• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL MOOC PPPK MASSIFE OPEN ONLINE COURSE PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

N/A
N/A
Edy Sasmito

Academic year: 2024

Membagikan "JURNAL MOOC PPPK MASSIFE OPEN ONLINE COURSE PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL MOOC PPPK

MASSIFE OPEN ONLINE COURSE

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

OLEH

NAMA : EDY SASMITO, S. Pd.

NIPPPK : 198910112023211012

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

UPTD SATUAN PENDIDIKAN FORMAL SDN 1 TOSARI KECAMATAN BRANGSONG

TAHUN 2023

(2)

Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara

“Dr. Adi Suryanto, M.Si”

Indonesia sedang menuju “Indonesia Emas 2045”. Era revolusi industri 4.0 menuntut kita untuk cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Landasan penting penerapan ASN cerdas melalui Latsar sebagai kesiapan menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. MOOC bisa untuk pembelajaran yang tidak terbatas pada interaksi fisik. Namun dapat dilakukan secara mandiri dan dikembangkan dalam skenario pembelajaran kolaboratif, realisasi klasikal dan penguatan. MOOC diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi ASN di seluruh tanah air, mencetak ASN yang unggul dan kompeten menuju birokrasi kelas dunia dan Indonesia Emas 2045.

Video Sambutan Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASLANRI

“Dr. Muhammad Taufiq DEA”

Kebanggaan sebagai ASN karena dapat melayani Bangsa Indonesia. Penguasaan CoreValue bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan BerAKHKLAK :

1. Berorientasi Pelayanan 2. Akuntabel

3. Kompeten 4. Harmonis 5. Loyal 6. Adaptif 7. Kolaboratif

Kata kunci: Kemampuan berinovasi

Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital (SMART ASN)

Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi ASN yang unggul dan mendukung daya saing bangsa

(3)

Video Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Programdan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI “Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm”

Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK dituntut belajar mandiri pada materi MOOC. Pembelajaran dibagi 3 :

1. Sikap perilaku Bela Negara

2. Nilai-nilai rolvalue dalam penyelenggaraan pemerintahan 3. Kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan

(4)

AGENDA KEGITAN 1

Modul 1. Wawasan Kebangsaan Dan Nilai-Nilai Bela Negara

A. Wawasan Kebangsaan

Pengertian Wawasan Kebangsaan : Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsadan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nationcharacter) dan kesadaran terhadap system nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara:

1. Pancasila

2. Undang-UndangDasar1945 3. BhinnekaTunggalIka

4. NegaraKesatuanRepublikIndonesia

B. Nilai-Nilai Bela Negara

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi:

1. Cinta tanah air;

2. Sadar berbangsa dan bernegara;

3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;

4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan 5. Kemampuan awal Bela Negara.

Usaha Bela Negara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional, dengan sikap dan perilaku, meliputi: Cinta tanah air bagi ASN, Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN, Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara bagi ASN, Rela berkorban untuk bangsa dan negara bagi ASN, Kemampuan awal Bela negara bagi ASN.

(5)

C. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia 1. Umum

Bentuk Negara kesatuan yang disepakati oleh para pendiri bangsa dan kemudian di tetapkan berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memiliki makna pentingnya kesatuan dalam sistem penyelenggaraan Negara.

2. Makna Kesatuan dalam Sistem Penyelenggaraan Negara

Sebagai sebuah negara kesatuan (unitarystate), sudah selayaknya dipahami benar makna“kesatuan”tersebut.Dengan memahami secara benar makna kesatuan, diharapkan seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki pandangan, tekat, dan mimpi yang sama untuk terus mempertahankan dan memperkuat kesatuan bangsa dan negara.

3. Bentuk Negara Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”. Ini berarti bahwa Organisasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia bersifat unitaris, walaupun dalam penyelenggaraan pemerintahan kemudian terdesentralisasikan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota.

4. Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budayamasyarakat Indonesiasendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-unsur sosia lbudaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong- royong, musyawarah dan lain sebagainya.

(6)

Prinsip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita amalkan.

a. Prinsip Bhineka TunggalI ka b. Prinsip Nasionalisme Indonesia

c. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab d. Prinsip Wawasan Nusantara

e. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi.

5. Kebijakan Publik dalam Format Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UUAP”) yang diberlakukan sejak tanggal 17 Oktober 2014, memuat perubahan penting dalam penyelenggaran birokrasi pemerintahan Dalam UUAP tersebut, beberapa pengertian penting yang dimuat didalamnya adalah sebagai berikut: administrasi pemerintahan, keputusan administrasi pemerintahan, Tindakan administrasi pemerintahan, diskresi,

6. Landasan Idiil: Pancasila

Pancasila sebagai mana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara

7. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas;dan

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

(7)

MODUL 2. ANALISIS ISU KONTEMPORER

A. Perubahan Lingkungan Strategis KonsepPerubahan

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih baik untuk memuliakan manusia /humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia).

Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya:

1. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan,

2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, serta 3. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

Menjadi PNS yang professional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan berikut :

1. Mengambil tanggung jawab

2. Menunjukkan sikap mental positif

3. Mengutamakan keprimaan

4. Menunjukkan kompetensi

5. Memegang teguh kodeetik

B. Isu-Isu Strategis Kontemporer 1. Korupsi

2. TerorismedanRadikalisme 3. MoneyLaundring

4. Proxy War

5. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax)

C. Teknik Analisis Isu Isu Kritikal

Isu kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah- masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik akan isu tersebut.

(8)

MODUL 3. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

A. Kerangka Kesiap Siagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun social dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

B. Kemampuan Awal Bela Negara 1. Kesehatan Jasmani dan Mental

Sebagai Aparatur Sipi Negara, anda tidak hanya membutuhkan jasmani yang sehat, tetapi juga memerlukan jasmani yang bugar. Kebugaran jasmani ini diperlukan agar dapat menjalankan setiap tugas jabatan Anda dengan baik tanpa keluhan.

2. Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental

Sasaran latihan kesiapsiagaan jasmani adalah mengembangkan dan/atau memaksimalkan kekuatanfisik, dengan melatih kekuatan fisik akan dapat menghasilkan Tenaga, Daya Tahan, Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Kelincahan, Koordinasi.

3. Etika, Etiket, dan Moral a. Etika

Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral atau kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

b. Etiket

Etiket adalah bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai aturan tata krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan sesama manusia dengancarayanbaik, patut, dan pantas sehingga dapat diterima dan menimblkan komunikasi, hubungan baik, dan saling memahami antara satu dengan yang lain.

(9)

c. Moral

Moral berasal dari Bahasa Latin mores yang mempunyai arti kebiasaan, adat sehingga moral dapat didefinisikan sebagai nilai–

nilai dan norma– norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

C. Rencana Aksi Bela Negara

Program Rencana Aksi Bela Negara

Sebagai wujud internalisasi dari nilai-nilai Bela Negara, maka tugas membuat Rencana Aksi tersebut yang diberikan kepada peserta Latsar CPNS merupakan bagian unsur penilaian Sikap Perilaku Bela Negara selama mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

D. Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara

1. Peraturan Baris Berbaris

2. Baris Berbaris dan Tata Upacara 3. Keprotokolan

4. Kewaspadaan Diri

(10)

AGENDA KEGIATAN 2

MODUL 1. BERORIENTASI PELAYANAN

A. Konsep Pelayanan Publik

1. Pengertian Pelayanan Publik

Asas penyelenggaraan pelayanan public seperti yang tercantum dalam Pasal

4 UU Pelayanan Publik, yaitu: kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

2. Membangun Budaya Pelayanan Prima

Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan public yang berkualitas yaitu: (1) Komitmenpimpinan, (2) Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat,(3)Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan didalam penyelenggaraan pelayanan public, (4) Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindak lanjuti pengaduan masyarakat, (5) Pengembangankompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana, (6) Pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara pelayanan publik.

3. ASN sebagai Pelayan Publik

Pegawai ASN bertugas untuk: melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Berorientasi Pelayanan

1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan

Panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagipara ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu: (1) memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, (2) Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan, dan(3) Melakukan Perbaikan Tiada Henti

(11)

2. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan

Tantangan yang berasal dari internal penyelenggara pelayanan public dapat berupa anggaran yang terbatas, kurangnya jumlah SDM yang berkompeten, termasuk belum terbangunnya system pelayanan yang baik. Namun, Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat serta mengatasi berbagai hambatan yang ada.

MODUL 2. AKUNTABEL

A. Potret Layanan Publik Negeri Ini 1. Potret Layanan Publik di Indonesia

Pada kenyataan layanan public di negeri ini kerap dimanfaatkan oleh ‘oknum’

pemberi layanan untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok.

Payung hukum: Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Layanan Publik. Tantangan dari upaya peningkatan layanan publik antara lain :

Dari lingkungan ASN sebagai pemberi layanan : Godaan dan mental/pola pikir pihak-pihak yang dahulu menikmati keuntungan dari lemahnya sector pengawasan layanan.

Dari masyarakat penerima layanan: Tugas ASN dalam usaha peningkatan layanan public adalah ikut menjaga bahkan ikut berpartisipasi dalam proses menjaga dan meningkatkan kualitas layanan tersebut.

2. Keutamaan Mental Melayani

Mental Melayani: dari diri sendiri, dari kecil, dan dari sekarang

B. Konsep Akuntabilitas

1. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembagap embina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).

2. Aspek-Aspek Akuntabilitas: menunjukkan sebuah hubungan, erorientasi padahasil, membutuhkan laporan, memerlukan onsekuensi, dan memperbaiki kinerja.

3. Pentingnya Akuntabilitas

Fungsi akuntabilitas public yaitu: menyediakan control demokratis (perandemokrasi), mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan

(12)

(peran konstitusional), dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

4. Tingkatan Akuntabilitas: akuntabilitas personal, individu, kelompok, organisasi, dan stakeholder.

C. Panduan Perilaku Akuntabel 1. Akuntabilitas dan Integritas

Akuntabilitas dan Integritas tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanang kepada masyarakat

2. Integritas dan Anti Korupsi

Integritas adalah salah satu pilar penting dalam pemberantasan korupsi.

Secara harafiah, integritas bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan.

3. Mekanisme Akuntabilitas

akuntabilitas kejujuran dan hukum, proses, program, dan kebijakan Mekanisme akuntabilitas birokrasi Indonesia: perencanaan strategis, kontrak kinerja, dan laporan kinerja Menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel: kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi Langkah yang harus dilakukan dalam menciptakan frame work akuntabilitas:

a. Tentukan tujuan dan tanggung jawab b. Rencanakan apa yang akan dilakukan c. Lakukani mplementasi dan monitoring d. Berikan laporan

e. Berikan evaluasi dan masukan 4. Konflik Kepentingan

Konflik kepentingan adalah suatu keaaan sewaktu seseorang pada posisi yang diberi kewenangan dan kekuasaan untuk mencapa tugas dari perusahaan atau organisasi yang memberi penugasan, sehingga orang tersebut memiliki kepentingan profesional dan pribadi yang bersinggungan. Ada 2 tipe konflik kepentingan yaitu keuangan dan non keuangan

D. Akuntabel Dalam Konteks Organisasi Pemerintahan

Prinsip keterbukaan informasi : Maximum Access Limited xemption (MALE); permintaan tidak perlu disertai alasan; mekanisme yang

(13)

sederhana, murah, dan cepat; informasi harus utuh dan benar; informasi proaktif; perlindungan pejabat yang beritikad baik.

Untuk membangun budaya antikorupsi di organisasi pemerintahan, dapat mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan konflik kepentingan: penyusunan kerangka kebijakan, identifikasi situasi konflik kepentingan, penyusunan strategi penangan konflik kepentingan, dan menyiapan serangkaian Tindakan untuk menangani konflik kepentingan.

MODUL 3. KOMPETEN

A. Tantangan Lingkungan Strategis 1. Dunia Vuca

Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”,yaitu dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidak pastian (uncertainty).

2. Disrupsi Teknologi/Informasi

Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu.

Kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.

3. Kebijakan Pembangunan Aparatur

Upaya untuk mewujudkan (sembilan) Misi Pembangunan yang dikenal sebagai Nawacita Kedua, yaitu:

a. Peningkatan kualitas manusia Indonesia,

b. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing, c. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

d. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan

e. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa

f. Penegakan system hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya,

g. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada setiap warga

h. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya, dan i. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

B. Kebijakan Pembangunan Aparatur 1. SistemMerit

(14)

Sesuai dengan kebijakan Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014, prinsip dasar dalam pengelolaan ASN yaitu berbasis merit. Dalam hal ini seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.

2. PembangunanAparatur 2020-2024

Dalam tahap pembangunan Aparatur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Reformasi Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (worldclassbureaucracy), dicirikan dengan beberapahal, yaitu pelayanan public yang semakin berkualitas, dan tata Kelola yang semakin efektif dan efisien (Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi Aparatur 2020-2024).

3. Karakter ASN

Sekurangnya terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan diantaranya: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.

Kedelapan karakteristik ini disebut sebagai smart ASN. Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika lingkungan strategis, yaitu : inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan perseverance serta teamwork dan cooperation.

C. Pengembangan Kompetensi 1. Konsepsi Kompetensi

2. Hak Pengembangan Kompetensi

3. Pendekatan Pengembangan Kompetensi

D. Perilaku Kompeten

1. Berkinerja Yang BerAkhlak 2. Learn, Unlearn, dan Relearn 3. Meningkatkan Kompetensi Diri 4. Membantu Orang Lain Belajar 5. Melaksanakan Tugas Terbaik

MODUL 4 . HARMONIS

A. Keanekaragaman Bangsa Dan Budaya Indonesia

(15)

1. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari17.504 pulau. Dari ujung Aceh sampai Papua, Indonesia terdiri dari 1.340 suku bangsa, 715 bahasa, dan 6 agama dengan penganut mayoritas.

Semboyan nasional Indonesia,"Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda namun tetap satu"). Keanekaragaman suku bangsa disebabkan karena kondisi letak geografis Indonesia yang berada dipersimpangan dua benua dan samudra. Sehingga terjadi percampuran ras, suku bangsa, agama, etnis dan budayayang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya diseluruh Indonesia.

2. Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme dan Persatuan Kebangsaan Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam kitabnya, kakawin Sutasomapada tahun 1851.

3. Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangsaan

Beberapa aliran besar dalam konsep dan teori mengenai nasionalisme kebangsaan, yaitu aliran modernis, aliran primordialis, aliran perenialis, dan aliran etno.

4. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN

wujud tantangan ada yang berupa keuntungan dan manfaat yang antara lain berupa:

a. Dapat mempererat tali persaudaraan

b. Menjadi asset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara c. Memperkaya kebudayaan nasional

5. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa

Dalam menangani masalah yang ditimbulkan keberagaman budaya diperlukan Langkah dan proses yang berkesinambungan, diantaranya :

Pertama, memperbaiki kebijakan pemerintah dibidang pemerataan hasil pembangunan di segala bidang.

Kedua, penanaman sikap toleransi dan saling menghormati adanya perbedaan budaya melalui pendidikan pluralitas dan multikultural di dalam jenjang pendidikan formal.

B. Peran ASN Dalam Mewujudkan Suasana Dan Budaya Harmonis 1. Peran ASN

(16)

Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut :

a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara harus bersikap netral dan adil b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok

minoritas

c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjan sikap netral dan adil

d. PNS harus memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.

e. PNS menjadi figure dan teladan dilingkungan masyarakatnya

2. Budaya Harmonis

Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya. Upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus menerus. Mulai dari mengenalkan kepada seluruh personal ASN dari jenjang terbawah sampai yang paling tinggi, memelihara suasana harmonis, menjaga diantara personal dan stakeholder. Kemudian yang tidak boleh lupa untuk selalu menyesuaikan dan meningkatkan usaha tersebut, sehingga menjadi habit/kebiasaan dan menjadi budaya hidup harmonis di kalangan ASN dan seluruh pemangku kepentingannya.

MODUL 5. LOYAL A. Konsep Loyal

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu

Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kataloyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antaralain: (1) Taat pada Peraturan, (2) Bekerja dengan Integritas, (3)Tanggung Jawab pada Organisasi,(4) Kemauan untuk Bekerja Sama, (5) Rasa Memiliki yangTinggi, (6)Hubungan Antar Pribadi, (7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan, (8) Keberanian Mengutarakan Ketidak setujuan, dan (9) Menjadi teladan bagi Pegawai lain.

(17)

Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam CoreValues ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan panduan perilaku :

1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah

2. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan instansi dan negara; serta 3. Menjaga rahasia jabatan dan negara

Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.

B. Panduan Perilaku Loyal

Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu: Cinta Tanah Air, Sadar Berbangsa dan Bernegara, Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, dan Kemampuan Awal Bela Negara.

C. Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah

Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai:

Pelaksana kebijakan publik, Pelayanpublik, serta Perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwuju dan dari implementasi nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.

Perilaku loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN diinstansi tempatnya bertugas, diantaranya :

(18)

1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;

2. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan instansi dan negara; serta 3. Menjaga rahasia jabatandannegara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.

MODUL 6. ADAPTIF

A. Konsep Adaptif

Adaptif adalah suatu prosesyang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan- tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins:2003). Batasan pengertia nadaptif:

1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan 2. Penyesuaian terhadap norma untuk menyalurkan

3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah 4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan

5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan system

6. Penyesuaianbudayadanaspeklainnyasebagaihasilseleksialamiah.

B. Adaftif Sebagai Nilai dan Budaya ASN Learning Organization (petersenge):

1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahunnya hingga ketingkat mahir (personal mastery).

2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang yang sama terhadap suat visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision).

3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan (mental model)

4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning)

5. Pegawainya harus selalu berpikir sistematik, tidak kacamata kuda atau bermentalsilo (system thingking)

(19)

C. Penerapan Budaya Adaptif :

1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan 2. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah

3. Mendorong jiwa kewirausahaan 4. Terkait dengan kinerjainstansi

5. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan sebagainya.

Penerapan adaptasi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi yang merespons perubahan lingkungannya yaitu antara lain dengan kemampuan sikap maupun proses dapat dipandang sebagai :

a. Fluency (kelancaran) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau gagasanbaru karena kapasitas/wawasan yang dimilikinya.

b. Flexibility (Fleksibilitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak kombinasi dari ide-ide yang berbeda

c. Elaboration (Elaborasi) yaitu kemampuan untuk bekerja secara detail dengan kedalamandan komprehensif.

d. Originality (Orisinalitas) yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan dari ide atau gagasan yang dimunculkan oleh individu.

Pondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu lanskap (landscape), pembelajaran (learning), dan kepemimpinan (leadhersip).

Unsur landscap keterkait dengan bagaimana memahami adanya kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan. Unsur kedua adalah pembelajaran yang terdiri dari elemen-elemen adaptif organization yaitu perencanaan beradaptasi, penciptanaan budaya adaptif dan struktur adaptasi. Yang terakhir adalah unsur kepemimpinan yang menjalankan peran dalam membentuk adaptive organization. Ada 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory Service U K antara lain: Purpose, Cultural values, Vision, Corporate values, Corporate strategy, Structure, Problem solving, Partner working, dan rulers.

Ciri-ciri individu adaptif: (1) Eksperimen orang yang beradaptasi, (2) Melihat peluang di manaorang lain melihat kegagalan, (3) Memiliki sumber daya, (4) Selalu berpikir kedepan, (5) Tidak mudah mengeluh, (6) Tidak menyalahkan, (7) Tidak mencari polularitas, (8) Memiliki rasa ingin tahu, (9) Memperhatikan system, (10) Membuka pikiran, dan (11) Memahami apa yang sedang diperjuangkan.

(20)

MODUL 7. KOLABORATIF

A. Konsep Kolaborasi

Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segalaaspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:

(1) forum yang diprakarsai oleh Lembaga public atau Lembaga,(2) peserta dalam forum termasu kaktor nonstate, (3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi public, (4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, (5) forum ini bertujua nuntukmembuat keputusan dengan consensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan (6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

Whole-of-Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan- urusan yang relevan.

B. Praktik Dan Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintah

Esteveetal (2013p20) mengungkapkan beberapa aktivitas kolaborasi antar organisasi yaitu: (1) Kerjasama Informal; (2) Perjanjian Bantuan Bersama; (3) Memberikan Pelatihan; (4) Menerima Pelatihan; (5) Perencanaan Bersama; (6) Menyediakan Peralatan; (7) Menerima Peralatan; (8) Memberikan Bantuan Teknis; (9) Menerima Bantuan Teknis Memberikan Pengelolaan Hibah; dan (11) Menerima Pengelolaan Hibah.

Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu :

1. Trustbuilding: membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi

2. Facetofac eDialogue : melakukan negosiasi dengan baik dan bersungguh- sungguh;

3. Komitmen terhadap proses : pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;

(21)

4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan

5. Menetapkan outcome antara.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik. Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang- undangan”.

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta dengan syarat:

1. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan

2. Penyelenggaraan pelaksanaan pemerintah tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat pemerintahan

3. Dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakannya sendiri;

4. Apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat keterangan dan berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/atau

5. Jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut.

(22)

AGENDA KEGIATAN 3

MODUL 1. SMART ASN

A. Literasi Digital

Percepatan transformasi digital didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam visi misi Presiden Jokowi tahun 2019-2024, disebutkan bahwa masa pemerintahan yang kedua berfokus pada pembangunan SDM sebagai salah satu visi utama.

Meskipun demikian, Indonesia mencatat kenaikan skor yang cukup tinggi dalam waktu1tahun. Laporan ini belum diperbarui di tahun 2018-2019 karena data yang kurang memadai. Sehingga lingkupliterasi digital berfokus pada pengurangan kesenjangan digital dan penguatan literasi digital.

Kedua hal ini terkait erat dengan peta penguatan literasi digital dari Presiden dan Gerakan Literasi Digital dari Kominfo.

Transformasi digital di sektor pendidikan di Indonesia bukanlah suatu wacana yang baru. Berbagai perbincangan, regulasi pendukung, dan upaya konkret menerapkan transformasi digital di lingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia telah dilakukan. Jika sebelumnya berbagai wacana, kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang era industry 4.0 belum berhasil membuat industry Pendidikan universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, hingga sekolah dasar dan menengah mencapai progress signifikan pada transformasi digital Pendidikan Indonesia, terjadinya pandemic COVID-19 justru memberikan dampak luar biasa dalam aspek ini.

B. Pilar Literasi Digital

Literasi digital memiliki 4 pilar wajib yang harus dikuasai oleh para pegawai PPPK yang terdiri dari etika, budaya, aman, dan cakap dalam bermedia digital. Terdapat dua poros yang membagi area setiap domain kompetensi yang termasuk dalam pilar-pilar literasi digital. Etikatradisional adalah etika berhubungan secara langsung/tatap muka yang menyangkut tata cara lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan kesepakatan Bersama dari setiap kelompok masyarakat, sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai pedoman sikap dan perilaku anggota masyarakat. Etika kontemporer adala hetika elektronik dan digital yang menyangkut tata cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena teknologi yang memungkinkan Pertemuan social budaya secara lebih luas dan global. Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital

(23)

Culture) adalah bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warganegara digital. Dalam konteks keIndonesiaan, sebagai warga negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini karena Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia. Sehingga jelas, kita hidup didalam negara yang multicultural dan plural dalam banyak aspek. Dalam isu budaya, ada5 kompetensi yang dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan bernegara, yaitu: memahami budaya diruang digital, Produksi Budaya diRuang Digital, Distribusi Budaya di Ruang Digital, Partisipasi Budaya di Ruang Digital, Kolaborasi Budaya di Ruang Digital. Kompetensi keamanan digital didefinisikan sebagai kecakapan individual yang bersifat formal dan mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif. Jejak digital dikategorikan dalam dua jenis, yakni jejak digital yang bersifat pasif dan jejak digital yang bersifat aktif. Jejak digital pasif adalah jejak data yang kita tinggalkan secara daring dengan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan kita. Jejak digital aktif mencakup data yang dengan sengaja kita kirimkan diinternet atau diplatform digital.

C. Implementasi Literasi Digital Dan Implikasinya

Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi digital, berada di domain ‘single informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain‘kolektif, formal’ dimana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai warga negara dalam batas- batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. DigitalEthics (Etis Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat digital, berada didomain ‘kolektif, informal’. Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada domain

single, formal’ karena sudah menyentuh instrumen-instrumen hukum positif. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara.

(24)

MODUL 2. MANAJEMEN ASN

1. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

2. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

3. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil (PNS);

dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

4. Untuk menjalankan kedudukannya, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana kebijakan public; Pelayan public; dan Perekat dan pemersatu bangsa

5. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik

6. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.

Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.

7. Peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

a. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuatoleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan layanan public yang professional dan berkualitas.

c. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(25)

1. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut:

a. PNS berhak memperoleh gaji, tunjangan, dan fasilitas: cuti; jaminan pension dan jaminan hari tua; perlindungan; dan pengembangan kompetensi.

b. Sedangkan PPPK berhak memperoleh: gaji dan tunjangan; cuti;

perlindungan; dan pengembangan kompetensi.

c. Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UUASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.

d. Berdasarkan Pasal 92 UUASN, Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa: jaminan kesehatan; jaminan kecelakaan kerja;

jaminan kematian; dan bantuan hukum.

2. Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah : a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;

b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

d. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan

h. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 3. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

Dalam UUASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpatekanan;

(26)

d. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

e. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;

4. Penerapan system merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaranorganisasidan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapatdilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya

5. Pasca rekrutmen, dalam organisasi berbagai system pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan system merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.

Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain badperformers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.

6. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK

7. Manajemen PNSmeliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.

8. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

9. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utamadan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif dikalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, Pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(27)

10. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.

11. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun

12. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri

13. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS

14. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:

menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

15. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah

16. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Referensi

Dokumen terkait

Pegawai aparatur sipil negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintahan dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh Pejabat

1. Tenaga honorer adalah seorang yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk membantu tugas-tugas dari pegawai negeri yang bertugas di kantor Kelurahan

Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN), sebagai penyelenggara pemerintahan baik pemerintah pusat,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 yang akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk

Mutasi kepegawaian Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada sekolah swasta ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk berdasarkan peraturan perundang-undangan

• Sebagai dasar penilaian kinerja pegawai tiap tahun • Sebagai dasar pemberian Kenaikan Gaji Berkala • Sebagai penguat kolaborasi antara pimpinan dengan pegawai, antar pegawai, dan

20 GAJI DAN TUNJANGAN PPPK PPPK diberikan gaji dan tunjangan Gaji dan tunjangan berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil

selain ketentuan huruf a-g, pelamar harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1 tidak berkedudukan sebagai calon PNS, PNS, calon PPPK, PPPK, prajurit Tentara Nasional Indonesia, atau