• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen teknologi pengolahan agroindustri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "manajemen teknologi pengolahan agroindustri"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Manajemen Teknologi Pengolahan Agroindustri Jahe Dalam Meningkatkan Kapasitas Produksi (Studi Kasus Home Industri Bubuk Jahe Tenratellue) Kabupaten Maros benar-benar merupakan hasil karya yang belum pernah diserahkan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Jangan lupa panjatkan sholawat dan salam kehadirat Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Manajemen Teknologi Pengolahan Agroindustri Jahe Dalam Meningkatkan Kapasitas Produksi (Studi Kasus Beranda Serbuk Jahe Tenratellue) Industri) Kabupaten Maros. Pengelolaan Teknologi Pengolahan Agroindustri Jahe Dalam Meningkatkan Kapasitas Produksi (Studi Kasus Home Industri Bubuk Jahe Tenratellue) Kabupaten Maros.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan teknologi pada proses produksi bubuk jahe dan agroindustri pengolahan jahe dalam meningkatkan kapasitas produksi pada industri Tenratellue di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Peningkatan kapasitas produksi bubuk jahe meningkat apabila menggunakan mesin parutan dan mesin perak ayam. Hasil produksi jika menggunakan alat manual/tradisional hanya mampu menghasilkan 1,5 kg bubuk jahe per hari. Dengan menggunakan teknologi industri tenratelue di Desa Pucak, dalam sehari bisa dihasilkan 3 kg jahe. hari.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengolahan jahe bubuk merupakan salah satu cara untuk menjaga hasil panen, terutama untuk produk dengan kandungan air yang tinggi, seperti umbi-umbian dan buah-buahan. Pucak adalah salah satu dari delapan desa di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia, ibu kota kabupaten. Desa ini mempunyai hasil pertanian berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang melimpah, baik musiman maupun sepanjang tahun.

Buah-buahan dan sayur-sayuran pada musimnya melimpah ruah sehingga banyak yang terbuang sia-sia, namun bila tidak musimnya kita akan kesulitan mendapatkannya. Jahe merupakan salah satu produk pertanian yang diusung oleh Pemerintah Daerah Maro, dan Pucak merupakan salah satu produsen utama jahe dengan kapasitas produksi 10 ton/tahun.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Jahe
  • Manajemen
    • Definisi Manajemen
    • Fungsi Manajemen
  • Pengolahan
    • Proses Pengolahan Jahe
    • Bubuk Jahe
  • Teknologi
  • Agroindustri
  • Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan tanaman jahe yang baik dan sehat, terdapat tiga faktor penting dalam budidaya jahe, yaitu a) iklim: dari awal pertumbuhan sampai umur 4 bulan, tanaman jahe memerlukan curah hujan yang tinggi yaitu 900-4000 mm/tahun dan suhu udara yang diperlukan untuk pertumbuhan jahe adalah 25-300C b ) ketinggian : tanaman jahe dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2000 m dpl c) tanah : tanah yang baik untuk tumbuh jahe adalah tanah yang gembur, subur, tinggi kandungan organik dan drainase yang baik Tekstur tanah yang baik untuk tumbuh Jahe adalah lempung berpasir, lempung berpasir dan seterusnya (Syukur, 2001). Jahe tidak dapat memberikan produksi yang tinggi jika hanya ditanam, sehingga perlu budidaya jahe yang baik. Pengolahan tanah pada tanaman jahe dilakukan untuk menghasilkan tanah yang gembur, subur dan kaya humus, kemudian ditaburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar (Paimin dan Murhananto, 1991).

Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada musim hujan karena tanaman jahe memerlukan curah hujan yang tinggi. Pemeliharaan tanaman jahe dilakukan dengan cara penimbunan yang bertujuan agar rimpang yang sudah mulai terbentuk dapat tumbuh dengan baik dan tidak muncul dipermukaan tanah, dan penyiangan bertujuan untuk memberantas gulma dengan menggunakan tangan, sabit dan cangkul. Apabila tujuannya memperoleh rimpang jahe untuk diolah menjadi acar, kue, bubuk jahe, hal ini dapat dilakukan pada saat masih muda yaitu 4-6 bulan sejak tanam.

Minyak atsiri merupakan minyak yang terkandung dalam jahe yang mudah menguap pada suhu rendah, minyak yang tidak menguap disebut oleoresin. Menurut Syukur (2001), rimpang jahe dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan baik dalam bentuk jahe segar maupun olahan, jahe segar dapat digunakan sebagai bumbu masakan dan untuk berbagai keperluan pengobatan tradisional. Pengolahan merupakan rangkaian yang mempunyai inti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa manajemen adalah suatu jenis kegiatan yang intinya merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan tujuan penelitian dan pemanfaatan secara efektif sumber daya alam yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Namun pengadukan tetap dilakukan agar bahan tercampur sempurna, keseragaman ukuran jahe instan dan pendinginan atau pengeringan kristal yang dihasilkan. Di Indonesia, ada bubuk jahe yang dikemas dalam kantong kecil untuk dijadikan minuman jahe atau dicampurkan ke dalam kopi dan teh.

Pengolahan jahe merupakan suatu proses mengubah jahe yang tadinya mempunyai nilai jual rendah menjadi olahan jahe yang mempunyai nilai jual tinggi seperti produk olahan jahe bubuk. Mengenai usaha pengolahan tanaman jahe menjadi teh jahe dan bubuk jahe, kita dapat melihat kerangka pemikirannya sebagai berikut.

Tabel 1. Kandungan Gizi Jahe Segar per 100 gram
Tabel 1. Kandungan Gizi Jahe Segar per 100 gram

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Teknik Penetuan Sampel
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Definisi Operasional

Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data melalui tanya jawab yang sistematis berdasarkan tujuan penelitian. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai orang-orang yang mengolah jahe terkait dengan teknologi yang digunakan dalam pengolahan jahe. Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informan berupa buku, arsip, dokumen, tulisan dan gambar dalam bentuk laporan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif yaitu mendeskripsikan manajemen teknologi yang digunakan dalam teknologi pengolahan jahe. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang terjadi pada saat ini atau pada masa lalu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif (kualitatif dan kuantitatif) yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan teknologi jahe pada industri rumahan.

Teknologi merupakan teknologi yang digunakan dalam usaha jahe berupa penggunaan mesin penggiling, blender, parutan dan kain saring dalam pengolahan tanaman jahe. Jahe merupakan tanaman yang dibudidayakan oleh petani di desa Pucak karena jahe sangat populer sebagai bahan bumbu dan obat. Pengolahan jahe merupakan serangkaian upaya pengolahan jahe yang dilakukan pada tanaman jahe untuk meningkatkan produksi tanaman jahe di desa Pucak.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak Geografis

  • Letak Luas dan Topografi
  • Keadaan Iklim dan Hidrologi

Kondisi Demografis

  • Keadaan Penduduk
  • Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
  • Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
  • Sarana dan Prasarana

Jumlah penduduk Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros pada tahun 2018 berjumlah 4.340 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 2.225 jiwa dan perempuan sebanyak 2.125 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 960 jiwa. Jumlah penduduk di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros berjumlah 4.340 jiwa, terdiri dari laki-laki 2.225 laki-laki dan 2.125 perempuan, dengan 960 kepala keluarga. Dalam upaya menjaga kelangsungan hidup penduduk Indonesia, Desa Pucak, Kecamatan Tomppobulu, Kabupaten Maros, dapat kita lihat berbagai jenis mata pencaharian pada tabel 3.

Artinya, penduduk daerah penelitian umumnya bekerja pada sektor pertanian, khususnya sebagai petani. Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, karena berkaitan dengan aspek kehidupan fisik dan mental, ketersediaan sarana dan prasarana tersebut tentunya akan memudahkan aktivitas masyarakat terutama aktivitas bekerja dan kualitas. meningkatkan pertanian di daerah tersebut. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros dapat kita lihat pada tabel 4.

Pada tabel 4 terlihat Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros mempunyai 6 unit Masjid, 4 unit TK, 4 unit SD, 2 unit SMP, 1 unit SMA, 4 unit posyandu, 1 unit Puskesmas, 1 kecamatan. -satuan. -unit kantor kecamatan, 1 unit kantor, desa, 3 unit jembatan, 1 unit lapangan sepak bola, 2 unit lapangan takraw dan 1 unit lapangan voli. Terlihat pada Tabel 4 sarana dan prasarana yang paling banyak adalah masjid yaitu sebanyak 6 buah.

Tabel  2.  Jumlah  penduduk  berdasarkan  jenis  kelamin  di  Desa  Pucak  Kecamatn  Tompobulu Kabupaten Maros, 2018
Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Pucak Kecamatn Tompobulu Kabupaten Maros, 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identitas Informan

  • Informan Menurut Pendidikan
  • Informan Menurut Tanggungan Keluarga
  • Informan Menurut Usia
  • Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada awal berdirinya industri rumahan Tenratellue, teknologi yang digunakan untuk memproduksinya masih manual atau tradisional sehingga direncanakan untuk memproduksi jahe bubuk. Proses pembuatan bubuk jahe tentunya memerlukan perencanaan agar dapat memberikan hasil yang baik bagi perusahaan. Perencanaan pembuatan jahe bubuk meliputi penggunaan peralatan pengolahan jahe, dimana alat yang digunakan adalah parutan dan henziller.

Pada saat produksi, karyawan memantau/memeriksa alat-alat yang digunakannya sebelum menggunakan alat tersebut dan pada saat proses pembuatan (pembuatan) bubuk jahe. Hasil evaluasi pada Home Industri Tenratellue menunjukkan bahwa alat-alat yang digunakan mulai dari tanaman jahe hingga pengolahannya menjadi bubuk jahe dari awal hingga saat ini sangat bermanfaat dan sangat nyaman digunakan. Pemanfaatan teknologi pengolahan jahe menjadi bubuk jahe di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros dapat membantu tenaga kerja di industri Tenratellue dalam mempermudah produksi produk bubuk jahe, karena dengan masih menggunakan alat tradisional masih tetap menggunakan tenaga kerja. -Intensif dan memakan waktu Dengan menggunakan teknologi mesin, usaha industri tenratellue tidak lagi padat karya dan memakan waktu.

Proses produksi pengolahan jahe bubuk di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros yang dahulunya masih menggunakan alat tradisional untuk membuat bubuk jahe menyebabkan produksi jahe bubuk sangat terbatas, karena proses pengolahan jahe menjadi bubuk jahe memerlukan waktu yang lama. . dan banyak tenaga kerja. Oleh karena itu, proses pembuatan bubuk jahe dengan alat tradisional memerlukan input yang banyak, dan dengan alat tradisional yang digunakan hanya mampu menghasilkan 1,5 kg bubuk jahe dalam sehari, padahal. Proses produksi pengolahan jahe menjadi bubuk jahe dengan bantuan mesin modern dapat meningkatkan kapasitas produksi bubuk jahe, karena dengan peralatan modern tersebut tidak lagi memerlukan tenaga kerja manual dan memakan waktu yang lama.

Kapasitas produksi mesin modern ini mampu mengolah 3 kg jahe menjadi bubuk jahe per hari. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, penggunaan teknologi modern yang digunakan dalam pengolahan jahe menjadi bubuk jahe semakin meningkatkan kapasitas produksi dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam proses produksinya. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros dapat disimpulkan bahwa industri Tenratellua telah berhasil memanfaatkan teknologi yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi bubuk jahe.

Tabel  5.  Jumlah  Informan  Berdasarkan  Tingkat  Pendidikan  di  Desa  Pucak  Kecamatan  Tompobulu Kabupaten Maros, 2018
Tabel 5. Jumlah Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, 2018

Manajemen Teknologi Dalam Proses Produksi Serbuk Jahe

Pengolahan Agroindustri Jahe Dalam Peningkatan kapasitas

  • Pengolahan Agroindustri Jahe
  • Hubungan Pengolahan Dalam Peningkatan Kapasitas Produksi

Alat tradisional yang dimaksud di sini antara lain pisau, baskom, wajan, kompor, spatula, sedangkan alat modern adalah penggiling dan penggiling. Cara kerja pemarut adalah jahe yang sudah dibersihkan (dicuci) dimasukkan ke dalam parutan kemudian digiling hingga hancur membentuk gumpalan-gumpalan tanah liat, sedangkan cara kerja pemarut adalah jahe yang sudah diolah. bubuk jahe dimasukkan ke dalam satu bungkusan lalu ujung bungkusan itu kita tutup bagian dalamnya. Mesin Hensiler lalu tekan. Produksi bubuk jahe yang dihasilkan bila menggunakan alat tradisional adalah 1,5 kg dan bila menggunakan mesin modern produksi bubuk jahe yang dihasilkan adalah 3 kg, sehingga selisih produksi yang dihasilkan bila menggunakan mesin tradisional dan mesin modern adalah 1,5 kg per hari.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Saran

Bagaimana cara atau strategi Anda dalam menentukan harga eceran produk olahan jahe yang Anda gunakan selama ini?

Gambar 1. Peta Lokasi Usaha Industri Tenratellue
Gambar 1. Peta Lokasi Usaha Industri Tenratellue

Gambar

Tabel 1. Kandungan Gizi Jahe Segar per 100 gram
Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar  keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara efektif dan  efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
Gambar 2. Skema kerangka pikir penelitian utilisasi teknologi pengolahan jahe sebagai  pembuatan  serbuk  jahe  di  Desa  Pucak  Kecamatan  Tompobulu  Kabupaten  Maros
Tabel  2.  Jumlah  penduduk  berdasarkan  jenis  kelamin  di  Desa  Pucak  Kecamatn  Tompobulu Kabupaten Maros, 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilakukan di Desa Barus Jahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Desa Barus jahe merupakan ibu kota dari kecamatan Barus