• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi 1-ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA

N/A
N/A
Stenly Baunsele

Academic year: 2023

Membagikan "Materi 1-ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN

Materi 1

ARSITEKTUR

DAN PERANCANGAN KOTA

Studio Perancangan Kota (STARS 17402)

Suliha N.I.Neonufa.,ST.,MT

Semester Ganjil 2023/2024

Materi

1. Kota

2. Arsitektur

3. Arsitektur dan kota

4. Peran Arsitektur dalam Perancangan Kota

5. Karakteristik Rancang Kota

(2)

KOTA

tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintah dan lain-lain

SEGI PERANCANGAN

kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata

ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri

ASPEK LAIN

Politik: pusat pemerintahan Ekonomi:pusat perdagangan Sosial Budaya:pusat permukiman

UU PENATAAN RUANG NO.26 TAHUN 2007

wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kota

adalah suatu wilayah non-agraris yang didalamnya memiliki aksesbilitas seperti pusat pemukiman penduduk,

pusat kegiatan ekonomi, pusat

kegiatan politik, pusat hiburan, dan

pusat kegiatan sosial budaya

(3)

Ciri-Ciri Fisik Kota

Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan

Tersedianya tempat-tempat untuk parkir

Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga

Penataan perumahan dan ruang luar melalui hasil perencanaan

Penentuan wilayah teratur

Pembangunan secara vertikal keatas

Bangunan padat

Penduduk padat

Klasifikasi Kota

berdasarkan Jumlah Penduduk

1.

Kota Kecil (20.000-50.000 jiwa)

2.

Kota sedang (50.000-100.000 jiwa)

3.

Kota besar (100.000-1.000.000 jiwa)

4.

Metropolitan (1.000.000-5.000.000 jiwa)

5.

Megapolitan (>5.000.000 jiwa)

(4)

Klasifikasi Kota berdasarkan Fungsi

1.

Pusat Industri

2.

Pusat Pedagangan

3.

Pusat Politik

4.

Pusat Kebudayaan

5.

Pusat Rekreasi atau Kesehata

6.

Pusat permukiman

Klasifikasi Kota berdasarkan Tingkat perkembangan kota

1. Tahap eopolisadalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola kehidupan desa ke arah kehidupan kota.

2. Tahap polisadalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.

3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh

penduduknya sebagian kehidupan ekonomi masyarakat ke sektor industri.

4. Tahap megapolisadalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu sehingga membentuk jalur perkotaan.

5. Tahap tryanopolisadalah suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas, tingkat kriminalitas tinggi

6. Tahap necropolis(Kota mati) adalah kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.

(5)

Arsitektur

Ilmu arsitektur adalah ilmu yang menyangkut bentuk fisik ruang buatan sebagai tempat (place) bagi manusia yang berhubungan dengan segala kompleksitas kebutuhan kehidupannya, baik individu maupun komunal. Bentuk ruang fisik buatan tersebut dapat berupa bangunan individu maupun lingkungan terbangun yang mewadahi manusia baik individu maupun munal yang berada di dalam lingkungan alam. Keberadaan ruang buatan kehidupan manusia itu mencapai skala yang luas di dalam alam atau sektor budidaya daya alam yang menjamin kelangsungan kehidupan manusia.

Oleh karena itu ilmu arsitektur merupakan bagian dari

ilmu tempat bermukim manusia (human settlement) di

dalam arti luas.

(6)

Peran Arsitektur dalam Human Settlement

Menurut Doxiadis (1968): "Human settlement are, by definition, settlements inhabited by man."

Oleh karena itu, settlement mempunyai skala dari sebuah shelter bangunan, lingkungan hingga ke tingkat makro kota dan wilayah.

Doxiadis membagi settlement dalam dua elemen yaitu:

fisik(the container),yaituruang fisik buatan dan ruang alam, dan

isi(the content), yaitu manusia dan masyarakat. Kedua elemen besar tersebut selanjutnya dapat dijabarkan menjadi elemen- elemen: Shell, Network, Nature, dan Human resources.

Kedua elemen besar tersebut selanjutnya dapat dijabarkan menjadi elemen-elemen: Shell, Network, Nature, dan Human resources

Pendalaman ilmu arsitektur dan perkotaan pendekatan riset akan selalu masuk kepada elemen-elemen human settlement , yang menyangkut berbagai disiplin, seperti teknologi, ilmu alam, seni, dan ltuman itas dalam berbagai aspek: sosial, ekonomi dan budaya.

Arsitektur dan Perkotaan sebagai basis bentuk build environment dan kehidupan manusianya (sebagai Container dan Content) terjadi dalam proses yang

terencana dan terancang (design) secara formal maupun tidak, merupakan karya manusia.

Oleh karena itu, ilmu arsitektur dan perkotaan menyangkut ilmu perencanaan (Planning) dan perancangan (Design).

Arsitektur dalam kajian Perkotaan

(7)

Ilmu arsitektur lahir lebih dulu sebagai akibat dari tuntutan akan kebutuhan mendasar manusia akan tempat

bernaung, sedangkan ilmu perencanaan kota muncul karena adanya

permasalahan lingkungan fisik pada skala yang lebilt besar.

Hasil dari seorang arsitek/perencana kota akan memiliki visi dan wawasan yang sangat diharapkan bagi kemajuan kota, serta dapat memecahkan berbagai macam permasalahan yang terjadi di dalam konteks perkotaan dan

masyarakat kota, dengan cara yang lebih manusiawi.

Ilmu perencanaan tata kota dan wilayah sendiri dikenal sebagai Planologi, dan disiplin ini sudah mulai menjadi satu pendidikan sejak hampir 50 tahun silam, dilatarbelakangi berbagai faktor perkembangan kota, antara lain jumlah penduduk yang terus bertambah dan ekonomi yang terus tumbuh.

Contoh aplikasi dari ilmu planologi antara lain bagaimana sebaiknya lokasi industri harus ditetapkan agar limbahnya tidak mencemari penduduk sekitar, daerah mana sebaiknya untuk pertanian. bagaimana kebutuhan ideal warga bisa ditopang dengan baik oleh alam, daerah mana kawasan hijau yang harus dipertahankan, bagaimana perencanaan jalan, penetapan zona perumahan, pengelolaan jaringan drainase, dan pengadaan fasilitas umum lainnya (Mulyantari, 2010).

Ilmu Perkotaan

(8)

Arsitektur dalam Konteks Kota

Pendekatan dari sisi arsitektur diawali oleh Jose Luis Sert dan Team Ten pada tahun 1960-an, dan dinamai

Urban Design.

Sedangkan pendekatan dari sisi perencanaan kota diawali oleh Kevin Lynch dan rekan-rekan dari MIT dan Havard menjelang tahun 1965, dan dinamai

City Design.

Di sisi lain, ada pendekatan dari sisi arsitektur lanskap atau dinamakan

Landscape architecture dipelopori oleh Ian McHarg.

Menurut David Gosling (1984), Konsep urban desain berisi analisis-analisis "bentuk" memberikan gam baran tentang teori- teori urban desain yang muncul beberapa dekade yang lalu, tetapi hal ini tidak bertujuan untuk membuat polemik antara masing-masing kota baik secara ekonomi, social, maupun politik dalam bentuk yang umum.

Perencanaan Kota

Perancangan kota sebagai ekstensi arsitektur Sumber: Djunaedi, 2000 dalam Mulyandari, 2010

Makro

(9)

Dalam bidang Arsitektur, terdapat ilmu "Perancangan kota".

Perancangan kota dapat dilihat sebagai perluasan bidang arsitektur. Karena dari satu sisi Skala atau cakupan area, arsitektur merancang bangunan pada satu persil (atau disebut berskala mikro), sedangkan cakupan perancangan kota meluas tidak hanya satu persil, tapi suatu kawasan (yang biasanya terdiri atas banyak persil), dapat pula disebut sebagai berskala mezzo.

Dengan demikian, perancangan kota berkaitan dengan

penataan lingkungan fisik yang lebih luas daripada hanya satu persil seperti yang terdapat dalam bidang arsitektur.

Karena dapat dilihat sebagai ekstensi dari bidang arsitektur, maka bidang Perancangan Kota (Urban Design) kerap pula disebut sebagai "Arsitektur Kota" yang merupakan perluasan cakupan dari konteks mikro ke konteks mezo (kawasan)

Arsitek

Urban Designer

Urban Planner

(10)
(11)

Implikasi pergeseran Peran sebagai Arsitek ke perancangan kota antara lain (Mulyandari, 2010):

1. Klien dan Partisipasi

Dalam pekerjaan arsitektural, umumnya menangani satu persil, satu klien; sedangkan perancangan kota mencakup banyak persil,

perancang kota berhadapan dengan banyak pemilik persil yang berarti banyak klien atau banyak pengambil keputusan. Dengan banyaknya pengambil keputusan maka perancangan kota perlu melibatkan banyak partisipasi (partisipasi masyarakat atau pihak-pihak terkait).

2. Masalah lingkungan

Dalam penanganan satu persil, masalah lingkungan kurang terasa, tapi bila cakupan meluas ke kawasan, maka masalah kelestarian

lingkungan menjadi lebilt nyata. Masalah lingkungan timbul akibat interaksi antar guna lahan dalam kawasan, juga akibat kegiatan sirkulasi lalu lintas, dan sebagainya

3. Masalah sosial (hubungan antarmanusia)

Satu persil berarti satu keluarga. Akan tetapi, berkaitan dengan satu kawasan, terdapat masalalt ltubungan antarkeluarga, antarmanusia, atau disebut sebagai masalah sosial. Masalah ini misalnya terwujud dalam kebutultan akan fasilitas umum atau fasilitas sosial, prasarana umum. juga kegiatan yang kltas di masyarakat kita, yaitu perdagangan sektor informal (kaki lima).

Dari sisi merancang kawasan perkotaan harus dapat menggabungkan rancangan ilmu arsitektur, arsitektur

Ianskap, dan perencanaan. Sebelum merancang kota yang sesungguhnya, harus dibuat miniaturnya terlebih dahulu dengan model maket yang skalatis, untuk dapat

memastikan permasalahan/kondisi yang akan terjadi

(12)

Pendekatan Perancangan Kawasan Perkotaan Sumber: Mulyandari 2010

Sebagai implementasi rencana kota, perancangan kota mempunyai implikasi sebagai berikut:

Mengacu pada program atau isi rencana kota

Rencana kota yang berimplikasi ke kawasan dapat berupa: pelestarian kawasan bersejarah, penataan kembali atau revitalisasi pusat kota, pengembangan kota baru, pengembangan kawasan perumahan dan sebagainya. Perancangan kota dapat mengimplementasikan program- program tersebut, sehingga dapat dikembangkan proyek perancangan kota berkaitan dengan pelestarian kawasan bersejarah, dan sebagairya.

Memanfaatkan perangkat implementasi rencana kota

Sebagai salah satu kegiatan implementasi rencana kota, maka peran.:.angan kota dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan perangkat imple nentasi rencana kota, yaitu antara lain perangkat pengendali pembanguna ruang kota, seperti: perizinan lokasi atau guna lahan, peraturan bangunan, pemberian IMB, dan pada kasus kota-kota di Amerika terdapat perangkat Perancangan kota seringkali perlu dilakukan secara anonim, berbeda dengan perancangan arsitektur yang nama arsiteknya lebih ditonjolkan.

Perancangan kota memiliki dimensi publik (dalam lingkup masyarakat luas), dan hal ini tidak bergantung pada tempat pelaksanaannya, balk di atas tanah milik umum ataupun di atas tanah milik pribadi.

Perancangan kota lebih bersifat memungkinkan perubahan lingkungan buatan daripada melaksanakan perubahan tersebut.

(13)

Jangka waktu pelaksanaan basil perancangan kota memiliki jangka waktu yang lebih lama daripada basil perancangan arsitektur bangunan maupun arsitektur lanskap.

Perancangan kota berorientasi ke proses nilai (sosial, ekonomi, politik, budaya dan lingkungan).

Perhatian perancangan kota lebih tertuju kepada komposisi bangunanbangunan dalam lingkungan visual publik serta

hubungannya dengan ruang terbuka publik daripada ke bangunan tunggal.

Hasil perancangan kota bersifat lebih relativistic dibanding produk arsitektur, tapi lebih pasti dibanding basil perencanaan kota.

Tidak seperti pendidikan perencanaan kota, perancangan kota menyadari batas-batas spasial maupun dimensional dalam melihat dunia (dengan pandangan keruangan tiga dimensi).

Tidak seperti pendidikan arsitektur, perancangan kota memberi nilai yang lebih pada program (proses) daripada terhadap artefak (produk berupa fisik).

Dalam sejarah, rancangan kota yang baik tidak selalu dihasilkan oleh perancang kota yang hebat.

Pendidikan perancangan kota akan mencakup materi tentang ilmu- ilmu

sosial, hukum, ekonomi dan lingkungan.

Rancang Kota (Urban Design)

(14)
(15)
(16)

Pustaka

Martokusumo, Widjaja. 2023. Pengantar Rancang Kota.

Penataran Kode Etik (PKE) dan Pengembangan

Keprofesian Rancang Kota (PKRK), Jakarta, 18 Agustus 2023

Mulyandari, Hentin., 2010. Pengantar Arsitektur Kota.

Yogyakarta: Andi Offset

Shirvani, Hamid. 1985. Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold, N( York,

Soejarto, Djoko. 1992. Perkembangan Perencanaan Tata Ruang Kota di Indonesia. Jurusan Teknik Planologi, FTSP, Institut Teknologi Bandung.

Zahnd, Markus. 1999. Perancangan Kota Secara

Terpadu. Kanisius, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kalau di tempat lain dapat menghalau PKL menempati ruas -ruas jalan yang dilarang oleh pemerintah kota sebagai tempat berjualan tetapi tidak demikian pada kasus