• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DALAM FUNGSI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERIODE 2019-2024

N/A
N/A
Sebastian Levi

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DALAM FUNGSI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERIODE 2019-2024"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Peneletian

TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Teori yang digunakan

  • Pengertian Peran
  • Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi
  • Peraturan Daerah (Perda)
  • Pembentukan Peraturan Daerah
  • Faktor-Faktor Yang Mempengarhi Pembentukan Perda

Menurut Junimart Girsang & Mashudi Kurniawan, perundang-undangan berasal dari bahasa Inggris “legislation” yang berarti pertama perundang-undangan dan kedua pembuatan undang-undang. Representasi politik dilakukan melalui lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan rakyat yang disebut parlemen atau lembaga legislatif atau lembaga pembuat undang-undang. Sedangkan menurut Budiardjo, Badan Legislatif atau Badan Legislatif mencerminkan salah satu dari badan tersebut, yakni lembaga legislatif atau pembentuk undang-undang.

Lembaga legislatif adalah suatu badan yang berdasarkan sistem ketatanegaraan yang dijamin oleh konstitusi, dengan tugas pokok membentuk produk hukum atau undang-undang. Dalam UU Nomor 9 Tahun 2015, perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda) Pasal 1 ayat sebagai bagian dari penyelenggaraan pemerintahan daerah. Disahkannya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014, Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD membawa perubahan yang sangat mendasar terhadap kedudukan, fungsi, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban DPRD.

Dalam undang-undang no. 9 Tahun 2015, perubahan kedua atas UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 94 menyatakan bahwa “DPRD Provinsi terdiri atas anggota partai politik yang ikut serta dalam pemilihan umum dan dipilih dalam pemilihan umum.” UU No. 9 Tahun 2015. Perubahan Kedua Atas UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah diatur dalam Pasal 97 dan 98. V (UU Nomor 9 Tahun 2015, perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2014) tentang pemerintahan daerah juga mengatur tugas dan wewenang DPR provinsi pada Pasal 101 , yang berbunyi:

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang dimaksud dengan Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Yang dimaksud dengan Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Gubernur/Bupati/Walikota. Pengertian lain dari Peraturan Daerah berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pemerintahan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk bersama oleh Dewan Perwakilan Daerah dengan Kepala Daerah baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota.

Dalam ketentuan undang-undang no. 9 Tahun 2015, perubahan undang-undang no. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Daerah dibentuk dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan tugas pembantuan serta merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. memperhatikan karakteristik masing-masing daerah. Fungsi peraturan perundang-undangan sebagai amanah undang-undang yang harus dilaksanakan oleh DZHRB diwujudkan dengan membentuk Peraturan Daerah bersama bupati/wali kota. Pembentukan Peraturan Daerah meliputi tahapan sebagai berikut (UU Nomor 13 Tahun 2022 Perubahan Kedua Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan): a.

Hal ini sesuai dengan Pasal 64 UU No. 13 Tahun 2022, perubahan lain atas UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, bahwa penyusunan peraturan daerah dilaksanakan sesuai dengan tata cara penyusunan peraturan perundang-undangan. Secara narasi, fungsi tersebut sama persis dengan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diatur dalam UUD 1945.

Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran DZHRB dalam penyusunan peraturan daerah, jumlah peraturan daerah yang terbentuk pada tahun 2019 sebanyak 17 raperda.

Kerangka Pemikiran atau Alur Pemikiran

Pasal 26 Tahun 2011, Pasal 26 tentang Pembentukan Ketentuan Perundang-undangan, disebutkan bahwa rancangan peraturan daerah dapat berasal dari dewan rakyat daerah atau gubernur, atau bupati/walikota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, atau kota. . Penjelasan setiap langkah mungkin berbeda-beda, namun secara umum semua langkah tersebut harus diselesaikan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Objek Penelitian
  • Waktu Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Melalui penelitian jenis ini dapat dijelaskan secara rinci kronologisnya, sehingga hasilnya dapat memberikan rekomendasi bagi pihak yang melaksanakan dan merumuskan peraturan daerah untuk merumuskan kembali pelaksanaannya. Berdasarkan wawasan yang telah dijelaskan, maka kedudukan peneliti disini adalah menghasilkan hasil tertulis yang sesuai/berkaitan erat dengan keadaan topik yang diangkat peneliti yaitu peran DPRD dalam fungsi pembentukan peraturan daerah. Periode 2019-2024 Provinsi Kalimantan Tengah. Alasan peneliti tertarik untuk memilih objek penelitian mengenai peranan DPRD dalam fungsi pembentukan peraturan daerah periode 2019-2024 di provinsi Kalimantan Tengah. Alasan peneliti tertarik untuk memilih objek penelitian tentang peran DPRD dalam fungsi pembentukan peraturan daerah periode 2019-2024 di provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan pengamatan peneliti yaitu pembentukan peraturan daerah. . Periode tahun 2019-2024 di Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah dapat dikatakan kurang adanya partisipasi masyarakat serta usulan dan masukan dari lembaga legislatif sehingga berdampak pada belum maksimalnya peran tersebut.

Fokus penelitian ini adalah pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder, khususnya data Peraturan Daerah baik yang diusulkan oleh DPRD Provinsi, maupun usulan dari masyarakat yang bersangkutan, Peraturan Daerah yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Serta mekanisme dan tata cara pengusulan dan pelaksanaan Raperda selama periode di kantor DPRD provinsi Kalimantan Tengah. Sumber data adalah segala sesuatu/hal yang dapat memberikan informasi mengenai data yang dibutuhkan, dalam hal ini yang diperlukan adalah data penelitian.

Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk tujuan tertentu/tertarget guna memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research), yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan di lokasi penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, wawancara sumber, dan penelusuran dokumen.

Tujuannya untuk memperoleh data atau informasi yang mendalam mengenai peran lembaga legislatif Provinsi Kalimantan Tengah dalam pembentukan peraturan daerah. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar ataupun karya monumental seseorang.Menurut Riyanto metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang ada, sehingga dapat disimpulkan bahwa dokumentasi berarti pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang sudah ada. sumber. di lokasi, yang dapat diperoleh dari arsip, catatan dan transkrip, buku, terbitan berkala, prasasti, risalah rapat, surat kabar dan agenda. Dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data adalah serangkaian proses pengumpulan data yang sistematis untuk memudahkan peneliti menarik kesimpulan yang sistematis dari data yang diperoleh dari observasi, wawancara kepada narasumber dan penelusuran dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori, untuk itu diuraikan dalam satuan-satuan, mensintesis, menyusun dalam pola, menyeleksi apa yang penting dan apa yang akan dipelajari serta menarik kesimpulan agar mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Menurut (Sugiyono, 2016), jumlah data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak sehingga harus dicatat secara cermat dan rinci. Dalam hal ini peneliti akan menyajikan hasil data yang ditemukan dalam bentuk teks, untuk menjelaskan hasil penelitian dapat juga dibantu dengan menyertakan tabel atau gambar. Nurul Jamil1 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2001 tentang Pengaturan dan Pembinaan PKL di Tepian Sungai Kota Karang Mumus.

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Adopting a balance scorecard measurement from the private sector to the public sector is not an easy matter, the differences in the organization's characteristics and objectives lead to