Permasalahan banjir yang terjadi hampir setiap tahun pada musim hujan (terkadang lebih dari satu tahun sekali) menjadi salah satu penyebabnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sebagai tindak lanjut penanggulangan permasalahan banjir di Kota Trenggalek melalui Kementerian Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Kebersihan, maka dilakukan kegiatan penyusunan rencana induk sistem drainase wilayah Kabupaten Trenggalek. dibuat, yang dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2016. Tujuan dari pekerjaan persiapan rencana induk sistem drainase skala perkotaan ini dijelaskan sebagai berikut.
Merupakan gambaran rencana rinci tata ruang setempat, termasuk penggunaan ruang, proyeksi perkembangan kota di masa depan, dan lain-lain, sebagai pedoman perencanaan sistem drainase. Memberikan alternatif solusi pada daerah rawan banjir dan menentukan solusi terbaik untuk program rehabilitasi dan normalisasi saluran serta perbaikan infrastruktur drainase yang ada pada daerah padat dan banjir serta upaya meningkatkan partisipasi masyarakat. Sistem drainase mikro adalah jaringan drainase yang melayani kawasan perkotaan terbangun seperti perumahan, kawasan komersial, industri, pasar atau kompleks perbelanjaan.
Sistem drainase makro adalah jaringan drainase yang mengumpulkan air limbah dari jaringan drainase mikro dan mengarahkannya ke sistem limbah alami terdekat seperti sungai, danau, dan laut. Pengelolaan yaitu tersedianya pedoman, petunjuk, petunjuk dan spesifikasi teknis yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan serta pengelolaan sistem drainase, rehabilitasi dan normalisasi saluran serta perbaikan sarana prasarana drainase yang ada pada daerah yang roboh dan terendam banjir. daerah dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Workshop hasil penyusunan program pengembangan kelembagaan penanganan drainase kota
LOKASI PEKERJAAN
Pola alirannya membentuk liku-liku yang cukup tajam di bagian tengah dan hilir, baik pada sungai utama maupun pada anak-anak sungainya, khususnya Sungai Ngasinan.
Sistem Drainase
KONSEP PENGEMBANGAN PENANGGULANGAN BANJIR
UMUM
BIAYA DASAR PEKERJAAN
PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN
Biaya administrasi meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pemilik pekerjaan demi kelancaran pekerjaan. Biaya sosialisasi untuk setiap pekerjaan dan hubungan masyarakat mencakup biaya penerapan sistem operasi dan pemeliharaan. Biaya ini merupakan biaya yang timbul akibat kenaikan harga dan dihitung sebesar 20% dari seluruh biaya.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dihitung sebesar 10% dari biaya dasar pekerjaan, biaya pelayanan teknis, biaya yang mungkin timbul akibat pekerjaan tambahan fisik, dan biaya yang mungkin timbul akibat kenaikan harga.
PENGADAAN TANAH
Harga satuan per luas bidang tanah m2 dihitung berdasarkan Daftar Harga Tanah yang diterbitkan oleh Kantor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
EVALUASI BIAYA EKONOMI DAN FINANSIAL
- Biaya Ekonomi
- Biaya Finansial (Finansial Cost)
Biaya ekonomi investasi dihitung berdasarkan hasil estimasi biaya investasi keuangan dengan harga konstan pada tahun 2006, dengan dikurangi biaya-biaya yang merupakan pembayaran transfer, seperti pajak pertambahan nilai, serta kenaikan harga yang tidak mewakili sumber daya ekonomi. Perkiraan biaya ekonomi pekerjaan konstruksi yang mencakup biaya tenaga kerja yang relatif tinggi menggunakan harga bayangan, yang mencakup 95% biaya finansial. Asumsi ini diambil karena tingkat pengangguran di Sangatta dan Bengal saat ini masih relatif tinggi dan porsi biaya tenaga kerja dari pekerjaan sipil diperkirakan masih sekitar 20.
Tanah dikategorikan sebagai aset yang tidak dapat diperdagangkan yang harga pasarnya dianggap mewakili biaya keekonomiannya. Berdasarkan harga pasar yaitu harga rata-rata tanah di kecamatan tempat pekerjaan akan dibangun.
ANALISIS EKONOMI TERHADAP BIAYA DAN MANFAAT PEKERJAAN 1. Umum
Ketiga perhitungan ini dilakukan berdasarkan prinsip Present Value atau lebih dikenal dengan metode Discounted Cash Flow Analysis, baik untuk arus biaya maupun manfaat. NPV adalah nilai bersih seluruh manfaat dan biaya pada nilai sekarang dengan tingkat diskonto tertentu. Merupakan perbandingan nilai sekarang antara manfaat ekonomi dan biaya ekonomi pada tingkat diskonto rata-rata yang ditentukan untuk jangka waktu tertentu selama umur pekerjaan.
Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis manfaat biaya dan keuntungan ekonomi adalah sebagai berikut. Biaya pekerjaan termasuk subtotal (jasa konstruksi dan teknik) ditambah biaya darurat ditambah pajak PPN 10%. Nama Kegiatan : Penyusunan masterplan sistem drainase Kecamatan Trenggalek Nama Pekerjaan : Kanal U-Talang yang dilengkapi Penutup.
KESIMPULAN
SARAN DAN REKOMENDASI
Kondisi daerah aliran sungai dan vegetasi sungai Bagong dan Ngasinan harus dijaga untuk mendukung kelestarian alam. Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Wilayah Kabupaten Trenggalek hendaknya bertujuan untuk mengembangkan fungsi daerah aliran sungai BAGONG dan NGASINAN sebagai kawasan penyangga atau konservasi, yaitu mempertahankan fungsi lahan yang ada berdasarkan Satuan Wilayah Sungai.
LETAK ADMINISTRATIF
KONDISI GEOLOGI
Batuan mediterania di bagian selatan dan batuan aluvial di bagian barat kabupaten. Struktur eksplorasi tanah terdiri dari lapisan tanah Andosol dan Latosol, Mediterania, Grumosol dan Regosol, Aluvial dan Mediterania. Lapisan tanah aluvial memanjang di sepanjang aliran sungai di wilayah timur dan merupakan lapisan tanah subur, luasnya bervariasi antara 10% sampai 15% dari seluruh wilayah. Di bagian lain yaitu selatan, barat laut, dan utara, tanahnya terdiri dari lapisan Mediterania bercampur lapisan grumosol dan latosol.
Lapisan tanah ini mempunyai daya serap air yang lebih kecil sehingga lapisan tanah ini kurang subur.
KONDISI TOPOGRAFI
KONDISI HIDROLOGI
KONDISI KLIMATOLOGI
KONDISI PEMERINTAH DAN SOSIAL EKONOMI
- PENDUDUK
- Potensi Daerah
Dari hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011, jumlah rumah tangga sasaran di Kabupaten Trenggalek sebanyak 3.954 jiwa. Desa Surodakan mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu dengan jumlah penduduk 7.793 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 3.748 jiwa, perempuan 4.045 jiwa. , jadi rasio gender Desa Surodakan adalah 92,66. Jumlah penduduknya terdiri atas laki-laki sebanyak 1.400 jiwa dan perempuan sebanyak 1.428 jiwa, dengan rasio gender penduduk Kecamatan Trenggalek adalah laki-laki.
Dilihat dari jenis kelamin, penduduk laki-laki yang bersekolah sebanyak 4.307 orang dan penduduk perempuan yang bersekolah sebanyak 4.018 orang. Dari hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011, jumlah rumah tangga sasaran di Kabupaten Trenggalek sebanyak 3.954. Jenis tanaman pokok yang banyak dibudidayakan masyarakat Kabupaten Trenggalek antara lain: padi sawah, padi sawah, jagung, singkong, kacang tanah dan kedelai.
Perdagangan di Kabupaten Trenggalek berlangsung di dua pasar dengan spesifikasi berbeda yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar modern ini milik swasta, berjumlah 11 pasar, semuanya terdiri dari mini market.
IDENTIFIKASI LAPANGAN MENGENAI TITIK BANJIR
Di sini disebut subsistem A dari jembatan sungai Bagong di desa Jl Supriadi Ngeras ke aliran air dari penduduk bagian utara disebut jaringan sekunder ke saluran primer di jalan supriadi drainase ke arah timur, karena 80% bagian timur areal jalan datar, tinggi dan berbukit, jaringan sekunder membawa sedimentasi ke jaringan primer di Jl. Dari jaringan drainase di Jalan Supriadi mengalir ke arah barat menuju Sungai Bagong dan melewati drainase penduduk eksisting yang ukurannya lebih kecil dibandingkan jaringan sekunder. Di sinilah terjadi luapan, penyumbatan yang menyebabkan air meluap ke jalan dan rumah warga di Jl.
Imam Bonjol Banda I di Gang
SPOT A - 1 SPOT A - 2
DATA HIDROLOGI 1 Data Hujan
Sebelum tahap analisis dan pengolahan data dilakukan, harus dilakukan pengumpulan data pendukung dan pekerjaan survei lapangan.
Analisa Kesesuaian Data Hujan
- Distribusi Gumbel Tipe I
- Distribusi Log Pearson Tipe III
- Distribusi Gumbel Tipe I
- Distribusi Log Pearson Tipe III
- DISTRIBUSI HUJAN
- ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN
- DEBIT AIR KOTOR
- Aliran Permukaan
- Aliran Tidak Permanen ( Unsteady Flow )
- Aliran Berubah ( Varied Flow )
- Aliran Seragam ( Uniform Flow )
- Banjir (Flood)
- Bantaran
- Badan Air Penerima ( Receiving water )
- Beton
- Blok Tersier
- Box Culvert
- Bozem
- Daerah Pemukiman
- Daerah Pematusan
- Dataran Banjir
- Debit
- Gorong‐gorong
- Hidrograp
- Interseptor
- Jagaan
- Kegagalan Drainase
- Kegagalan Drainase Tingkat 1
- Kegagalan Drainase Tingkat 2
- Limpasan
- Lengkung Air Balik
- Lining
- Pemasukan Tepi ( street inlet )
- Saluran Drainase Kota
- Saluran Drainase Basin
- Sistem Drainase
- Saluran Tepi
- Saluran Tersier
- Saluran Sekunder
- Saluran Primer
- Saluran Prismatis
- Telaga
- Trotoar
- Waduk
- Waktu Konsentrasi
- KRITERIA DESAIN
- ANALISA DAN PERHITUNGAN TEKNIS A. ANALISA SISTEM DRAINASE
- METODE MANNING
- DATA PENAMPANG SUNGAI
- PARAMETER PENAMPANG SUNGAI
Kegagalan drainase derajat 2 terjadi pada tingkat saluran dan dapat terjadi pada saluran kuarter, saluran tersier dan saluran tanah kolektor, saluran sekunder dan saluran primer. Luas terminasi saluran sekunder adalah 20 ha untuk daerah datar dan 40 ha untuk daerah miring. Perencanaan periode ulang untuk saluran primer digunakan periode ulang selama 5 tahun dan untuk saluran sekunder digunakan periode ulang selama 5 tahun.
Perhitungan hidraulik saluran tersier dan saluran drainase sekunder menggunakan metode analisis dengan mengasumsikan aliran seragam dalam saluran. Saluran Sekunder JL.BASUKI RAHMAT Saluran Sekunder Barat JL.BASUKI RAHMAT Saluran Sekunder Timur TB.34 JL. Kanal Sekunder Timur Kapten Pattimura JL. KANAL SEKUNDER BARAT BASUKI RAHMAT JL. BASUKI RAHMAT timur.
Saluran Sekunder SC.2 Saluran Sekunder Utara SC.2 Saluran Sekunder Selatan SR.3 Saluran Sekunder Timur SR.3 Saluran Sekunder Barat SC.3 Saluran Sekunder Utara SC.3 Selatan. Saluran Sekunder SC.5 Saluran Sekunder Timur SC.5 Saluran Sekunder Barat SC.6 Saluran Sekunder Utara SC.6 Selatan. Saluran Sekunder SC.7 Saluran Sekunder Timur SC.7 Saluran Sekunder Barat SC.8 Saluran Sekunder Timur SC.8 Saluran Sekunder Barat SC.9 gg.
Saluran Sekunder SC.18 Saluran Sekunder Timur SC.18 Saluran Sekunder Barat SC.19 Saluran Sekunder Timur SC.19 Barat. Penerapan metode Manning dengan asumsi aliran tunak dilakukan pada saluran tersier, saluran sekunder, dan saluran primer dimana saluran DED tidak dilakukan.