RELASI & FUNGSI
Matematika Diskrit
IF UNIKOM
MATRIKS
• Susunan skalar elemen-elemen yang terdiri dari baris dan kolom
• A mxn , m baris dan n kolom
 
 
 
 
mn m
n n
a a
a a
a
a a
a A
...
...
...
...
...
...
...
...
1
2 22
21
1 12
11
Jenis – jenis Matriks
Matriks Segitiga
Matriks Diagonal
Matriks Identitas
Matriks Komutatif
Matriks Invers
Matriks Segitiga
Untuk setiap matriks persegi A berdimensi nxn
•Matriks segitiga atas, jika untuk semua i > j, aij = 0.
A = B = C =
•Matriks segitiga bawah, jika untuk semua i < j, aij = 0.
A = H = K =
nn n n
a a a
a a
a
...
0 0
...
...
0 0
...
0
...
2 22
1 12
11
4 0 0
1 1 0
0 3 2
0 0 0 0
7 3 0 0
5 1 0 0
3 0 1 2
nn n
n a a
a
a a
a
...
0 ...
...
...
0 ...
0 ...
0
2 1
22 21
11
9 0 7
0 3 1
0 0 2
7 4 0 0
0 3 1 0
0 0 2 1
0 0 0 3
Matriks Diagonal
Matriks persegi A berdimensi nxn dengan aij = 0 untuk semua i > j dan i < j.
D = D = diag(d11, d22, …, dnn)
D = Atau D = diag(4,7,0,-5)
Jika D = diag(d11, d22, …, dnn) dengan d11 = d22 = … = dnn = k, maka matriksnya disebut matriks skalar
S =
5
dnn
d d
..
0 0
0 ..
0 0
0 ..
0
0 ..
0
22 11
5 0
0 0
0 0 0 0
0 0 7 0
0 0 0 4
4 0 0
0 4 0
0 0 4
Matriks Identitas
Dari matriks skalar jika k = 1, matriknya disebut matriks identitas.
I2 = I3 =
Andaikan B = B I2 = B Dan I3 B = B
Matriks Komutatif
Dua matriks persegi A dan B yg berdimensi sama disebut komutatif (commute) jika berlaku AB = BA.
Sebaliknya, disebut anti komutatif (anti-commute) jika berlaku AB = - BA.
 
1 0
0 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
 
5 0
2 4
1 3
Matriks Invers
Andaikan A dan B dua matriks persegi berdimensi sama sehingga berlaku : AB = BA = I, maka B disebut invers A, atau A invers B.
B = A-1 A A-1 = A-1 A = I A = B-1 B-1 B = B B-1 = I
Matriks yang mempunyai invers disebut matriks nonsingular atau matriks yang invertibel.
Sifat : (A-1)-1 = A (AB)-1 = B-1 A-1
Tranpose Matriks
Matriks A = (aij) berdimensi mxn, tranposenya adalah AT = (aji) yg berdimensi nxm.
Sifat-sifat :
1. (AT)T = A
2. (A + B)T = AT + BT 3. (AB)T = BT AT
RELASI
•Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A  B.
•a R b , untuk (a, b)  R  a dihubungankan dengan b oleh R.
•a R b , untuk (a, b)  R  a tidak dihubungkan dengan b oleh relasi R.
)
( AxB
R 
Contoh :
A = {Amir, Budi, Cecep},
B = {IF221, IF251, IF342, IF323}
•A  B = {(Amir, IF221), (Amir, IF251), (Amir, IF342), (Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251), (Budi, IF342), (Budi, IF323), (Cecep, IF221),(Cecep,
IF251), (Cecep, IF342), (Cecep, IF323) }
Ilustrasi
• R = mata kuliah yang diambil mahasiswa
• R={(Amir,IF251),(Amir,IF323),(Budi,IF221),(Budi,IF251),
(Cecep,IF323)} 12
Amir Budi Cecep
IF221
IF251
IF342
IF323
Representasi
1. Diagram Panah
2. Tabel
3. Matriks
•Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan
B = {b1, b2, …, bn}.
• Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],
 
 
R b
a
R b
m a
j i
j i
ij
0 , ( , )
) ,
( ,
1
4. Graf berarah
•Jika (a, b)  R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut
simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).
•Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang
(loop).
Contoh graf berarah
R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b)}
adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.
a b
c d
Sifat relasi
Reflexive
Transitive
Symmetric
Antisymmentric
Invers
Reflexive
Jika (a, a)  R untuk setiap a  A maka refleksif
•Tidak refleksif jika ada a  A sedemikian sehingga (a, a)
 R.
•A={1,2,3,4}
•Contoh :
•R1 = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4)}
•R2= {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) }
•Matriks relasi yang refleksif
•Graf memiliki loop pada tiap simpul
1 1 1 1 1
Transitive (menghantar)
Jika (a, b)  R dan (b, c)  R, maka (a, c)  R, untuk a, b, c  A.
•A={1,2,3,4}
•Contoh :
•R1 = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) }
•R2= {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)}
•Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } menghantar
•Relasi R = {(1, 2), (3, 4)} menghantar
•R = {(3, 4)} selalu menghantar 20
Symmetric (setangkup)
Jika (a, b)  R, maka (b, a)  R.
•Tidak setangkup, jika (a, b)  R sedemikian sehingga (b, a)
 R.
•Elemen-elemen matriks diantara diagonal utama merupakan hasil pencerminan , atau
mij = mji = 1, untuk i = 1, 2, …, n 
0 1
0 1
Antisymmetric (tolak setangkup)
Jika untuk semua a, b  A, (a, b)  R dan (b, a)  R hanya jika a = b
• Tidak tolak-setangkup jika ada elemen berbeda a dan b sedemikian sehingga (a, b)  R dan (b, a)  R.
• Matriks jika mij = 1 dengan i  j, maka mji = 0 matriks dari relasi tolak-setangkup adalah
jika salah satu dari mij = 0 atau mji = 0 bila i  j
0 1
1 0
0 1
Contoh
•R1 = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) } setangkup
• R2 ={(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak setangkup
•R3 = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } tolak-setangkup
•R4 = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (2, 3)} tolak-setangkup
•R5 = {(1, 1), (2, 4), (3, 3), (4, 2) } tidak tolak-setangkup
•R6 = {(1, 2), (2, 3), (1, 3) } tidak setangkup dan juga tolak- setangkup
•R7 = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (4, 2), (4, 4)} tidak setangkup maupun tidak tolak-setangkup
Inversi
•R–1 = {(b, a) | (a, b)  R }
•Contoh :
P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}.
(p, q)  R jika p habis membagi q maka
R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
R–1 adalah invers dari relasi R, yaitu Q ke P dengan (q,p) E R–1 jika q kelipatan dari p
Klosur Relasi
(closure of relation)
•Misalkan R adalah relasi pada himpunan A.
•R dapat memiliki atau tidak memiliki sifat P, seperti refleksif, setangkup, atau menghantar.
Jika terdapat relasi S dengan sifat P yang
mengandung R sedemikian sehingga S adalah himpunan bagian dari setiap relasi dengan
sifat P yang mengandung R, maka S disebut klosur (closure) atau tutupan dari R [ROS03].
Klosur Refleksif
•Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A.
•Klosur refleksif dari R adalah R  , yang dalam hal ini
• = {(a, a) | a  A}.
•R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} adalah relasi pada A = {1, 2, 3}
maka  = {(1, 1), (2, 2), (3, 3)},
sehingga klosur refleksif dari R adalah
R   = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)}  {(1, 1), (2, 2), (3, 3)}
= {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3)}
Contoh
:
•Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a  b} pada himpunan bilangan bulat.
Klosur refleksif dari R adalah
R   = {(a, b) | a  b}  {(a, a) | a  Z}
= {(a, b) | a, b  Z}
Contoh:
•Contoh 1: Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak
refleksif.
•Bagaimana membuat relasi refleksif yang sesedikit mungkin dan mengandung R?
•Tambahkan (2,2) dan (3,3) ke dalam R (karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam R)
• Relasi baru, S, mengandung R, yaitu
S = {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3) }
•Relasi S disebut klosur refleksif (reflexive closure) dari R.
Klosur setangkup
•Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A.
•Klosur setangkup dari R adalah R  R-1, dengan
•R-1 = {(b, a) | (a, b) a  R}.
•R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} adalah relasi pada A = {1, 2, 3}, maka
R-1 = {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)}
sehingga klosur setangkup dari R adalah
R  R-1 = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)}  {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)}
={(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)}
Contoh:
•Contoh 2: Relasi R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak
setangkup.
•Bagaimana membuat relasi setangkup yang sesedikit mungkin dan mengandung R?
•Tambahkan (3, 1) dan (2, 3) ke dalam R
(karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam S agar S menjadi setangkup).
•Relasi baru, S, mengandung R:
S = {(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)}
•Relasi S disebut klosur setangkup (symmetric closure) dari R.
Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a habis membagi b}
pada himpunan bilangan bulat.
Klosur setangkup dari R adalah
RR-1 = {(a, b)|a habis membagi b}  {(b, a)|b habis membagi a}
= {(a, b) | a habis membagi b atau b habis membagi a}
Contoh
:
Klosur menghantar
•Contoh: R = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} adalah relasi A = {1, 2, 3, 4}.
R tidak transitif karena tidak mengandung semua pasangan (a, c) sedemikian sehingga (a, b) dan (b, c) di dalam R.
Pasangan (a, c) yang tidak terdapat di dalam R adalah (1, 1), (2, 2), (2, 4), dan (3, 1).
•Penambahan semua pasangan ini ke dalam R sehingga menjadi
S = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2), (1, 1), (2, 2), (2, 4), (3, 1)}
tidak menghasilkan relasi yang bersifat menghantar karena, misalnya terdapat (3, 1)  S dan (1, 4)  S, tetapi (3, 4)  S.
•Klosur menghantar dari R adalah
R* = R2  R3  …  Rn
•Jika MR adalah matriks yang merepresentasikan R pada sebuah himpunan dengan n elemen, maka matriks klosur menghantar R* adalah
Kombinasi Relasi
•Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, maka
•
R
1 R
2, R
1 R
2, R
1– R
2, dan R
1 R
2•juga adalah relasi dari A ke B
Contoh
A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}.
•Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)}
•Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)}
•R1  R2 =
•R1  R2 =
•R1  R2 =
•R2  R1 =
•R1  R2 =
Kombinasi Relasi dalam Matriks
•Jika relasi R1 dan R2 dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2 maka
M
R1  R2= M
R1 M
R2M
R1  R2= M
R1 M
R2Contoh
•Relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks
•R1 = R2 =
•MR1  R2 = MR1  MR2 =
•MR1  R2 = MR1  MR2 =
0 1 1
1 0 1
0 0 1
0 0 1
1 1 0
0 1 0
0 1 1
1 1 1
0 1 1
0 0 1
1 0 0
0 0 0
Komposisi Relasi
•R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B,
•S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.
•Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S  R, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh
S  R = {(a, c )  a  A, c  C, dan untuk beberapa b  B, (a, b )  R dan (b, c )  S }
Contoh
R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)}
adalah relasi dari {1, 2, 3} ke {2, 4, 6, 8} dan
S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
relasi dari {2, 4, 6, 8} ke {s, t, u}.
Maka komposisi relasi R dan S adalah
S  R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u) }
Komposisi dalam diagram panah
1 2 3
2 4 6 8
s t u
Komposisi dalam Matriks
•Jika relasi R1 dan R2 dinyatakan dengan matriks MR1
dan MR2, maka komposisi dari kedua relasi tersebut adalah
M
R2  R1= M
R1 M
R2Contoh
•R1 = R2 =
•R2  R1 adalah MR2  R1 = MR1 . MR2
=
=
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 0 1
1 0 0
0 1 0
) 1 0 ( ) 1 0 ( ) 0 0 ( ) 0 0 ( ) 0 0 ( ) 1 0 ( ) 1 0 ( ) 0 0 ( ) 0 0 (
) 1 0 ( ) 1 1 ( ) 0 1 ( ) 0 0 ( ) 0 1 ( ) 1 1 ( ) 1 0 ( ) 0 1 ( ) 0 1 (
) 1 1 ( ) 1 0 ( ) 0 1 ( ) 0 1 ( ) 0 0 ( ) 1 1 ( ) 1 1 ( ) 0 0 ( ) 0 1 (
0 0 0
1 1 0
1 1 1
FUNGSI
•A dan B adalah himpunan
•Relasi biner f dari A ke B adalah fungsi
jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B.
f : A  B f memetakan A ke B.
•A : daerah asal (domain) dari f
•B : daerah hasil (codomain) dari f.
•Himpunan semua harga fungsi f disebut daerah hasil (range) f.
•range f = {b Є B | B = f(a) untuk suatu a Є A}
•f(a) = b jika elemen a di dalam A dihubungkan dengan elemen b di dalam B.
a b
A B
f
Syarat
Agar suatu relasi f dari X ke Y menjadi fungsi, maka harus dipenuhi :
1. Setiap elemen x Є X mempunyai kawan di Y (disebut f(x)).
2. f(x) tunggal
Contoh
•Tentukan manakah dari gambar relasi berikut ini yang merupakan fungsi dari X = {a, b, c} ke Y = {1, 2, 3, 4}!
A={1,2,3} B={u,v,w}
•f = {(1, u), (2, v), (3, w)}
•f = {(1, u), (2, u), (3, v)}
•f = {(1, u), (3, w)}
•f = {(1, u), (1, v), (2, v), (3, w)}
Sifat Fungsi (injektif)
1. Satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif
(injective) jika tidak ada dua elemen himpunan A yang memiliki bayangan sama
a 1
A B
2 3 4 5 b
c d
Contoh
•A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w, x}
f = {(1, w), (2, u), (3, v)}
•A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}
f = {(1, u), (2, u), (3, v)}
Sifat Fungsi (Surjektif )
2. Pada (onto) atau surjektif (surjective) jika setiap elemen B merupakan
bayangan dari satu atau lebih elemen A.
a 1
A B
2 3 b
c d
Contoh Surjektif
•A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}
f = {(1, u), (2, u), (3, v)}
•A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}
f = {(1, w), (2, u), (3, v)}
Sifat Fungsi (Bijeksi)
•berkoresponden satu-ke-satu atau
bijeksi (bijection) jika ia fungsi satu-ke-satu dan juga fungsi pada
Fungsi Invers
•Misalkan f : X Y adalah suatu fungsi. Relasi dari Y ke X belum tentu pula merupakan fungsi.
•Jika f : X Y merupakan suatu fungsi Bijektif, maka relasi Y ke X juga merupakan fungsi. Jadi dengan demikian, fungsi tersebut dapat diinvers.
f(x) = y f-1(y) = x
f-1(1) = k1; f-1(2) = k3;
f-1(3) = k3; f-1(3) = k4
Contoh Fungsi Invers
Tentukan balikan fungsi f(x) = x – 1.
Penyelesaian:
•Fungsi f(x) = x – 1 adalah fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu, jadi balikan fungsi tersebut ada.
•Misalkan f(x) = y, sehingga y = x – 1, maka x = y + 1. Jadi, balikan fungsi balikannya adalah f-1(y) = y +1.
Komposisi Fungsi
Komposisi fungsi (dinotasikan dengan “o”),
digunakan untuk menghasilkan fungsi baru dari beberapa fungsi.
Misalkan :
f : XY dan g : YZ
didefinisikan dengan komposisi fungsi f dan g (simbol gof) sebagai berikut :
(x Є X) (gof)(x) = g(f(x)) invers :
(gof)-1(x) = f-1og-1(x) = f-1(g-1(x))
Contoh Komposisi Fungsi
Misalkan f dan g adalah fungsi-fungsi pada
himpunan bilangan bulat Z yang didefinisikan
dengan rumus f(n) = n + 1 dan g(n) = n2 , n Є Z.
Hitunglah (gof)(n), (fof)(n), dan (fog)(n)!
Jawab :
a. (gof)(n) = g(f(n)) =
b. (fof)(n) =
c. (fog)(n) =
Fungsi Khusus
1. Floor
Misalkan f : R (real) R (real) adalah fungsi yang didefinisikan sebagai
berikut :
f(x) = |_x_| = bilangan bulat terkecil yang kurang atau sama dengan x.
maka f disebut fungsi floor.
Contoh :
f(3,23) = 3 ; f(5, 87) = 5 ; f(-4, 29) = ?
2. Ceiling
Misalkan f : R (real) R (real) adalah fungsi yang didefinisikan sebagai berikut :
f(x) = = bilangan bulat
terbesar yang lebih atau sama dengan x
maka f disebut fungsi ceiling.
Contoh :
f(3,23) = 4 ; f(5, 87) = 6 ; f(-4, 29) = ?
Fungsi modulo
3. Fungsi modulo
•a mod m memberikan sisa pembagian bilangan bulat bila a dibagi dengan m
•a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r, dengan 0  r < m.
•Contoh :
o25 mod 7 = 4
o16 mod 4 = 0
o3612 mod 45 = 12
o0 mod 5 = 0
Fungsi-fungsi Lain
4. Fungsi Faktorial
5. Fungsi Eksponensial
6. Fungsi Logaritmik
7. Fungsi Rekursif
8. Fungsi Chebysev
9. Fungsi Fibonnaci