(Pertemuan ke 5) Proses osmosis
Osmosis adalah proses bergeraknya molekul pelarut (air) dari larutan dengan konsentrasi rendah (hipotonik) kelarutan dengan konsentrasi tinggi (Hipertonik) melalui selaput selektif permeable. Larutan hipotonik memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah, sedangkan larutan hipertonik memiliki zat konsentrasi terlarut lebih tingggi. Larutan isotonic memiliki zat terlarut yang sama.
Contoh osmosis dalam kehidupan sehari- hari
Penyerapan air oleh akar tanaman
Potongan kentang yang semakin berat saat direndam ke aquades
Potongan wortel yang semakin berat saat direndam air.
Terjadinya plasmolysis pada sel tumbuhan saat direndam kelarutan garam
Terjadinya hemolysis pada ertrosit saat direndam aquades
Suatu larutan memiliki potensial osmosis yaitu tekanan osmosis dalam larutan. Tekanan osmosis adalah tekanan yang diperlukan untuk menahan pergerakan pelarut (air) melalui membrane selektif permeable . Alat untuk mengukur tekanan osmosis disebut osmometer.
Osmosis dapat menjaga keseimbangan konsentrasi larutan di dalam sel dengan konsentrasi larutan diluar sel suatu organisme.
Peristiwa osmosis a. Osmosis pada sel berdinding ( pada sel tumbuhan)
Sel tumbuhan, alga, dan jamur memiliki dinding sel. Jika berada pada larutan yang hipertonik, air di dalam sel keluar, sehingga sel mengerut dan membrane plasma akan tertarik menjauhi dinding sel, disebut plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika dimasukan kedalam larutan hipertonik ( Larutan garam lebih dari 1%). Jika sel tumbuhan berada pada larutan yang isotonic, maka akan menjadi lembek (flaksid/flaccid). Namun, jika sel berada pada larutan yang hipotonik, maka kecenderungan air masuk ke dalam sel akan diimbangi oleh dinding sel
(setelah mencapai ukuran tertentu dinding sel akan memberikan tekanan balik pada sel), sehingga sel akan membesar pada batas normal, yang disebut turgid.
Catatan
Ingat istilah –istilah pada osmosis pada sel berdinding (sel tumbuhan )
Plasmolysis
adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika dimasukan kedalam larutan hipertonik ( Larutan garam lebih dari 1%)
Turgid adalah membengkaknya sel tumbuhan disebabkan kareana masuknya cairan dari luar sel ke dalam sel
b. Osmosis pada sel tidak berdinding (pada sel hewan)
Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Jika berada pada larutan yang isotonic, volume sel hewan akan stabil (normal), misalnya sel eritrositakan memiliki bentuk yang tetap jika dimasukan ke dalam larutan garam 1%. Jika sel hewan berada pada larutan hipertonik (larutan pekat), maka air di dalam sel akan keluar dari dalam sel, sehingga sel mengerut (krenasi).
Namun jika sel hewan berada pada larutan hipotonik, maka air dari luar sel akan masuk ke dalam sel yang mengakibatkan sel membengkak bahkan pecah (lisis), contohnya eritrosit akan mengalami hemolisis jika dimasukkan ke dalam air (akuades).
Organisme bersel satu memiliki adaptasi khusus untuk dapat hidup pada lingkungan yang hipertonik maupun hipotonik dengan osmoregulator (control keseimbangan air). Contohnya Paramaecium sp. Memiliki membrane sel yang kurang permeabel terhadap air dan vakuola kontraktil untuk memompa air, sebagai osmoregulator.
Catatan
Ingat istilah –istilah pada osmosis pada sel tidak berdinding (sel hewan)
Krenasi (mengkerut) adalah mengkerutnya sel hewan akibat diletakan pada larutan hipertonik( larutan pekat)
Hemolysis/ lisis ( pecah) adalah pecahnya sel darah merah jika diletakan pada larutan hypotonic