. Mulyasa,Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 3

(18)

undang-undang, akan tetapi karena perubahan zaman sehingga tata nilai pun berubah. Hal ini terlihat dari adanya tindakan menyimpang, tidak sesuai dengan norma dan nilai yang ada. Selain itu, pola hidup konsumeristis dan hedonistis juga menjadi indikator kemerosotan moral dan kualitas karakter.

Pendidikan karakter berusaha menanamkan berbagai kebiasaan baik kepada siswa agar bersikap dan bertindak sesuai nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Terdapat delapan belas nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter yang terdiri dari religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cintai damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.4

Masing-masing sekolah bebas memprioritaskan nilai mana yang akan dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan lingkungan sekitar, religius dan disiplin merupakan salah satu nilai karakter yang ada dalam pendidikan karakter, religius berkenaan dengan prilaku dan sikap yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut serta toleransi terhadap pemeluk agama lain dan hidup rukun sedangkan disipin adalah tindakan atau prilaku tertib dan patuh terhadap ketentuan dan peraturan.

Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat

4Kemendiknas,Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kemendiknas, 2011), 8.

(19)

indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Dari berbagai peristiwa yang telah terjadi, mulai dari seorang murid yang melaporkan guru ke polisi karena ditegur guru, remaja sekolah menengah bertindak di luar norma di sosial media hingga pembunuhan oleh siswa sekolah menengah terhadap temannya.

Fenomena yang terjadi membuat kita tersadar akan pentingnya penanaman pendidikan karakter sejak dini. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa masyarakat bahkan remaja ternyata mampu melakukan tindak kekerasan yang sebelumnya mungkin belum pernah terbayangkan. Hal ini dikarenakan globalisasi telah membawa para remaja pada penuhanan materi dan sosial media sehingga terjadi ketidakseimbangan antara sikap keagamaan dan tradisi kebudayaan masyarakat terutama remaja.5

SMK Negeri 2 Kuripan adalah salah satu sekolah yang berusaha menanamkan dan melaksanakan pendidikan karakter. Sekolah berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan terletak di jalan TGH Ibrahim Al-Khalidy, Kuripan Utara, Kuripan, Kabupaten Lombok Barat. Para siswa dan siswi SMK Negeri 2 Kuripan dididik dan dibina. Kekhasan sekolah ini adalah perhatian terhadap penampilan siswanya. Semua harus seragam. Bukan hanya pakaian, akan tetapi potongan rambut pun harus sama. Para siswa terlihat sangat rapi dan

5 Masnur Muslich, Pendidikan karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimendional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 2.

(20)

kompak.

Terkait hal ini, peneliti melakukan wawancara awal dengan salah seorang guru SMK Negeri 2 Kuripan, Bapak Satriawan mengatakan :

Di dunia ini, tidak ada yang sempurna termasuk penanaman pendidikan karakter. Perfeksionisme dari pendidikan karakter di sekolah ini belum dapat dilaksanakan secara optimal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh , bahwa “beberapa masalah yang menarik perhatian pihak sekolah yang harus ditindaklanjuti adalah pacaran, sifat sombong, meremehkan orang lain, agresif (termasuk menjurus ke kekerasan), dan bersifat tertutup.6

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, peneliti akan melakukan penelitian di SMKN 2 Kuripan terkait manajemen pendidikan karakter.

Peneliti memilih SMKN 2 Kuripan dengan alasan karena SMK tersebut merupakan salah satu sekolah yang menerapkan dan memperhatikan pendidikan karakter.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti merumuskan masalah dengan empat masalah utama, yaitu :

a. Bagaimanakah perencanaan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan?

b. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan?

c. Apa saja faktor pendukung pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan?

d. Apa saja kendala pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan?

6Satriawan,Wawancara, 01 Januari 2022

(21)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

a. Untuk menganalisa perencanaan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan.

b. Untuk menganalisa pelaksanaan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan.

c. Untuk menganalisa faktor-faktor pendukung pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan.

d. Untuk menganalisa kendala pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretik

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait manajemen pendidikan serta mampu mengelaborasi model pendidikan karakter yang holistik integratif.

2) Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya.

b. Manfaat Praktis

1) Penelitian terkait manajemen pendidikan karakter ini diharapkan dapat membantu kepala sekolah, guru dan seluruh warga sekolah dalam merumuskan kebijakan pendidikan karakter.

(22)

2) Menjadi pedoman terkait manajemen pendidikan karakter bagi para pemerhati pendidikan

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini fokus mengkaji terkait manajemen pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMK Negeri 2 Kuripan, Lombok Barat.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah bahwa lembaga pendidikan ini yang menerapkan pendidikan karakter bagi semua warga sekolah dan pendidikan karakter yang diterapkan tersebut dilakukan dengan manajemen yang baik.

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Peneliti telah menganalisis penelitian terdahulu yang berkaitan dengan bahasan dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama. Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian oleh Riny Cintya Kumendong (2012) yang berjudul

“Manajemen Pendidikan Karakter Siswa Berasrama : Studi Kasus Pada SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon.” 7 Hasil penelitiannya adalah (1) Perencanaan pendidikan karakter di SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon

7Riny Cintya Kumendong, Manajemen Pendidikan Karakter Siswa Berasrama : Studi Kasus Pada SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon, 2012

(23)

disusun oleh masing-masing unit dan sub-unit (2) pendidikan karakter diterapkan melalui program pendidikan karakter (3) pendidikan karakter dievaluasi berdasarkan catatan data-data valid.

Persamaan dan perbedaannya dengan peneliti saat ini adalah sama- sama mengkaji terkait manajemen dan konsep pendidikan karakter sedangkan perbedaannya terletak pada objek dan lokasi penelitian.

2. P

enelitian oleh Asniyah Nailasariy (2013) yang berjudul “Manajemen Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran dan Pembudayaan Sekolah (Studi Deskriptif di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta.”8 Hasil penelitiannya adalah (1) Manajemen pendidikan karakter di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi manajemen, (2) Pelaksanaan pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran, melalui pesan moral dan pendampingan. (3) hambatan yang dialami SD Muhammadiyah Wirobrajan dalam melaksanakan pendidikan karakter adalah kurangnya komitmen guru dan karyawan dalam menerapkan pendidikan karakter, kurangnya sarana dan prasarana pendukung dan kurangnya partisipasi orang tua mendampingi anak.

Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah terletak pada optimalisasi fungsi manajemen. Sedangkan perbedaannya terletak pada rumusan masalah. Penelitian Nailasariy mengkaji semua

8 Asniyah Nailasariy, Manajemen pendidikan Karakter terintegrasi dalam pembelajaran dan pembudayaan sekolah.study deskriptif di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta, 2013.

(24)

fungsi manajemen sedangkan penelitian saat ini fokus pada tiga fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3. Penelitian oleh Arif Widiatmo (2013), yang berjudul “Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Semarang.”9 Hasil penelitiannya adalah (1) Perencanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 5 Semarang melibatkan semua guru. (2) Pengorganisasian pendidikan karakter di SMA Negeri 5 Semarang melibatkan semua komponen sekolah. (3) Pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 5 Semarang terjalin dengan baik karena komunikasi berjalan dengan baik pula. (4) Pengawasan terhadap pendidikan karakter di SMA Negeri Negeri 5 Semarang saling bekerjasama antar seluruh komponen yang ada.

Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian sekarang ini adalah terletak pada manajemen pendidikan karakter. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian.

F. Kajian Teori

1. Manajemen Pendidikan Karakter a. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno, yaitu management yang mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur.10 Definisi ini memiliki arti seorang manajer bertugas mengatur dan

9ArifWidiatmo, Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Semarang, 2013

10Daryanto & Abdullah, Pengantar Ilmu Manajemen dan Komunikasi,( Jakarta : Prestasi Pustaka, Publisher, 2013 ),6

(25)

mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

Dalam perkembangannya, para ahli mendefinisikan manajemen secara lebih spesifik dan variatif. Harold Koontz dan Hein Weirich mendefinisikan manajemen sebagai “proses mendesain dan memelihara lingkungan di mana orang-orang bekerja bersama dalam kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu secara efisien”. Sedangkan menurut Sanches, manajemen adalah “proses mengembangkan manusia”.11

G.R. Terry dalam Anton Athoillah mengartikan manajemen sebagai proses yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Hal ini senada dengan pendapat James A.F. Stoner yang mengartikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya supaya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.12

Nawawi berpendapat bahwa manajemen adalah serangkaian proses yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan ( actuating), pengawasan (controlling) dan

11 Daniel C,Kambey,Landasan Teori Administrasi/Manajemen, (Manado : Tri Ganesha Nusantara, 2006), 2.

12Anton Anthoillah, Dasar-dasar Manajemen,Pusaka Setia, Bandung, 2010, 16

(26)

penganggaran (budgeting). Pendapat tersebut senada dengan pendapat Mulyono, dimana manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan serta evaluasi oleh pihak pengelola organisasi guna mencapai tujuan bersama dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.13

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Atau manajemen adalah kegiatan mengelola organisasi mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian guna mencapai tujuan. Selain itu juga, pemanfaatan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.

Pengertian yang sama dengan hakikat manajemen banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti di surat As Sajadah Ayat 5, sebagai berikut :

َفيلَإ هٗه ررإَديقمم َناَك مم يوَي ييمف مهييَلمإ رج رريعَي ممرث مض يرَ يلإ ىَلمإ مءااَممسلإ َنمم َريمَ يلإ ررمّبَدري

َن يوددرعَت اممّمم مةَنَس

Artinya : “Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”14

13Onisimus Amtu,Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah:Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung : Alfabeta, 2011), 4

14Departemen Agama RI, al Qur’an dan Terjemahannya, 415

(27)

Dalam Surat Yunus Ayat 31 juga disebutkan, sebagai berikut :

ينَم َو َراَصيبَ يلإ َو َعيممسلإ ركمليممي ينممَإ مض يرَ يلإ َو مءااَممسلإ َنّمم يمركرقرز يرمي ينَم يلرق ر لل َن يورل يورقَيَسَف رَريمَ يلإ ررمّبَددي ينَم َو مّيَحيلإ َنمم َتمّيَميلإ رج مريخري َو متمّيَميلإ َنمم ميَحيلإ رج مريخدي

َن يورقمتَت َلَفَإ يلرقَف

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab, "Allah." Maka katakanlah, "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"15 Dari kedua ayat di atas, terdapat kata yudabbiru yang memiliki arti mengatur urusan. Menurut Ibnu Katsir bahwa Allah SWT adalah pengatur alam (manager), keteraturan alam raya merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola (manage) alam ini, namun karena manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi, maka ia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik–baiknya dengan potensi pengetahuannya.16

b. Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan

Usman mengemukakan tujuan dan manfaat manajemen pendidikan, yaitu :17

1) Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna.

15Departemen Agama RI, al Qur’an dan Terjemahannya, .212

16Imam al – Jalil al – Hafizh Imanuddin Abi Fida’ Ismail Ibn Katsir, Tafsir Al Qur’an ( Beirut : Maktabah Waladi li Turots,774 ),361

17 Usman, Husaini,Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan,( Jakarta : Aksara, 2011),13

(28)

2) Menciptakan peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya

3) Memnuhi salah satu dari lima kompetensi tenaga kependidikan, yaitu kompetensi manajerial.

4) Mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

5) Membekali tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan.

6) Mengatasi masalah mutu pendidikan.

7) Menciptakan perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel.

8) Meningkatkan citra positif pendidikan.

c. Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen, adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian atau pengawasan yang merupakan elemen dasar yang selalu ada dalam proses manajemen sebagai acuan bagi pemimpin dalam melaksanakan kegiatan. Secara garis besar, Gerloff mengemukakan dinamika proses manajemen melalui sebuah tabel, seperti berikut ini :18

Tabel 1.1. Fungsi Manajemen

Fungsi Tindakan Resultan/Efek

Planning Menentukan tujuan,

strategi dan arah. Dasar bagi desain dan kebijakan organisasi

Organizing Menentukan aktivitas

pokok, mengelompokkan Struktur kerja formal dengan mengidentifikasi jabatan, hubungan

18Kusdi,Teori Organisasi dan Administrasi, (Jakarta : Salemba Humanika, 2009), 9.

(29)

aktivitas menjadi jabatan, mengelompokkan jabatan dan menentukan tanggung jawab serta mengisi jabatan dengan orang- orang yang cocok menduduki jabatan tersebut

pelaporan dan koordinasi, departemen serta prosedur yang dibutuhkan, menciptakan situasi yang dapat memunculkan struktur kerja informal.

Directing Memprakarsai dan memfokuskan tindakan bawahan mencapai tujuan.

Aliran komunikasi dari atas ke bawah yang mengaktifkan rencana

formal dan mendukung

prioritasnya.

Controlling Memonitor kinerja dan mengarahkan upaya menuju tujuan

Standard kerja, media pelaporan, dan metode standar yang menjadi bagian struktur

1) Perencanaan (Planning)

Pada dasarnya. perencanaan adalah menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan serta mengkaji berbagai sumber daya dan metode yang tepat sehingga dibutuhkan kemampuan visualisasi dan melihat ke depan untuk merumuskan pola tindakan bagi masa akan datang.

Sujana mengemukakan bahwa perencanaan adalah proses pengambilan keputusan secara sistematis mengenai tindakan yang akan dilakukan pada masa akan datang. Disebut sistematis, karena perencanaan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip tertentu.

Prinsip tersebut meliputi pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik ilmiah serta tindakan yang terorganisir.19

Berdasarkan jangka waktu, perencanaan dibagi menjadi perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Contoh

19Sondang P Siagian,Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta,1995), 5

(30)

perencanaan jangka pendek adalah seminggu, sebulan, persemester dan setahun. Sedangkan jangka menengah, seperti perencanaan jangka waktu tiga sampai tujuh tahun dan perencanaan jangka panjang adalah untuk jangka waktu delapan sampai dua puluh lima tahun.

Sementara itu, perencanaan dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan seluruh warga sekolah.20

Sementara itu, Ramayulis mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam, perencanaan itu meliputi :21

a) Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif,prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.

b) Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan.

c) Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.

d) Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok- kelompok kerja.

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu, buatlah perencanaan sematang

20 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alfabeta,2011), 93-95

21Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta : Kalam Mulia, 2012 ), 271

(31)

mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan

.

2) Pengorganisasian (organizing)

Organizing adalah pengelompokkan kegiatan yang dibutuhkan seperti menetapkan susunan organisasi dan tugas serta fungsi setiap unit yang berada dalam organisasi tersebut. Atau dengan kata lain, organizing adalah seluruh kegiatan manajemen dalam mengelompokkan orang, menetapkan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing sehingga tercipta kegiatan yang bermanfaat dan berhasil mencapai tujuan.22

Stoner mengemukakan bahwa pengorganisasian merupakan proses kerja sama antara dua orang atau lebih secara terstruktur guna mencapai sasaran tertentu atau beberapa sasaran. Intinya, mengorganisasikan adalah :

a) menentukan sumber daya kegiatan yang dibutuhkan

b) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang mampu membawa organisasi sampai pada tujuan.

c) menugaskan seorang atau sekelompok orang untuk bertanggung jawab pada tugas dan fungsi tertentu.

d) mendelegasikan wewenang kepada individu terkait keleluwasaan melaksanakan tugas.23

3) Penggerakan (Actuating)

22Mohamad Mustari,Manajemen Pendidikan, (PT Raja Grafindo, Jakarta, 2014), 8

23Tim Dosen,Administrasi Pendidikan, 94

(32)

Dalam melakukan hasil perencanaan dan pengorganisasian, perlu diadakan kegiatan pelaksanaan (actuating). Pelaksanaan merupakan kegiatan mewujudkan rencana menjadi aksi nyata guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.24

Proses penggerakan dilaksanakan oleh kepala sekolah melalui tindakan menstimulus guru dan komponen sekolah lainnya supaya bersemangat dan mau menjalankan tugas dengan baik.25

4) Pengawasan (Controlling)

Sagala mengemukakan definisi pengawasan menurut beberapa ahli, yaitu : Oteng Sutisna mengaitkan fungsi pengawasan dengan administrasi. Menurutnya, pengawasan sebagai proses administrasi yang memantau apakah sudah sesuai dengan yang seharusnya terjadi, jika tidak sesuai, maka perlu dibuat penyesuaian. Sedangkan Hadari Nawawi mengemukakan pengawasan dalam administrasi adalah mengukur tingkat efektivitas kerja dan efisiensi metode dan alat yang digunakan dalam mencapai tujuan. Adapun bagi Johnson, pengawasan adalah sistem penyesuaian rencana yang berusaha supaya penyimpangan yang terjadi masih dalam batas yang dapat ditoleransi.26

Sukanto Reksohadiprojo mengemukakan bahwa pada

24Novan Ardi Wiyani,Manajemen Pendidikan Karakter; Konsep dan Implementasinya di Sekolah, (PT Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2012), 56.

25Syaiful Sagala,Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010), 60.

26Sagala,Manajemen Strategik, 65

(33)

hakikatnya, pengawasan adalah upaya memberi petunjuk kepada pelaksana supaya bekerja sesuai rencana. Pengawasan terdiri dari penentuan standar, supervisi kegiatan, perbandingan hasil dengan standar dan kegiatan memeriksa kegiatan.27 Jadi, dapat disimpulkan bahwa controlling adalah memberikan penilaian dan mengoreksi pelaksanaan program sehingga dapat diarahkan sesuai tujuan yang hendak dicapai.

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Karakter

Studi tentang karakter telah menjadi pusat perhatian psikolog, pedagog dan pendidik dengan mengartikan karakter berdasarkan pendekatan yang dilakukan. Kata karakter berasal dari bahasa Inggris character, yang diartikan dengan mengukir, melukis, memahat atau menggores.28 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat kejiwaan, akhlak yang membedakan seseorang dengan yang lain. Atau, karakter adalah tabiat. Karakter juga diartikan dengan watak.29

Simon Philips dalam Masnur mengartikan karakter sebagai kumpulan tata nilai menuju suatu system berlandaskan pemikiran,

27Mustari,Manajemen Pendidikan,10

28 John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (PT.Gramedia,Jakarta, 2006), 214.

29Poerwadarminta,Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,1997), 20

(34)

sikap dan perilaku.30 Koesuma menganggap karakter sama dengan kepribadian, yaitu karakteristik atau ciri khas seseorang yang terbentuk dari faktor lingkungan, seperti keluarga, masyarakat, atau bawaan lahir.31

Doni Koesoema menyatakan bahwa karakter memiliki dua makna yaitu kumpulan kondisi yang tercipta begitu saja, yang dipaksakan dalam diri kita dan karakter juga adalah tingkat kekuatan seseorang yang mampu menguasai kondisi darimana dia dibentuk.

Yang demikian ini disebut sebagai proses yang dikehendaki (wiled).

Menurut Doni, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai dasar berpikir, bersikap dan bertindak.32

b. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan upaya normatif membantu orang lain berkembang ke tingkat yang lebih baik. Qodri Azizy berpendapat bahwa pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan kepribadian peserta didik.33 Pendidikan dalam penelitian ini lebih bermakna luas, yaitu segala usaha dan perbuatan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi diri menjadi lebih dewasa, bukan sekedar

30 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter menjawab tantangna krisisMultidimensional, Bumi Aksara, Jakarta:,2011, 70

31 Doni Koesuma A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak diZaman Global, Grasindo ,Jakarta,,2010, 80.

32Koesuma,Pendidikan Karakter, 90-91

33Qodri Azizy, Membangun Integritas Bangsa, Renaisan, Jakarta,2004, 73

(35)

pendidikan formal yang terbelenggu dalam kelas.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Ketiga aspek tersebut dapat membentuk pendidikan karakter yang efektif. Pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan nilai dan norma.34

Sebelumnya, telah banyak ahli mendefinisikan pendidikan karakter. Di antaranya, yaitu T.Ramli, yang berpendapat bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak untuk membentuk pribadi anak sehingga menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik.35 Sedangkan Koesoema berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan dinamika dan pengembangan kemampuan diri manusia untuk menginternalisasi nilai, sehingga menghasilkan disposisi aktif dan stabil.36

Darmiyati menjelaskan bahwa orang yang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, bersifat, atau berwatak. Menurut Dimyati, karakter adalah nilai perilaku manusia secara universal yang meliputi seluruh kegiatan manusia, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma

34Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter diIndonesia, Ar- Ruzz Media, Jogjakarta, 2011, 27

35Hamdani Hamid,Pendidikan Karakter Perspektif Islam,Pustaka Setia,Bandung, 33

36Koesuma,Pendidikan Karakter, 104

(36)

agama, hukum, tata krama, budaya dan adat.37

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, pendidikan karakter adalah pendidikan pengembangan karakter bangsa pada diri siswa sehingga memiliki nilai dan karakter, kemudian menerapkan nilai tersebut dalam kehidupan sebagai warga yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.38

Senada dengan pendapat Ratna Megawangi, pendidikan karakter diartikan sebagai usaha mendidik peserta didik supaya dapat mengambil keputusan dengan bijak dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.39

Lickona dalam Saptono mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan karakter baik (good character) berdasarkan kebajikan (core virtues) secara objektif, baik kepada individu maupun masyarakat.40

Dari pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa karakter mulia (Good Character) meliputi pengetahuan kebaikan (moral knowing), kemudian komitmen terhadap kebaikan (moral feeling), dan akhirnya melakukan kebaikan (moral behavior). Karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes) dan motivasi

37 Darmiyati Zuchdi, dkk. Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi,( UNY Press, Yogyakarta, 2013), 16.

38 Kementerian Pendidikan Nasional, Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama, 4.

39Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa, Indonesia heritage Foundation, Cet. II ,Jakarta, 2007,93.

40 Saptono, Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter: Wawasan, Strategi, dan langkah Praktis,Esensi Divisi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2011, 23

(37)

(motivation), serta prilaku dan keterampilan (behavior and skill).41 c. Tujuan Pendidikan Karakter

Inti dati tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Sebagaimana amanah Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 bertujuan agar pendidikan tidak sekedar membentuk insan Indonesia cerdas, namun berkarakter, sehingga lahir generasi bangsa dengan karakter bernafas nilai luhur bangsa dan agama.42

Tujuan pendidikan karakter adalah :43

1) Membentuk peserta didik mampu berfikir rasional, dewasa dan bertanggung jawab

2) Mengembangkan sikap mental yang terpuji 3) Membina kepekaan sosial peserta didik

4) Membangun mental optimis dalam menjalankan tantangan kehidupan

5) Membentuk kecerdasan emosional

6) Membentuk karakter pengasih, penyayang, sabar, beriman,

41Dharma Koesoema, dkk.,Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, PT Remaja Rosdakarya ,Bandung, 2012, 11.

42Hamid,Pendidikan Karakter, 37.

43Hamid,Pendidikan Karakter, 39

(38)

bertanggung jawab, amanah, jujur, adil dan mandiri.

Pendidikan karakter dapat mencapai tujuan, apabila dalam pelaksanaannya, melibatkan semua pihak, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat dan negara. Pembentukan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama lingkungan pendidikan tidak harmonis.

Kemendiknas mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan karakter disekolah adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai karakter dan akhlak mulia yang terealisasi dalam tingkah laku sehari-hari.

d. Nilai-nilai Karakter

Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan serta kebangsaan.Berikut adalah daftar nilai-nilai utama yang

(39)

dimaksud dan diskripsi ringkasnya.44

1) Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan Tuhan

Nilai karakter tersebut bersifat religious. Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang selalu berdasarkan ajaran agamanya.

2) Nilai Karakter dalam Hubungannya Dengan Diri Sendiri Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri antara lain:

a) Jujur

Berusaha menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya baik dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

b) Bertanggung Jawab

Melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

c) Bergaya Hidup Sehat,

Menerapkan kebiasaan baik untuk menciptakan hidup sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang mengganggu kesehatan.

d) Disiplin,

Berperilaku tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan.

e) Kerja Keras

Berusaha sungguh-sungguh dalam mengatasi hambatan untuk menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

44 Direktur Jendral Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, Pembinaan Pendidikan Karakter, 13.

(40)

f) Percaya Diri,

yakin akan kemampuan diri sendiri untuk menggapai keinginan dan harapan.

g) Berjiwa Wirausaha,

mandiri dan berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

h) Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan Inovatif,

Berpikir dan melakukan kenyataan untuk menghasilkan cara atau hasil baru

i) Mandiri ,

tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas.

j) Ingin Tahu

Berupaya mengetahui lebih dalam dan luas apa yang dipelajari, dilihat dan didengar.

k) Cinta Ilmu,

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang memperlihatkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan terhadap pengetahuan.

3) Nilai Karakter dalam Hubungannya Dengan Sesama manusia a) Sadar akan Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain

mengerti dan melaksanakan apa yang menjadi milik diri sendiri dan orang lain serta tugas dan kewajiban diri sendiri serta orang

(41)

lain.

b) Patuh pada Aturan-aturan Sosial

Patuh dan taat terhadap aturan terkait masyarakat dan kepentingan umum.

c) Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain

Sikap yang mendorong dirinya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati kesuksesan orang lain.

d) Santun

halus dan baik dari segi tata bahasa maupun perilakunya ke semua orang.

e) Demokratis

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

4) Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan Lingkungan

Nilai tersebut berupa sikap dan tindakan yang berusaha mencegah kerusakan lingkungan alam sekitarnya dan berusaha memperbaiki kerusakan alam dan selalu membantu orang yang membutuhkan.

5) Nilai Kebangsaan

Nilai ini berhubungan dengan cara berpikir, bersikap dan berwawasan yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok. Nilai kebangsaan terdiri

(42)

dari :

a) Nasionalis

Cara berfikir, bersikap dan bertingkah laku yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan terhadap bahasa, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dan politik.

b) Menghargai keberagaman

menghormati hal baik berupa fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama.

Ratna Megawangi mengungkapkan pilar karakter yang layak diajarkan kepada peserta didik dalam pendidikan karakter :

a) Mencintai Tuhan dan segenap ciptaan-Nya (love Allah, trust, reverence,loyality);

b) Mandiri dan bertanggung jawab (responsibility, excellence, self reliance, discipline);

c) Jujur, amanah dan bijaksana(trustworthiness, reliability, honesty);

d) hormat dan santun (respect, courtesy, obedience),

e) Dermawan, suka menolong dan gotong royong (love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation);

f) Percaya diri, kreatif dan pekerja keras (confidence, assertiveness, creativity, determination, andenthusiasm);

g) kepemimpinan dan keadilan (justice, fairness, mercy, leadership);

h) baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humanity, modesty);

(43)

i) toleransi, kedamaian dan kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness).45

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeperoleh mendapatkan data dan informasi terkait manajemen pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi.

Tujuan dari kualitatif itu sendiri adalah memperoleh pengetahuan untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi.95

Berikut ini merupakan pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah :

a. Karena manajemen pendidikan karakter di sekolah adalah fenomena yang dapat diteliti dan dapat dideskripsikan, karena kualitatif bersifat deskriptif

Sukmadinata mengemukakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun buatan manusia.46

b. Karena peneliti langsung menjadi instrumen penelitian. Oleh karena itu peneliti langsung mencari data ke lokasi penelitian.

c. Latar penelitian bersifat alamiah. Oleh karena itu, peneliti tidak

45Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa, Indonesia Heritage Foundation, Bogor, 2007.

46 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2013), 72

(44)

melakukan pengujian terhadap teori tertentu, tetapi mendeskripsikan keadaan sebenarnya atau memaparkan kondisi yang terjadi.

Adapun alasan peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus, yaitu karena peneliti melakukan observasi dan mempelajari secara spesifik manajemen pendidikan karakter yang diterapkan di SMK Negeri 2 Kuripan dalam jangka waktu tertentu. Studi kasus itu sendiri termasuk salah satu jenis penelitian kualitatif. Dalam hal ini, peneliti mengeksplorasi secara spesifik terkait program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu orang atau lebih.

Suatu kasus terikat oleh waktu dan kegiatan dan peneliti mengumpulkan data dalam waktu yang berkesinambungan.47

Peneliti mengekplorasi secara spesifik terkait program, aktivitas, dan proses manajemen pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan supaya dapat memperoleh gambaran utuh dan spesifik. Data yang dihasilkan dari studi kasus akan dianalisis kembali untuk menghasilkan sebuah teori.

Penelitian kualitatif terdiri dari empat macam desain studi kasus yaitu, 1) desain tunggal holistik, 2) kasus tunggal terjalin (embeded), 3) multi kasus holistik, dan 4) multi kasus terjalin.48

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kasus holistik tunggal karena peneliti memilih satu obyek penelitian, yaitu SMK Negeri 2 Kuripan. Alasan peneliti memilih desain studi kasus tunggal holistik, yaitu karena peneliti beranggapan bahwa rumusan masalah

47Sugiyono,Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi,(Bandung: Alfabeta, 2013), 230

48Djauzi Muzakir,Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Grafindo Persada, 2002), 46

(45)

dalam penelitian ini lebih mudah dijawab dengan metode studi kasus tunggal holistik dengan menggambarkan manajemen pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan sebagai sekolah pelaksana.

2. Kehadiran Peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama selama penelitian sehingga peneliti harus berada di lapangan karena peneliti sebagai perencana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan menjadi pelapor hasil penelitian..49

Dalam hal ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama, sebagai pelaksana, pengamat dan pengumpul data terkait manajemen pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Lombok Barat tepatnya di SMK Negeri 2 Kuripan karena termasuk sekolah pelaksana pendidikan karakter. SMK Negeri 2 Kuripan memiliki serangkaian aktifitas dan kebijakan yang mendukung penyelenggaraan pendidikan karakter berdasarkan peraturan pemerintah dan agama. Selain itu, kepala sekolah memiliki komitmen kuat untuk merealisasikan cita-cita sekolah berbasis karakter.

4. Data dan Sumber Data

49 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2014), 121

(46)

Data adalah fakta dan angka sebagai bahan menyusun informasi.

Sedangkan informasi adalah hasil olahan data. Lofland dalam Moleong mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi sumber data utama adalah ucapan dan perbuatan, selain dari itu adalah data tambahan seperti dokumen, foto dan lain-lain.50

Data diperoleh dari subyek penelitian yang menjadi sumber data.

Yang termasuk data dalam penelitian ini adalah keterangan, tindakan, kegiatan yang dikaji dengan fokus terkait implementasi pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan.

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, biasanya menggunakan teknik wawancara, sehingga yang menjadi sumber data adalah informan, yaitu pemberi informasi pada saat diwawancarai.

a. Sumber Data

Sumber data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Lofland dalam Moleong mengungkapkan bahwa data primer adalah ucapan atau kegiatan. Selain itu adalah data tambahan yang dapat berupa dokumen dan lain-lain.51Sedangkan data sekunder dapat berupa dokumen yang relevan dengan fokus penelitian, berupa gambar, foto, catatan atau tulisan. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber pertama seperti perilaku warga sekolah. Yang menjadi data primer adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, guru (wali kelas, guru mata pelajaran, guru BP/BK) dan

50Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 157

51Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 157

(47)

siswa SMK Negeri 2 Kuripan serta orang tua siswa.

Sumber data dipilih secara purposive sampling dengan teknik snowball samplingkarena masing-masing sumber data memiliki peran berbeda dan informasi yang beragam sesuai fungsi, tugas dan tujuan masing-masing. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto bahwa purposive sampling dilakukan dengan mengambil subyek bukan berdasarkan strata, random atau daerah tetapi berdasarkan tujuan,52

Snowball sampling diumpamakan bola salju yang menggelinding, semakin lama semakin membesar. Penelitian ini berhenti setelah informasi yang diperoleh dari semua informan memiliki kesamaan.

b. Data

Data ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dalam bentuk ucapan lisan dan perbuatan informan terkait implementasi pendidikan karakter. Untuk mendapatkan data verbal, peneliti melakukan wawancara dengan sumber data terkait implementasi nilai pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan.

Sedangkan data sekunder berupa dokumen, foto dan benda sebagai pelengkap. Data sekunder berupa tulisan, rekaman, gambar atau foto yang digunakan sebagai data pendukung. Data tertulis yang

52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), 183

(48)

berupa dokumen seperti dokumen profil SMK Negeri 2 Kuripan., strategi kepala sekolah dalam mengimplementasikan nilai pendidikan karakter, kurikulum dan kegiatan sekolah serta hasil catatan selama peneliti berada di lokasi penelitian.

Data yang diharapkan diperoleh dari sumber data dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Kepala Sekolah

Data yang diperoleh berupa penjelasan terkait komitmen sekolah mengimplementasikan pendidikan karakter dengan didukung oleh rencana strategis sekolah yang memuat visi dan misi, tujuan, kebijakan, serta program.

2) Wakil kepala sekolah bagian kurikulum

Data yang diperoleh berupa penjelasan terkait pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang didukung dokumen berupa struktur, kegiatan, muatan, sistem belajar, beban belajar peserta didik, beban kerja tenaga pendidik serta kalender pendidikan.

3) Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan

Data yang diperoleh berupa penjelasan terkait kegiatan yang melibatkan warga sekolah dan orang tua siswa yang didukung dengan dokumen terkait kegiatan sekolah.

4) Guru

Data yang diperoleh berupa penjelasan terkait integrasi nilai karakter dalam pembelajaran, pemberian contoh kepada siswa

(49)

terkait pembiasaan nilai karakter mulia yang didukung dengan perangkat pembelajaran berbasis karakter yang telah disusun guru.

5. Teknik pengumpulan data

Data dikupumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

John W. Creshwell mengungkapkan bahwa observasi kualitatif adalah observasi yang mengharuskan peneliti langung mengamati perilaku dan aktivitas individu.53 Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk memperoleh data awal sebagai latar belakang penelitian berupa informasi terkait implementasi pendidikan karakter melalui tinjauan dokumen, observasi langsung, dan diskusi dengan kepala sekolah.

b. Wawancara

Wawancara merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan melalui metode tanya jawab secara tatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.54

Adapun data yang digali melalui wawancara terkait manajemen pendidikan karakter dilakukan di SMK Negeri 2 Kuripan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data

53John W. Creshwell,Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,terj.

Achnad Fawaid (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 267.

54Andi Prastowo,Metode Penelitian Kualitataif(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), 212

(50)

No Fokus Penelitian Data yang digali Sumber data 1. Bagaimana

perencanaan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan.?

1. Rencana Strategik Sekolah

2. Latar belakang pendidikan karakter

1. Kepala sekolah 2. Guru

2 Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di

SMK Negeri 2

Kuripan.?

1.Program sekolah dan Dokumen kurikulum 2.Silabus dan RPP

3.Program dan

dokumen kegiatan siswa

4.Program dan

dokumen

keikutsertaan orang 5.Programtua dan dokumen kerja sama dengan pihak terkait

1. Kepala sekolah 2. Waka

kurikulum 3. Waka

kesiswaan 4. Waka humas 5. Guru dan staf

3. Bagaimana evaluasi pendidikan karakter di

SMK Negeri 2

Kuripan.?

1.Kendala

dalam manajemen pendidikan karakter 2.Solusi yang

dilakukan 3.Dampak

pelaksanaan

pendidikan karakter

1. Kepala sekolah 2. Guru

3. siswa

Pada saat wawancara, peneliti bertanya seputar penelitian kepada informan. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur dan bersifat terbuka sehingga pertanyaan yang diajukan tidak disusun sebelumnya. Melalui wawancara tidak terstruktur, peneliti menggali informasi lebih dalam tentang kehidupan

(51)

informan untuk mengetahui dan memahami cara berfikirnya sehingga peneliti mendapatkan jawaban lebih mendalam dan mendapatkan informasi lebih lanjut.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan proses pembuktian berdasarkan jenis sumber baik tulisan, lisan, gambar atau arkeologis.55 Dokumen yang ingin diperoleh adalah dokumen terkait implementasi nilai pendidikan karakter bagian kurikulum, kesiswaan, humas dan hasil penilaian atau perkembangan karakter siswa SMK Negeri 2 Kuripan.

Berikut ini adalah dokumentasi yang peneliti peroleh di SMK Negeri 2 Kuripan, yaitu berupa :

1) Profil sekolah 2) Struktur organisasi 3) Tata tertib peserta didik

4) Daftar jumlah guru dan karyawan 5) Data jumlah seluruh peserta didik

6) Program kegiatan sekolah, seperti intrakurikuler dan ekstrakurikuler

7) Kalender pendidikan

8) Buku panduan pendidikan karakter

Dokumen-dokumen tersebut dapat memperkuat temuan

55Djam‟an Satori dan Aan Komariah,Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: Alfabeta, 2011), 147.

(52)

penelitian, juga sebagai pembanding dalam proses triangulasi data selanjutnya.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar.56 Tujuan analisis data adalah menghasilkan gambaran secara rinci tentang situasi, kejadian dan tindakan seseorang. Analisis data dilakukan mulai dari pengumpulan data, lalu disusun secara sistematis.

Wiyono mengungkapkan tahap yang dilakukan dalam menganalisis data :57

a. Selama proses pengumpulan data.

Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Observasi yang dilakukan, adalah :

1) membatasi jenis kajian, 2) Mengembangkan pertanyaan,

3) Merencanakan pengumpulan data dengan mencermati hasil pengamatan sebelumnya dan menulis catatan pribadi terkait hal yang dikaji.

Setelah menetapkan jenis kajian, daftar pertanyaan, dan teknik yang akan dilakukan, peneliti melakukan wawancara dengan informan.

56 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2014), 280

57Bambang Budi Wiyono, Metodologi Penelitian (Pendektan Kuantitatif, Kualitatif, dan Action Research), (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2007), 91

(53)

b. Setelah pengumpulan data

Data yang dikumpulkan harus paparan data yang deskriptif sehingga laporan penelitian berisi kutipan data. Laporan yang disajikan berasal dari teks wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan dan dokumen resmi lainnya.

Tujuan analisis data setelah pengumpulan data adalah supaya dapat menarik kesimpulan. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif model alir (flow model) yang dikembangkan oleh Milles dan huberman dengan tiga tahap :58 1) Reduksi data

Reduksi data adalah kegiatan memilih dan menyederhanakan semua data yang diperoleh sejak mulai mengumpulkan data hingga menyusun laporan. Penyederhanaan dilakukan dengan membuat ringkasan dan mengembangkan sistem coding untuk mempermudah reduksi data terkait manajemen pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan.

Data yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara, ringkasan data atau hasil data lainnya direduksi sesuai tujuan dan pertanyaan sehingga mendapatkan informasi yang jelas sebagai dasar penarikan kesimpulan.

2) Penyajian data

58M. B. Miles & Huberman A.M.Qualitative Data Analysis(California: Sage Publication, 1994), 12.

(54)

Tujuan dari penyajian data adalah untuk menemukan makna terkait manajemen pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kuripan yang telah diolah dan disusun secara sistemtis.

3) Penarikan simpulan

Kegiatan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh, yaitu manajemen pendidikan karakter yang diterapkan di SMK Negeri 2 Kuripan dan sejauh mana dapat berimplikasi pada karakter siswa.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Peneliti menguji keabsahan data supaya valid, sehingga perlu melakukan pemeriksaan dengan kriteria tertentu.

Pengecekan keabsahan yang digunakan, adalah :59 a. Kepercayaan (credibility)

Cre

Gambar

Tabel 1.1. Fungsi Manajemen

Referensi

Dokumen terkait