• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA ( MOOC PPPK 2023 )

N/A
N/A
MUHAMMAD SIRAJUL FUAD

Academic year: 2024

Membagikan "MASSIVE OPEN ONLINE COURSE PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA ( MOOC PPPK 2023 ) "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

RESUME AGENDA I, II & III

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA ( MOOC PPPK 2023 )

Oleh :

NAMA : ARIE ARFIA NANDA, S.Pd NIP : 198509062022212015 NIK : 1207244609850007

PPPK KABUPATEN DELI SERDANG

OKTOBER 2023

(2)

RESUME

MATERI AGENDA 1; WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI- NILAI BELA NEGARA

1. Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

2. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia a. Budi Utomo

Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 sekira pukul 09.00. Para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil yang diinisiasi oleh Soetomo.

b. Sumpah pemuda

Penetapan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Indonesische Clubgenbouw Jl. Kramat 106 Jakarta.

Kongres Pemuda II sendiri merupakan hasil dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1926 . Pada Kongres pemuda II ini berhasil menyampaikan 3 resolusi yaitu mengakui bertumpah darah satu, berbangsa satu dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.

c. Proklamasi Kemerdekaan

Mendengar Jepang menyerah, tanggal 14 Agustus 1945 pukul 14.00, Sjahrir yang sudah menunggu Bung Hatta di rumahnya menyampaikan pendapatnya bahwa sebaiknya Bung Karno sendiri yang menyatakan Kemerdekaanm Indonesia atas nama rakyat Indonesia melalui perantaraan siaran radio.

Namun keinginan itu mendapat penolakan , sehingga membuat golongan muda menculik Dwi Tunggal yaitu Sukarno Hatta untuk di bawa ke Rengasdengklok dan memaksa Sukarno untuk segera memproklamirkan Kemerdekaan. Hingga pada tanggal 17 agustus di rumah laksamana muda maeda di jalan pegangsaan timur no 56 jakarta dilksanakannya pembacaan teks proklamasi oleh Sukarno atas nama bangsa Indonesia. Darai peristiwa itulah maka tanggal 17 Agiustus merupakan hari bersejarah dimana Indonesia telah merdeka dan berdaulat.

3. 4 ( empat ) konsensus dasar a. Pancasila

Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno didepan sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan philosofische rondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan. mengapa Pancasial dijadikan sebagai landasan bersama bagi fondasi dan cita-cita berdirinya negara Indonesia merdeka. Kemajemukan dalam kesamaan rasa.

b. UUD 1945

Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.

kemerdekaan dikumandangkan Piagam Jakarta disahkan menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh PPKI.

c. Bhineka Tunggal Ika

(3)

Mengutip dari Kakawin Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga anekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit. Sementara dalam lambang NKRI, Garuda Pancasila, pengertiannya diperluas, menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak hanya pada perbedaan kepercayaan dan keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan suku, bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda kepulauan (antara nusa) dalam kesatuan nusantara raya. Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna- Ika-Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu.

d. Negara Kesatuan Republik Indonesia

PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara.

Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya. Adapun tujuan NKRI seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :

1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia 2) Memajukan kesejahteraan umum

3) Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan

4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

4. Bendera , Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebngsaan Indonesia a. Bendera

Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera pusaka saat ini tersimpan dalam museum nasional.

b. Bahasa

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.

c. Lambang negara

Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Garuda dengan perisai sebagaimana dimaksud dalam memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan lambang tenaga pembangunan. Garuda memiliki sayap yang masing- masing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45.

d. Lagu Kebangsaan

Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman.

A. ANALISIS ISU KONTEMPORER

Pemahaman tentang isu kritikal, sebaiknya perlu diawali dengan mengenal pengertian isu. Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah, sedangkan menurut

(4)

Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin.

untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut sebagai berikut:

1. Media scanning, yaitu penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media seperti surat kabar, majalah, publikasi, jurnal 225. profesional dan media lainnya yang dapat diakses publik secara luas

2. Existing data, yaitu dengan menelusuri survei, polling atau okumen resmi dari lembaga resmi terkait dengan isu yang dianalisis.

3. Knowledgeable others, seperti profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin opini dan sebagainya

4. Public and private organizations, seperti komisi independen, masjid atau gereja, institusi bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu

5. Public at large, yaitu masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung atau tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu

B. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan

berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.

Rumusan 5 Nilai Bela Negara : 1. Rasa Cinta Tanah Air;

2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;

3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;

4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;

5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara Nilai-Nilai Bela Negara

1. Rasa Cinta Tanah Air;

 Mencintai, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup

 Menghargai dan menggunakan karya anak bangsa

 Mencinbtai produk dalam negeri

 Menjaga dan memahami seluruh ruang wilayah NKRI

 Menjaga nama baik bangsa dan negara

 Mengenal wilayah tanpa ada fanatisme kedaerahan 2. Sadar Berbangsa dan Bernegara

 Disiplin dan bertanggung jawan terhadap tugas yang dibebankan

 Menghargai dan menghormati keanekaragaman suku agama ras dan antar golongan

 Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan

 Bangga terhadap bangsa dan negara sendiri

 Rukun dan berjiwa gotong royong dalam masyarakat

 Menjelaskan hak dan kewajiban sesuai peraturan perundangan yang berlaku 3. . Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara

 Menjalankan kewajiban beragama secara baik dan benar

 Memahami dan mengamalkan nilai- nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari di masyarakat.

 Meyakini Pancasila sebagai dasar negara dan menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.

 Menerapkan prinsip- prinsip dan nilai – nilai musyawarah mufakat

(5)

 Menghormati serta menjunjung tinggi Hak Asazi Manusia

 Saling membantu dan tolong menolong antar sesame manusia.

4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;

 Rela menolong warga masyarakat yang mengalami kesusahan tanpa melihat latar belakang orang tersebut.

 Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

 Menyumbvangkan tenaga , pikiran dan kemampuan untuk kepentingan masyarakat , kemajuan bangsa dan negara

 Membela bagsa dan negara sesuai dengan kemampuan profesi masing-masing.

 Ikut aktif berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat

 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara tanpa pamrih, 5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara

 Mempunyai kaemampuan , integritas dan kepercsyasn diri yang tinggi dalam membela bangsa dan negara.

 Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi bentuk ancaman- ancaman dilingkungan masing masing

 Senantiasa menjaga kesehatan sehingga memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.

 Memiliki kesehatan emosional dan spiritual serta intelegensi yang baik

 Memiliki pengetahuan tenyang kearifan local dan mampu mengetahui dan menyikapi setiap ancaman.

 Memiliki kemampuan dalam memberdayakan kekayaan sumber daya alam dan keragaman hayati.

(6)

RESUME

AGENDA 2 : NILAI- NILAI DASAR PNS

Di era pemerintahan Presiden JOKOWI 2019-2024 terdapat 5 prinsip kerja yang meliputi :

 Pembangunan SDM

 Pembangaunan Infrastruktur

 Simplifikasi regulasi

 Penyderhanaan Birokrasi

 Transformasi ekonomi

Dengan Basic Change Model/ model perubahan dasar (mindset Sebagian ASN ) memiliki pemikiran sebagai berikut :

How we see :Saya sih masih aman sampai pension, tempat saya kerja ga akan bubar.

What we do: saya hanya akan bekerja seperlunya saja tidsk usah terlalu ngoyo toh saya digaji.

The result we get ( hasilnya) : birokrasi yang kurang / tidak professional.

Dari basic change model seorang ASN yang bekerja apa adanya tersebut mengakibatkan efek domino.

Namun untuk ASN yang sudah merubah mindsetnya :

How we see :keberlangsungan karier saya ditentukan oleh kinerja saya dan kapasitas saya .

What we do: saya akan bekerja sebagik mungkin sesuai dengan kapasitanya.

The result we get ( hasilnya) : birokrasi yang professional.

Untuk menuju Birokrasi berkelas dunia tahun 2024 diperlukan ASN yang profesional ”BERAKHLAK” yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,Adaptif , Kolaboratif.

A. BERORIENTASI PELAYANAN

Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:

a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;

b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan c. melakukan perbaikan tiada henti.

B. AKUNTABEL

Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

 Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

 Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien

 Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel

(7)

C. KOMPETEN

Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar (organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul dan kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.Berkinerja yang BerAkhlak:

1) Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.

2) Meningkatkan kompetensi diri:

 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan

 Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan heutegogi, pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran.utama dari internet.

 Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online

 Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para pakar/ konsultan yang mungkin dimiliki oleh instansi tempat ASN bekerja.

 Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi demhgan pegawai dalam organbisasi atau luar organisasi.

3) Membantu Orang Lain Belajar:

 Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.

 Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).

 Me`ngambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah, disimpan dan diambil (Knowledge Repositories).

 Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Accessd.and Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned).

4) Melakukan kerja terbaik:

 Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.

 Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.

D. HARMONIS

Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas. Semoga kita semua dapat menerapkan dan meciptakan keharmonisan tersebut bersama kolega rekan sejawat, saat memberikan pelayanan public, dan kehidupan bermasyarakat.

Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,

a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;

b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’

c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah

(8)

E. LOYAL

Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan perundang undangangan yang berlaku.

Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN.

F. ADAPTIF

Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahan ini dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan publik. Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut:

 Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan

 Mendorong jiwa kewirausahaan

 Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah

Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).

Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel.

G. KOLABORATIF

Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini. Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020) mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas.

Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor, tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama.

Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan.

(9)

RESUME

AGENDA 3 : KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI A. SMART ASN

Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:

 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital

 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran

 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan

 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

 Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:

1) kecakapan digital, 2) budaya digital, 3) etika digital

4) dan keamanan digital.

Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan, sebagai warga Negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harus diiringi dengan tanggung jawab.

Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik. Hak dan kewajiban digital dapat memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna.

B. Manajemen ASN

Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.

 Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.

 Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN.

Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administrative terdiri dari keberatan dan banding administratif.

(10)

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

a) Pegawai Negeri Sipil (PNS);

b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

a) Pelaksana kebijakan public;

b) Pelayan public; dan

c) Perekat dan pemersatu bangsa

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.

Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.

 Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK

 Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.

 Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;

penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;

disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

 Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga

negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Referensi

Dokumen terkait

Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN), sebagai penyelenggara pemerintahan baik pemerintah pusat,

ASN berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja selanjutnya disebut

Dari beberapa pemaknaan di Negara-negara tersebut tentang temporary employee , dapat diketahui bahwa temporary employee hanya memiliki masa kerja atau kontrak yang singkat

RINCIAN PENETAPAN KEBUTUHAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARATA TAHUN ANGGARAN 2023 FORMASI TEKNIS NO JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN JUMLAH UNIT

Pelamar seleksi penerimaan PPPK Jabatan Fungsional JF Guru Tahun Anggaran 2023 wajib memiliki kualifikasi pendidikan dengan jenjang paling rendah sarjana atau diploma empat dan/atau

Lampiran IV Nomor : P.021/Otorita IKN/IX/2023 Tanggal : 19 September 2023 RINCIAN PENETAPAN KEBUTUHAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN OTORITA IBU KOTA NUSANTARA TAHUN ANGGARAN

RISET, DAN TEKNOLOGI Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telepon 021 5711144 Laman www.kemdikbud.go.id PENGUMUMAN NOMOR: 36973/A.A3/KP.01.01/2023 TENTANG HASIL

Pernyataan terebut sesuai dengan Pasal 1 Ayat 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara bahwa “PPPK adalah warga negara Indonesia yang