• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK AMAN SYARI’AH SEKAMPUNG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MEKANISME BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK AMAN SYARI’AH SEKAMPUNG "

Copied!
79
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme bagi hasil pembiayaan mudharabah di Aman Bank Syariah Sekampung. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan pengetahuan perbankan syariah, khususnya terkait mekanisme bagi hasil dalam pembiayaan mudharabi. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi para pembaca dan penulis sendiri, serta bagi bank syariah sebagai bahan kajian dan kontribusi penelitian mengenai mekanisme bagi hasil dalam pembayaran mudharab.

Penelitian ini menghasilkan pembiayaan mudharabah yang dilakukan dimana bank menyediakan barang atau aset yang dibutuhkan anggota untuk modal kerja dalam bentuk investasi. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu selama membantu penulisan Tugas Akhir ini. Segala puji dan syukur, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang, yang atas segala limpahan, rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penelitian tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Penelitian tugas akhir yang berjudul “Mekanisme Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah di Bank Aman Syariah” merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di jurusan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah untuk mendapatkan gelar Ahli Madya. Dr.Mat Jalil, M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran serta motivasi bagi peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

PENDAHULUAN

Pernyaataan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana mekanisme bagi hasil pembiayaan mudharabah di BAS Sekampung. Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme bagi hasil pembiayaan mudharabah di BAS Sekampung. Temuan penelitian ini akan menjadi masukan bagi pengelola bank atau lembaga keuangan syariah khususnya di BAS Sekampung mengenai teknik pembiayaan mudharabah.

  • Sifat penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara atau interview
  • Teknik Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Mekanisme Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah di Aman Bank Syariah Sekampung. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian ilmiah yang dilakukan dengan kecermatan, ketelitian, kecermatan dan kecermatan 10 Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama memberikan gambaran atau gambaran yang objektif tentang suatu keadaan. Sumber data dalam penelitian adalah subjek yang darinya dapat diperoleh data 11 Karena sumber data merupakan salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan seorang peneliti.

Sumber data primer adalah “sumber data yang diperoleh peneliti dari sumber asli”.12 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah manajemen Bank Aman Syariah, Bapak. Sugiyanto.SE Sekampung dan staf Bank Aman Syariah Sekampung. Untuk mencapai yang diharapkan, peneliti dalam penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin untuk mewawancarai manajemen Bank Aman Syariah Sekampung Bapak Sugiyanto dan staf Bank Aman Syariah Sekampung Bapak Alvin Noviant. Dalam penelitian ini, penulis mengambil dokumen Bank Aman Syariah Sekampung berupa sejarah singkat dan struktur organisasi.

Analisis data adalah “Proses penyederhanaan data menjadi bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan” 16 Data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi dari Bank Aman Syariah Sekampung akan diolah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif didasarkan pada uraian yang jelas dan terperinci karena menjawab apa, mengapa dan bagaimana pertanyaan dan data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar dan bukan angka 17 Dalam penelitian kualitatif, data digunakan khusus untuk membangun konsep, wawasan dan makna baru yang lebih umum.

Sistematika Pembahasan

  • Pengertian Bagi Hasil
  • Dasar Hukum Bagi Hasil

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran penelitian yang dilakukan oleh Bank Aman Syariah Sekampung. Sistem ekonomi Islam merupakan masalah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha yang dilakukan pada awal perjanjian kerjasama (akad). Bagi hasil merupakan bentuk pengembalian dari kontrak investasi, periodik, tidak pasti dan tidak tetap.

Oleh karena itu bagi hasil merupakan ciri umum dan dasar operasional dasar Bank Syariah secara keseluruhan pada prinsipnya di Perbankan Syariah. Bagi hasil adalah usaha patungan yang dihitung menurut nisbah yang disepakati antara pihak-pihak yang bekerja sama.

اَذرإَف رتَي رضُق

اوُغَتۡبٱ َف نرم

دنرع رماَرَ ۡ

هوُرُكۡذٱ اَمَك

يرِلآ َّضلٱ١٩٨

Teknik Perhitungan Bagi Hasil

Bagi hasil adalah pembagian hasil usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan akad yaitu nasabah dan bank syariah. Dalam hal terdapat dua pihak yang mengadakan perjanjian usaha, maka hasil usaha yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau salah satu pihak dibagi menurut porsi masing-masing pihak yang mengadakan perjanjian kontrak. Nisbah adalah persentase yang disepakati kedua belah pihak untuk menentukan bagi hasil usaha bersama.

Dalam perhitungan bagi hasil dengan menggunakan bagi hasil, perhitungan bagi hasil didasarkan pada penjualan dan/atau pendapatan kotor usaha sebelum dikurangi biaya-biaya. Jadi pada umumnya bagi hasil untuk menginvestasikan dana dari masyarakat menggunakan teknik perhitungan bagi hasil dengan bagi hasil. Dasar perhitungan bagi hasil pada saat menggunakan bagi hasil adalah bagi hasil yang dihitung berdasarkan keuntungan dan kerugian perusahaan.

Kedua belah pihak, bank syariah dan nasabah, akan mendapatkan keuntungan dari hasil usaha mudharib dan akan menanggung kerugian jika perusahaan mengalami kerugian.

Implementasi Bagi Hasil pada produk perbankan Syariah

Namun di sisi lain, bank syariah juga memiliki sifat amanah, artinya bank harus berhati-hati atau bijaksana dan bertindak dengan itikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari kesalahan atau kelalaiannya. Dari hasil pengelolaan dana mudharabah tersebut, bank syariah akan membagi hasilnya kepada pemilik dana sesuai dengan nibah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam pengelolaan dana tersebut, Bank tidak bertanggung jawab atas kerugian yang bukan akibat kelalaian.

Namun, jika yang terjadi adalah salah urus (mismanagement), bank bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut. Selain itu, bank tidak boleh mengurangi tingkat keuntungan penabung tanpa persetujuan yang bersangkutan. Dalam hal ini Dewan Syariah Nasional MUI mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa simpanan yang berhak adalah simpanan berdasarkan prinsip mudharabah.25 Bank syariah berperan sebagai mudharib (pengelola dana) sedangkan nasabah berperan sebagai (pemilik dana).

Dalam pengamanannya sebagai mudharib, bank syariah dapat melakukan dan mengembangkan berbagai jenis usaha yang tidak melanggar prinsip syariah, termasuk mengadakan akad mudharabah dengan pihak ketiga. Dengan demikian Bank Syariah dalam pengamanannya sebagai mudharib memiliki sifat amanah (trustee) yang berhati-hati atau prudent dan beritikad baik serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul karena kesalahan atau kelalaiannya. Selain itu, bank syariah juga berperan sebagai proxy bisnis bagi pemilik dana yang diharapkan memperoleh keuntungan optimal tanpa melanggar berbagai aturan syariah.

Dari hasil pengelolaan mudharabah, bank syariah akan membagi hasil kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Namun apabila yang terjadi adalah salah urus (mismanagement), Bank bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut. Giro wadiah adalah giro yang dioperasikan berdasarkan akad wadiah, yaitu simpanan murni yang dapat diambil sewaktu-waktu jika dikehendaki oleh pemiliknya.

Artinya, wadiah yad dhamanah memiliki implikasi hukum yang sama dengan qardh, yaitu nasabah bertindak sebagai pihak yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai pihak yang meminjamkan. Misalnya, pemilik dana dan Bank tidak boleh saling menjanjikan imbalan atas penggunaan atau penggunaan dana atau barang yang dititipkan. Untuk produk cashless, penerapan prinsip wadiah yad dhamanah berarti nasabah bertindak sebagai penyimpan yang memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau mempergunakan uang atau barang yang dititipkan kepadanya, sedangkan bank syariah bertindak sebagai titipan disertai hak untuk mengelola dana yang dititipkan. tanpa menimbulkan kewajiban, memberikan bagi hasil dari keuntungan pengelolaan dana.

Pembiayaan Mudharabah

  • Pengertian Pembiayaan Mudharabah
  • Dasar Hukum Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah transaksi pembiayaan berbasis syariah, yang juga digunakan sebagai transaksi pembiayaan perbankan syariah yang dilakukan oleh para pihak berdasarkan kepercayaan, yang merupakan elemen terpenting dalam transaksi pembiayaan mudharabah, yaitu kepercayaan dari shahibul al-mal kepada mudharib. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul mall (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan hubungan bagi hasil sesuai kesepakatan sebelumnya. Mudharabah dengan demikian merupakan akad kerjasama antara pemilik dana dengan pengelola dana, baik dalam bentuk investasi maupun pembiayaan dengan menggunakan prinsip bagi hasil dalam pembagian keuntungan.

30Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah dan Posisinya dalam Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Grafiti, 1999), hal.

هَف ۡصرنَوۥ

أ َمرلَع

أ َمرلَع رناَءۡرُق

غَتۡبَي َنو

ف ْاوُءَرۡقٱ

اوُميرق َ

دنرع ُهوُدر َ

نرإ َ َّللّٱ

رإ َف رتَي رضُقاَذ

رضرۡ َ ۡ لۡٱ

ر َّللّٱ َو

Jenis-jenis pembiayaan mudharabah

Manfaat Pembiayaan Mudharabah

Aplikasi Pembiayaan Mudharabah

Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah, bank syariah tidak diwajibkan mensyaratkan agunan dari mudharib, tetapi untuk menciptakan rasa saling percaya antara shahibul maal dan mudharib maka shahibul maal dibolehkan mensyaratkan agunan. Kriteria jenis usaha, pengusaha, tata cara pembiayaan dan mekanisme bagi hasil diatur sesuai ketentuan masing-masing bank syariah atau lembaga keuangan yaria dan tidak boleh bertentangan dengan fatwa Dewan Syariah Nasional (DNS).

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

Mekanisme bagi hasil pembiayan mudharabah

Mekanisme adalah interaksi satu bagian dengan bagian lain dalam keseluruhan sistem untuk menghasilkan fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan. Penghasil hasil mudharabah di Bank Aman Syriah adalah suatu akad, akad adalah perjanjian tertulis yang berisi pernyataan persetujuan dan penerimaan antara bank dengan pihak lain, yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah. Menurut AO Bank Aman Syariah, akad yang dilakukan oleh lembaga keuangan Islam Aman Syariah Bank di desa tersebut memiliki implikasi global dan Ukraina karena akad tersebut dilaksanakan berdasarkan hukum Islam dan. Jadi, setiap akad dalam Islamic Financial Institution (IFC), baik itu untuk barang, peserta transaksi atau ketentuan lainnya, harus memenuhi beberapa hal berdasarkan syarat dan rukun akad.

Komponen yang perlu diketahui: misalnya plafon bisnis: plafon modal, jangka waktu, pendapatan rata-rata. Komponen yang akan ditetapkan dan disepakati terlebih dahulu: nisbah/bagian bagi hasil, yaitu besarnya untuk Bank dan 60% untuk nasabah dalam polis untung atau rugi. Penghitungan kebijakan kerugian sama dengan keuntungan, namun ada kebijakan dari Bank yang melihat kronologi kerugian, jika.

Besarnya cicilan dapat ditambah dengan cadangan resiko yang besarnya sesuai dengan kebijakan Bank dan infact sesuai kehendak nasabah 3. Dalam akad mudharab ditekankan pada keutuhan modal awal/modal dari Bank dan manajemen independen dari klien.

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar  3.1  Struktur  Organisasi  PT.  BPRS  Aman  Syariah  Sekampung  Lampung Timur Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

From Figure 1 above, it can be seen that with the emergence and development of p2pl and banking which are more accessible and more friendly to the wider