MAWARIS
• Secara bahasa
ثااَرْي ِام نام اعماج ثاياراوام
artinya harta yang di wariskan Secara makna
Ilmu yang mempelajari pembagian harta peninggalan setelah orang meninggal
ةضيرف نم عمج ضئارفلا ملع
ketentuan bagian atau ukuran
Ilmu yang mempelajari ketentuan-
ketentuan/bagian-bagian yang telah ditentukan untuk masing-masing ahli waris
Landasan Hukum
Sebab-sebab adanya hak waris 1. Hubungan nasab hakiki
Al-Anfal:75
2. Nasab secara hukum
3. Hubungan pernikahan yang shahih
RUKUN WARIS
Ahli waris ( ثاراولاا ) Pewaris( ث ّاروملااا )
Harta Warisan( ثْاورْوملااا )
Syarat-syarat Waris 1. Meninggal Pewaris 2. Masih ada ahli waris
3. Tidak ada penghalang waris a. Perbudakan
b. Pembunuhan
c. Perbedaan agama
Golongan yang berhak mendapatkan bagian warisan
1. Ash-Habul Furudh 2. ‘Asabah Nasabiyah 3. ‘Asabah Sababiyyah
4. Radd kepada Ash-Habul Furudh 5. Dzawwul Arham
6. Maulal Muwalah
7. Orang yang mengaku bernasab kepada orang lain
8. Penerima wasiat lebih sepertiga 9. Baitul Mal
Hijab menurut bahasa adalah tutup atau mencegah.
Sedangkan menurut istilah ulama ahli faraidl (ilmu waris) hijab berarti tidak bisanya seseorang mendapat warisan yang sebenarnya bisa mendapatkan
dikarenakan adanya ahli waris yang lebih dekat dengan si mayit.
hijab hirmân dimana orang yang mahjub benar-benar tidak bisa
mendapatkan harta waris secara
keseluruhan. Misalnya seorang cucu laki-laki sama sekali tidak bisa
mendapatkan harta waris bila ia
bersamaan dengan anak laki-lakinya si mayit.
hijab nuqshân dimana seorang ahli waris terhalang untuk mendapatkan bagian warisnya secara penuh.
Seperti seorang suami yang tidak bisa mendapatkan bagian 1/2 dan hanya
bisa mendapatkan 1/4 saja bila ia bersamaan dengan anak atau
cucunya si mayit.
Dari semua ahli waris yang ada hanya 6 (enam) ahli waris yang tidak bisa
mahjub dengan hijab hirmân. Keenam ahli waris itu adalah bapak, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, suami, dan istri.