• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATRIKS, RELASI & FUNGSI - UNIKOM Kuliah Online

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MATRIKS, RELASI & FUNGSI - UNIKOM Kuliah Online"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

RELASI & FUNGSI

Matematika Diskrit

IF UNIKOM

(2)

MATRIKS

• Susunan skalar elemen-elemen yang terdiri dari baris dan kolom

• A mxn , m baris dan n kolom

 

 

 

 

mn m

n n

a a

a a

a

a a

a A

...

...

...

...

...

...

...

...

1

2 22

21

1 12

11

(3)

Jenis – jenis Matriks

Matriks Segitiga

Matriks Diagonal

Matriks Identitas

Matriks Komutatif

Matriks Invers

(4)

Matriks Segitiga

Untuk setiap matriks persegi A berdimensi nxn

Matriks segitiga atas, jika untuk semua i > j, aij = 0.

A = B = C =

Matriks segitiga bawah, jika untuk semua i < j, aij = 0.

A = H = K =





nn n n

a a a

a a

a

...

0 0

...

...

0 0

...

0

...

2 22

1 12

11

4 0 0

1 1 0

0 3 2





0 0 0 0

7 3 0 0

5 1 0 0

3 0 1 2





nn n

n a a

a

a a

a

...

0 ...

...

...

0 ...

0 ...

0

2 1

22 21

11



9 0 7

0 3 1

0 0 2





7 4 0 0

0 3 1 0

0 0 2 1

0 0 0 3

(5)

Matriks Diagonal

Matriks persegi A berdimensi nxn dengan aij = 0 untuk semua i > j dan i < j.

D = D = diag(d11, d22, …, dnn)

D = Atau D = diag(4,7,0,-5)

Jika D = diag(d11, d22, …, dnn) dengan d11 = d22 = … = dnn = k, maka matriksnya disebut matriks skalar

S =

5





dnn

d d

..

0 0

0 ..

0 0

0 ..

0

0 ..

0

22 11





5 0

0 0

0 0 0 0

0 0 7 0

0 0 0 4

4 0 0

0 4 0

0 0 4

(6)

Matriks Identitas

Dari matriks skalar jika k = 1, matriknya disebut matriks identitas.

I2 = I3 =

Andaikan B = B I2 = B Dan I3 B = B

Matriks Komutatif

Dua matriks persegi A dan B yg berdimensi sama disebut komutatif (commute) jika berlaku AB = BA.

Sebaliknya, disebut anti komutatif (anti-commute) jika berlaku AB = - BA.





1 0

0 1

1 0 0

0 1 0

0 0 1

5 0

2 4

1 3

(7)

Matriks Invers

Andaikan A dan B dua matriks persegi berdimensi sama sehingga berlaku : AB = BA = I, maka B disebut invers A, atau A invers B.

B = A-1 A A-1 = A-1 A = I A = B-1 B-1 B = B B-1 = I

Matriks yang mempunyai invers disebut matriks nonsingular atau matriks yang invertibel.

Sifat : (A-1)-1 = A (AB)-1 = B-1 A-1

(8)

Tranpose Matriks

Matriks A = (aij) berdimensi mxn, tranposenya adalah AT = (aji) yg berdimensi nxm.

Sifat-sifat :

1. (AT)T = A

2. (A + B)T = AT + BT 3. (AB)T = BT AT

(9)

RELASI

(10)

Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari AB.

a R b , untuk (a, b)  R a dihubungankan dengan b oleh R.

a R b , untuk (a, b)  Ra tidak dihubungkan dengan b oleh relasi R.

)

( AxB

R

(11)

Contoh :

A = {Amir, Budi, Cecep},

B = {IF221, IF251, IF342, IF323}

AB = {(Amir, IF221), (Amir, IF251), (Amir, IF342), (Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251), (Budi, IF342), (Budi, IF323), (Cecep, IF221),(Cecep,

IF251), (Cecep, IF342), (Cecep, IF323) }

(12)

Ilustrasi

R = mata kuliah yang diambil mahasiswa

R={(Amir,IF251),(Amir,IF323),(Budi,IF221),(Budi,IF251),

(Cecep,IF323)} 12

Amir Budi Cecep

IF221

IF251

IF342

IF323

(13)

Representasi

1. Diagram Panah

(14)

2. Tabel

(15)

3. Matriks

Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan

B = {b1, b2, …, bn}.

Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],

 

 

R b

a

R b

m a

j i

j i

ij

0 , ( , )

) ,

( ,

1

(16)

4. Graf berarah

Jika (a, b)  R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut

simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).

Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang

(loop).

(17)

Contoh graf berarah

R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b)}

adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.

a b

c d

(18)

Sifat relasi

Reflexive

Transitive

Symmetric

Antisymmentric

Invers

(19)

Reflexive

Jika (a, a)  R untuk setiap aA maka refleksif

Tidak refleksif jika ada aA sedemikian sehingga (a, a)

R.

A={1,2,3,4}

Contoh :

R1 = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4)}

R2= {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) }

Matriks relasi yang refleksif

Graf memiliki loop pada tiap simpul

1 1 1 1 1

(20)

Transitive (menghantar)

Jika (a, b)  R dan (b, c)  R, maka (a, c)  R, untuk a, b, c A.

A={1,2,3,4}

Contoh :

R1 = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) }

R2= {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)}

Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } menghantar

Relasi R = {(1, 2), (3, 4)} menghantar

R = {(3, 4)} selalu menghantar 20

(21)

Symmetric (setangkup)

Jika (a, b)  R, maka (b, a)  R.

Tidak setangkup, jika (a, b)  R sedemikian sehingga (b, a)

R.

Elemen-elemen matriks diantara diagonal utama merupakan hasil pencerminan , atau

mij = mji = 1, untuk i = 1, 2, …, n

0 1

0 1

(22)

Antisymmetric (tolak setangkup)

Jika untuk semua a, bA, (a, b)  R dan (b, a)  R hanya jika a = b

Tidak tolak-setangkup jika ada elemen berbeda a dan b sedemikian sehingga (a, b)  R dan (b, a)  R.

Matriks jika mij = 1 dengan ij, maka mji = 0 matriks dari relasi tolak-setangkup adalah

jika salah satu dari mij = 0 atau mji = 0 bila ij

0 1

1 0

0 1

(23)

Contoh

R1 = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) } setangkup

R2 ={(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak setangkup

R3 = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } tolak-setangkup

R4 = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (2, 3)} tolak-setangkup

R5 = {(1, 1), (2, 4), (3, 3), (4, 2) } tidak tolak-setangkup

R6 = {(1, 2), (2, 3), (1, 3) } tidak setangkup dan juga tolak- setangkup

R7 = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (4, 2), (4, 4)} tidak setangkup maupun tidak tolak-setangkup

(24)

Inversi

R–1 = {(b, a) | (a, b)  R }

Contoh :

P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}.

(p, q)  R jika p habis membagi q maka

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }

R–1 adalah invers dari relasi R, yaitu Q ke P dengan (q,p) E R–1 jika q kelipatan dari p

(25)

Klosur Relasi

(closure of relation)

Misalkan R adalah relasi pada himpunan A.

R dapat memiliki atau tidak memiliki sifat P, seperti refleksif, setangkup, atau menghantar.

Jika terdapat relasi S dengan sifat P yang

mengandung R sedemikian sehingga S adalah himpunan bagian dari setiap relasi dengan

sifat P yang mengandung R, maka S disebut klosur (closure) atau tutupan dari R [ROS03].

(26)

Klosur Refleksif

Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A.

Klosur refleksif dari R adalah R  , yang dalam hal ini

 = {(a, a) | aA}.

(27)

R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} adalah relasi pada A = {1, 2, 3}

maka  = {(1, 1), (2, 2), (3, 3)},

sehingga klosur refleksif dari R adalah  

R   = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)}  {(1, 1), (2, 2), (3, 3)}

= {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3)}

Contoh

:

(28)

Misalkan R adalah relasi {(a, b) | ab} pada himpunan bilangan bulat.

Klosur refleksif dari R adalah  

R   = {(a, b) | ab}  {(a, a) | aZ}

= {(a, b) | a, bZ}

Contoh:

(29)

Contoh 1: Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak

refleksif.

Bagaimana membuat relasi refleksif yang sesedikit mungkin dan mengandung R?

(30)

Tambahkan (2,2) dan (3,3) ke dalam R (karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam R)

Relasi baru, S, mengandung R, yaitu  

S = {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3) }

Relasi S disebut klosur refleksif (reflexive closure) dari R.

(31)

Klosur setangkup

Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A.

Klosur setangkup dari R adalah RR-1, dengan

R-1 = {(b, a) | (a, b) aR}.

(32)

R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} adalah relasi pada A = {1, 2, 3}, maka

R-1 = {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)}

sehingga klosur setangkup dari R adalah  

RR-1 = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)}  {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)}

={(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)}

Contoh:

(33)

Contoh 2: Relasi R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak

setangkup.

Bagaimana membuat relasi setangkup yang sesedikit mungkin dan mengandung R?

(34)

Tambahkan (3, 1) dan (2, 3) ke dalam R

(karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam S agar S menjadi setangkup).

Relasi baru, S, mengandung R:

 S = {(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)}

 

Relasi S disebut klosur setangkup (symmetric closure) dari R.

(35)

Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a habis membagi b}

pada himpunan bilangan bulat.

Klosur setangkup dari R adalah

 RR-1 = {(a, b)|a habis membagi b}  {(b, a)|b habis membagi a}

= {(a, b) | a habis membagi b atau b habis membagi a}

Contoh

:

(36)

Klosur menghantar

Contoh: R = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} adalah relasi A = {1, 2, 3, 4}.

R tidak transitif karena tidak mengandung semua pasangan (a, c) sedemikian sehingga (a, b) dan (b, c) di dalam R.

Pasangan (a, c) yang tidak terdapat di dalam R adalah (1, 1), (2, 2), (2, 4), dan (3, 1).  

(37)

Penambahan semua pasangan ini ke dalam R sehingga menjadi

 

S = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2), (1, 1), (2, 2), (2, 4), (3, 1)}

tidak menghasilkan relasi yang bersifat menghantar karena, misalnya terdapat (3, 1)  S dan (1, 4)  S, tetapi (3, 4)  S.

(38)

Klosur menghantar dari R adalah  

R* = R2R3  …  Rn  

Jika MR adalah matriks yang merepresentasikan R pada sebuah himpunan dengan n elemen, maka matriks klosur menghantar R* adalah

 

(39)

Kombinasi Relasi

Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, maka

R

1

R

2

, R

1

R

2

, R

1

R

2

, dan R

1

R

2

juga adalah relasi dari A ke B

(40)

Contoh

A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}.

Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)}

Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)}

R1R2 =

R1R2 =

R1R2 =

R2R1 =

R1R2 =

(41)

Kombinasi Relasi dalam Matriks

Jika relasi R1 dan R2 dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2 maka

M

R1  R2

= M

R1

M

R2

M

R1  R2

= M

R1

M

R2

(42)

Contoh

Relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks

R1 = R2 =

MR1  R2 = MR1MR2 =

MR1  R2 = MR1MR2 =

0 1 1

1 0 1

0 0 1

0 0 1

1 1 0

0 1 0

0 1 1

1 1 1

0 1 1

0 0 1

1 0 0

0 0 0

(43)

Komposisi Relasi

R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B,

S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.

Komposisi R dan S, dinotasikan dengan SR, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh

SR = {(a, c )  aA, cC, dan untuk beberapa bB, (a, b )  R dan (b, c )  S }

(44)

Contoh

R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)}

adalah relasi dari {1, 2, 3} ke {2, 4, 6, 8} dan

S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}

relasi dari {2, 4, 6, 8} ke {s, t, u}.

Maka komposisi relasi R dan S adalah

S  R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u) }

(45)

Komposisi dalam diagram panah

1 2 3

2 4 6 8

s t u

(46)

Komposisi dalam Matriks

Jika relasi R1 dan R2 dinyatakan dengan matriks MR1

dan MR2, maka komposisi dari kedua relasi tersebut adalah

M

R2  R1

= M

R1

M

R2

(47)

Contoh

R1 = R2 =

R2R1 adalah MR2  R1 = MR1 . MR2

=

=

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 0 1

1 0 0

0 1 0

) 1 0 ( ) 1 0 ( ) 0 0 ( ) 0 0 ( ) 0 0 ( ) 1 0 ( ) 1 0 ( ) 0 0 ( ) 0 0 (

) 1 0 ( ) 1 1 ( ) 0 1 ( ) 0 0 ( ) 0 1 ( ) 1 1 ( ) 1 0 ( ) 0 1 ( ) 0 1 (

) 1 1 ( ) 1 0 ( ) 0 1 ( ) 0 1 ( ) 0 0 ( ) 1 1 ( ) 1 1 ( ) 0 0 ( ) 0 1 (

0 0 0

1 1 0

1 1 1

(48)

FUNGSI

(49)

A dan B adalah himpunan

Relasi biner f dari A ke B adalah fungsi

jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B.

f : AB f memetakan A ke B.

A : daerah asal (domain) dari f

B : daerah hasil (codomain) dari f.

(50)

Himpunan semua harga fungsi f disebut daerah hasil (range) f.

range f = {b Є B | B = f(a) untuk suatu a Є A}

f(a) = b jika elemen a di dalam A dihubungkan dengan elemen b di dalam B.

a b

A B

f

(51)

Syarat

Agar suatu relasi f dari X ke Y menjadi fungsi, maka harus dipenuhi :

1. Setiap elemen x Є X mempunyai kawan di Y (disebut f(x)).

2. f(x) tunggal

(52)

Contoh

Tentukan manakah dari gambar relasi berikut ini yang merupakan fungsi dari X = {a, b, c} ke Y = {1, 2, 3, 4}!

(53)

A={1,2,3} B={u,v,w}

f = {(1, u), (2, v), (3, w)}

f = {(1, u), (2, u), (3, v)}

f = {(1, u), (3, w)}

f = {(1, u), (1, v), (2, v), (3, w)}

(54)

Sifat Fungsi (injektif)

1. Satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif

(injective) jika tidak ada dua elemen himpunan A yang memiliki bayangan sama

a 1

A B

2 3 4 5 b

c d

(55)

Contoh

A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w, x}

f = {(1, w), (2, u), (3, v)}

A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}

f = {(1, u), (2, u), (3, v)}

(56)

Sifat Fungsi (Surjektif )

2. Pada (onto) atau surjektif (surjective) jika setiap elemen B merupakan

bayangan dari satu atau lebih elemen A.

a 1

A B

2 3 b

c d

(57)

Contoh Surjektif

A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}

f = {(1, u), (2, u), (3, v)}

A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}

f = {(1, w), (2, u), (3, v)}

(58)

Sifat Fungsi (Bijeksi)

berkoresponden satu-ke-satu atau

bijeksi (bijection) jika ia fungsi satu-ke-satu dan juga fungsi pada

(59)

Fungsi Invers

Misalkan f : X Y adalah suatu fungsi. Relasi dari Y ke X belum tentu pula merupakan fungsi.

Jika f : X Y merupakan suatu fungsi Bijektif, maka relasi Y ke X juga merupakan fungsi. Jadi dengan demikian, fungsi tersebut dapat diinvers.

f(x) = y f-1(y) = x

f-1(1) = k1; f-1(2) = k3;

f-1(3) = k3; f-1(3) = k4

(60)

Contoh Fungsi Invers

Tentukan balikan fungsi f(x) = x – 1.

Penyelesaian:

Fungsi f(x) = x – 1 adalah fungsi yang

berkoresponden satu-ke-satu, jadi balikan fungsi tersebut ada.

Misalkan f(x) = y, sehingga y = x – 1, maka x = y + 1. Jadi, balikan fungsi balikannya adalah f-1(y) = y +1.

(61)

Komposisi Fungsi

Komposisi fungsi (dinotasikan dengan “o”),

digunakan untuk menghasilkan fungsi baru dari beberapa fungsi.

Misalkan :

f : XY dan g : YZ

didefinisikan dengan komposisi fungsi f dan g (simbol gof) sebagai berikut :

(x Є X) (gof)(x) = g(f(x)) invers :

(gof)-1(x) = f-1og-1(x) = f-1(g-1(x))

(62)

Contoh Komposisi Fungsi

Misalkan f dan g adalah fungsi-fungsi pada

himpunan bilangan bulat Z yang didefinisikan

dengan rumus f(n) = n + 1 dan g(n) = n2 , n Є Z.

Hitunglah (gof)(n), (fof)(n), dan (fog)(n)!

Jawab :

a. (gof)(n) = g(f(n)) =

b. (fof)(n) =

c. (fog)(n) =

(63)

Fungsi Khusus

1. Floor

Misalkan f : R (real) R (real) adalah fungsi yang didefinisikan sebagai

berikut :

f(x) = |_x_| = bilangan bulat terkecil yang kurang atau sama dengan x.

maka f disebut fungsi floor.

Contoh :

f(3,23) = 3 ; f(5, 87) = 5 ; f(-4, 29) = ?

(64)

2. Ceiling

Misalkan f : R (real) R (real) adalah fungsi yang didefinisikan sebagai berikut :

f(x) = = bilangan bulat

terbesar yang lebih atau sama dengan x

maka f disebut fungsi ceiling.

Contoh :

f(3,23) = 4 ; f(5, 87) = 6 ; f(-4, 29) = ?

(65)

Fungsi modulo

3. Fungsi modulo

a mod m memberikan sisa pembagian bilangan bulat bila a dibagi dengan m

a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r, dengan 0  r < m.

Contoh :

o25 mod 7 = 4

o16 mod 4 = 0

o3612 mod 45 = 12

o0 mod 5 = 0

(66)

Fungsi-fungsi Lain

4. Fungsi Faktorial

5. Fungsi Eksponensial

6. Fungsi Logaritmik

7. Fungsi Rekursif

8. Fungsi Chebysev

9. Fungsi Fibonnaci

Gambar

1. Diagram Panah

Referensi

Dokumen terkait

Narcotics Law and Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 4 of 2021 concerning changes to the classification of narcotics which is

CONCLUSION AND FUTURE WORK The Monte Carlo simulation has been used to numerically based on the statistical and electromagnetic simulations investigate the influence of variations