• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH : KETERAMPILAN IBADAH

N/A
N/A
CBD Adira Finance Pelaihari

Academic year: 2023

Membagikan "MATA KULIAH : KETERAMPILAN IBADAH "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : NOOR HALIZA NIM : 210102030299

MATA KULIAH : KETERAMPILAN IBADAH

1. Dalam mazhab Syafi'i, tertibnya urutan dalam wudhu dianggap sebagai bagian integral atau rukun wudhu. Ini didasarkan pada pemahaman terhadap beberapa hadis yang merinci langkah-langkah wudhu Nabi Muhammad SAW. Pendukung argumen ini mengacu pada hadis-hadis yang memberikan petunjuk mengenai urutan tata cara wudhu. Namun, perlu dicatat bahwa terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai status tertib dalam wudhu. Beberapa ulama di luar mazhab Syafi'i berpendapat bahwa tertib bukanlah rukun wudhu, melainkan bagian dari sunnah atau tata cara yang disunnahkan. Kontroversi ini mencerminkan variasi pandangan di antara mazhab-mazhab fiqih dalam Islam.

2. Angin yang keluar dari dubur dapat membatalkan wudhu karena Nabi saw. bersabda :

“Tidak pergi ke belakang hingga mendengar suara atau mendapatkan bau.” Tetapi kentut tidak mewajibkan istinja atau tidak diwajibkan membasuh kemaluan, karena tidak keluar sesuatu yang mengharuskan untuk dicuci. Jika keluar angin (kentut) dapat membatalkan wudhu, maka untuk menyucikannya cukup dengan berwudhu atau membasuh wajahnya yang disertai dengan berkumur, membasuh hidung, kedua tangan hingga siku, mengusap kepala, membasuh kedua telinga, dan membasuh kedua kaki hingga mata kaki.Ada satu hal yang perlu kami ingatkan, yang biasanya diremehkan oleh sebagian besar manusia, yaitu sebagian manusia kencing atau buang air sebelum datang waktu shalat, kemudian beristinja (bersuci). Jika datang waktu shalat dan hendak berwudhu, mereka mengira harus beristinja dan membasuh kemaluan lagi. Tindakan ini tidak benar, karena jika manusia membasuh kemaluannya setelah kotoran keluar maka tempat itu telah bersih dan jika sudah bersih maka tidak perlu dibersihkan lagi karena tujuan dari istinja atau bersuci dengan batu yang disyariatkan dengan syarat-syarat tertentu adalah membersihkan tempat, maka jika tempat itu bersih, tidak akan menjadi najis lagi, kecuali jika keluar lagi kotorannya.

3. Dalam Islam, sholat dianggap sebagai salah satu rukun utama dan tiang agama.

Kehadiran khusyuk dalam sholat sangat penting karena mencerminkan keikhlasan dan ketaatan seorang muslim kepada Allah. Ada beberapa alasan mengapa sholat dianggap begitu penting:

(2)

 Perintah Allah: Sholat merupakan perintah langsung dari Allah SWT, seperti yang disampaikan dalam Al-Qur'an. Keberadaan sholat menunjukkan ketaatan dan pengabdian seorang muslim kepada Sang Pencipta.

 Pemeliharaan Keimanan: Sholat membantu pemeliharaan dan pengembangan iman. Dalam keadaan khusyuk, seseorang dapat lebih menyadari makna ibadah dan merasakan kehadiran Allah.

 Pembersihan Jiwa dan Dosa: Sholat tidak hanya merupakan bentuk ibadah fisik, tetapi juga memainkan peran penting dalam membersihkan jiwa dan menghapus dosa-dosa. Khusyuk membantu memfokuskan pikiran pada ibadah dan memperkuat hubungan spiritual.Jika seseorang melaksanakan sholat tanpa khusyuk, hal ini bisa merugikan nilai ibadah tersebut. Kehadiran pikiran dan hati dalam sholat memberikan dimensi spiritual yang mendalam, dan kekhusyukan membuat sholat lebih bermakna. Oleh karena itu, diupayakan agar setiap muslim berusaha menjalankan sholat dengan khusyuk untuk mendapatkan manfaat spiritual dan moral yang optimal dari ibadah tersebut.

a. Ada beberapa pertimbangan, Meskipun seseorang terlihat sehat, kita tidak selalu mengetahui secara pasti keadaan finansial atau masalah lain yang mungkin mereka alami.Jika merasa enggan memberikan uang tunai, dapat memberikan bantuan dalam bentuk lain, seperti makanan dll

4. Fikih jenazah dalam keadaan COVID-19 mencakup aturan dan panduan khusus untuk perlakuan terhadap mayat yang meninggal karena penyakit tersebut. Beberapa poin penting yang biasanya diperhatikan dalam konteks ini melibatkan:

 Kebersihan dan Perlindungan: Mengingat sifat penularan COVID-19, perlu memastikan kebersihan dan perlindungan terhadap orang yang menangani jenazah. Ini dapat mencakup penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur sanitasi yang ketat.

 Pemakaman Cepat: Ada kecenderungan untuk melakukan pemakaman lebih cepat untuk jenazah yang meninggal karena COVID-19. Hal ini dapat sesuai dengan tuntunan Islam untuk segera menguburkan jenazah, namun tetap memperhatikan prosedur kesehatan.

 Pemakaman Tanpa Shalat Jenazah Berjamaah: Dalam beberapa kasus, mungkin tidak memungkinkan untuk melaksanakan shalat jenazah berjamaah seperti biasa. Oleh karena itu, ada fatwa yang mengizinkan atau memberikan

(3)

dispensasi dalam keadaan tertentu, dengan memastikan bahwa hak-hak jenazah tetap dihormati.

 Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan: Prinsip utama dalam fikih jenazah selama pandemi COVID-19 adalah menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu, terkadang terdapat penyesuaian pada tata cara jenazah untuk meminimalkan risiko penularan.

Perlu diingat bahwa panduan ini dapat bervariasi dan dapat dipengaruhi oleh fatwa dari otoritas keagamaan setempat. Masyarakat Islam disarankan untuk mematuhi pedoman dan arahan yang diberikan oleh otoritas kesehatan dan keagamaan setempat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan bersama.

Referensi

Dokumen terkait