• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PEGAWAI NEGER

C. Jenis Dan Peranan Lembaga Pengelola Kepegawaian

Sejarah singkat menempatkan sejumlah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam manajemen Pegawai Negeri Sipil di Indonesia. Lemga- lembaga tersebut adalah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN), Lembaga Administrasi Negara

(LAN), dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Bagian selanjutnya akan menjelaskan bagaimana fungsi dan keterkaitan antara masing-masing lembaga tersebut.

1. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN)

Sebagai sebuah kementerian negara, lembaga ini bertugas membantu presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi dibidang pendayagunaan aparatur negara. Untuk melaksanakan tugas tersebut lembaga ini dibebani fungsi, yang mana sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan pemerintah di bidang pendayagunaan aparatur negara;

b. Pengkoordinasian dan peningkatan keterpaduan penyusunan rencana dan program, pemantauan, analisi, dan evaluasi dibidang pendayagunaan aparatur negara;

c. Penyampaian laporan evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.

Kewenangan kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera (MENPAN) sebagai mana tercantum dalam Keppres No. 101 Tahun 2001 Khususnya yang berkaitan dengan kepegawaian sering kali bersinggungan dengan lembaga lain yang juga memiliki tanggung jawab yang sama dalam pengembangan SDM Aparatur Negra, misalnya BKN. Namun demikian Keppres ini telah menempatkan Kantor Kementerian Pemberdayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) sebagai lembaga yang berwenang membuat kebijakan pendayagunaan aparatur negara. Kebijakan dan strategi

pendayagunaan aparatur negara yang dibuat oleh kementerian ini antara lain:56

Kebijakan

Tabel Kebijakan dan Strategi Pendayagunaan Aparatur Negara

Strategi Rasionalisasi Kelembagaan 1. 2. 3. 4.

Penajaman visi dan misi, strategi organisasi.

Penghapusan, penggabungan, dan pengintegrasian lembaga yang tugasnya bersesuaian.

Korporatisasi dan privatisasi unit yang secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pemantapan dan pengembangan jabatan fungsional Penyederhanaan ketatalaksanaan 1. 2. 3.

Perubahan sikap dan perilaku aparatur menuju budaya kerja produktif dan transparan.

Penyederhanaan sistem operasional prosedur tatalaksana administrasi pemerintahan dan pembangunan.

Pemanfaatan teknologi informasi menuju efeiensi pelaksanaan pekerjaan.

4.

5.

Pengembangan budaya kerja menuju aparatur yang profesional, bermoral, dan bertanggung jawab.

Pendayagunaan sumber daya yang dimiliki seoptimal mungkin.

Penerapan sistem merit dalam manajemen PNS

1.

2.

Mengembangkan reformasi sistem kepegawaian.

Mengubah peraturan perundang- undangan di bidang kepegawaian. Penerapan gaji PNS

yang layak dan adil

1.

2.

Penataan kepegawaian dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah

Penataan kelembagaan Pembina Kepegawaian. Pengembangan pelayanan prima 1. 2. 3. 4.

Penyempurnaan peraturan perundangan-

undangan yang melandasi penyelenggaraaan pelayanan di berbagai instansi pemerintah.

Peningkatan profesionalisme aparartur pelayanan publik.

Peningkatan mutu pelayanan masyarakat melalui kebijakan otonomi manajemen (Korporatisasi).

5.

6.

pelayanan Government online.

Membangun keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pelayanan publik.

Pemberian penghargaan kepada unit pelayanan yang berhasil menjadi unit pelayanan percontohan dan pemberian sanksi kepada unit pelayanan yang kinerjanya tidak optimal.

Pencegahan dan pemberantasan KKN 1. 2. 3. 4. 5. Kampanye anti KKN.

Intensifikasi pelaksanaan investigasi audit.

Peningkatan efektivitas penanganan pengaduan masyrakat.

Audit atas harta PNS/pejabat negara pada lembaga-lembag negara yang melampaui batas kewajaran, secara objektif/adil.

Penerapan sanksi-sanksi hukum secara tegas, profesional, dan konsisten.

Demikian penjelasan terhadap Kebijakan dan Strategi Pendayagunaan Aparatur Negara yang dijelaskan dalam berupa tabel. Dalam penjelasn hal tersebut perlu kita ingat dalam poin-poin yang tercantum dalam tabel.

2. Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Perubahan BAKN menjadi BKN pada tahun 1999 antara lain disebabkan oleh bertambahnya jumlah Pegawai Negeri Sipil di Indonesia yang mencapai empat juta orang, tetapi jumlah tersebut tidak diimbangi oleh kemampuan Pegawai Negeri Sipil yang memadai. Untuk memperbaiki kondisi Pegawai Negeri Sipil tersebut diperlukan suatu lembaga yang fungsinya tidak mendata secara administratif, tetapi juga mampu mengembangkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil secara lebih memadai untuk mendukung tugas-tugas pembangunan, penyelenggaraan pemerintahan, dan pelayanan publik.

Setelah ditetapkan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tetang Pokok- Pokok Kepegawaian, kedudukan Badan Kepegawaian Negara (BKN) semakin kuat dan strategis dalam manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bukan tidak mungkin bahwa posisi ini kemungkinan akan bertabrakan dengan lembaga lain yang juga turut bertanggung jawab dalam membuat kebijakan tentang Pegawai Negeri Sipil antara lain Kementerian Pendayagunaan Apratur Negara. Untuk mengatasi tumpang tindih kewenangan antara Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negra dengan Badan Kepegawian Negara, Presiden mengeluarkan Keppres No. 103 Tahun

2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Nondepartemen. Didalam Keppres tersebut Badan Kepegawaian Negara bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang manajeman kepegawaian negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Kepegawaian Negara menyelenggarakan Fungsi, yang mana sebagai berikut :

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian; b. Penyelenggaran koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan

pelatihan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan dan pelatihan SDM Pegawai Negeri Sipil;

c. Penyelenggaraan Administrasi Kepegawaian pejabat negara dan mantan pejabat negara;

d. Penyelenggaraan admnistrasi dan sistem informasi kepegawaian negara dan mutasi kepegawaian antar provinsi;

e. Penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma, standar, dan prosedur mengenai mutasi, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak, dan kewajiban, kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah dan bidang Kepegawaian lainnya.;

f. Penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksaan peraturan perundang- undangan di bidang kepegawaian kepada instani pemerintahan;

g. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan Kepegawaian Negara;

h. Fasilitas kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi kepegawaian; dan

i. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Memperhatikan fungsi sebagaimana tercantum dalam Keppres tersebut tampak bahwa fungsi Badan Kepegawaian Negara lebih banyak menyerupai fungsi semula ketika masih bernama BAKN. Fungsi-fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 dikembalikan ke kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara berdasarkan Keppres No. 101 Tahun 2001 seperti dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian, kebijakan yang dibuat Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam hal kepegawaian harus berada di bawah koordinasi Kantor Menpan.57

a. Pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;

Selanjutnya adapun juga mengenai fungsi dan tugas Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang di dasari oleh Pasal 47 mengenai Fungsi dan Pasal 48 mengenai Tugas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, sebagai berikut :

Fungsi Badan Kepegawaian Negara (Pasal 47);

b. Penyelenggaraan Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis formasi, pengadaan, perpindahan antar instansi, persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; dan

c. Penyimpanan informasi Pegawai ASN yang telah dimuthairkan oleh instansi pemerintah serta bertanggungjawab atas pengelolaan dan pengembangan Sistem Informasi ASN.

Tugas Badan Kepegawaian Negara (Pasal 48); a. Mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;

b. Membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja pegawai ASN oleh Instansi Pemerintah;

c. Membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian;

d. Mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN berbasis komoetensi didukung oleh sistem informasi kearsipan yang komprehensif;

e. Menyusun norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan kebijakan manajemen ASN;

f. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; dan

g. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan norma, standar, dan prosedur manajemen kepegawaian ASN.58

Memperhatikan fungsi dan tugas sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

Badan Kepegawaian Negara (BKN) memainkan fungsi dan tugas dalam pengembangan dan pemberdayaan SDM aparatur negara melalui pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian, kebijakan yang dibuat Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam hal kepegawaian harus berada dibawah koordinasi Kantor Menpan.

3. Lembaga Administrasi Negara

Dalam Keppres No. 103 Tahun 2001 tentang kedudukan, tugas,kewenagan. Susunan organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah non-Departemen disebutkan bahwa Lembaga Administrasi Negara (LAN) bertanggungjawab melaksanakan tugas pemerintah dibidang administrasi negara tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas tersebut dimanifestasikan kedalam sejumlah fungsi, yakni :

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu dibidang administrasi negara;

b. Pengkajian kinerja kelembagaan dan sumber daya aparatur dalam rangka pembangunan administrasi negara dan peningkatan kualitas sumber daya aparatur;

c. Pengkajian dan pengembangan manajemen kebijakan dan pelayanan di bidang pembangunan administrasi negara;

d. Penelitian dan pengembangan administrasi pembangunan dan otomatisasi administrasi negara;

e. Pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara;

f. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaantugas Lembaga Administrasi Negara (LAN);

g. Fasilitas dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang admnistrasi negara; dan

h. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Memperhatikan fungsi sebagaimana tercantum dalam Keppres tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) terutama memiliki fungsi sebagai sebuah lembaga think-tank melalui hasil riset dan kajian aparatur negara, sekaligus memainkan fungsi dalam pengembangan SDM aparatur negara melalui pendidikan dan pelatihan. Kendati lembaga ini berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden, dalam pelaksanaannya berada dibawah koordinasi Kantor Menpan.59

59 Miftah Thoha, op. Cit., hlm. 16-17

Adapun juga fungsi dan tugas dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang di dasari dari Pasal 43 mengenai fungsi dan Pasal 44 mengenai tugas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yang mana sebagai berikut :

a. Pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN;

b. Pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN;

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya;

d. Pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; dan

e. Melakukan akreditas lembaga pendidikan dan pelatihan pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah lainnya.

Tugas Lembaga Administrasi Negara/LAN (Pasal 44)

a. Meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi Manajemen ASN sesuai dengan kebutuhan kebijakan;

b. Membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN berbasis kompetensi;

c. Merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN secara Nasional;

d. Menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan penjenjang tertentu, serta pemberian akreditasi dan sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait;

e. Memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan penjenjangan;

f. Membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis kebijakan publik; dan

g. Membina jabatan Fungsional di bidang pendidikan dan pelatihan.60

4. Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Badan ini dibentuk setelah pelaksanaan otonomi daerah Tahun 1999. Badan ini yang mengurusi administrasi kepegawian pemerintah daerah. Baik di pemerintahan daerah Kabupaten/Kota maupun pemerintah Provinsi. Hampir sebagian besar Badan Kepegawaian Daerah (BKD) ini hanya berada ditingkat Kabupaten/Kota, sedangkan di tingkat Provinsi banyak yang masih menggunakan biro, yakni biro Kepegawaian. Sesuai dengan Undang- Undang Pemerintah Daerah, kewenangan mengatur kepegawaian mulai dari rekrutmen sampai dengan pensiun berada di Kabupaten/Kota. Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) pada umumnya didasarkan pada Peraturan Daerah masing-masing.61

Pasal 34A Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentan Pokok- Pokok Kepegawaian, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang mana telah di perbaruhi dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dan Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) serta aturan hukum lainnya tidak mengatur tentang kewenangan daerah dalam menetapkan kebijaksanaan administrasi kepegawaian daerah. Penetapan

60

Penjelasan Pasal 43-44 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

kebijaksanaan kepegawaian daerah yang diantaranya menetapkan norma, standar, dan prosedur kepegawaian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak, dan kewajiban, serta kedudukan hukum menjadi wewenang pemerintah.

Tugas Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan administrasi kepegawaian daerah pada prinsipnya terdiri atas tiga macam, yaitu :

a. Penyiapan peraturan daerah di bidang kebijakan teknis kepegawaian : b. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat,

pemindahan, penetapan gaji, tunjangan, kesejahteraan dan pemberhentian PNS Daerah, baik yang menduduki jabatan struktural/fungsional atau tidak;

c. Pengelolaan sistem informasi kepegawaian daearah, dan menyampaikan setiap informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kepegawaian Negara.

Semua fungsi tersebut harus sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan pemerintah. Materi yang boleh diatur hanya mengenai kebijaksanaan teknis kepegawaian daerah, sehingga tidak akan terjadi perbedaan dalam menetapkan norma, standar, dan prosedur kepegawaian, yang pada akhirnya dapat diciptakan kualitas PNS yang seragam diseluruh Indonesia. Aturan hukum di bidang kepegawaian daerah dapat diperinci sebagai berikut.

1) Peraturan Daerah (Perda) Provinsi

Perda Provinsi adalah aturan hukum pada daerah provinsi yang ditetapkan oleh Gubernur atas persetujuan DPR Provinsi dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari aturan yang lebih tinggi. Kewenangan pembentukan Perda Provinsi untuk membentuk Badan Kepegawaian Daerah dan kewenangan mengatur bidang administrasi kepegawaian daerah merupakan suatu kewenangan yang bersumber pada delegasi untuk mengatur dan mengurus rumah tangga bidang kepegawaian daerah. Dari pedoman pembentukan Perda tersebut, pada prinsipnya di tiap-tiap daerah terdapat Perda tentang pembentukan BKD yang sistematikanya terdiri atas kedudukan, tugas, dan fungsi, serta susunan organisasi BKD, dan Perda tentang penetapan pensiun, gaji, tunjangan, dan kesejahteraan pegawai serta pendidikan dan pelatihan PNS daerah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Keputusan Gubernur (Kepala Daerah)

Keputusan Gubernur (Kepala Daerah Provinsi) bidang administrasi kepegawaian daerah adalah aturan hukum tingkat daerah yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Perda Provinsi yang dibentuk berdasarkan Pasal 146 (1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Di tiap- tiap daerah provinsi seperti diatur dalam Pasal 4 Keppres No. 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian

Daerah, pelaksanaan peraturan daerah mempunyai karakter yang sama, yang mengatur tentang tugas dan tata kerja BKD, yaitu :

b) Penyiapan penyusunan peraturan daerah di bidang kepegawaian sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan pemerintah;

c) Perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah;

d) Penyiapan kebijaksanaan teknis pengembang kepegawaian daerah; e) Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat,

pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) daerah sesuai peraturan perundang-undangan;

f) Pelayanan administrasi kepegawaian dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan sturktural atau fingsional sesuai peraturan perundang-undangan;

g) Penyiapan dan pentapan pensiun PNS daerah sesuai peraturan perundang-undangan;

h) Penyiapan penetapan gaji, tunjangan, dan kesejahteraan PNS daerah sesuai peraturan perundang-undangan;

i) Penyelenggaraan administrasi PNS daerah;

j) Pengelolaan sistem informasi kepegawaian daerah; dan

k) Penyampaian informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kepegawaian Negara.

3) Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota

Sama halnya dengan Perda Provinsi, bahwa Perda Kabupaten/Kota adalah aturan hukum yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas persetujuan DPRD, bertujuan untuk menyelenggarakan otonomi daerah dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari aturan hukum yang lebih tinggi. Kewenangan menetapkan Perda Kabupaten/Kota adalah untuk membentuk BKD yang sistematikanya terdiri atas kedudukan, tugas, dan fungsi, serta susunan organisasi BKD dan Perda yang berfungsi untuk mengatur administrasi kepegawian daerah tentang penetapa pensiun, gaji, tunjangan, dan kesejahteraan pegawai serta pendidikan dan pelatihan PNS Daerah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah, berdasarkan aturan hukum yang berlaku. Kewenangan tersebut bersumber pada delegasi atas penyerahan urusan kepegawaian kepada daerah, sehingga daerah berhak mengatur dan mengurs rumah tangga bidang kepegawaian di daerahnya. Dari pedoman pembentukan Perda, pada prinsipnya di tiap-tiap daerah mempunyai sitematika peraturan daerah yang sama, yaitu Perda pembentukan BKD yang sistematikanya terdiri atas kedudukan, tugas, dan fungsi, serta susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah, dan Perda tentang penetapan pensiun, gaji, tunjangan, dan klesejahteraan pegawai serta pendidikan dan pelatihan PNS Daerah.

4) Keputusan Bupati/Walikota (Kepala Daerah)

Keputusan Bupati/Walikota (Kepala Daerah Kabupaten/Kota) di bidang administrasi kepegawaian daerah adalah bentuk aturan hukum tingkat daerah dan merupakan peraturan pelaksanaan dari Perda Kabupaten/Kota dan Perda Provinsi atau Keputusan Gubernur. Sama dengan Keputusan Gubernur, di tiap-tiap daerah kabupaten/Kota, Keputusan Bupati/Walikota tentang aturan hukum di bidang administrasi kepegawaian daerah mempunyai karakteristik yang sama, yaitu mengatur tentang uraian tugas dan tata kerja Badan Kepegawaian Daerah sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 4 dan 7 ayat (2) Keputusan Presiden No. 159 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah.62

73

KOTA SIBOLGA

A. Pengertian Mutasi Pegawai Negeri Sipil

Dalam suatu pekerjaan yang terikat yang mana dalam pemerintahan berupa Pegawai Negeri Sipil, ada juga mengenal yang namanya mutasi/rotasi dalam suatu bidang pekerjaan. Mutasi/rotasi juga dapat diartikan dan disimpulkan berupa pemindahan atau pertukaran terhadap pekerja dalam suatu pekerjaan. Mutasi juga peristiwa yang terdengar unik di ruang lingkup atau lingkungan Pemerintahan yang mana berupa Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Mutasi memang peristiwa yang unik dalam lingkungan Pegawai Negeri Sipil, namun hal itu tidak dipungkiri karena kata mutasi juga merupakan sebuah kata yang seram ditelinga pejabat atau staf pemerintahan. Yang mana hal ini merupakan sebagai bentuk hukuman, diawali dari berbagai pendapat tentang lingkup kerja.

Mutasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan dan manajemen sumber daya manusia untuk memindahkan para pegawai dari jabatan ke jabatan lain yang sederajat. Kebijaksanaan mutasi yang dilaksanakan oleh manajemen berhubung dengan visi dan misi perusahaan yaitu membuka cabang-cabang di seluruh pelosok daerah di Indonesia sampai ke tingkat

kecamatan, yang mana untuk mengisi posisi-posisi jabatan yang kosong, manajemen sumber daya manusia melakukan mutasi pegawai dari cabang yang lama berdiri ke cabang yang baru dibuka.

Kata mutasi atau pemindahan oleh sebagian masyarakat sudah dikenal, baik dalam lingkungan maupun diluar lingkungan perusahaan (pemerintah). Mutasi adalah kegiatan memindahkan tenaga kerja dari satu tempat tenaga kerja ke tempat kerja lain. Akan tetapi mutasi tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab, pemindahan status ketenagakerjaan, dan sejenisnya. Adapun pemindahan hanya terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu tempat ke tempat lain.

I.G Wursanto berpendapat bahwa; Mutasi adalah suatu kegiatan memindahkan pegawai dari unit/bagian yang berlebihan tenaga ke unit/bagian yang kekurangan tenaga atau yang lebih memerlukan.63

Melayu SP Hasibuan mendefinisikan mutasi itu sebagai berikut “ mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi0 didalam suatu organisasi.64

Bagi pegawai yang baru ditempatkan, mutasi dilaksanakan secara horizontal dan bagi pegawai yang lama umumnya mutasi dilaksanakan secara vertikal (promosi). Pelaksanaan mutasi ini untuk penyegaran bagi

63

I.G. Wursanto, 1992, Manajemen Kepegawaian, Yogyakarta: Kanisius, hal. 65.

64

Melayu S.P. Hasibuan, 1993, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: CV. Haji Masagung, hal. 114.

para pegawai terhadap tugas-tugas yang mereka lakukan setiap hari yang mana telah menimbulkan kejenuhan pada pegawai yang bersangkutan.

Dengan dilakukan ini diharapakan dapat menempatkan pegawai pada pekerjaan dan jabatan yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuannya sehingga dapat menciptakan persaingan yang sehat diantara para pegawai dan meningkatkan gairah kerja pegawai sehingga dapat bekerja lebih baik lagi dari waktu-waktu yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

Dalam suatu organisasi Pemetintahan atau perusahaan, pelaksanaan pemutasian sebagai suatu sub sistem dari manajemen sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh berbagi kondisi yang berada di luar Pemerintah/Perusahaan (lingkungan internal dan lingkungan eksternal).

B. Jenis Jenis Mutasi

Paul Pigors dan Charles Mayers, mutasi dibagi dalam beberapa jenis yaitu production transfer, replacement transfer, versatility transfer, shift transfer, dan remedial transfer.65

a. Production transfer, adalah mengalih tugaskan karyawan dari satu bagian ke bagian lain secara horizontal, karena pada bagian lain kekurangan tenaga kerja padahal produksi akan ditingkatkan.

Pengertian dari jenis-jenis mutasi sebagai berikut :

65

Ra Siagian dan Ricca Adelina Siagian. 2010. “Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan”.Tapanuli SelatanHal. 11-12.

b. Replacement transfer, Replacement transfer adalah mengalih tugaskan karyawan yang sudah lama dinasnya ke jabatan kain secara horizontal untuk menggentikan karyawan yang masa dinasnya sedikit atau diberhentikan. Replacement transfer terjadi kerena aktivitas perusahaan diperkecil.

c. Versality transfer, Versality transfer adalah mengalih tugaskan karyawn ke jabatan/pekejaan lainnya secara horizontal agar karyawn yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan atau ahli dalam berbagai lapangan pekerjaan.

d. Shift transfer,Shift transfer adalah mengalih tugaskan karyawan yang

sifatnya horizontal dari satu regu ke regu lain sedangkan pekerjaannya tetap sama.

e. Remedial transfer,Remedial transfer adalah mengalih tugaskan seorang

karyawan ke jabatan lain, baik pekerjaannya sama atau tidak atas permintaankaryawan bersngkutan karena tidak dapat bekerja sama dengan rekan-rekannya.

Mutasi Kepegawaian adalah segala perubahan mengenai seseorang Pegawai Negeri Sipil, seperti pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, pemensiunan, perubahan susunan keluarga, dan lain-lain. Adapun jenis-jenis mutasi adalah sebagai berikut :66

a. Mutasi Cuti Luar Tanggungan Negara b. Mutasi CPNS

c. Mutasi Diklat d. Mutasi Hukuman

e. Mutasi Jabatan f. Mutasi Keluarga g. Mutasi Karpeg h. Mutasi Pendidikan i. Mutasi Penghargaan

j. Mutasi Pindah Wilayah Kerja k. Mutasi Pemberhentian

l. Mutasi Pindah Instansi

m. Mutasi Peninjauan Masa Kerja

n. Mutasi Berita Acara Pengambilan Sumpah/ Janji PNS o. Mutasi Kenaikan Pangkat

p. Mutasi Pensiun q. Mutasi Pegawai Baru

Dalam mutasi/perpindahan ada juga yang dimaksud dengan mutasi jabatan pegawai vertikal secara demosi dan promosi yang mana penjelasan dan

Dokumen terkait