URAIAN MATERI
https://anyflip.com/qqvjc/agjb/
PERKADANGAN TERNAK
Kandang adalah suatu bangunan yang di bangun menurut desain dan konstruksi yang benar sesuai dengan syarat bangunan tersebut. Kandang merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha ternak, baik ternak ruminansia besar, kecil, atau pun unggas. Kandang sangat dibutuhkan ternak agar terlindung dari panas dan hujan, memudahkan peternak mengelola ternak, dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
Gambar 1. Contoh Kandang Ternak
Saat membangun kandang ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek ekonomi, sosial, dan teknis.
Aspek Ekonomi
Pembangunan kandang jika dilihat dari aspek ekonomi diusahakan tidak terlalu mahal, tetapi masih memenuhi persyaratan teknis.
Aspek Sosial
Pembangunan kandang juga harus memperhatikan aspek sosial. Usaha peternakan umumnya menghasilkan limbah dan bau yang menyengat.
Limbah dan bau menyengat ini dapat mengganggu kenyamanan warga sekitar peternakan. Oleh karena itu, sebaiknya membangun usaha peternakan yang agak jauh dari rumah penduduk.
Aspek Teknis
Aspek teknis juga harus diperhatikan dalam menentukan lokasi dan arah kandang, konstruksi kandang, bahan kandang, dan tipe kandang.
1. Faktor yang mempengaruhi pemilihan kandang
Kandang yang dibuat harus disesuaikan dengan jeis dan karakteristik ternak.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kandang:
a. Jenis ternak
Kandang untuk ternak sapi dan kerbau berbeda dari kandang untuk ternak domba dan kambing. Kandang untuk ayam petelur juga berbeda dengan kandang untuk ayam pedaging. Hal ini karena setiap ternak memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dalam penyediaan kandangnya pun berbeda-beda.
b. Umur ternak
Kandang untuk memelihara ternak yang masih anak, muda atau remaja berbeda dari kandang untuk ternak dewasa. Kandang untuk anak, muda atau remaja pada umumnya kandang yang dapat meberikan rasa kehangatan karena ternak yang masih anak dan muda atau remaja memerlukan penanganan khusus, teliti dan tekun. Hal ini agar ternak tidak muda sakit bahkan mati.
c. Iklim
Indonesa adalah negara agraris yang beriklim tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Unsur iklim yang memengaruhi pemilihan kandang ternak seperti kelembapan, suhu, angin, curah hujan dan sinar matahari. Dengan melihat kondisi tersebut maka sebagian
peternak akan memilih sistem terbuka. Dinding kandang tidak penuh atau kandang tidak memiliki dinding sama sekali.
d. Tujuan produksi
Ketika memilih kandang untuk ternak harus disesuaikan dengan tujuan produksi atau usahanya, seperti ternak untuk budidaya, penggemukan, pembibitan, dan pembesaran.
2. Persyaratan Kandang
Adapun persyaratan-persyaratan kandang yang baik meliputi beberapa hal berikut:
a. Memiliki ventilasi sebagai pertukaran udara kotor dengan udara segar serta memberikan kelembapan seimbang untuk menghindari penyait yang di timbulkan oleh jamur.
b. Cahaya matahari dapat leluasa masuk kedalam kandang untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak (pembentukan vitamin D)
c. Kandang harus mudah dibersihkan.
d. Memilih tempat atau lahan yang letaknya lebih tinggi dari sekitar agar terhindar darigenangan air.
e. Memiliki drainase yang baik.
f. Bebas dari pengaruh hujan dan angin kencang atau kandang harus tahan terhadap iklim.
g. Memperhatikab beberapa hal, seperti transportasi yang mudah, jauh dari pemukiman penduduk, dekat sumber air, dekat dengan sumber pakan, serta memiliki ijin.
3. Tata Letak Bangunan Kandang
Ketika membuat kandang ternak harus memperhatikanbeberapa hal sebagai berikut:
a. Letak Kandang
Tata letak kandang untuk induk, pejantan, dara, dan anak sebaiknya letaknya agak berjauhan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kegaduhan ternak. Contohnya, apabila kandang ternak sapi perah yang
letaknya berdekatan antara kandang induk dan kandang anak akan mempengaruhi produksi susu induknya. Sebab, induk yang dipisahkan dari anaknya akan selalu mencari anaknya sehingga mempengaruhh jumlah susu yang dihasilkan.
Begitu pula kandang ternak unggas, baik ternak ayam pedaging, ayam petelur, itik, entok, burung maupun ternak lainnya, tata letak kandangnya harus diperhatikan. Harus dihindari letak kandang yang berdekatan dan usahakan letaknya berjauhan. hal ini untuk menghindari penyebaran bibit penyakit.
b. Letak bangunan kandang
Bangunan kandang ternak antara kandang ternak yang satu dengan yang lainnya perlu diatur. Jangan samapai kandang ternak letaknya saling berdekatan., bahkan untuk jenis ternak yang berbeda.
Diusahakan kandang ternak dibuat terpisah antara kandang ternak ruminansia dengan kandang ternak unggas, begitu juga dengan kandang aneka ternak. Pembangunan kandang satu blok/kawasan/wilayah harus dihindari karena jarak antar kandang yang satu dengan lainnya untuk jenis ternak yang sama minimal satu kali lebar kandang.
c. Pohoh pelindung
Pohon pelindung berfungsi untuk meberikan udara yang sejuk, segar, serta menahan angin kencang. Pemilihan pohon pelindung yang ditanam harus memiliki ciri-ciri, yaitu tajuk daun lebar, ranting atau daunnya tidak mudah patah, serta perakaran dalam dank at sehingga tidak mudah roboh.
d. Arah kandang
Pada saat menentukan arah kandang, penentunya adalah arah datanya angin terkuat setiap harinya. Tidak disarankan membuat kandang menghadap kearah datangnya angin. Hal tersebut bertujuan agar ternak merasa aman dan nyaman. Untuk menahan angin yang datang, dapat
ditanami tanaman atau pohon penghalang ataupun dibuat tembok yang tinggi di bagian datangnya angin. Arah kandang sebaiknya membujur arah selatan dan utara serta usahakan sinar matahari pagi dapat masuk ke kandang
4. Konstruksi Kandang
Konstruksi kandang yang akan dibangun harus kuat dan tidak mudah roboh jika tertiup angin kencang. Selain itu. kandang harus mudah dibersihkan dan memiliki sirkulasi udara yang lancar. Desain konstruksi kandang harus disesuaikan dengan agroekosistem wilayah dan tujuan pemeliharaan. Jika di dataran tinggi sebaiknya bentuk kandang tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca dingin. Sebaliknya, jika membangun kandang di daerah rendah sebaiknya bentuk kandang terbuka atau semi terbuka agar ternak merasa nyaman dari cuaca panas.
Konstruksi kandang dijabarkan sebagai berikut.
a. Pondasi
Adapun bahan-bahan bangunan yang baik digunakan untuk bahan pondası adalah sejenis batu kali dan semen. Dapat juga pondasi suatu bangunan dibuat dari kerangka besi, kemudian dicor dengan adukan pasir, kericak, dan semen
b. Atap kandang
Atap kandang usahakan dari bahan yang awet dan dapat memberi kehangatan bagi ternak waktu malam hari. Atap kandang dapat menggunakan genting, seng, asbes, rumbia, ilalang, maupun ijuk. Bahan yang digunakan untuk kandang harganya murah, mudah didapat, tahan lama, panas matahari dapat ditahan dengan baik agar tidak langsung memengaruhi panas ruangan kandang. Atap kandang ternak bentuknya bermacam-macam, dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2. Model Atap Kandang c. Lantai kandang
Lantai kandang hendaknya dibuat cukup kuat dan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam pembersihannya. Bahan-bahan untuk membuat lantai kandang antara lain tanah yang dipadatkan, bambu, papan, semen, kawat, dan bahan lainnya.
1) Lantai kandang dari bahan bambu untuk panggung, umumnya untuk ternak domba, kambing, kelinci, ayam, ataupun ternak unggas.
2) Lantai kandang dari bahan papan untuk ternak kerbau, sapi, kambing,domba, ayam petelur, dan ayam pedaging.
3) Lantai kandang dari bahan kawat umumnya untuk ternak unggas (ayam dan puyuh). Lantai ini berbentuk anyaman atau kawat jeruji.
d. Dinding kandang
Konstruksi dinding kandang dibuat sedemikian rupa agar di dalam kandang memiliki udara yang segar, nyaman, dan cahaya matahari dapat masuk ke kandang. Konstruksi dinding kandang ternak dibuat sesuai dengan jenis dan karakteristik ternak yang dipelihara serta tujuan dari usaha tersebut. Untuk dinding kandang dapat terbuat dari papan, tembok, bambu, kayu, kawat, serta ram dari bahan plastik.
e. Tinggi bangunan kandang
Tinggi kandang berhubungan dengan besarnya ukuran kandang yang dibuat. Misalnya, kandang ternak unggas ayam pedaging ketinggian kandang dari lantai sampai atap teratas minimal tujuh meter. Untuk ketinggian kandang dari lantai sampai tinggi atap terendah minimal empat meter. Ketinggian ini memengaruhi ventilasi, temperatur dalam kandang, dan biaya pembuatannya.
f. Saluran air
Saluran ini berfungsi mengalirkan air, baik air saat terjadi hujan maupun air saat membersihkan atau mencuci kandang dan memandikan ternak.
Untuk ternak sapi, baik sapi perah dan potong saluran air ini sangat penting. Sebab, untuk mengalirkan air bekas mencuci kandang dan peralatan kandang, sisä air memandikan ternak, serta urine ternak.
Selain itu, saluran air berfungsi mengalirkan limbah kandang ke dalam instalasi pengelolaan limbah, khususnya unit biogas.
5. Spesifikasi Kandang
Spesifikasi kandang berdasarkan tipe, bentuk atau model, fungsi, serta kebutuhan luas kandang diuraikan sebagai berikut.
a. Tipe kandang
Secara umum, kandang ternak ruminansia, seperti sapi, kerbau, domba, dan kambing memiliki dua macam tipe yaitu koloni dan Individu. Untuk tipe kandang pemeliharaan ayam pedaging broiler umumnya berupa kandang terbuka (open house) dan kandang tertutup (closed house).
Akan tetapi, untuk kondisi di negara Indonesia yang merupakan negara iklim tropis maka tipe kandang yang paling sesuai adalah tipe open house menggunakan sistem litter atau slat.
1) Kandang koloni
Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri atas satu bangunan, atau satu ruangan, atau tidak memiliki penyekat, dan ukuran kandangnya umumnya relatif luas. Kandang koloni
digunakan untuk memelihara tenak secara berkelompok atau bersama-sama.
Satu ekor ternak pada kandang koloni memerlukan lebih luas daripada kandang indivídu atau tunggal. Kelemahan dari kandang koloni, yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga ternak yang lebih besar dan kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang kecil atau lemah karena lebih banyak mendapatkan pakan. Oleh karena itu, pada pemeliharaan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing, dan domba) dengan program penggemukan, jenis kelamin ternak, ukuran bobot badan, bangsa ternak harus seragam dalam kandang tersebut
2) Kandang individu atau tunggal
Kandang tunggal atau individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau bangunan. Kandang jenis ini didesain hanya digunakan untuk memelihara satu ekor ternak. Oleh karena itu, pada kandang Individu/tunggal, setiap ternak menempati tempatnya sendiri.
Kandang indivindu atau tunggal cocok untuk memelihara ternak ruminansia (kerbau, sapi, kambing, dan dombal dengan program penggemukan Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas. Untuk ternak unggas, kandang-kandang individual disebut cage. Ciri kandang individual, yaitu pengaruh individual di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ternak (ayam).
b. Fungsi kandang
Fungsi kandang dijabarkan berikut 1) Tempat tinggal bagi ternak
2) Tempat bekerja bagi pemelihara atau peternak yang mengurus ternak setiap hari
3) Tempat perlindungan temak dari gangguan binatang buas dan gangguan alam, misalnya angm kencang, terik matahari, air hujan, dan suhu dingin di malam hari
4) Memberikan keamanan dan kenyamaan bagi ternak
5) Tempat untuk istirahat setelah melakukan aktivitas sehari-hari dan tempat berproduksi.
6) Memudahkan peternak dalam melakukan pengawasan atau pengontrolan kesehatan apabila terdapat ternak yang sakit.
7) Memudahkan tatalaksana pemeliharaan, seperti pemberian pakan dan minum, penanganan kotoran, serta penangan kesehatan.
c. Kebutuhan luas kandang
Berikut dijabarkan beberapa kebutuhan luas kandang.
1) Kebutuhan luas kandang ternak sapi perah Luas kandang yang dibuat untuk proses pemeliharaan bergantung pada umur atau besar kecilnya sapi perah tersebut. Ukuran kandang untuk ternak sapi perah dan anak sapi, yaitu 1,5 m x 1,0 m per ekor dengan tinggi atas kurang lebih 1,25 m-1,50 m dari tanah. Untuk kebutuhan luas kandang sapi perah jantan dewasa, per ekor 1,5 m x 2 m.
Selanjutnya, untuk sapi perah betina dewasa per ekor 1,8 m x 2 m.
2) Kebutuhan luas kandang untuk sapi potong Sebagai acuan untuk sapi lokal pada kandang individu 1,5m x 2 m per ekor atau 210 cm x 145 cm perekor, sedangkan untuk sapi impor 210 cm x 150 cm/ekor.
Ukuran tempat pakan dan tempat minum antara 75 cm x 40 cm x 40 cm dan ukuran selokan air lebar 20 cm - 30 cm dengan kedalaman 20 cm. Kebutuhan luas kandang domba dan kambing sekitar 0,7m x 1,5 m per ekor atau dapat juga per ekor kurang lebih 1,5 m persegi.
3) Kebutuhan luas kandang ternak unggas
Untuk ayam berumur dua minggu pertama, kandangnya dapat diisi 40-50 ekor/m² dan untuk ayam berumur di atas dua minggu antara dua sampai empat minggu sebaiknya berisi 20-25 ekor/m² Ayam yang berumur di atas empat minggu umumnya 10-12 ekor/m². Agar pertumbuhan dan perkembangan ayam optimal maka selama ayam berumur kurang dari dua minggu, anak ayam sebaiknya dipelihara di dalam kandang yang spesifik, yaitu di dalam kandang indukan (brooding).