• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir Dalam Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH :

HADISMAR ANWAR LUBIS NIM: 110200333

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS HUKUM

(2)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

NIM: 110200333

HADISMAR ANWAR LUBIS

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Disetujui Oleh:

KETUA DEPATEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

NIP: 196002141987032002 SURIA NINGSIH, S.H., M. Hum

PEMBIMBING PEMBIMBING II

SURIA NINGSIH, S.H., M. Hum

NIP: 195102061980021001 NIP: 197003171998031001

AMSALI SEMBIRING, S.H., M. Hum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Segala syukur kehadirat Allah SWT atas segala kenikmatan yang tak

terhingga sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.Shalawat dan

salamkepada Rasulullah SAW. Terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginyakepada kedua orang tua, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsiini.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat

gunamenyelesaikan program studi S-1 pada Fakultas Hukum Universitas

SumateraUtara dengan memilih judul: Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari

Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang-Undang Nomor 05 Tahun

2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Studi Di Pemerintah Kota Sibolga).

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan

FakultasHukum Universitas Sumatera Utara, karena sudah berusaha

untukmemberikan perubahan yang maksimalkan kepada fakultas

denganmeningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan

kampusFakultas Hukum USU.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembatu Dekan I

(4)

ii

mahasiswa dengan memberikan perubahan dan kemudahan dalam

memenuhi segala kebutuhan akademis dan administrasi.

3. Bapak Syafrudin Hasibuan, SH, MH, DFM, selaku Pembantu Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak O.K. Saidin, SH, M.Hum, selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Suria Ningsih, S.H., M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum

Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Suria Ningsih, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang

telahmemberikan petunjuk serta arahan selama dalam proses penulisan

skripsi ini.

7. Bapak Amsali Sembiring, S.H., M. Hum selaku Dosen Pembimbing II,

terima kasih atas kesabarannya dalam memberi nasihat, Motivasi, dan

bimbingan yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

membimbing Penulis selama masa perkuliahan.

9. Bapak / Ibu Dosen Departemen Hukum Administrasi Negara yang telah

banyak membimbing, mengarahkan dan membantu selama masa

perkuliahan.

10.Terima kasih Kepada Ayahanda H. Partomuan Sarikat Lubis dan Ibunda

HJ. Idawati., B.A., S.Pd Selaku Orang tua yang telah sabar mendidik dan

(5)

iii

sekali doa, dukungan, saran, kritik, dan apresiasi, pada penyelesaian

skripsi ini.

11.Terima Kasih Kepada Kak Fitri, Bang Tami, dan Ismail Selaku Saudara

kandung penulis, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

12.Terima kasih kepada Bou Taing, Bou Iyam, Kak wilda, Bang Ansari,

Amangboru Sofyan di Sibolga dan Keluarga Besar Lubis Family, yang

selalu memberikan doa dan memberikan semangat kepada penulis untuk

penyelesaian skripsi ini.

13.Sahabat-Sahabat penulis, Randa Morgan Tarigan (Ranmor), Bagus Firman

Wibowo (Bagushur), Dedek Rahmadsyah (DDR), Fithri Chairunnisa

(Cabel), Annisa Lubis (Calub), Rahmad Rivai, Ridho Rahmandha, Kak

Icha, Kak Devi, Ibu Nur Ainun foto copy P.S.I yang senantiasa membantu

dan memberikan semangat dan kepada Windri Taufiyanti yang telah

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

14.Seluruh Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Tanah Air ( PERMATA) yang

telah memberi semangat dan motivasi kepada penulis.

15.Terimakasih kepada seluruh teman-teman satu angkatan di Fakultas

Hukum USU ( stambuk 2011) senantiasa telah memberi semangat dan

motivasi kepada penulis.

16.Seluruh teman-teman Hukum Administrasi Negara yang telah memberikan

semangat serta motivasinya kepada penulis, semoga apa yang kita

(6)

iv

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dengan harapan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat memberikan sumbangan ilmiah

bagi Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

Medan, April 2015 Penulis,

(7)

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan ... 11

D. Manfaat Penulisan ... 12

E. Keaslian Penulisan ... 13

F. Tinjauan Pustaka ... 13

G. Metode Penelitian ... 14

H. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPILDI INDONESIA ... 18

A. Pegawai Negeri Sipil ... 18

B. Hubungan Hukum Kepegawaian Dengan Lembaga Kepegawaian ... 49

(8)

vi

BAB III MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN DI KANTOR

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SIBOLGA ... 73

A. Pengertian Mutasi Pegawai Negeri Sipil ... 73

B. Jenis Jenis Mutasi ... 75

C. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan di Kantor Badan

Kepegawaian Daerah Kotas Siboilga ... 86

BAB IV PROSEDUR MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI SATU DAERAH KE DAERAH LAIN BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DI KANTOR BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SIBOLGA ... 105

A. Syarat Dan Mekanisme Prosedur Pelaksanaan

Mutasi/Pemindahan Pegawai Negeri Sipil Dari Satu

Daerah Ke Daerah Lain/Pemindahan Antar Instansi di

Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga ... 105

B. Kewenangan Dan Dasar Hukum Mutasi/Pemindahan

Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah

Lain/Pemindahan Antar Instansi ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

(9)

vii

B. Saran ... 123

(10)

viii ABSTRAK

PROSEDUR MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI SATU DAERAH KE DAERAH LAIN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 05

TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (STUDI DI PEMERINTAHAN KOTA SIBOLGA)

Hadismar Anwar Lubis

*

Suria Ningsih, S.H., M. Hum** Amsali Sembiring, S.H., M. Hum***

Pegawai aparatur sipil negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintahan dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Pemerintah atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dalam Aparatur Sipil Negara dapat kita ketahui adanya mutasi PNS yang mana prosedur mutasi PNS adalah salah satu administrasi kepegawaian yang dapat diartikan sebagai seluruh aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja untuk mencapai tujuan tertentu, dimana masalah pokoknya berkisar pada hal penerimaan, pengangkatan, pemindahan, pengembangan, balas jasa sampai pada pemberhentian. Dengan ini dalam rangka meningkatkan pemahaman PNS dapat kita tarik mengenai mutasi PNS, dalam arti Pemindahan PNS dengan maksud Mutasi PNS dari satu daerah kedaerah lain/antar instansi dalam satu Provinsi.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan hukum kepegawaian dengan lembaga kepegawaian di Indonesia, bagaimana mutasi PNS serta tugas pokok dan fungsi jabatan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga, apakah yang menjadi dasar hukum pelaksanaan mutasi/pemindahan PNS di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga dan syarat-syarat atau prosedur apa saja yang harus dipenuhi oleh PNS dalam pelaksanaan mutasi/pemindahan.

Metode penelitian yang digunakan yuridis normatif. artinya penelitian mengacu pada norma hukumPenelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum kepustakaan,dimana melakukan pengumpulan data secara studi pustaka (library research) yang berkaitan dengan prosedur mutasi pegawai negeri sipil dari satu daerah ke daerah lain berdasarkan UU No. 05 Tahun 2014 tentang ASN.

_______________________________________

* Dosen Pembimbing I Ketua Jurusan Fakultas Hukum USU ** Dosen Pembimbing II Dosen Fakultas Hukum USU

(11)

1 A. Latar Belakang

Terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian, telah membawa perubahan besar dalam paradigma manajemen

pembinaan Pegawai Negeri Sipil di Indonesia. Pilihan untuk menggunakan sistem

manajemen pembinaan Pegawai Negeri Sipil berbasis karir (career Based

Personnel Management System) yang lebih menekankan kepada hak, kewajiban,

tugas dan tatacara pengelolaan Pegawai Negeri Sipil secara individu guna

membangun sumber daya manusia aparatur negara dengan manajemen yang

tersentralisasi pada fase pengimplementasian Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1974 jo. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, ternyata terbukti tidak

sepenuhnya mampu membangun sumber daya manusia aparatur negara yang

profesional dan bebas dari intervensi politik serta telah menyebabkan

tanggungjawab Pemerintah dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil menjadi

Sangat besar.

Dinamika penyelenggaraan Pemerintahan yang mengalami tren perubahan

sangat cepat pasca gelombang reformasi 1998, telah menghadirkan fenomena

Pemerintahan yang semakin terbuka dan hampir tidak memliki jarak limitatif

(12)

desentralistis dalam lingkungan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang

tidak lagi tertutup. Kondisi ini menuntut kemampuan adaptasi yang tinggi dari

Pegawai Negeri Sipil terhadap tren perkembangan teknologi dan informasi dalam

konteks peningkatan etos kerja dan profesionalisme. Dengan semangat untuk

menciptakan Aparatur Sipil Negara yang kompeten dan profesional,

Undang-Undang ini memaksa setiap Aparatur Sipil Negara melakukan trasnformasi diri

dari zona nyaman (comfort zone) menuju zona kompetitif (competitive zone).

Disisi lain diperlukan juga perubahan paradigma pengelolaan sistem

kepegawaian, dari sekedar “administrasi personalia/kepegawaian” yang sifatnya

parsial menjadi manajemen pengembangan sumber daya manusia secara strategis

(Strategic Human Resource Management) yang sifatnya lebih komplementer.

Pegawai Negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja untuk

pemerintahan dalam suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen

kadang juga dikategorikan sebagai pegawai negeri.1

a. Presiden, Gubernur, Bupati, dan Walikota – dipilih langsung oleh rakyat

melalui pemilu

Namun demikian, terdapat jabatan-jabatan tertentu yang tidak diduduki oleh

pegawai negeri, misalnya :

b. Menteri – ditunjuk oleh Presiden

Camat dan lurah adalah PNS, sedangkan Kepala Desa bukan merupakan PNS

karena dipilih langsung oleh warga setempat.2

(13)

Dari kemajuan suatu bangsa dan negara dapat dilihat yang mana sengat

bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki sikap,

mental, kecerdasan, memiliki ilmu pengetahuan dan kedisiplinan yang baik. Dapat

kita ketahui bahwasan kedisiplinan berupa kunci dari keberhasilan dalam suatu

pengembangan ekonomi, politik dan sosial budaya suatu negara.

Pada Orde Baru, yang mana berdasarkan sejarah Indonesia bahwa ada

terdapat berbagai masalah dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia.

Yang selanjutnya bentuk permasalahannya tergolong beberapa masalah berupa

pola pikir pemerintah dalam sturktur pemerintahannya, dimana titik berat

kekuasaan berada pada tangan penguasa birokrasi pemerintahan yang

mengakibatkan rakyat sebagai unsur utama demokrasi tidak memliki peran yang

dapat mengontrol birokrasi pemerintahan secara maksimal. Semua pejabat dan

pegawai dari berbagai lini dan layer memiliki jabatan dan kewajiban rangkap

memihak kepentinhgan golonbgan yang berkuasa. Dalam hal Konsep

monoloyalitas ini berdampak terhadap penataan kepergawaian atau sumber daya

aparatur pemerintah.

Menurut Aristoteles, suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah

dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum. Ada tiga unsur dari pemerintah yang

berkonstitusi, yaitu ;

1. Pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum

2. Pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada

ketentuan-ketentuan umum, bukan yang dibuat secara sewenang-wenang yang

(14)

3. Pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah yang dilakukan atas kehendak

rakyat, bukan berupa paksaan tekanan yang dilaksanakan pemerintah

despotik.3

Berdasarkan pendapat Aristoteles tersebut, menunjukan bahwa

pemerintahan Indonesia pada masa Orde Baru tidak dijalankan sebagaimana

mestinya sebagai pemerintah yang baik, berkonstitusi dan berkedaulatan hukum,

karena telah mengabaikan prinsip kepentingan umum dan adanya upaya

pemaksaan tekanan terhadap satruktur birokrasi pemerintahan dengan asas

monoloyalitas. Selanjutnya masih banyak lagi persoalan yang timbul, antara lain

tidak adanya daya asing Pegawai Negeri Sipil dalam menghadapi globalisasi.

Secara garis besar, permasalahan yang dihadapi birokrasi pemerintahan sebelum

dikeluarkannya Undang – Undang No. 8 Tahun 1974 dirubah dengan Undang –

Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok –Pokok Kepegawaian dan

diperbaharui kembali dengan Undang – Undang No. 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara.

Pegawai Negeri Sipil sebagai alat Pemerintahan (aparatur pemerintahan)

memeliki keberadaan yang sentral dalam membawa komponen kebijaksanaan –

kebijaksanaan atau peraturan – peraturan pemerintahan guna terealisasinya tujuan

Nasional. Yang mana komponen terakumulasi dalam bentuk pendistribusian

tugas, fungsi, dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil. Indonesia adalah sebuah

Negara yang wilayahnya terbagi atas daerah – daerah Provinsi. Daerah Provinsi

itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah kota

(15)

mempunyai Pemerintahan daerah yang diatur dengan undang – undang

Pemerintahan Daerah, yang mana dari undang – undang Pemerintahan Daerah

suatu daerah kota atau daerah Kabupaten memiliki aturan atau undang – undang

daerah sendiri untuk mengurusi dan mengembangkan daerah atau kota masing –

masing dalam arti “ Otonomi Daerah”.

Dalam pembinaan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pemerintah

pusat melaksanakan pembinaan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam

satu kesatuan penyelenggaraan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah. Dalam

rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Presiden dapat membentuk suatu

dewan yang bertugas memberikan srana dan pertimbangan terhadap kebijakan

otonomi daerah. Dewan ini dipimpin oleh Menteri Dalam Negeeri yang susunan

organisasi keanggotaan dan tata laksananya diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Presiden.

Dalam Undang – Undang No. 8 Tahun 1974 jo, Undang – Undang No. 43

Tahun 1999 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian dan di pernbaharui kembali

dengan Undang – Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

merupakan bagian dari penataan manajemen kepegawaian yang seragam melalui

penetapan norma, standar, dan prosedur yang jelas dalam pelaksanaan manajemen

kepegawaian. Dengan adanya keseragaman di seluruh Indonesia dan Khususnya

di Kota Sibolga.

Dalam konteks yang lebih luas, negara mempunyai tujuan Nasional yang

hendak dicapai di Indonesia ( Kota Sibolga ). Dari tujuan tersebut tercantum

(16)

1. Membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

2. Menunjukan kesejahteraan umum;

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa;

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.4

Dapat kita lihat dari suatu upaya penegasan dalam pembukaan UUD 1945

yang merupakan bagian dari upaya untuk mencapai suatu tujuan nasional,

dikarenakan dalam suatu negara dan bangsa memerlukan sarana – prasarana yang

mendukung, baik berupa dari sumber daya manusia mauapun sarana yang

berbentuk benda, karena negara tidak dapat melakukannya sendri.5

Untuk mencapai tujuan diatas, salah satu titik pembenahan yang paling

penting adalah sistem administrasi negara. Menurut Sjachran Basah, Hukum

Administrasi Negara adalah semua kaidah yang merupakan srana hukum untuk

mencapai tujuan negara. Menurut Belifante yang dikutip oleh Philipus M. Hadjon

dalam bukunya berisi peraturan yang berhubungan dengan administrasi.

Admnistrasi dapat dipersamakan artinya dengan Bestuur, dengan demikian

Administratief Recht disebut juga dengan Bestuur Recht. Dalam fungsi

Uapaya yang harus dilakukan negara dalam mencapai tujuan nasional, yaitu

dengan peningkatan kualitas manusia (masyrakat) secara berkelanjutan,

berlandasan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan perkembangan sosial.

4

Soehino,1986, ilmu negara,Yogyakarta,hlm 24

(17)

penyelenggaraan pemerintahan, besturen mengandung pengertian fungsional dan

institusional/struktural. Fungsional bestuur berarti fungsi pemerintahan,

sedangkan institusional/struktural bestuurberarti keseluruhan organ

pemerintah.Bestuur dapat diartikan sebagai fungsi pemerintahan, yaitu fungsi

penguasa diluar lingkungan regelgeving (pembentukan peraturan) dan

rechtspraak (peradilan).6

Suatu pengertian yang lebih rinci dapat ditemukan dalam pendapat Prajudi

Atmosudirjo, yaitu Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai

pemerintah beserta aparaturnya yang terpenting, yakni nadministrasi negara.7

Pihak pemerintah mempunyai tugas–tugas terhadap masyarakat dengan

melaksanakan suatu kebijakan lingkungan dalam bentuk wewenang, yaitu

kekuasaan yuridis akan orang–orang pribadi, badan–badan hukum dan

memberikan kepada Pegawai Negeri bawahan ha–hak dan kewajiban–kewajiban

yang yang dapat dan mereka pegang menurut hukum.8

Dalam melaksanakan dan menyelenggarakan tugas pemerintah diperlukan

adanya pegawai negeri yang baik dan mempunyai motivasi kerja yang tinggi.

Dalam Hukum Administrasi Negara hal yang berhubungan dengan motivasi

khususnya motivasi kerja pegawai negeri mendapatkan perhatian yang besar,

sebab pegawai negeri sebagai penyelenggara negara mempunyai peran yang

sangat menentukan dalam penyelenggaraan Negara untuk mencapai cita-cita

perjuangan bangsa mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana

6

Philipus M. Hadjon, dkk, 1994, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Madah University Press, Yogyakarta, hlm 3.

7

SF. Marbun dkk, 2001, Dimensi – Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, hlm 22.

(18)

tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Asas-Asas Umum

Pemerintahan Yang Baik (AUPB) sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.

28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.9

Untuk mewujudkan penyelenggaraan Negara yang mampu menjalankan

fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab, perlu

diletakkan asas-asas penyelenggaraan negara.10

Kebijakan kepala daerah melakukan pergantian pimpinan maupun staf di

sebuah instasi pemerintah, sering disalah artikan sebagai hukuman. Kata hukuman

mendominasi dalam menyikapi pergantian kepala dinas atau badan. Tidak hanya

itu. Pegawai golongan buntutpun kadang tidak luput dari keputusan para kepala

daerah untuk hengkang dari tempat kerja yang sudah lama ditekuninya.

Kesempatan menduduki jabatan merupakan persoalan tersendiri yang

dihadapi oleh seorang pegawai. Sebagian pegawai mendapatkan kesempatan yang

baik dalam mendapatkan jabatan, namun sebagian pegawai lainnya kurang

mendapatkan kesempatan. Pegawai negeri dalam menduduki jabatan tergantung

dari kepangkatan dan juga masalah prestasi kerja mereka. Namun sesungguhnya

selain itu posisi jabatan juga memberikan peluang kepada pegawai negeri untuk

lebih mengenal pejabat. Pejabat dalam pegawai negeri memegang kendali

keputusan, oleh karenanya apabila pegawai negeri dekat dengan pejabat, maka

mereka akan berkesempatan untuk menduduki jabatan dan bahkan memperoleh

apa yang diinginkannya.

9

Bintoro Tjokroamidjojo, 2004, Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Negara Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, hal 38

(19)

Sebagian pejabat hanya bisa pasrah. Bagi pejabat yang memahami betul

tentang tugas dan makna sumpah atau janji saat para pamong (PNS) tersebut

diangkat menjadi pelayan masyarakat, merasa biasa bahkan diuntungkan dengan

adanya mutasi. Para ahli berpendapat mutasi adalah proses yang secara hukum sah

dilakukan dilingkungan pemerintah. “Mutasi adalah ketentuan yang harus

dilaksanakan. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2007 Tentang Organisasi

Perangkat Daerah, merupakan salah satu dari sekian banyak peraturan tentang

kepegawaian, yang di dalamnya juga mengatur tentang mekanisme dan ketentuan

mutasi. Karena itu para ahli melanjutkan, mutasi harus dipahami sebagai berkah

karena dengan mutasi, pegawai banyak diuntungkan ketika berbicara tentang

karir.

Para ahli juga menilai, kesan hukuman jika seorang pejabat atau staf

dipindahkan dari dinas atau kantor yang satu ke dinas atau bagian yang lain

hanyalah sebuah opini yang tidak bisa dibuktikan keabsahannya. “Yang dikatakan

hukuman itu apabila seorang pejabat atau staf ditempatkan tidak sesuai dengan

pangkat dan atau golongan yang bersangkutan. Dan ini juga tidak gampang bagi

Baperjakat. Tapi sepanjang ditempatkan sesuai dengan pangkat atau golongan dari

pejabat atau staf yang bersangkutan saya rasa tidak ada yang salah”, jelas para ahli

berpendapat.

Kebijakan untuk melakukan mutasi merupakan sesuatu yang sangat

normatif. Dalam urusan mutasi, kebijakan kepala daerah dalam melakukan mutasi

disadari sebagai sesuatu yang mutlak dilakukan. Jika mutasi tidak dilakukan maka

(20)

Mutasi memang peristiwa yang unik dilingkungan PNS. Dipihak yang

merasa nyaman dengan jabatan dan lingkungan kerjanya, mutasi adalah sebuah

siksaan. Pada peristiwa yang sama, bagi sejumlah PNS, mutasi merupakan berkah.

Penyebabnya bisa karena bosan dengan suasana kerja maupun ambisi untuk

mendapat tantangan baru atau jabatan baru. Namun tidak dipungkiri kata mutasi

merupakan sebuah kata yang seram dikuping pejabat atau staf pemerintahan.

Hal lain yang menjadikan mutasi sebagai bentuk hukuman, diawali dari

berbagai pendapat tentang lingkup kerja. Secara umum lingkup kerja kadang

diterjemahkan secara bebas oleh masyarakat dan pejabat atau staf pemerintahan.

Lahan basah dan lahan kering menjadi istilah yang menggambarkan adanya

perbedaan beban dan peluang kerja antara instansi yang satu dengan instansi yang

lainnya. Pendapat itulah yang menimbulkan tafsiran yang bervariasi tentang

mutasi.

Mutasi bisa bermakna dua yakni ruang lingkup mutasi yang vertikal

promosi dan demosi. Promosi adalah bentuk apresiasi kalau seseorang memiliki

kinerja diatas standar organisasi dan berperilaku sangan baik yang diwujudkan

dalam bentuk kenaikan karir. Dengan demikian mereka yang mendapat promosi

akan memperoleh tugas, wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar.

Sementara demosi merupakan tindakan penalti dalam bentuk penurunan pangkat

atau dengan pangkat tetap tetapi sebagian tunjangan tidak diberikan. Hal ini

(21)

dan pembinaan personal namun tetap saja bekerja dengan kinerja jauh di bawah

standar organisasi dan berkelakuan tidak baik.11

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul tulisan skripsi ini diharapkan dapat memeberikan

gambaran keadaan tentang mutasi pegawai negeri sipil, khususnya bagi pegeawai

negeri Kantor Badang Kepegawaian Daerah Kota Sibolga.

Sehubung denghan hal tersebut, permasalahan utama dalam skripsi ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Hubungan Hukum Kepegawaian Dengan Lembaga

Kepegawaian Di Indonesia ?

2. Bagaimana Mutasi Pegawai Negeri Sipil Serta Tugas Pokok dan Fungsi

Jabatan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga ?

3. Apakah yang menjadi dasar hukum Pelaksanaan Mutasi/Pemindahan

Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga

dan Syarat-syarat atau Prosedur apa saja yang harus dipenuhi oleh Pegawai

Negeri Sipil dalam pelaksanaan Mutasi/Pemindahan ?

C. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan dan penelitian skripsi ini

adalah :

11

(22)

1. Untuk mengetahui Prosedur atau syarat-syarat Mutasi Pegawai Negeri Sipil

Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga.

2. Untuk menegetahui peraturan perundang-undangan tentang Pegawai Negeri

Sipil dan mengenai peraturan perundang-undangan tentang Prosedur Mutasi

Pegawai Negeri Sipil.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan dan penelitian skripsi ini adalah :

1. Ztentang Pegawai Negeri Sipil pada umumnya dan secara spesifik

memperkaya pengetahuan mengenai peraturan perundang-undangan tentang

Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Kantor Badan Kepegawaian Daerah

Kota Sibolga dan selanjutnya dapat memberikan masukan bagi pengembang

aplikasi Hukum Administrasi Negara dalam Instansi Pemerintah.

2. Secara teoritis, bahwa hasil penelitian ini dapat dapat dijadikan sebagai

referensi dalam bidang ilmu pengetahuan hukum, khususnya ilmu Hukum

Administrasi Negara.

3. Secara praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat dalam memecahkan permasalahan dalam Prosedur Mutasi Pegawai

Negeri Sipil, khususnya Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian

(23)

E. Keaslian Penulisan

Berdasarkan hasil penelusuran perpustakaan, penulisan yang berkaitan

dengan Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

Negara di Kota Sibolgabelum pernah ada dilakukan dan bukan merupakan hasil

ciptaan atau penggamdaan dari karya tulis orang lain dan sudah diperbandingkan

judulnya dikampus, dimana penulisan menimba ilmu di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara. Dengan demikian bahwa penulisan ini asli dan dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

F. Tinjauan Pustaka

Penyelenggaraan, pengangkatan, penggajian dan pemberhentian dari

pegawai harus dijalankan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh

pemerintah dan yang mempunyai maksud untuk berlaku seragam bagi semua

pegawai negeri. Sebagaimana kaedah-kaedah hukum lainnya, maka semua

hubungan hukum tersebut apabila terjadi penyimpangan yang tidak sesuai dengan

kaedah-kaedah hukum tersebut akan diberi sanksi oleh pemerintah melalui

aparaturnya. Karena kedaulatan Indonesia sebagai negara hukum, maka seluruh

pegawai negeri sebagai subjek hukum harus tunduk kepada hukum.12

“Manajemen kepegawaian adalah seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan

dan pengontrolan tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Selamat Saksono mengemukakan bahwa :

12

(24)

terlebih dahulu atau dengan kata lain menejemen kepegawain adalah suatu ilmu

yang mempelajari cara bagaimana memberikan fasilitas untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa partisipasi pekerja dalam suatu kesatuan aktifitas demi

tercapainya tujuan.”13

Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya untuk

meningkatkan efesiensi, efektifitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan

tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian yang meliputi perencanaan, pengadaan,

pengembangan kualitas, penempatan promosi, pengganjian, dan pemberhentian.14

Kebijakan manajemen Pegawai Negeri Sipil dibentuk Badan Kepegawaian

Negara (BKN) di daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai

perangkat daerah. Presiden sebagai kepala Pemerintahan adalah pembina seluruh

Pegawai Negeri Sipil baik pusat maupun daerah.15

G. Metode Penelitian

Dalam melakukan penulisan skripsi ini data merupakan dasar utama, agar

tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmia. Dan

selanjutnya Metode merupakan proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan

suatu masalah, sedangkan penelitian ialah pemeriksaan secara hati-hati, tekun dan

tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan manusia, maka metode

penelitian dapat diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian. Dengan

13

Slamet Saksono, Administrasi Kepegawian, Kanisius, Yogyakarta, 1995, hal. 14

14

SH. Sarundajang, Birokrasi Dalam Otonomi Daerah, PT. Surya Multi Grafika, Jakarta, 2003, hal. 36

15

(25)

demikian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Maka metode penulisan yang digunakan, antara

lain:

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Kantor Badan Kepegawaian Kota Sibolga

Tapanuli Tengah.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penulisan skripsi ini, dikaji dari beberapa sumber,

anatara lain :

a. Data primer yaitu data yang langsungdikumpulkan oleh peneliti sendiri

yang diproleh langsung dari masyarakat dengan jalan pengamatan

interview/wawancara

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui kepustakaan, dengan

menelaah buku literature, undang-undang, brosur/tulisan yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti.

c. Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum

maupun kamus umum dan website internet baik itu melalui Google

maupun Yahoo.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Metode pengumpula data yang diperoleh dengan cara membaca

bahan-bahan kepustakaan atau buku-buku yang berkaitan dengan topik yang

(26)

masalah yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

serta Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

Negara dan Peraturan Pelaksanaan lainnya yang berlaku.

b. Studi Lapangan

Metode pengumpulan data dengan cara studi lapangan

dimaksudkan agar memperoleh data yang dilakukan dengan cara

wawancara atau interview dengan pihak yang berkompeten dalam

menangani Mutas Pegawai Negeri di lingkungan Kantor Badan

Kepegawain Daerah Kota Sibolga. Wawancara dilakukan untuk

mengungkap data mengenai hambatan-hambatan yang terjadi dalam

pelaksanaan peraturan Mutasi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab terbagi atas beberapa

sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang

dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar

Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat

Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode

(27)

BAB II: TINJAUAN UMUM TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA

Bab ini terdiri dari sub bab : Pegawai Negeri Sipil, Hubungan

Hukum Kepegawaian Dengan Lembaga Kepegawaian, Jenis dan

Peranan Lembaga Pengelola Kepegawaian

BAB III: MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN DI KANTOR BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SIOLGA

Bab ini terdiri dari sub bab : Mutasi Pegawai Negeri Sipil,

Jenis-Jenis Mutasi, Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan Di Kantor Badan

Kepegawaian Daerah Kota Sibolga

BAB IV: PROSEDUR MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI SATU DAERAH KE DAERAH LAIN BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR

SIPIL NEGARA

Bab ini terdiri dari sub bab : Syarat Dan Mekanisme Prosedur

Pelaksanaan Mutasi/Pemindahan Pegawai Negeri Sipil Dari Satu

Daerah Ke Daerah Lain/Pemindahan Antar Instansi Di Kantor

Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga, Kewenangan Dan Dasar

Hukum Mutasi/Pemindahan Pegawai Negeri Sipil Dari nSatu

Daerah Ke Daerah Lain/Pemindahan Antar Instansi

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

(28)

18 A. Pegawai Negeri Sipil

1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil

Sebelum memebahas mengenai konsep manajemen kepegawaian

Indonesia, diperlukan pemahaman terlebih dahulu menegenai subjek dari

hukum kepegawaian, yaitu Pegawai Negeri Sipil. Kedudukan dan peranan

dari pegawai negeri dalam setiap organisasi pemerinthan sangatlah

menentukan, sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung

Pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Perana dari

Pegawai Negeri seperti diistilahkan dalam dunia kemiliteran yang berbunyi

not the gun, the man behind the gun, yaitu bukan senjata yang penting

melainkan manusia yang menggunakan senjata itu. Senjata modern tidak

mempunyai arti apa-apa apabila manusia yang dipercayai menggunakan

senjata itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan benar.16

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadinata, kata

Pegawai berarti : “orang yang bekerja pada Pemerintah (Perusahaan dan

sebagainya)”. Sedangkan “Negeri” berarti “Negara” atau “Pemerintah” jadi

Pegawai Negeri adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.17

16

Muchsan, op.cit, hlm. 12.

(29)

Melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara, dilakukan reduksi total terhadap eksistensi Pegawai Negeri Sipil.

Jika sebelumnya Pegawai Negari Sipil hanya berperan sebagai aparatur

negara dan aparatur pemerintah, lewat Undang-Undang ini Pegawai Negeri

Sipil diposisikan sebagai sebuah profesi yang sekaligus berperan sebagai

aparatur negara dan aparatur pemerintah. Hal in dapat dilihat dari bunyi

Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara, yang menyebutkan bahwa, “Aparatur Sipil Negara yang

selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan

Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

Pemerintah”, vide konsideran menimbang huruf c yang menyebutkan,

”bahwa untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari

reformasi birokrasi, perlu ditetapkan Aparatur Sipil Negara sebagai profesi

yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib

mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam

pelaksanaan manajemen Apratur Sipil Negra”. Penyebutan Aparatur Sipil

Negara sebagai aparatur negara sendiri dapat dilihat dalam Pasal 8 yang

berbunyi, “Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara”.

Konsekuensi logis dari adanya perubahan eksistensi ini adalah terciptanya

iklim kompetisi yang sehat bagi tiap-tiap individu Pegawai Negrei Sipil

untuk meningkatkan karirnya sepanjang kinerjanya menunjukan hasil yang

baik dan memuaskan serta secar linier memberikan dampak positif terhadap

(30)

sistem manajemen tidak lagi berbasis kepada karir tetapi lebih spesifik

ditekankan kepada sistem pembinaan manajemen kepegawaian yang

berbasis pada jabatan (Position Based Personnel Management System).18

Kranenburg memeberikan pengertian dari Pegawai Negeri, yaitu

pejabat yang ditunjuk, jadi penegertian tersebut tidak termasuk terhadap

mereka yang mengaku jabatan yang mewakili seperti anggorta parlemen,

presiden dan sebagainya. Logemann dengan menggunakan kriteria yang

bersifat materil mencermati hubungan antara negara dengan Pegawai Negeri

dengan memberikan pengertian Pegawai Negeri sebagai tiap pejabat yang

mempunyai hubungan dinas dengan negara.19

A.W. Widjaja berpendapat bahwa, “Pegawai adalah merupakan tenaga

kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental dan pikiran) yang

senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok

dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan “Negeri” berarti

negara atau pemerintahan, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang

bekerja pada pemerintah atau negara.

20

Selanjutnya A.W.Widjaja mengatakan bahwa, “Pegawai adalah orang

yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di lembaga-lembaga

pemerintah maupun dalam badan-badan usaha.21

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa merupakan modal pokok

dalam suatu organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi

18

Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah Kota Sibolga. 2014. “Profil Jabatan Aparatur Sipil Negara (Seri 1)”.Sibolga, hlm. 2.

19

Ibid. Hlm. 13.

20

A.W.Widjaja, Administrasi Kepegawian, (Jakarta: Rajawali, 2006), hal. 113.

(31)

swasta. Selanjutnya dikatakan bahwa pegawai merupakan modal pokok

dalam suatu organisasi karena berhasil tidaknya suatu organisasi dalam

mencapai tujuannya tergantung pada pegawai yang memimpin dalam

melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam organisasi tersebut. Pegawai

yang telah memberikan tenaga maupun pikirannya dalam melaksanakan

tugas ataupun pekerjaan, baik itu organisasi pemerintahan maupun

organisasi swasta akan mendapat imbalan sebagai balas jasa atas pekerjaan

yang telah dikerjakan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Musanef yang mengatakan bahwa,

“Pegawai adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapat

imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau badan swasta.22

Musanef memeberikan definisi Pegawai sebagai pekerja atau woker

adalah, “Mereka yang secara langsung digerakkan oleh seorang manajer

untuk bertindak sebagai pelaksaan yang akan menyelenggarakan pekerjaan

sehingga menghasilkan karya-karya yang diharapkan dalam usaha

pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.23

Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,

Pegawai”berarti”orang yang bekerja pada Pemerintah (perusahaan atau

sebagainya) sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi

Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau

negara.24

22

Musanef, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, (Jakarta: Gunung Agung, 1984)

23

Ibid, hal. 4.

24

(32)

Penegertian Pegawai Negeri menurut Mahfud M.D. dalam buku

Hukum Kepegawaian, terbagi dalam dua bagian yaitu pengertian stipulatif

dan penegrtian ekstentif (perluasan pengertian).

a. Pengertian Stipulatif

Pengertian yang bersifat stipulatif (penetapan tentang makna yang

diberikan oleh Undang-Undang tentang Pegawai Negeri terdapat dalam

Pasal 1 angka 1 dan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 43 Tahun

1999. Pengertian yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 berkaitan dengan

hubungan pegawai negeri dengan hukum (administrasi), sedangkan

dalam pasal 3 ayat (1) berkaitan dengan hubungan pegawai negeri

dengan pemerintah, atau mengenal kedudukan pegawai negeri.

Pengertian stipulatif tersebut selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1 angka 1: Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik

Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri,

atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 3 ayat (1) : Pegawai Negeri berkedudukan sebagai aparatur

negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas

(33)

Pengertian diatas berlaku dalam pelaksanaan semua

peraturan-peraturan kepegawaian dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua

peraturan perundang-undangan, kecuali diberikan definisi lain.25

b. Pengertian Ekstentif

Selain dari pengertian stipulatif ada beberapa golongan yang

sebenarnya bukan Pegawai Negeri menurut UU No.43 Tahun 1999,

tetapi dalam hal tertentu dianggap sebagai dan diperlakukan sama

dengan Pegawai Negeri, artinya di samping pengertian stipulatif ada

pengertian yang hanya berlaku pada hal-hal tertentu. Pngertian tersebut

terdapat pada :

a) Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 415-437 KUHP mengenai

kejahatan jabatan. Menurut pasal-pasal tersebut orang yang

melakukan kejahatan jabatan adalah yang melakukan kejahatan

yang berkenaan dengan tugasnya sebagai orang yang diserahi suatu

jabatan publik, baik tetap maupun sementara. Jadi, orang yang

diserahi suatu jabatan publik itu belum tentu Pegawai Negeri

menurut pengertian stipulatif apabila melakukan kejahatan dalam

kualitasnya sebagai pemegang jabatan publik, ia dianggap dan

diperlakukan sama dengan Pegawai Negeri, khusus untuk kejahatan

yang dilakukannya.

b) Ketentuan pasal 92 KUHP yang berkaitan dengan status anggota

dewan rakyat, anggota dewan kepala daerah dan kepala desa.

25

(34)

Menurut Pasal 92 KUHP, dimana diterangkan bahwa yang

termasuk dalam arti Pegawai Negeri adalah orang-orang yang

dipilih dalam pemilihan berdasarkan peraturan-peraturan umum

dan mereka juga mereka yang bukan dipilih, tetapi diangkat

menjadi anggota dewam rakyat dan dewan daerah serta

kepala-kepala desa dan sebagainya. Pengetian Pegawai Negeri menurut

KUHP sangatlah luas, tetapi pengertian tersebut hanya berlaku

dalam hal ada orang-orang yang melakukan kejahatan atau

pelanggaran jabatan atau tindak pidana lain yang disebut dalam

KUHP, jadi pengertian ini tidak termasuk alam hukum

kepegawaian.26

Pengertian Pegawai Negeri menurut Undang-undang Nomor 43 tahun

1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentan

Pokok-pokok Kepegawaian adalah setiap warga negara Republik Indonesia

yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangjat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalan suatu jabatan negeri atau diserahi tugas

negara lainnya dan gaji berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang

berlaku. Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999, terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat dan;

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah.27

26

Ibid., hlm. 10

27

Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 8 Tahun

(35)

Mengenai penjelasan ataupun arti Pegawai Negeri Pusat dan Pegawai

Negeri Daerah dapat dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 09 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2), yang mana

diterangkan sebagai berikut :

a. Pasal 1 ayat (1) :

Pegawai Negeri Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya

debebankan pada Departemen, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan

Lembaga Kepresidenan, Kantor Menteri Negara Kordinator, Kantor

Menteri Negara, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Lembaga

Pemerintahan Non-Departemen, Kesekretariatan Lembaga

Tertinggi/Tinggi Negara, Badan Narkotika Nasional, Kesekretariatan

Lembaga Lain yang dipimpin oleh Pejabat Struktural eselon I dan

bukan merupakan bagian dari Departemen/Lembaga Pemerintah

Non-Departemen, Instansi Vertikal di Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota,

Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan

tugas negara lainnya.

b. Pasal 1 ayat (2) :

Pegawai Negeri Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya

debebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bekerja

pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau pekerjaan di

luar instansi induknya.28

28

(36)

Kepegawaian dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua

peraturan-peraturan perundang-undangan lain. Agar lebih jelas ada 4 pokok

definisi mengenai Pegawai Negeri, yaitu :

a. Memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang

c. Diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri, dan

d. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.29

Dalam hal ini yang memenuhi syarat-syarat dalam keempat pokok

tersebut termasuk Pegawai Negeri. Kedudukan dan peran Pegawai Negeri

Sipil pada setiap negara adalah penting dan menentukan karena pegawai

negeri merupakan aparatur pelaksaan pemerintahan untuk

menyelenggarakan pemerintah dan kelancaran pembangunan dalam rangka

usaha mencapai tujuan nasional terutama ditentukan oleh kualitas dan

kinerja Pegawai Negeri Sipil.

Pegawai Negeri Sipil atau Civil Servant merupakan salah satu organ

penting bagi eksistensi suatu Negara, keberadaan Pegawai Negeri Sipil

selain sebagai bagian Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 Tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian.

Dari eksekutif juga terdapat pada organ-organ kenegaraan lainnya

seperti lembaga yudikatif maupun lembaga legislatif. Pegawai Negeri Sipil

29

(37)

harus netral dari semua golongan dan pegaruh partai politik serta tidak

diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pegawai Negeri Sipil juga dilarang atau tidak diperbolehkan menjadi

anggota dan/atau pengurus partai politik. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib

menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh

pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.

Dalam sistem Kepegawaian secara nasional, Pegawai Negeri Sipil

memilik posisi penting untuk menyelenggarakan pemerintahan dan

fungsikan sebagai alat pemersatu bangsa. Sejalan dengan kebijakan

desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintah, maka ada sebagian

kewenangan dibidang kepegawaian untuk diserahkan kepada daerah yang

dikelola dalam sistem kepegawaian daerah.30

2. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Dipandang Dari Sudut Hukum Pidana

Ditinjau dari sudut kepidanaan, kedudukan sebagai Pegawai Negeri

adalah penting :

a. Bagi delik-delik jabatan yaitu delik-delik dimana kedudukan Pegawai

Negeri adalah unsur.

b. Bagi delik-delik jabatan yang tidak sebesarnya, yaitu delik-delik biasa,

yang dilakukan kalau keadaan-keadaan yang memberatkan deperti

tersebut dalam Pasal 52 KUHP.

30

Undang-undang Nomor 8 tahun 2005,Tentang penetapan peraturan pemerintah penganti

(38)

c. Bagi delik-delik yang dilakukan terhadap Pegawai Negeri yang sedang

melakukan tugas.

Karena kedudukan Pegawai Negeri bagi delik-delik jabatan adalah

penting bahkan merupakan unsur mutlak, maka berkenaan dengan itu akan

penulis tinjau pengertian Pegawai Negeri dari sudut hukum kepidanaan.

Mengenai perumusan Pegawai Negeri antara lain terdapat di dalam :

a. KUHP;

b. Pendapat HR (Hoge Raad);

c. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Undang-Undang Nomor 03

Tahun 1971)

ad.a. Perumusan Pegawai “Negeri” di dalam KUHP.

Mengenai siapa yang termasuk sebgai Pegawai Negeri dirumuskan

dalam Pasal 92 KUHP. Untuk lebih jelasnya dikemukakan Pasal 92 yang

berbunyi sebagai berikut :

1) Yang disebut pejabat, termasuk juga orang-orang yang dipilih dalam

pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum, begitu juga

orang-orang yang bukan karena pemilihan menjadi anggota badan

pembentuk Undang-Undang, badan pemerintahan atau badan

perwakilan rakyat, yang dibentuk oleh pemerintah, begitu juga anggota

dan semua kepala rakyat Indonesia asli dan kepala golongan Timur

Asing yang menjalankan kekuasaan yang sah.

2) Yang disebut pejabat dan hakim termasuk juga hakim wasit, yang

(39)

peradilan administrasi, serta ketua-ketua dan anggota-anggota

pengadilan agama.

3) Semua anggota angkatan perang juga dianggap sebagai pejabat.31

Dilihat dari perumusan Pasal 92 KUHP tersebut kata “Ambtenar” oleh

Muljatno di dalam KUHP telah diterjemahkan menjadi kata pejabat. Untuk

selanjutnya penulis akan memepergunakan kata Pegawai Negeri dari

“Ambtenaar”

Di dalam KUHP Pasal 92.

“yang disebut pejabat /pegawai negeri termasuk . . . dan seterusnya”.

Jadi Pasal 92 KUHP tidak memberikan definisi mengenai siapakah

yang dimaksud dengan Pegawai Negeri pada umumnya, tetapi hanya

memberikan pengertian dari pengertian Pegawai Negeri/Pejabat. Ini terbukti

dari kalimat-kalimat yang disebut pejabat/pegawai negeri.

“Jadi Penegrtiannya luas sekali, karena tidak ada batasnya.

ad.b Perumusan Pegawai Negeri menurut Pendapat HR (Hoge Raad)

Seperti dikatakan dalam Nomor 1 KUHP tidak memberikan definisi

(bahasan) tentang Pegawai Negeri.

HR (Hoge Raad) pada keputusannya tanggal 30 Januari 1911,

merumuskan pengertian Pegawai Negeri sebagai berikut : “Pegawai Negeri

adalah seseorang yang diangkat oleh penguasa dalam suatu jabatan umum,

31

(40)

yang melaksanakan sebagian dari tugas-tugas negara atau alat-alat

perlengkapan.32

Untuk lebih lengkapnya mengenai pengertian Pegawai Negeri ini

mengemukakan pendapat E. Utracht yang mengatakan “Pegawai Negeri”

(Ambtenaar) dalam kejahatan jabatan adalah tiap pejabat suatu jabatan

pemerintah.33

3. Jenis Pegawai Negeri Sipil

Mengenai jenis Pegawai Negeri Sipil didasarkan Pada Pasal 2 ayat (1)

UU No. 43 Tahun 1999, Pegawai Negeri dibagi menjadi :

a. Pegawai Negeri Sipil

b. Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan

c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 2 ayat (1) UU No. 43 Tahun 1999 tidak menyebutkan apa yang

dimaksud dengan pengertian masing-masing bagiannya, namun di sini dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pegawai Negeri

Sipil adalah Pegawai Negeri bukan anggota Tentara Nasional Indonesia dan

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan penjabaran diatas, Pegawai Negeri Sipil merupakan

bagian dari pegawai negeri yang merupakan aparatur negara. Menurut UU

No. 43 Tahun 1999 Pasal 2 ayat (2) Pegawai Negeri Sipil dibagi menjadi :

32

Jonkers, J.E., Buku Pedoman Tentang Hukum Pidana Di Indonesia, diterjemahkan oleh R.A. Koesnoen diterbitkan oleh PBSS. Kepenjaraan, tanpa tempat dan tahun, hlm. 178-179

(41)

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat

Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai

Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan Bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah

Nondepartemen, Kesekretariatan Lembaga Negara, Instansi Vertikal di

daerah Provinsi Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau

dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya.

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah

Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah

Pegawai Negeri sipil daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya

dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja

pada Pemerintahan Daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.

Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang

diperbantukan diluar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang

menerima perbantuan.34

Di samping Pegawai Negeri sebagaimana yang disebutkan pada Pasal

2 ayat (1), pejabat yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.

Yang dimaksud dengan pegawai tidak tetap adalah pegawai yang diangkat

untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan

pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai

34

(42)

dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Pegawai tidak tetap tidak

berkedudukan sebagai pegawai negeri.35

Penamaan pegawai tidak tetap mempunyai arti sebagai pegawai di

luar PNS dan pegawai lainnya (tenaga kerja). Penamaan pegawai tidak tetap

merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah terhadap banyaknya

kebutuhan pegawai namun dibatasi oleh dana APBD/APBN dalam

penggajiannya.36

a. PNS; dan

Mengenai jenis Pegawai Negeri Sipil yang disebut juga ASN

(Aparatur Sipil Negara) ada juga terdapat dalam Undang-Undang Aparaur

Sipil Negara yang mana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 05

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jenis ASN (Aparatur Sipil

Negara) terdapat pada Pasal 6, sebagai berikut :

Pegawai ASN terdiri atas ;

b. PPPK.

Dalam penjelasan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara dapat di lihat penjelasannya dalam Pasal 7

Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

yang mana tercantum sebagai berikut:

Pasal 7

35

Penjelasan Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan Undnag-Undang Nomor 08 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

36

(43)

a. PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a merupakan Pegawai

ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

b. PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan

Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja

oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi

Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ini.37

Dari uraian diatas mengenai jenis Pegawai Negri Sipil, terdapat

perbedaan yang di terbitkan oleh Undang-Undang yang lama dan baru.

Namun tetapi dalam perbedaan jenis juga terdapat pengertian yang sama,

akan tetapi Undang-Undang yang berlaku saat ini yaitu Undang-Undang

Aparatur Sipil Negara memberi penjelasan yang komprehensif atau jelas

dan mudah dimengerti apa tugas sebenarnya Pegawai Negeri tersebut.

4. Hak Dan Kewajiban Pegawai Negeri sipil

Dalamtelah disebutkan bahwa ia

memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam undang-undang. Sudah

menjadi ketentuan akan ada hak tapi jika sebuah kewajiban. Hak dan

kewajiban PNS sendiri sudah diatur dalam Undang-undang nomor 8 tahun

1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Undang-udang nomor 5 Tahun

2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Kewajiban dalam undan-undang nmor

8 kemudian diperjelas lagi pada Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010

37

(44)

tentang Disiplin PNS. PP ini masih berlaku sampai sekarang mengingat

belum ada PP baru pelaksanaan UU ASN. Berikut Hak dan Kewajiban

Pegawai Negeri Sipil menurut Undang-Undang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 atas perubahan

dari Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1974, ditetapkan bahwa kewajiban

Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut :

a. Wajib setia, dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan

Pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam

negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 4))

b. Wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan

penuh pengabdian, kesederhanaan dan tanggung jawab (Pasal 5)

c. Wajib menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan

rahasia jabatan kepada dan atas perintah pejabat yang berwajib atas

kuasa Undang-Undang (Pasal 6)

Selanjutnya, adapun mengenai Hak Pegawai Negeri Sipil yang mana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 yang mana atas

perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagai berikut :

a. Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai

dengan pekerjaan dan tanggungjawabnya. (pasal 7)

(45)

c. Setiap Pegawai Negeri yang ditimpa oleh sesuatu kecelakaan dalam dan

karena menjalankan tugas kewajibannya, berhak memperoleh

perawatan. (pasal 9 angka 1)

d. Setiap Pegawai Negeri yang menderita cacat jasmani atau cacat rohani

dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang

mengakibatkannya tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga,

berhak memperoleh tunjangan. (pasal 9 angk 2)

e. Setiap Pegawai Negeri yang tewas, keluarganya berhak memperoleh

uang duka. (pasal 9 angka 3)

f. Setiap Pegawai Negeri yang telah memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan, berhak atas pensiun. (pasal 10)

Kewajiban Pegawai Negeri adalah segala sesuatu yang wajib

dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra

Djatmika, kewajiban Pegawai Negeri dibagi dalam tiga golongan, yaitu :

1. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungan dengan suatu jabatan

2. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu

tugas dalam jabatan, melainkan dengan kedudukannya sebagai Pegawai

Negeri pada umumnya

3. Kewajiban-kewajiban lainnya.38

Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang No. 05 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara atas perubahan dari Undang-Undang No. 43 Tahun

1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian menjelaskan mengenai kewajiban

38

(46)

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN

adalah Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut :

a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

Pemerintah yang sah.

b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang

berwenang

d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan

e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,

kesadaran, dan tanggung jawab

f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan

dan tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun diluar

kedinasan

g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia

jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan

h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.39

Selanjutnya, adapun mengenai Hak Pegawai Negeri Sipil yang mana

diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang

aparatur sipil negara, sebagai berikut :

a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;

39

(47)

b. Cuti;

c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua

d. Pengembangan kompetensi40

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengatur

tentang disiplin PNS. Di dalam peraturan tersebut diatur tentang displin,

pelanggaran disiplin, larangan, dan juga kewajiban PNS. Kewajiban PNS

yang diatur antara lain:

Bagian 3 pasal 3 PP 53 Tahun 2010

a. Mengucapkan sumpah/janji PNS

b. Mengucapkan sumpah/janji jabatan

c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila ,UUD-RI 1945,NKRI dan

Pemerintah.

d. Menaati segala ketentuan peraturan perundang- undangan.

e. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS denga

penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab

f. Menjujung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS

g. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,

seseorang, dan /atau golongan;

h. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut

perintah harus dirahasiakan;

i. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk

kepentingan negara;

40Penjelasan

(48)

j. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada

hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah

terutama di bidang keamanan, keuangan dan materiil;

k. Masuk kerja dan menaati jam kerja

l. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan

m. Menggunakan dan memelihara barang- barang milik negara dengan

sebaik-baiknya;

n. Memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada masyarakat

o. Membimbing bawahan dalam melaksankan tugas

p. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan

karier

q. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang.41

Dari kewajiban dan Hak Pegawai Negeri Sipil dapat juga di jelaskan

mengenai penjelasan terhadap kewajiban dan hak Pegawai Negeri Sipil,

sebagai berikut :

a. Kewajiban Pegawai Negeri

Kewajiban Pegawai Negeri adalah segala sesuatu yang wajib

dilakukan berdsarkan peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra

Djatmika, kewajiban Pegawai Negeri dibagi dalam tiga golongan :

1. Kewajiban – kewajiban yang ada hubungannya dengan suatu

jabatan.

41

(49)

2. Kewajiban – kewajiban yang tidak langsung berhubungan denbgan

suatu tugas dalam kabatan, melainkan dengan kedudukannya

sebagai Pegawai Negeri pada umumnya.

3. Kewajiban – kewajiban lainnya.42

Untuk menjunjung tinggi kedudukan Pegawai Negeri Sipil,

diperlukan elemen-elemen penunjang kewajiban meliputi kesetiaan,

ketaatan, pengabdian, kesadaran, tanggung jawab, jujur, tertib,

bersemangat dengan memegang rahasia negara dan melaksanakan tugas

kedinasan.

Dari elemen-elemen penunjang kewajiban dapat di jelaskan sebagai

berikut :

a. Kesetiaan berartai tekad dan sikap batin serta kesanggupan untuk

mewujudkan dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945 dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Pada

umumnya kesetiaan timbul dari pengetahuan dan pemahaman dan

keyakinan yang mendalam terhadap apa yang disetiai, menghayati

dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pancasila yang disetiai adalah sebagaimana termaktub dalanm

pembukaan Undang Dasar 1945. Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 pada dasarnya dirumuskan secara singkat, oleh

karena itu setiap Pegawai Negeri Sipil berkewajiban untuk

menjabarkan dan melaksanakan secara taat asas, kreatif, dan

(50)

konstruktif terhadap nilai-nilai yang terkandung, baik dalam tugas

maupun dalam sikap, prilaku dan perbuatannya sehari-hari.

Pelanggaran terhadap disiplin, pelanggaran hukum dalam dinas

maupun diluar dinas secara langsung maupun tidak langsung

merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

b. Ketaatan berarti kesanggupan seseorang untuk menaati segala

peraturan perundang-undangan dan peraturan (kedinasan) yang

berlaku serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang

ditentukan.

c. Pengabdian (terhadap Negara dan masyarakat) merupakan

kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia

dalam hubungan formal baik dengan Negara secara keseluruhan

maupun dengan masyarakat secara khusus.

d. Kesadaran berarti merasa, tahu dan ingat ( pada keadaan yang

sebenarnya) atau keadaan ingat (tahu) akan dirinya.

e. Jujur berarti lurus hati; tidak curang (lurus adalah tegak benar),

terus terang (benar adanya), kejujuran adalah ketulusan hati

seseorang dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak

menyalahkan wewenang yang diberikan kepadanya atau keadaan

wajib menanggung segala sesuatunya apabila terdapat sesuatu hal,

(51)

f. Menjunjung tinggi berarti memuliakan atau menghargai dan

menaati martabat bangsa. Menjunjung tinggi kehormatan bangsa

dan negara mengandung arti bahwa norma-norma yang hidup

dalam Bangsa dan Negara Indonesia harus dihormati. Setiap

Pegaweai Negeri Sipil harus menghindari tindakan dan tingkah

laku yang dapat menurunkan atau mencemarkan kehormatan

Bangsa dan Negara.

g. Cermat berarti (dengan seksama); (dengan) teliti; dengan sepenuh

minat (perhatian).

h. Tertib berarti menaati peraturan dengan baik, aturan yang bertalian

dengan baik.

i. Semangat berarti jiwa kehidupan yang mendorong seseorang untuk

bekerja keras dengan tekad yang bulat untuk melaksanakan tugas

dalam rangka pencapaian tujuan. Bersemangat berarti ada

semangatnya, mengandung semangat. Biasanya semangat timbul

karena keyakinan atas kebenaran dan kegunaan tujuan yang akan

dicapai.

j. Rahasia berarti sesuatu yang tertsembunyi (hanya diketahui oleh

seseorang atau beberapa orang saja; ataupun sengaja

disembunyikan supaya orang lain tidak mengetahuinya). Rahasia

dapat berupa rencana, kegiatan atau tindakan yang akan, sedang

(52)

bahaya, apabila diberitahukan kepada atau diketahui oleh orang

yang tidak berhak.

k. Tugas kedinasan berarti sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang

ditentukan untuk dilakukan terhadap bagian pekerjaan umum yang

mengurus sesuatu pekerjaan tertentu.

b. Hak Pegawai Negeri sipil

Dasar dari adanya hak adalah manusia mempunyai berbagai

kebutuhan yang merupakan pemacu bagi dirinya untuk memenuhi

kebutuhannya, seperti bekerja untuk memperoleh uang bagi pemenuhan

kebutuhan. Manusia dalam kajian ekonomi disebut sebagai sumber

daya karena memiliki kecerdasan, melalui kecerdasan yang semakin

meningkat mangakibatkan manusia dikatakan sebagai homo sapiens,

homo politikus dan homo ekonomikus dan dalam kajian yang lebih

mendalam dapat dikatakan pula bahwa manusia adalah zoom politicon.

Berdasarkan perkembangan dunia modern, dalam prosesnya setiap

individu akan berinteraksi dalam masyarakat yang semakin meluas dan

perkembangan berikutnya adalah dimulainya konsep organisasi yang

melingkupi bidang pemerintahan, sehingga manusia dapat dikatakan

sebagai homo administratikus dan organization man.43

Langkah – langkah yang ditempuh dalam suatu organisasi adalah

bertujuan untuk mempertautkan antara kepentinga pegawai dan

organisasi. Kepentingan pegawai pada umunya terbatas kepada

(53)

kepentingan memperoleh gaji guna memenuhi kebutuhannya dan hal ini

pun masih dipengaruhi oleh kepentingan lainhnya berupa keserasian

arahan kerja dari pimpinan organisasi, kesempatan mengembangkan

diri sampai dengan adanya jaminan di hari tua (pensiun).

Berdasarkan pembahasan diatas, kebutuhan manusia dapat

diklasifikasikan menjadi kebutuhan primer dan skunder yang meliputi

fisiologis, sosial,dan egoistik.

1) Kebutuhan primer adalah kebutuhan sandang, pangan, papan dan

lain-lain yang keseluruhannya bertujuan memenuhi kebutuhan

dasar manusia yang disebut fisiologis. Manusia selalu berusaha

agar kebutuhan primer dapat berkesinambungan, sehingga dalam

hati nurani tumbuh harapan adanya kepastian dan keamanan.

Kedua faktor ini yang menjadi dorongan yang kuat bagi manusia

untuk bekerja.

2) Kebutuhan sekunder yang bersifat relatif, karena adanya perbedaan

kebutuhan antara seseorang dengan lainnya. Menurut Flippo,

kebutuhan sekunder tersebut terdiri atas kebutuhan sosial dan ego,

seperti afeksi, disenangi oleh lingkungan. Kebutuhan ego tampak

dalam berbagai kesempatan, seperti pengakuan terhadap

kemampuan diri dari lingkungannya; sifat dominan, dan lain-lain.

Berdasarkan hal ini, seorang yang bekerkja berorientasi pada

Gambar

Tabel Kebijakan dan Strategi Pendayagunaan Aparatur Negara

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus ini permasalahan mendasar adalah Penggugat I dan Penggugat II merasa keberatan dengan adanya proses jual beli yang dilakukan oleh Tergugat I, karena

tersebut belum diterapkan di laboratorium BPPTKG sehingga perlu dilakukan verifikasi.Verifikasi metode ini bertujuan untuk memastikan laboratorium BPPTKG dapat

JCI mencoba breakout Resistance 5.987, bila berhasil berpeluang melanjutkan penguatan dengan mencoba next Resistance 6.027 dan 6.050. Namun, bila JCI tidak berhasil breakout

(3) Bagaimanakah upaya guru dalam pembinaan perilaku disiplin Santri Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Mubarokah di Desa Boro Kec. Adapun yang menjadi tujuan

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan yang lebih

Permasalahan adanya limpasan gelombang yang melampaui bangunan Seawall dan menerpa pemukiman membutuhkan suatu analisis secara teoritis secara lebih tepat dengan suatu

Evaluasi dilakukan dengan pemilihan titik standar yang diikutsertakan pada kurva kalibrasi hingga diperoleh hasil pengukuran yang optimum dengan kemiringan kurva (slope) dan

menyegarkan kembali bagian kaki sehingga memulihkan sistem keseimbangan dan membantu relaksasi sehingga tekanan darah menurun 9. Berdasarkan hasil penelitian yang